Forum Analisis Soal

Forum Analisis Soal

Forum Analisis Soal

Number of replies: 59

Persimpangan Etika dan Paradigma Pemerintahan

Memasuki awal dekade abad ke-21, Indonesia mengalami gelombang besar Reformasi yang menuntut adanya Demokratisasi. Adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menunjukkan masa transformasi dimulai, membuka kesempatan para pemimpin daerah provinsi, kabupaten/kota untuk mengambil peran dan melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya atas rumah tangga/pemerintahanya sendiri juga pelayanan umum kepada masyarakat. 

Siap maupun tidak, pemerintah daerah harus memikul konsekuensi dari keputusan tersebut. Meskipun pergantian rezim orde baru menuju reformasi yang jelas tampak melahirkan tata kelola pemerintahan yang baru, namun pemerintahan secara tidak langsung tetap saja mempertahankan budaya birokrasi pemerintahan yang lama, masalah yang menjadi perhatian khusus sampai saat ini yaitu ketidakmampuan para birokrat menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. 


Memasuki awal dekade abad ke-21, Indonesia mengalami gelombang besar Reformasi yang menuntut adanya Demokratisasi. Adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menunjukkan masa transformasi dimulai, membuka kesempatan para pemimpin daerah provinsi, kabupaten/kota untuk mengambil peran dan melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya atas rumah tangga/pemerintahanya sendiri juga pelayanan umum kepada masyarakat. 

Siap maupun tidak, pemerintah daerah harus memikul konsekuensi dari keputusan tersebut. Meskipun pergantian rezim orde baru menuju reformasi yang jelas tampak melahirkan tata kelola pemerintahan yang baru, namun pemerintahan secara tidak langsung tetap saja mempertahankan budaya birokrasi pemerintahan yang lama, masalah yang menjadi perhatian khusus sampai saat ini yaitu ketidakmampuan para birokrat menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. 

Paradigma pemerintahan yang dibangun dimasa lalu tetap dipertahankan dan menjadi akar masalah pemerintahan dan birokrasi sehingga mengancam demokratisasi.

Paradigma pemerintahan yang keliru seperti itulah yang tetap dipertahankan sehingga menjadi salah satu ciri kelemahan kinerja jajaran pemerintahan sampai detik ini. Persimpangan antar etika dan paradigma pemerintahan semakin mencuat dan menghadapkan diri pada problematika etik. 

 

Paradigma pemerintahan yang seharusnya dibangun, tetapi berbalik menjadi kelemahan jajaran pemerintah yang dihadapkan dengan polemik etik, antara lain : 

Independence, independensi harus dikedepankan untuk menunjukan posisi jajaran pemerintah maupun birokrasi agar dapat menjalankan kewajibanya dengan baik, namun pada kenyataannya jajaran birokrasi tidak memiliki independensi baik struktural maupun sikap sehingga menyebabkan mudahnya terperangkap pada jurang penyalahgunaan dan penyimpangan jabatan yang melahirkan budaya korupsi dilingkaran persetan pemerintahan baik pusat maupun daerah; 

Impartialy, banyak kasus jajaran birokrasi tidak memperlakukan pelayanan secara adil dan merata tentu menguntungkan para pengguna pelayanan dengan identitas tertentu yang mencerminkan konstelasi politik, tentu hal ini menghasilkan ketidak percayaan publik pada jajaran birokrasi dan pemerintah; 

Integrity, seyogyanya pemerintah dan jajaran birokrasi mengedepankan prinsip integritas yang tersubprinsip pada indak jujur,keadilan, ketepatan dan kecepatan pelayanan bukan malah sebaliknya, masalah ini menghasikan birokrasi yang koruptif dan tidak kredibel; 

Transparency, dengan mengedepankan prinsip transparansi maka dapat mengidentifikasi setiap penyimpangan finansial, menekan persepsi korupsi, lemahnya kompetensi dan tindakan favoritisme terhadap kelompok politik tertentu sehingga akan melahirkan birokrasi yang kredibel; 

Efficiency, jajaran birokrasi seringkali terjebak sikap tidak efisien dalam membelanjakan anggaran publik, dalam banyak kasus pemborosan menjadi bagian dari motivasi kerja mereka untuk melakukan perjalanan dinas, manipulasi bukti belanja dan modus lainnya untuk memperoleh keuntungan pribadi, seharusnya dalam menyusun program kerja harus ekstra hati-hati untuk menghasilkan kerja yang efisien, berkelanjutan, berintegritas, modern, dan dapat dipertanggungjawabkan; 

Profesionalism, kompetensi menjadi kunci utama mewujudkan birokrasi yang kredibilitas. Kurangnya menerapkan prinsip ekuitas, akurasi, ketekunan, dan pelayanan prima yang menjadi ciri dari bentuk profesionalitas;

Service mindedness, ketidak pahaman dan ketidaksadaran diri jajaran birokrasi untuk melayani kepentingan masyarakat, indikator pelayanan publik seakan tidak diindahkan, ketepatan pelayanan, kecepatan dan waktu pelayanan seringkali menjadi kendala dan menghasilkan pelayanan yang tidak memuaskan.

Paradigma pemerintahan yang salah terus tumbuh subur tanpa jeda, tentu berbicara pemerintah dan birokrasi di Indonesia tidak lepas dari permasalahan yang disinggung sebelumnya. 

Kondisi birokrasi dan pemerintahan Indonesia yang carut marut mengindikasi adanya penyimpangan paradigma pemerintahan dan pelanggaran kode etik jajaran birokrat. 

Banyaknya keluhan dan laporan masyarakat menyayangkan sikap aparatur pemerintah yang tidak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat seakan para birokrat menjadi momok yang menjengkelkan bagi masyarakat, lebih baik menghindar daripada berhadapan dengan para birokrat terkecuali dalam keadaan terpaksa, begitu analoginya.

Hal itu wajar menyebabkan tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap jajaran pemerintah. Tingginya ketidak percayaan masyarakat mengindikasi adanya kesalahan dalam melaksanakan paradigma pemerintah, masalah ini tentu menjadi isu krusial yang harus dibenahi oleh pemerintah dengan upaya pembenahan pengembalian fungsi dan tujuan birokrasi pemerintahan.

