Posts made by Chery Andhika Basri

Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002

URGENSI PENEGASAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN IPTEK

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan salah satu kunci utama dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Namun, kemajuan IPTEK yang pesat juga membawa tantangan besar, terutama terkait nilai-nilai moral, etika, dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan. Dalam konteks Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran strategis sebagai pedoman nilai dalam pengembangan IPTEK. Penegasan kembali Pancasila dalam ranah ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa IPTEK berkembang secara harmonis dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Tanpa landasan nilai yang kuat, pengembangan IPTEK berisiko melahirkan dampak negatif seperti dehumanisasi, ketimpangan sosial, dan kerusakan lingkungan. Misalnya, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat mengancam privasi dan pekerjaan manusia jika tidak diatur dengan etika yang jelas. Di sisi lain, eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan untuk tujuan teknologi dapat mempercepat degradasi lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan IPTEK harus didasarkan pada nilai-nilai yang menjunjung tinggi keseimbangan, keadilan, dan keberlanjutan.

Implementasi Pancasila dalam Pengembangan Iptek.
Untuk mewujudkan pengembangan IPTEK yang berbasis Pancasila, diperlukan langkah-langkah strategis.

1. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan terkait IPTEK mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, regulasi tentang teknologi informasi harus melindungi privasi dan hak asasi manusia.
2. Pendidikan Pancasila harus diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan IPTEK di semua jenjang, agar generasi muda memahami pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam inovasi teknologi.
3. Riset IPTEK harus diarahkan pada solusi untuk isu-isu nasional seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan ketahanan pangan dengan pendekatan yang berbasis pada nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
4. Kerja sama antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pengembangan IPTEK sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan memperkuat posisi Pancasila dalam pengembangan IPTEK, Indonesia dapat memastikan bahwa kemajuan teknologi membawa manfaat yang berimbang bagi masyarakat dan lingkungan. Pancasila dapat menjadi tameng moral dan etika di tengah disrupsi teknologi yang semakin kompleks. Selain itu, penegasan Pancasila sebagai landasan nilai dapat meningkatkan daya saing bangsa, karena inovasi yang dihasilkan tidak hanya unggul secara teknis tetapi juga berlandaskan nilai kemanusiaan yang universal.

Kesimpulan
Penegasan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK bukan hanya sebuah keharusan normatif, tetapi juga langkah strategis untuk menghadapi tantangan global. Nilai-nilai dalam Pancasila memberikan arah yang jelas bagi pengembangan IPTEK yang tidak hanya mengejar kemajuan material, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan manusia, persatuan bangsa, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan menjadikan Pancasila sebagai panduan utama, Indonesia dapat memastikan bahwa kemajuan IPTEK selaras dengan cita-cita luhur bangsa dan mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

MKU Pancasila Arsitek Ganjil 2024 -> Forum Analisis Jurnal

by Chery Andhika Basri -
Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002
Kelas : B

Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan pemikiran mahasiswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia memberikan landasan etis dan filosofis dalam memanfaatkan IPTEK untuk kemajuan bangsa secara bertanggung jawab, manusiawi, dan berkeadilan.

Dalam konteks IPTEK, perkembangan ilmu dan teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Di satu sisi, IPTEK membawa berbagai kemudahan dan kemajuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan transportasi. Namun, di sisi lain, IPTEK juga dapat menimbulkan masalah etis, seperti ketimpangan sosial, eksploitasi lingkungan, hingga krisis identitas budaya akibat pengaruh globalisasi. Di sinilah peran mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila menjadi relevan. Mata kuliah ini mengajarkan mahasiswa untuk memanfaatkan IPTEK secara bijaksana dengan mengacu pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Pertama, Pancasila memberikan panduan moral dalam pengembangan IPTEK. Sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab,” menekankan bahwa teknologi harus dikembangkan dengan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Mahasiswa diajarkan untuk menyikapi kemajuan teknologi dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia, baik dari segi sosial maupun psikologis. Misalnya, dalam penggunaan media sosial, mahasiswa yang memahami nilai Pancasila akan lebih bijak dalam menyaring informasi dan menghindari penyebaran berita bohong yang dapat merusak harmoni sosial.

Kedua, Pancasila mengajarkan keberlanjutan dan keadilan dalam pemanfaatan IPTEK. Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” menuntut bahwa pengembangan teknologi harus merata dan inklusif. Mata kuliah ini menanamkan pemahaman kepada mahasiswa bahwa teknologi bukan hanya untuk kepentingan segelintir pihak, tetapi harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil. Contohnya adalah pengembangan teknologi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah terpencil tanpa merusak ekosistem.

