Nama : Revalina Wanda Sari
NPM : 2415061070
Kelas : PSTI D
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia seharusnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang mengutamakan integritas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang membuat perilaku politik sering melenceng dari nilai-nilai ini, seperti:
1. Integritas (Sila 1) sering dilanggar oleh kasus korupsi.
2. Keadilan dan Kemanusiaan (Sila 2) terabaikan ketika kepentingan politik mendahului kebutuhan masyarakat.
3. Persatuan (Sila 3) terganggu oleh politisasi isu SARA demi kepentingan elektoral.
4. Demokrasi (Sila 4) kadang tidak berjalan optimal, dengan aspirasi publik yang sering diabaikan.
5. Keadilan Sosial (Sila 5) sulit terwujud karena kebijakan sering lebih menguntungkan kelompok tertentu.
B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saat ini bervariasi. Sebagian besar masih menjunjung nilai-nilai positif seperti sopan santun, saling menghormati, dan gotong royong yang sesuai dengan budaya Indonesia. Namun, ada juga indikasi dekadensi moral, seperti berkurangnya rasa hormat kepada orang tua, individualisme yang tinggi, ketergantungan pada media sosial, dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Hal-hal ini kadang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa, seperti kebersamaan, kesederhanaan, dan hormat terhadap orang lain.
Untuk mengatasi dekadensi moral ini, beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:
1. Penguatan Pendidikan Karakter di Rumah dan Sekolah: Orang tua dan sekolah perlu lebih menekankan nilai-nilai budi pekerti dan etika, seperti sopan santun, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
2. Keteladanan dari Orang Dewasa dan Pemimpin: Generasi muda membutuhkan figur yang dapat dijadikan contoh dalam sikap dan perilaku yang baik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3. Pengawasan Terhadap Penggunaan Media Sosial: Penting bagi orang tua dan komunitas untuk memantau dan membatasi konten yang diakses generasi muda agar tidak terpengaruh oleh informasi yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
4. Program Kepemudaan yang Positif: Mengadakan kegiatan yang mendorong kolaborasi, solidaritas, dan kontribusi nyata di masyarakat dapat membantu membangun rasa kepedulian sosial di kalangan generasi muda.
NPM : 2415061070
Kelas : PSTI D
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia seharusnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang mengutamakan integritas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang membuat perilaku politik sering melenceng dari nilai-nilai ini, seperti:
1. Integritas (Sila 1) sering dilanggar oleh kasus korupsi.
2. Keadilan dan Kemanusiaan (Sila 2) terabaikan ketika kepentingan politik mendahului kebutuhan masyarakat.
3. Persatuan (Sila 3) terganggu oleh politisasi isu SARA demi kepentingan elektoral.
4. Demokrasi (Sila 4) kadang tidak berjalan optimal, dengan aspirasi publik yang sering diabaikan.
5. Keadilan Sosial (Sila 5) sulit terwujud karena kebijakan sering lebih menguntungkan kelompok tertentu.
B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saat ini bervariasi. Sebagian besar masih menjunjung nilai-nilai positif seperti sopan santun, saling menghormati, dan gotong royong yang sesuai dengan budaya Indonesia. Namun, ada juga indikasi dekadensi moral, seperti berkurangnya rasa hormat kepada orang tua, individualisme yang tinggi, ketergantungan pada media sosial, dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Hal-hal ini kadang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa, seperti kebersamaan, kesederhanaan, dan hormat terhadap orang lain.
Untuk mengatasi dekadensi moral ini, beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:
1. Penguatan Pendidikan Karakter di Rumah dan Sekolah: Orang tua dan sekolah perlu lebih menekankan nilai-nilai budi pekerti dan etika, seperti sopan santun, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
2. Keteladanan dari Orang Dewasa dan Pemimpin: Generasi muda membutuhkan figur yang dapat dijadikan contoh dalam sikap dan perilaku yang baik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3. Pengawasan Terhadap Penggunaan Media Sosial: Penting bagi orang tua dan komunitas untuk memantau dan membatasi konten yang diakses generasi muda agar tidak terpengaruh oleh informasi yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
4. Program Kepemudaan yang Positif: Mengadakan kegiatan yang mendorong kolaborasi, solidaritas, dan kontribusi nyata di masyarakat dapat membantu membangun rasa kepedulian sosial di kalangan generasi muda.