Permasalahan birokrasi pemerintahan Indonesia tidak cukup sampai disitu, melainkan tersegmentasi lebih jauh kedalam beberapa bahasan persoalan. Pertama, aparat birokrasi telah terkooptasi sikap dan perilakunya oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan politik sang patron yang cenderung vested interest. 

Orientasi mereka bukan lagi bagaimana masyarakat merasa nyaman dengan dan terlayani dengan pelayanan yang mereka berikan tapi jutru yang penting bagi mereka bagaimana pekerjaan mereka menjadi alat penguasaan, dan pada saat yang sama masyarakat merasa dirugikan. Kedua, lemahnya proses rekruitmen, seleksi serta pengembangan sumberdaya manusia (SDM) yang tidak terprogram dengan baik. 

Adanya tenaga profesional dalam posisi yang tidak semestinya (the right man in the wrong place). Ketiga, evaluasi program kepegawaian sangat jarang dilakukan dan walaupun ada hasilnya, biasanya sangat diragukan obyektivitasnya hanya untuk memenuhi formalitas belaka. 

Keempat, masih kaburnya kode etik bagi aparat birokrasi publik (code of conduct), sehingga tidak mampu menciptakan adanya budaya birokrasi yang sehat, seperti kerja keras, keinginan untuk berprestasi kejujuran, rasa tanggung jawab, bersih dan bebas dari KKN, dan sebagainya. 

Ditambah lagi sebagian para birokrat yang memiliki sikap tidak terpuji seperti melayani masyarakat dengan kasar serta tidak acuh dengan masyarakat. 

Kelima, lemahnya responsivitas, representativitas, dan responsibilitas aparatur pemerintah, dimana mereka hanya mampu menempatkan dirinya sebagai mesin birokrasi yang tidak mampu mengadaptasikan sikap dan perilakunya pada kondisi dan tuntutan masyarakat yang terus berubah. 

Keenam, manajemen pelayanan publik (public sevice management) yang terlalu didominasi paradigma dikotomi kebijakan-administrasi, manajemen ilmiah, matematis dan mengabaikan paradigma diskursif, perilaku sosial, sistemik, pilihan publik dan pilihan sosial. 

Ketujuh, politik penggajian dan kesejahteraan pegawai yang kurang adil menyebabkan pegawai kurang mempunyai motivasi kerja sehingga memicu timbulnya perilaku kolutif dan koruptif.

Melihat kenyataan di atas maka tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah tersebut. Kita harus memiliki sense of crisis, sense of urgency, sense of purpose sehingga mampu mencarikan jalan keluar bagi krisis yang ada pada tubuh birokrasi publik kita. Perlu adanya gerakan baru yang berani, yang tidak hanya mengubah sistem saja tetapi bisa mengubah mindset dan paradigma masyarakat dan pemerintah terhadap birokrasi. Sehingga harus ada dan perlunya suatu upaya yang dilakukan untuk memulai merubah pola kerja birokrasi dan citra birokrasi dimasyarakat.

Beberapa strategi pokok yang perlu dilakukan untuk mengubah paradigma pelayan yang dapat dilakukan dalam rangka pembenahan pelayanan publik, antara lain : pertama, mengubah budaya paternalistik dalam pelayanan menjadi budaya egaliter sehingga posisi antara pejabat, pegawai pemerintahan, dan pengguna jasa layanan publik adalah sama. 

Kedua, menegakkan kriteria efektivitas dan efisiensi pelayanan. Tidak semata-mata bahwa pelayanan kepada publik sudah dilakukan, namun harus memerhatikan apakah pelayanan tersebut sudah cukup cepat, mudah, dan jelas bagi masyarakat, juga tidak menghabiskan banyak biaya, terutama biaya yang seharusnya tidak perlu (tidak resmi). 

Ketiga, mengembangkan remunerasi berdasarkan kinerja (merit system), sehingga mendorong aparatur lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. 

Keempat, terbuka menerima kritik yang disampaikan publik (media, LSM, dan masyarakat). Kelima, membudayakan delegasi kewenangan dan diskresi yang bertanggung jawab. Tidak boleh lagi ada pelayanan kepada masyarakat yang terhambat karena tidak adanya pimpinan. Keenam, orientasi kepada pelayanan pengguna jasa.

Semua permasalahan mengenai kondisi pelayanan publik dan birokrasi pemerintah hari ini salah satunya karena salah menempatkan paradigma pemerintahan, maka permasalahan tersebut harus segera diselesaikan. Kalau tidak maka akan membusuk dan merusak sistem yang lain. 

Walaupun perubahan itu harus memakan waktu dan biaya yang banyak namun itu lebih baik dilakukan daripada terus dalam persimpangan etika dan paradigma pemerintahan yang merugikan. 

Sudah banyak konsep-konsep dan strategi-strategi para ilmuan untuk mencari formula yang tepat untuk mereformasi birokrasi pemerintah, tetap saja semua itu harus didukung oleh semua pihak. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua komponen agar perubahan itu bisa segera dilakukan sebagai perwujudan reformasi dan perbaikan implementasi demokrasi.

 

https://www.kompasiana.com/erlitaasakura/5fb1d29e8ede484e2d232442/persimpangan-etika-dan-paradigma-pemerintahan

 

 

Analisis soal 2

A.    Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!

B.     Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !

 

 


In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Andhika Pramudya Kusdiananggalih -
Nama : Andhika Pramudya Kusdiananggalih
NPM : 2455061001
Kelas : PSTI-D

A. Menurut saya sistem etika perilaku di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan nilai pancasila dikarenakan masih banyak tantangan yang perlu di hadapi. Sistem politik dan etika Indonesia saat ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Praktik-praktik seperti korupsi, nepotisme dan ketidakadilan terus terlihat dalam pelayanan publik dan politik. Hal ini menunjukkan perbedaan antara idealisme Pancasila dengan realitas praktik politik.
Solusi:
1. Meningkatkan integritas dan transparansi pejabat.
2. Pelatihan etika politik bagi pegawai negeri sipil berdasarkan Pancasila.
3. Menjatuhkan sanksi berat atas pelanggaran etika politik.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya cenderung mencerminkan perubahan budaya dan nilai-nilai yang terus berkembang. Banyak generasi muda juga menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, inklusi sosial, serta inovasi teknologi. Dan banyak jugaa etika generasi muda ini menunjukkan adanya pengaruh negatif budaya asing dan merosotnya nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat. Meski banyak orang mulai menyadari pentingnya perubahan, dekadensi moral masih terjadi dalam bentuk gaya hidup konsumtif dan penggunaan teknologi yang tidak bijaksana.
Solusi:
1. Pendidikan Karakter: Integrasikan pendidikan karakter di sekolah dan rumah.
2. Keteladanan : Orang tua dan masyarakat harus menjadi contoh etika yang baik.
3. Perbanyak Edukasi: Perbanyak konten positif di media sosial.
In reply to Andhika Pramudya Kusdiananggalih