Ketiga, Pancasila memperkuat sikap kritis terhadap dampak negatif IPTEK. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia,” menegaskan pentingnya menjaga integrasi bangsa di tengah pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi. Mahasiswa diajarkan untuk lebih selektif dalam menerima budaya asing yang masuk melalui teknologi modern, sehingga nilai-nilai budaya lokal tetap terjaga dan tidak tergerus oleh arus globalisasi.

mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk cara pandang mahasiswa terhadap IPTEK. Melalui nilai-nilai Pancasila, mahasiswa diajarkan untuk mengembangkan teknologi secara bertanggung jawab, memprioritaskan kemanusiaan, serta menjaga keadilan dan keberlanjutan. Dengan penguatan nilai-nilai ini, IPTEK dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan dasar negara Pancasila. Mata kuliah ini, dengan demikian, menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi yang mampu menghadapi tantangan IPTEK dengan sikap yang bijak, kritis, dan beretika.

MKU Pancasila Arsitek Ganjil 2024 -> Forum Analisis Video

by Chery Andhika Basri -
Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002
Kelas : B

Pancasila Dan IPTEK

Saya melihat ada beberapa perspektif saya terhadap analisis mengenai keterhubungan Pancasila Dan IPTEK.

1. Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan filosofis dalam pembangunan Indonesia. Dalam hal ini IPTEK bertindak sebagai alat atau sarana untuk merealisasikan nilai-nilai luhur Pancasila.
Contohnya, teknologi pendidikan berbasis digital mendukung pemerataan pendidikan, selaras dengan sila ke-5 tentang keadilan sosial.
Pancasila memandu perkembangan IPTEK agar tetap manusiawi dan tidak bertentangan dengan moral, budaya, atau kepentingan bangsa.
Filosofi Pancasila menempatkan IPTEK dalam koridor etis yang mengutamakan kemanusiaan, keadilan, dan keseimbangan. Tanpa nilai-nilai ini, perkembangan IPTEK bisa kehilangan arah dan berpotensi merusak tatanan sosial.

2. Praktis
Dalam praktiknya, IPTEK telah menjadi katalis utama bagi kemajuan di berbagai sektor.
Ekonomi,Teknologi pertanian dan industri kreatif membantu mewujudkan pemerataan ekonomi yang sesuai dengan sila ke-5.
Infrastruktur, Inovasi transportasi dan energi terbarukan mempermudah aksesibilitas di seluruh wilayah Indonesia, mendukung sila ke-3 tentang persatuan.
Namun, IPTEK juga membawa risiko.
Ketimpangan Sosial, Kesenjangan digital dapat memperlebar jurang antara wilayah maju dan tertinggal.
Degradasi Moral dan Budaya, Globalisasi teknologi dapat mengikis nilai-nilai lokal jika tidak dibentengi oleh nilai-nilai Pancasila.
Agar pemanfaatan IPTEK berdampak maksimal, perlu regulasi dan kebijakan berbasis Pancasila untuk memastikan teknologi digunakan secara merata, adil, dan berkelanjutan.

3. Etis Dan Sosial
Pancasila berfungsi sebagai filter terhadap implikasi etis IPTEK. Dalam hal ini Penggunaan teknologi harus sejalan dengan kemanusiaan. Misalnya, teknologi medis yang memprioritaskan keselamatan pasien daripada profit.
Keberlanjutan sosial dan lingkungan harus dijaga. IPTEK seperti AI atau robotika tidak boleh menggantikan tenaga kerja manusia secara masif tanpa memikirkan dampaknya pada masyarakat.
Etika Pancasila penting untuk mengarahkan inovasi IPTEK agar tidak sekadar mengejar efisiensi, tetapi juga menjaga keadilan sosial, ekologi, dan moralitas.

Keterhubungan antara Pancasila dan IPTEK adalah hubungan sinergis, di mana IPTEK memberikan solusi konkret untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila menjadi panduan normatif untuk memastikan IPTEK dikembangkan dan dimanfaatkan secara manusiawi, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang seimbang, Pancasila dan IPTEK dapat menjadi fondasi untuk pembangunan nasional yang beretika dan berorientasi pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002
Kelas : B

Tanggapan terkait Fungsi Filsafat Pancasila Dalam Ilmu Pendidikan di Indonesia

Filsafat Pancasila memiliki peran yang sangat penting dan berlapis dalam ilmu pendidikan di Indonesia. Sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Pancasila bukan hanya sekadar kumpulan nilai, tetapi juga fondasi yang mengarahkan pendidikan untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan berkarakter. Berikut penjelasan lebih mendalam mengenai bagaimana filsafat Pancasila berfungsi dalam ilmu pendidikan di Indonesia.

Filsafat Pancasila memberikan dasar filosofis bagi arah pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan nasional, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta mengembangkan kecerdasan, keterampilan, dan kebijaksanaan sosial. Tujuan ini sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang mengarahkan pendidikan untuk menghasilkan individu yang bukan hanya memiliki kecakapan intelektual, tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya berorientasi pada hasil akademik, tetapi juga pada pembentukan moral dan etika siswa.

