NPM : 2423031011
NPM : 2423031011
Nama : Aprilia Mutiasari
NPM : 2423031011
1. Dalam era Revolusi Industri 4.0, perkembangan teknologi seperti IoT, AI, dan Big Data telah menghadirkan perubahan signifikan dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Generasi digital tumbuh dengan keterhubungan yang tinggi terhadap perangkat teknologi, sehingga pola pikir, gaya belajar, dan interaksi sosial mereka lebih banyak dipengaruhi oleh media digital. Menurut Nugroho & Putra (2021), integrasi teknologi 4.0 secara langsung membentuk karakter generasi muda yang adaptif namun juga rentan terhadap isu-isu konsumtif yang berdampak pada lingkungan. Pergeseran ini menuntut pendekatan pendidikan yang mampu menghubungkan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab ekologis.
Di tengah perkembangan tersebut, Society 5.0 hadir sebagai konsep yang menempatkan manusia sebagai pusat kemajuan teknologi. Fokusnya adalah bagaimana teknologi cerdas digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan masyarakat yang berkelanjutan. Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan teknologi tidak serta-merta diikuti oleh kecerdasan ekologis. Menurut Peters & Misiaszek (2020), kesenjangan antara inovasi teknologi dan kesadaran ekologis menjadi tantangan besar dalam pendidikan modern, terutama ketika peserta didik lebih familiar dengan budaya digital ketimbang isu lingkungan lokal.
Untuk menjawab kesenjangan ini, Ecopedagogy menawarkan pendekatan pembelajaran kritis yang mengintegrasikan kesadaran lingkungan, keadilan sosial, serta nilai keberlanjutan. Ecopedagogy mengajak peserta didik memahami hubungan antara aktivitas manusia, teknologi, dan dampak ekologis secara reflektif. Green & Somerville (2021) menegaskan bahwa ecopedagogy efektif bila mampu menghubungkan pengalaman nyata siswa, konteks lokal, serta media digital yang dekat dengan kehidupan mereka. Dengan demikian, ecopedagogy menjadi cara strategis untuk membentuk literasi lingkungan yang relevan dan bermakna bagi generasi digital.
2. Dengan memanfaatkan teknologi Revolusi Industri 4.0, praktik ecopedagogy dapat dirancang menjadi lebih hidup, interaktif, dan relevan bagi generasi digital. Artificial Intelligence (AI) memungkinkan pembelajaran lingkungan menjadi lebih personal dan berbasis data. Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis konsumsi energi sekolah, kualitas udara, atau jejak karbon individu, sehingga siswa dapat melihat dampak nyata dari aktivitas sehari-hari mereka. Ketika siswa dihadapkan pada data lingkungan yang akurat dan mudah dipahami, mereka lebih terdorong untuk merancang solusi konkret seperti kebijakan hemat energi, pengurangan sampah, atau kampanye ekologis. Pendekatan ini bukan hanya meningkatkan literasi lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis yang menjadi inti ecopedagogy.
Selain AI, penggunaan Internet of Things (IoT) menjadikan lingkungan sekitar sebagai laboratorium belajar yang dinamis. Sensor suhu, kelembapan, kualitas udara, dan volume sampah dapat dipasang di lingkungan sekolah atau komunitas untuk memberikan data real-time. Data ini kemudian diinterpretasi oleh siswa melalui diskusi, proyek berbasis masalah, atau penelitian kecil yang menghubungkan kondisi ekologis lokal dengan isu global. Pembelajaran berbasis IoT tidak hanya memperkuat kemampuan analitis siswa, tetapi juga mendorong mereka mengambil keputusan ekologis berdasarkan fakta. Inilah langkah penting menuju Society 5.0, di mana teknologi cerdas digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan keberlanjutan lingkungan secara bersamaan.
Sementara itu, Augmented Reality (AR) menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun empati ekologis melalui visualisasi dampak lingkungan secara imersif. Dengan AR, siswa dapat melihat simulasi deforestasi, banjir, polusi laut, atau kerusakan habitat langsung dari layar smartphone mereka. Pengalaman visual ini memperkuat pemahaman emosional mengenai kerentanan lingkungan, sehingga mendorong siswa untuk terlibat dalam aksi nyata seperti kampanye lingkungan, desain inovasi hijau, atau program restorasi ekologis. Integrasi AI, IoT, dan AR dalam ecopedagogy tidak hanya memodernisasi pembelajaran, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sadar, kritis, dan berdaya dalam menghadapi tantangan ekologis di era Society 5.0.
Referensi:
Peters, M. A., & Misiaszek, G. W. (2020). Ecopedagogy: Critical Environmental Teaching for Planetary Citizenship. Educational Philosophy and Theory, 52(2), 219–221.
Misiaszek, G. W. (2021). Ecopedagogy: Teaching Critical Environmental Justice. Routledge.
Nugroho, V. A., & Putra, R. A. (2021). Implementasi Teknologi Revolusi Industri 4.0 dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Teknologi Pendidikan, 23(3), 145–157.
Green, B., & Somerville, M. (2021). Sustainability Education in a Digital Era: Ecopedagogy and Digital Literacies. Environmental Education Research, 27(4), 524–540.
Amaliati, S., Rusydiyah, E. F., & Abu Bakar, M. Y. (2024). Ecopedagogy and Environmental Literacy in Research Trends in Indonesia (2016–2024). Qalamuna: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora, 16(2), 188–204.
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: A Human-Centered Society. Japan SPOTLIGHT, 233, 47–51.
Sari, F. M., & Prasetyo, A. (2022). Gamifikasi dalam Pembelajaran Lingkungan untuk Meningkatkan Motivasi dan Kesadaran Ekologis Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Sains, 10(1), 55–67.
Kurniawan, D., et al. (2020). Internet of Things (IoT) dalam Pembelajaran Sains Berbasis Proyek. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 6(2), 234–242.
Ramaiah, M., & Tan, C. (2020). Augmented Reality in Environmental Education: Its Impact on Students’ Environmental Awareness. Journal of Environmental Education, 51(3), 215–227.
Azhari, B., & Fajri, I. (2022). Integrasi AI dalam Pendidikan untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Peserta Didik. Jurnal Teknologi Pembelajaran, 14(1), 12–25.
Assalamualaikum ibu, Izin menyerahkan tugas vidio