Re: Forum Analisis Soal

by Putri Hepti Amelia -
Nama : Putri Hepti Amelia
NPM : 2415061005
Kelas : PSTI D

1. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih jauh dari ideal dan belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, penyebabnya yaitu:
a) Dualisme norma: Terdapat gap yang cukup besar antara norma yang tertulis (dalam undang-undang dan peraturan) dengan norma yang berlaku dalam praktik.
b) Kesenjangan antara elite dan rakyat: Elit politik seringkali lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya daripada kepentingan rakyat banyak.
c) Lemahnya penegakan hukum: Hukum seringkali tidak ditegakkan secara konsisten dan adil, sehingga menciptakan impunitas bagi pelaku korupsi dan
pelanggaran etika lainnya.
d) Kurangnya partisipasi masyarakat: Masyarakat belum secara aktif terlibat dalam pengawasan dan pengendalian perilaku politik.
e) Nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, persatuan Indonesia, dan ketuhanan Yang Maha Esa seharusnya menjadi dasar dalam
menjalankan pemerintahan. Namun, dalam praktiknya, nilai-nilai ini seringkali dilupakan atau bahkan diabaikan.

2. Etika generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi, pengaruh budaya asing, dan kondisi sosial ekonomi.
a) Individualisme yang tinggi: Generasi muda cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.
b) Toleransi yang menurun: Ketidakmampuan untuk menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan.
c) Konsumerisme: Gaya hidup konsumtif yang mendorong perilaku hedonis.

Meskipun demikian, masih banyak generasi muda yang memiliki nilai-nilai positif dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengatasi masalah dekadensi moral, beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:

a) Pendidikan karakter: Menanamkan nilai-nilai moral sejak dini melalui pendidikan formal maupun non-formal.
b) Penguatan peran keluarga: Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak.
c) Peningkatan kualitas kepemimpinan: Membentuk pemimpin yang memiliki integritas dan mampu menjadi role model bagi generasi muda.
d) Pemanfaatan teknologi: Menggunakan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan meningkatkan literasi digital.
e) Partisipasi masyarakat: Memberikan ruang bagi generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

Permasalahan etika dalam pemerintahan dan masyarakat merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif dan berkelanjutan. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri, kemudian meluas ke lingkungan sekitar, dan akhirnya pada sistem yang lebih besar.
In reply to Putri Hepti Amelia

Re: Forum Analisis Soal

by Rizky Ahmad Fahrezi -
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2414061031
Kelas : PSTI D

A. Sistem Etika Perilaku di Indonesia

Menurut saya, sistem etika perilaku di Indonesia belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi. Dalam praktiknya, sistem politik dan etika di Indonesia sering kali tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila. Korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan masih banyak terjadi dalam pelayanan publik dan pemerintahan. Hal ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara idealisme Pancasila dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Solusi:
1. Meningkatkan integritas dan transparansi pejabat publik.

2. Mengadakan pelatihan etika politik bagi pegawai negeri sipil yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

3. Memberlakukan sanksi tegas terhadap pelanggaran etika politik.


B. Etika Generasi Muda di Lingkungan Sekitar

Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya tampak mengalami perubahan seiring dengan perkembangan budaya dan nilai-nilai sosial. Banyak generasi muda menunjukkan minat yang besar terhadap isu keberlanjutan lingkungan, inklusi sosial, dan inovasi teknologi. Namun, terdapat pula pengaruh negatif dari budaya asing yang mengakibatkan penurunan nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat. Meskipun kesadaran akan pentingnya perubahan mulai meningkat, dekadensi moral tetap terlihat dalam gaya hidup konsumtif dan penggunaan teknologi yang kurang bijak.

Solusi:
1. Pendidikan Karakter: Mengintegrasikan pendidikan karakter di sekolah dan lingkungan keluarga.

2. Keteladanan: Orang tua dan masyarakat perlu menjadi teladan dalam menerapkan etika yang baik.

3. Edukasi Positif: Meningkatkan penyebaran konten positif di media sosial.
In reply to Andhika Pramudya Kusdiananggalih

Re: Forum Analisis Soal

by Fadhlan Ramadhan -
Nama: Fadhlan Ramadhan
NPM: 2415061062
Kelas: PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, meskipun sudah ada reformasi yang bertujuan menciptakan pemerintahan yang demokratis dan bersih. Beberapa masalah utama mencakup independensi yang lemah, ketidakadilan dalam pelayanan publik, rendahnya integritas birokrasi, dan kurangnya transparansi yang berdampak pada meningkatnya korupsi di kalangan pejabat.

Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Pancasila:

Ketuhanan Yang Maha Esa: Sebagian pejabat masih memperlihatkan praktik yang jauh dari keimanan dan kejujuran dalam pelayanan publik. Tindakan korupsi dan penyalahgunaan jabatan menunjukkan pelanggaran nilai Ketuhanan yang mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Ketidakadilan dalam pelayanan publik, seperti adanya nepotisme dan perlakuan khusus, menunjukkan kurangnya implementasi nilai kemanusiaan. Pejabat yang tidak memberikan pelayanan merata melanggar asas kemanusiaan yang harus mengedepankan keadilan.

Persatuan Indonesia: Penyalahgunaan jabatan sering terjadi dengan latar belakang kepentingan politik, yang berpotensi memecah belah persatuan dan rasa kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Kurangnya keterbukaan pemerintah terhadap kritik masyarakat serta ketidaksiapan birokrasi dalam menampung aspirasi rakyat memperlihatkan lemahnya nilai kerakyatan dan kebijaksanaan dalam menyikapi kebutuhan publik.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sikap diskriminatif dan praktik kolusi dalam pelayanan publik merusak keadilan sosial dan menambah kesenjangan antara masyarakat. Kepercayaan masyarakat pada pemerintah menurun karena pelayanan seringkali tidak cepat, tidak transparan, dan tidak mengutamakan kebutuhan masyarakat.