Salah satu fungsi utama filsafat Pancasila dalam pendidikan adalah mendukung pembentukan karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai moral yang berfungsi sebagai pedoman untuk mengembangkan karakter siswa. Sebagai contoh.

1.Sila pertama mengajarkan nilai religiusitas, mengarahkan siswa untuk memiliki rasa hormat pada kepercayaan dan ketuhanan.
2.Sila kedua menekankan kemanusiaan, yang mendorong pendidikan untuk menghasilkan individu yang menghargai keberagaman dan memperlakukan orang lain dengan adil dan beradab.
3.Sila ketiga mengajarkan nilai persatuan, mengingatkan siswa untuk mencintai bangsa dan menjunjung persatuan di atas perbedaan.
4.Sila keempat menekankan pentingnya demokrasi, di mana siswa dididik untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan menghargai keputusan bersama.
5.Sila kelima menegaskan keadilan sosial, mengarahkan pendidikan untuk menciptakan kepekaan sosial dan mendorong siswa berkontribusi pada kesejahteraan bersama.
Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, siswa tidak hanya belajar menjadi individu yang berakhlak mulia, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, siap menjaga dan melanjutkan nilai-nilai nasional.

Fungsi filsafat Pancasila juga tercermin dalam kebutuhan untuk terus mengembangkan dan mereformasi sistem pendidikan agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Reformasi pendidikan yang didasarkan pada filsafat Pancasila berupaya untuk memperbaiki kurikulum, metode pengajaran, dan kebijakan pendidikan agar lebih mencerminkan nilai-nilai moral, demokrasi, dan keadilan sosial. Tujuannya adalah menciptakan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga sistem pendidikan tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa.
Dalam hal ini, reformasi pendidikan berbasis Pancasila mendorong sekolah dan universitas untuk menyeimbangkan aspek akademis dengan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam diri siswa, seperti toleransi, rasa kemanusiaan, dan keadilan sosial.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, filsafat Pancasila berfungsi sebagai fondasi nilai dan panduan moral yang integral dalam ilmu pendidikan di Indonesia. Dengan berpedoman pada Pancasila, pendidikan di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mencetak generasi yang unggul secara intelektual, tetapi juga generasi yang memiliki karakter kuat, berakhlak, dan cinta terhadap bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan menekankan pentingnya integrasi antara kecerdasan dan etika, sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki kesadaran akan tanggung jawab sosial, rasa hormat terhadap keberagaman, dan komitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial.

Dalam praktiknya, nilai-nilai Pancasila memberikan kerangka yang memungkinkan siswa untuk tumbuh menjadi individu yang berpikir kritis namun berpegang teguh pada etika dan moral. Tantangan globalisasi yang membawa berbagai pengaruh asing juga dapat dihadapi dengan kokoh melalui pendidikan berbasis Pancasila, yang berfungsi sebagai benteng nilai dan budaya bangsa. Dengan terus mempertahankan filsafat Pancasila dalam ilmu pendidikan, Indonesia memiliki harapan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan bangsa.
Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002
Kelas : B

Analisis jurnal
Hubungan Antara Hukum Dan Etika Dalam Politik Hukum di Indonesia.


Hukum dan etika adalah dua pilar utama dalam menjaga ketertiban dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, hubungan antara hukum dan etika menjadi penting dalam politik hukum karena Indonesia memiliki dasar negara yang mengandung nilai-nilai luhur, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya menjadi pedoman konstitusional, tetapi juga berfungsi sebagai sumber nilai dan etika yang memandu pembuatan dan penegakan hukum. Dengan demikian, politik hukum di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Pancasila yang mencakup keadilan, kemanusiaan, dan persatuan.
Hubungan antara hukum dan etika dalam politik hukum di Indonesia adalah refleksi dari peran Pancasila sebagai sumber nilai dan etika. Hukum di Indonesia bukan hanya sekadar aturan formal, tetapi juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks politik hukum, hubungan antara hukum dan etika ini menunjukkan bahwa hukum di Indonesia harus dibuat dan ditegakkan dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan bersama yang diajarkan oleh Pancasila.

Namun, hubungan ini tidak selalu berjalan mulus, karena masih terdapat berbagai tantangan seperti kepentingan politik dan praktik korupsi yang menghambat integrasi antara hukum dan etika. Oleh karena itu, reformasi hukum yang berbasis etika Pancasila sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem hukum yang tidak hanya sah secara konstitusional tetapi juga mencerminkan moralitas dan keadilan sosial. Dengan demikian, politik hukum di Indonesia dapat berfungsi sebagai instrumen yang efektif untuk mewujudkan cita-cita Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.