Secara keseluruhan, praktik perilaku politik dan birokrasi saat ini masih belum sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Reformasi birokrasi perlu terus dilakukan dengan mengedepankan transparansi, integritas, profesionalisme, dan pelayanan yang mengutamakan kepentingan publik.

B. Etika Generasi Muda di Sekitar Tempat Tinggal dan Cerminan Nilai yang Dianut Bangsa Indonesia

Etika generasi muda saat ini di beberapa lingkungan menunjukkan beragam sikap, dari yang mencerminkan etika positif hingga yang mengalami penurunan moral. Banyak generasi muda yang aktif dalam kegiatan positif, seperti pendidikan, organisasi sosial, dan kegiatan keagamaan. Namun, beberapa masalah masih terlihat, seperti sikap acuh tak acuh terhadap norma sosial, terpengaruh oleh budaya konsumerisme, dan kurangnya rasa hormat kepada sesama, yang menunjukkan adanya tantangan dalam membina generasi yang beretika sesuai nilai-nilai bangsa.

Solusi Terhadap Dekadensi Moral Generasi Muda:

Pendidikan Karakter: Pendidikan formal dan informal harus mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan etika, tidak hanya pada kurikulum tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan karakter akan membangun rasa tanggung jawab dan penghormatan pada nilai budaya bangsa.

Peran Keluarga dan Masyarakat: Peran orang tua dan masyarakat dalam memberikan contoh dan membimbing generasi muda sangat penting. Sosialisasi dari keluarga dan lingkungan yang baik akan membantu membentuk generasi yang beretika.

Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak: Pemerintah dan masyarakat harus mengawasi penggunaan teknologi dan media sosial, mendorong konten yang mendidik dan membatasi akses pada informasi yang dapat menimbulkan efek negatif.

Peningkatan Kesadaran Sosial: Generasi muda perlu didorong untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat agar mereka lebih peka terhadap kondisi sekitar dan memiliki empati yang tinggi.

Pengembangan Kegiatan Positif: Pemerintah dapat menyediakan fasilitas dan program untuk mengembangkan kreativitas, bakat, dan minat generasi muda, sehingga mereka lebih terarah pada kegiatan yang membangun diri dan lingkungan.

Dekadensi moral dapat dicegah dengan kolaborasi antara pemerintah, keluarga, sekolah, dan komunitas. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang beretika dan berjiwa Pancasila sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by DETA AMELIA -
Nama :Deta Amelia
NPM : 2415061120
KLS : PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih memiliki banyak tantangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila. Idealnya, nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus tercermin dalam setiap tindakan dan keputusan politik. Namun, dalam praktiknya, banyak perilaku politik yang cenderung bertentangan dengan nilai-nilai ini, seperti adanya budaya korupsi, kolusi, nepotisme, serta praktik politik uang yang merusak integritas proses demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa etika perilaku politik di Indonesia masih belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, yang mengutamakan kepentingan rakyat dan kemaslahatan bersama.

Politik yang seharusnya mengabdi kepada kepentingan rakyat dan berlandaskan keadilan masih sering tersisih oleh kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Keberpihakan yang tidak adil dalam pelayanan publik dan kebijakan pemerintah memperlebar ketimpangan sosial dan ekonomi. Selain itu, dalam aspek kemanusiaan, praktik penyalahgunaan kekuasaan dalam politik masih sering terlihat, yang mengesampingkan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk menciptakan sistem politik yang benar-benar berlandaskan Pancasila, diperlukan komitmen yang kuat dari para pejabat dan politisi, serta pembentukan budaya politik yang transparan, berintegritas, dan berorientasi pada kepentingan publik.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral

Di lingkungan sekitar, etika generasi muda saat ini beragam dan menunjukkan dinamika antara pengaruh positif dan negatif dari kemajuan zaman. Sebagian besar generasi muda menunjukkan sikap yang baik dan menghargai nilai-nilai budaya Indonesia, seperti gotong royong, hormat kepada orang tua, dan sikap santun dalam berinteraksi. Namun, terdapat pula generasi muda yang kurang mencerminkan etika sesuai nilai-nilai bangsa, terlihat dalam sikap apatis, individualistik, dan kurangnya rasa hormat terhadap nilai-nilai tradisional.

Dekadensi moral ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kemajuan teknologi, arus globalisasi, serta kurangnya kontrol sosial dan pendidikan karakter. Sebagai solusi, pendidikan karakter berbasis nilai Pancasila harus diperkuat, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Program-program yang melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pelatihan kepemimpinan, dapat membentuk kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam menjaga etika bangsa. Selain itu, peran pemerintah, media massa, dan tokoh masyarakat dalam memberi contoh yang baik juga penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Vivian Fauzi -
Nama : Vivian Rizkiana Fauzi
NPM : 2415061002
Kelas : PSTI-D

A. Sistem etika dalam politik di Indonesia saat ini masih penuh tantangan jika diukur dari nilai-nilai Pancasila, yang idealnya mengutamakan kejujuran, keadilan, dan kesejahteraan untuk semua rakyat. Dalam kenyataannya, masih banyak ditemukan praktik korupsi, penyalahgunaan jabatan, dan sikap politik yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Ini membuat etika politik seringkali bertolak belakang dengan nilai-nilai seperti keadilan sosial dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Meskipun banyak pemimpin yang mengusahakan politik yang bersih dan berorientasi pada masyarakat, perubahan ini belum merata dan sering kali lambat. Agar lebih selaras dengan Pancasila, politik kita perlu lebih mengutamakan transparansi dan tanggung jawab, mengurangi kepentingan kelompok, serta benar-benar berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa dicapai dengan memperkuat penegakan hukum dan mendidik pemimpin kita untuk lebih berintegritas.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya masih enjunjung tinggi nilai luhur dan gotong royong, kita bisa melihat bagaimana semangat tersebut berperan penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Di sekitar saya, masih banyak anak muda yang memahami pentingnya saling tolong-menolong, peduli pada lingkungan sekitar, dan menghormati orang lain. Mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, misalnya acara kerja bakti atau membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan.

Namun, meskipun begitu, ada juga tantangan karena tidak semua anak muda sepenuhnya terikat pada nilai-nilai ini. Beberapa mungkin lebih terpengaruh oleh budaya individualis atau penggunaan media sosial yang berlebihan, yang kadang membuat mereka kurang peduli terhadap lingkungan sekitar.

Solusi Mengatasi Dekadensi Moral:
1. Pendidikan Karakter dengan Menekankan Nilai Gotong Royong
2. Peran Tokoh Masyarakat dan Keluarga Sebagai Contoh
3. Kegiatan Sosial Berbasis Nilai Kebersamaan
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nayla Citra Andira 2415061004 -
Nama: Nayla Citra Andira
NPM: 2415061004
Kelas: PSTI D

A. Menurut saya, sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Meskipun reformasi telah membuka kesempatan untuk pemerintahan daerah, birokrasi masih mempertahankan budaya lama yang mengutamakan kekuasaan ketimbang pelayanan publik. Masalah utama seperti ketidakindependensian, ketidakadilan, kurangnya transparansi, dan korupsi masih terjadi, yang mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Untuk memperbaiki ini, perlu perubahan pola pikir pemerintahan, seperti mengubah budaya paternalistik menjadi lebih egaliter, meningkatkan efisiensi pelayanan, dan menerapkan sistem remunerasi berbasis kinerja. Perubahan ini memerlukan komitmen semua pihak agar bisa sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan memperbaiki birokrasi.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya mencerminkan campuran antara tradisi yang telah diajarkan oleh budaya Indonesia dan pengaruh globalisasi yang semakin besar. Beberapa nilai seperti rasa hormat terhadap orang tua, kebersamaan, dan gotong royong masih ada, namun pengaruh budaya asing dan kemajuan teknologi, terutama media sosial, sering kali menimbulkan pergeseran dalam cara pandang mereka terhadap etika. Misalnya, di beberapa kalangan, perilaku individualistik dan kurangnya kepedulian terhadap sesama dapat terlihat, yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Untuk mengatasi masalah dekadensi moral, salah satu solusinya adalah dengan memperkuat pendidikan karakter di keluarga dan sekolah, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila. Selain itu, media massa dan sosial juga harus berperan lebih dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya integritas dan etika yang baik, serta bagaimana menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan kelestarian budaya lokal yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Fany Nuurviana -
NAMA: FANY NUURVIANA
NPM:2415061037
KELAS: PSTI D

A. Sistem etika perilaku politik saat ini masih mengalami berbagai kendala yang menghambat pelayanan publik, terutama karena adanya kekosongan kepemimpinan dalam birokrasi yang menyebabkan orientasi terhadap pelayanan masyarakat menjadi kurang optimal. Berdasarkan teks, kondisi ini menunjukkan bahwa etika perilaku politik dalam pemerintahan belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Seharusnya, nilai Pancasila menekankan pada pelayanan yang adil, berorientasi pada kepentingan masyarakat, serta mengedepankan tanggung jawab dan komitmen. Sayangnya, paradigma pemerintahan yang salah dan kurangnya keselarasan etika politik menghambat realisasi nilai-nilai ini dalam praktik birokrasi. Agar sesuai dengan Pancasila, etika perilaku politik perlu diarahkan untuk memperkuat komitmen pelayanan publik dan menghilangkan berbagai hambatan birokrasi demi kepentingan rakyat.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya mencerminkan pengaruh perubahan zaman, di mana nilai-nilai lokal dan tradisional sering tergeser oleh budaya populer dan gaya hidup modern. Fenomena ini, yang dikenal sebagai dekadensi moral, tampak dalam bentuk perilaku yang kurang mengindahkan norma dan etika lokal, seperti rendahnya rasa hormat pada orang yang lebih tua, dan kecenderungan individualisme yang tinggi. Meskipun masih ada generasi muda yang menjaga nilai-nilai kebaikan, kecenderungan dekadensi ini tidak sesuai dengan etika dan nilai bangsa Indonesia, yang menekankan pada kebersamaan, kepedulian, dan penghormatan terhadap sesama. Sebagai solusi, pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Selain itu, peran keluarga dan komunitas lokal penting untuk memberikan contoh positif yang dapat membantu generasi muda menginternalisasi nilai-nilai yang dianut oleh bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Salsabila Aulia Putri -
Nama : Salsabila Aulia Putri
NPM : 2415061023
Kelas : PSTI D

A. Perilaku politik di Indonesia sering kali tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Masalah seperti kurangnya integritas, ketidakadilan, dan kurangnya transparansi masih terjadi, yang bertentangan dengan sila-sila Pancasila, terutama sila ke-2 (keadilan sosial) dan sila ke-4 (musyawarah untuk mufakat). Reformasi dalam sistem politik diperlukan agar lebih mencerminkan nilai Pancasila.

B. Etika generasi muda cenderung kurang mencerminkan nilai bangsa Indonesia, terlihat dari sikap individualisme, ketidakpedulian sosial, dan penyalahgunaan media sosial. Solusi untuk dekadensi moral ini termasuk pendidikan karakter, peran keluarga dalam menanamkan nilai moral, serta pemberdayaan sosial dan penggunaan media sosial yang positif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Revalina Revalina Wanda Sari -
Nama : Revalina Wanda Sari
NPM : 2415061070
Kelas : PSTI D
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia seharusnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang mengutamakan integritas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang membuat perilaku politik sering melenceng dari nilai-nilai ini, seperti:
1. Integritas (Sila 1) sering dilanggar oleh kasus korupsi.
2. Keadilan dan Kemanusiaan (Sila 2) terabaikan ketika kepentingan politik mendahului kebutuhan masyarakat.
3. Persatuan (Sila 3) terganggu oleh politisasi isu SARA demi kepentingan elektoral.
4. Demokrasi (Sila 4) kadang tidak berjalan optimal, dengan aspirasi publik yang sering diabaikan.
5. Keadilan Sosial (Sila 5) sulit terwujud karena kebijakan sering lebih menguntungkan kelompok tertentu.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saat ini bervariasi. Sebagian besar masih menjunjung nilai-nilai positif seperti sopan santun, saling menghormati, dan gotong royong yang sesuai dengan budaya Indonesia. Namun, ada juga indikasi dekadensi moral, seperti berkurangnya rasa hormat kepada orang tua, individualisme yang tinggi, ketergantungan pada media sosial, dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Hal-hal ini kadang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa, seperti kebersamaan, kesederhanaan, dan hormat terhadap orang lain.

Untuk mengatasi dekadensi moral ini, beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:
1. Penguatan Pendidikan Karakter di Rumah dan Sekolah: Orang tua dan sekolah perlu lebih menekankan nilai-nilai budi pekerti dan etika, seperti sopan santun, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
2. Keteladanan dari Orang Dewasa dan Pemimpin: Generasi muda membutuhkan figur yang dapat dijadikan contoh dalam sikap dan perilaku yang baik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3. Pengawasan Terhadap Penggunaan Media Sosial: Penting bagi orang tua dan komunitas untuk memantau dan membatasi konten yang diakses generasi muda agar tidak terpengaruh oleh informasi yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
4. Program Kepemudaan yang Positif: Mengadakan kegiatan yang mendorong kolaborasi, solidaritas, dan kontribusi nyata di masyarakat dapat membantu membangun rasa kepedulian sosial di kalangan generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nabilah Putri Tarevi -
Nama : Nabilah Putri Tarevi
NPM : 2415061025
Kelas : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam aspek Ketuhanan Yang Maha Esa, agama sering digunakan untuk kepentingan politik, yang mengabaikan kejujuran. Dalam hal Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, meskipun ada upaya keadilan, korupsi dan kesenjangan sosial masih banyak terjadi. Persatuan Indonesia terganggu oleh polarisasi politik dan politik identitas, yang mengancam persatuan. Pada prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, kepentingan pribadi sering mengalahkan kepentingan rakyat, misalnya lewat politik uang. Sedangkan Keadilan Sosial belum merata, terutama di daerah terpencil. Secara keseluruhan, meski ada upaya untuk menerapkan Pancasila, tantangan besar seperti korupsi, ketidakadilan, dan perpecahan sosial menghalangi tercapainya cita-cita Pancasila dalam politik Indonesia.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya mencerminkan campuran perilaku positif dan tantangan moral. Di satu sisi, banyak yang menunjukkan semangat berprestasi, kreatif, dan aktif dalam kegiatan sosial. Namun, di sisi lain, ada juga kecenderungan negatif, seperti individualisme dan rendahnya kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan moral yang lebih mendalam. Dekadensi moral yang terjadi, terutama di kalangan generasi muda, bisa dilihat dari maraknya perilaku negatif seperti kekerasan, penyalahgunaan narkoba, serta penyebaran hoaks atau bullying di media sosial. Solusi terhadap dekadensi moral ini antara lain adalah pendidikan karakter yang lebih kuat, yang mengajarkan nilai-nilai moral sejak usia dini di sekolah dan keluarga. Selain itu, peran orang tua dan masyarakat sangat penting untuk memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku positif. Pengawasan terhadap penggunaan media sosial juga perlu ditingkatkan, mengingat pengaruhnya yang besar terhadap perilaku generasi muda. Dan tokoh-tokoh publik harus menunjukkan teladan moral yang baik agar dapat memengaruhi generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by MUHAMAD NABIL ALMUZZAKI MUHAMAD NABIL ALMUZZAKI -
Nama : Muhamad Nabil Almuzzaki
NPM : 2415061121
Kelas : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih jauh dari kata ideal dan belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, dapat dilihat dari beberapa permasalahan utama yang sering muncul dalam dunia politik seperti:
Korupsi: Praktik korupsi masih menjadi masalah serius dan merata di berbagai tingkatan pemerintahan. Hal ini jelas bertentangan dengan sila kelima Pancasila yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kolusi: Kolusi antara pejabat pemerintah dengan pihak swasta sering terjadi untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Praktik ini melanggar prinsip keadilan dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila.
Nepotisme: Nepotisme, yaitu tindakan mengutamakan keluarga atau kerabat dalam pengambilan keputusan, juga masih sering terjadi. Hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan di hadapan hukum.
Kurangnya transparansi: Banyak keputusan pemerintah yang tidak transparan, sehingga memicu kecurigaan dan ketidakpercayaan publik. Hal ini bertentangan dengan prinsip keterbukaan yang menjadi salah satu nilai dasar demokrasi

B. Berdasarkan pengamatan yang saya lihat dalam kehidupan sehari-hari etika generasi muda di lingkungan tempat saya tinggal masih mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati. Namun, ada juga kelompok generasi muda yang nilai-nilainya mulai menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Hal tersebut dapat terjadi karena etika generasi muda sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan nilai-nilai sosial.
Untuk mengatasi masalah dekadensi moral pada generasi muda, diperlukan upaya yang dilakukan secara menyeluruh seperti:
Pendidikan karakter: Pendidikan karakter perlu diperkuat sejak dini, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Nilai-nilai Pancasila dan moralitas harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan.
Penguatan peran keluarga: Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka dan memberikan contoh yang baik.
Peningkatan kualitas lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang sehat dan kondusif akan sangat membantu dalam pembentukan karakter generasi muda.
Pemanfaatan teknologi: Teknologi dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai positif pada generasi muda, misalnya melalui media sosial atau game edukatif.
Inovasi dalam pendidikan: Perlu dikembangkan metode-metode pendidikan yang lebih inovatif dan efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nanda Nabila Fauziah -
Nama: Nanda Nabila Fauziah
NPM: 2415061009
Kelas: PSTI-C

1. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan dan sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Meskipun secara formal, Pancasila diakui sebagai dasar negara dan pedoman dalam pengambilan keputusan politik, praktik di lapangan menunjukkan bahwa banyak pejabat publik dan birokrat masih terjebak dalam budaya birokrasi yang korup dan tidak transparan. Banyaknya kasus penyalahgunaan wewenang, ketidakadilan dalam pelayanan publik, serta kurangnya integritas di kalangan aparatur pemerintah mencerminkan adanya kesenjangan antara etika politik yang diharapkan dan realitas yang terjadi. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan gotong royong, sering kali terabaikan dalam praktik pemerintahan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik antara sistem etika perilaku politik dan nilai-nilai Pancasila, diperlukan reformasi yang menyeluruh dalam paradigma pemerintahan, serta komitmen dari semua pihak untuk menegakkan prinsip-prinsip etika dalam pelayanan publik.

2. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan berbagai tantangan yang mencerminkan kondisi sosial saat ini. Banyak di antara mereka yang terpengaruh oleh budaya global dan perkembangan teknologi, yang sering kali mengaburkan nilai-nilai tradisional dan etika yang dianut oleh bangsa Indonesia. Meskipun ada kesadaran akan pentingnya nilai-nilai seperti gotong royong dan saling menghormati, perilaku sehari-hari sering kali dipengaruhi oleh individualisme, materialisme, dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perilaku negatif seperti bullying dan penyebaran informasi yang tidak akurat di media sosial.

Untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi, perlu adanya upaya yang sistematis dan terintegrasi. Pertama, pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang, dengan menekankan nilai-nilai Pancasila dan etika sosial. Kedua, keterlibatan masyarakat, termasuk orang tua dan tokoh masyarakat, sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada generasi muda. Ketiga, penggunaan media sosial harus diarahkan untuk menyebarkan informasi yang positif dan mendidik, serta mengedukasi generasi muda tentang dampak dari perilaku mereka. Keempat, program-program yang mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam kegiatan sosial dan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan tanggung jawab sosial. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan generasi muda dapat kembali mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nabila Alya Chalisa -
Nama : Nabila Alya Chalisa
NPM : 2415061010
Kelas : PSTI C

A. Etika perilaku politik di Indonesia masih jauh dari ideal, meskipun Pancasila seharusnya menjadi pedoman utama. Berikut kesesuaian dengan nilai Pancasila :
1. Ketuhanan yang Maha Esa : Politisi harus bertindak jujur dan adil, namun sering kali kita melihat penyalahgunaan agama untuk kepentingan politik.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : Banyak politisi yang lebih mementingkan kepentingan pribadi, menyebabkan ketidakadilan dalam pelayanan publik.
3. Persatuan Indonesia : Polarisasi politik yang tajam sering mengancam kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan : Keputusan politik seringkali lebih dipengaruhi oleh kepentingan kelompok, bukan musyawarah.
5. Keadilan Sosial : Kebijakan politik seringkali menguntungkan elite, bukan rakyat.
sistem etika politik di Indonesia belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila, dengan banyaknya perilaku yang mengabaikan prinsip keadilan, persatuan, dan kesejahteraan rakyat.

B. di tempat saya tinggal etika generasi muda lebih ke individualistik, kurang peduli dengan lingkungan sekitar, dan memiliki ketergantungan terhadap teknologi yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena tidak mencerminkan etika dan nilai yang di anut oleh bangsa indonesia. solusi yang dapat diberikan untuk permasalahan ini adalah :
1. pendidikan karakter
2. menggunakan teknologi untuk hal positif
3. penguatan peran keluarga
4. meningkatan kualitas kepemimpinan
5. memperbanyak edukasi untuk generasi muda
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Farel Raditya Surya Negara -
Nama : Farel Raditya Surya Negara
NPM : 2415061117
Kelas : PSTI-C

A. Menurut saya, sistem etika perilaku politik saat ini masih belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila secara keseluruhan. Nyatanya dalam penerapannya, masih banyak dari jajaran pemerintah yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang memberikan kerugian besar bagi negara sudah menjadi rahasia umum. Tidak adanya transparansi atas apa saja yang diperbuat dan digunakannya anggaran negara juga menyumbang alasan mengapa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi rendah. Aparat-aparat yang bukannya mengutamakan pelayanan publik kepada masyarakat yang justru terkesan tidak menyesuaikan dengan masyarakat dan mereka justru menjadi penguasa yang memandang rendah masyarakat. Inilah yang juga menjadikan masyarakat malas atau bahkan menghindari berurusan dengan aparat pemerintah. Karena selain sikapnya, sulitnya birokrasi juga menjadi penyebabnya.

B. Etika generasi muda yang ada di sekitar saya walaupun belum sepenuhnya mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa indonesia, generasi muda di tempat tinggal saya melakukan beberapa hal atau aktivitas yang sesuai dengan nilai pancasila. Kami menghargai umat beragama, tidak membeda bedakan, saling menghargai dan menghormati, juga kami melakukan beberapa hal positif. Namun begitu, tidak semua generasi muda melakukan hal begitu. Ada juga generasi muda yang melakukan hal yang tidak mecerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa indonesia.
Solusi dekadensi moral yang terjadi saat ini:
Diperlukannya sinergi dan kerjasama antara orang tua, pendidikan, dan pemerintah. Dalam upaya untuk menanamkan nilai luhur budaya indonesia. Nilai-nilai pancasila yang berasal dari etika dan nilai bangsa, menjadi pedoman hidup bangsa dan pelindung dari dekadensi moral yang terjadi sekarang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nabila Alyaa Putri -
Nama : Nabila Alyaa Putri
NPM : 2415061003
Kelas : PSTIC

1. Sistem etika perilaku politik diindonesia saat ini masih jauh dari kata ideal dan belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai pancasila. berikut hal-hal yang menunjukan masalah berikut:
- Kesenjangan antara nilai dan praktik = Meskipun Pancasila secara konstitusional menjadi dasar negara, namun dalam praktiknya, banyak perilaku politik yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
- Dominasi Kepentingan Kelompok: Kepentingan kelompok seringkali lebih diutamakan daripada kepentingan nasional, menyebabkan polarisasi dan perpecahan.
- Lemahnya Pengawasan: Pengawasan terhadap perilaku politik masih lemah, sehingga praktik-praktik yang tidak etis sulit dibendung.
- Kurangnya Pendidikan Politik: Pendidikan politik yang masih kurang memadai menyebabkan masyarakat kurang memahami nilai-nilai demokrasi dan hak-hak mereka.

2. Etika generasi muda yang ada disekitar saya masih kurang sopan, pengaruh dari media sosial, lemahnya pendidikan karakter. solusi yang dapat dilakukan adalah
Penguatan Pendidikan Karakter: Menanamkan nilai-nilai moral sejak dini di sekolah dan keluarga.
Filterisasi Konten Negatif: Membatasi akses generasi muda terhadap konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Peningkatan Peran Orang Tua: Orang tua harus menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya.
Pengembangan Kegiatan Positif: Memberikan ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan minat dan bakatnya dalam kegiatan-kegiatan positif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Pandu Sahala Sitanggang -
Nama : Pandu Sahala Sitanggang
Npm : 2415061089
Kelas : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik saat ini umumnya bertujuan untuk menciptakan transparansi, integritas, dan akuntabilitas dalam tindakan politik. Namun, penerapannya masih sering menghadapi tantangan. Secara garis besar, sistem etika politik yang ideal mendorong pemimpin dan pejabat publik untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral serta standar hukum dan sosial yang berlaku. Jika dilihat berdasarkan Pancasila, sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih jauh dari ideal dalam mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sistem etika politik saat ini masih membutuhkan banyak perbaikan agar benar-benar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Diperlukan komitmen nyata dari para pemimpin dan pejabat publik untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, serta dukungan masyarakat dalam mengawasi dan menegakkan standar etika yang sesuai dengan nilai-nilai dasar bangsa.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya menghadapi tantangan besar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kemajuan teknologi, pengaruh budaya luar, serta perubahan sosial yang cepat. Jika dibandingkan dengan nilai-nilai etika bangsa Indonesia, seperti gotong royong, saling menghormati, dan tenggang rasa, beberapa perilaku generasi muda mungkin tampak tidak mencerminkannya. Misalnya, gaya komunikasi di media sosial yang sering kali tanpa filter, kurang sopan, atau bahkan agresif, menunjukkan pergeseran dari nilai-nilai kesantunan yang diajarkan dalam budaya Indonesia. Fenomena ini kadang menimbulkan kesan bahwa generasi muda kurang menghormati nilai-nilai yang dianut bangsa. Solusi untuk keadaan tersebut adalah :
- Diadakannya pendidikan karakter di sekolah dan keluarga
- Mengadakan pengawasan dan edukasi dalam penggunaan media sosial
- Mempromosikan kegiatan positif dan kebudayaan
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Rajashatara Althaffarel Detalenta Azka -
Nama : Rajashatara Althaffarel Detalenta Azka
NPM : 2415061030
Kelas : PSTI - C

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam penerapan nilai-nilai Pancasila secara konsisten. Dalam praktiknya, meskipun nilai-nilai Pancasila telah diakui sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa, implementasi nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan keadilan dalam politik sering kali terabaikan. Banyak praktik politik yang masih mengarah pada kepentingan pribadi atau golongan tertentu, yang memicu munculnya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme di berbagai level pemerintahan.

Secara khusus, beberapa prinsip Pancasila yang sering diabaikan dalam perilaku politik saat ini adalah:
1. Keadilan Sosial: Distribusi kesejahteraan yang merata masih menjadi isu besar, dengan banyak kebijakan yang lebih menguntungkan kelompok tertentu dibandingkan dengan kepentingan masyarakat luas.
2. Persatuan Indonesia: Dinamika politik sering kali memperkeruh persatuan, terutama ketika politisi memanfaatkan isu-isu sosial yang memecah belah demi keuntungan politik.
3. Ketuhanan dan Kemanusiaan: Beberapa tindakan politik tidak mencerminkan prinsip ketuhanan atau kemanusiaan yang menghormati martabat dan hak asasi manusia.

Oleh karena itu, meski sistem etika politik seharusnya berlandaskan Pancasila, kenyataannya masih banyak pelanggaran etika yang terjadi. Solusi untuk meningkatkan etika perilaku politik adalah memperkuat pengawasan dari masyarakat dan lembaga pengawas serta menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila secara efektif dalam pendidikan politik di Indonesia.


B. Etika generasi muda di berbagai wilayah, termasuk di sekitar tempat tinggal, cenderung beragam. Ada yang masih menunjukkan sikap santun dan menghormati nilai-nilai tradisional bangsa, namun banyak pula yang menunjukkan tanda-tanda dekadensi moral. Beberapa contoh perilaku generasi muda yang kurang mencerminkan nilai-nilai Pancasila meliputi rendahnya rasa hormat kepada orang yang lebih tua, kurangnya kepedulian sosial, dan kecenderungan pada sikap materialistis serta individualistis.

Dekadensi moral ini muncul akibat berbagai faktor, termasuk pengaruh budaya luar melalui media, kurangnya pendidikan moral yang berkelanjutan, serta lingkungan yang kurang mendukung pembentukan karakter. Perilaku yang kurang baik ini tentu tidak sejalan dengan nilai Pancasila yang mengedepankan sikap saling menghargai, gotong royong, dan persatuan.

Solusi untuk Mengatasi Dekadensi Moral:
1. Pendidikan Moral dan Pancasila di Sekolah: Penting untuk memperkuat pendidikan Pancasila sejak dini, dengan metode yang relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman, agar nilai-nilai luhur lebih mudah diterima dan dipahami.
2. Peran Keluarga dan Lingkungan: Keluarga sebagai institusi pendidikan pertama harus menjadi contoh dalam penerapan etika yang baik. Lingkungan juga harus mendukung nilai-nilai positif yang ditanamkan oleh keluarga dan sekolah.
3. Program Bimbingan dan Kepemimpinan bagi Pemuda: Mendorong partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial yang bermanfaat dapat menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab moral mereka.
4. Pengawasan Konten Media: Media juga harus memainkan peran aktif dalam menampilkan konten yang mendidik dan menghindari penyebaran konten yang dapat merusak nilai-nilai budaya dan moral bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Farhan Naufal Azmi -
Nama : Farhan Naufal Azmi
Kelas : PSTI-C
NPM :2415061111

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh. Dalam prinsip Pancasila, perilaku politik seharusnya mencerminkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, banyak aspek yang sering kali menyimpang dari prinsip-prinsip tersebut.

Meskipun nilai-nilai Pancasila seharusnya menjadi pedoman etika politik di Indonesia, realitasnya masih jauh dari ideal. Diperlukan reformasi moral dan penguatan komitmen dari para pelaku politik untuk benar-benar menjadikan Pancasila sebagai dasar etika politik, sehingga perilaku politik dapat lebih bermoral, adil, dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

B. Para generasi muda disekitar tempat tinggal saya ada banyak sekali hampir setiap rumah ada satu atau dua, tapi sudah sangat jarang sekali bertetangga satu sama lain. Saat saya kecil ramai anak anak yang bermain dilingkungan tempat saya tinggal tapi sekarang sudah sangat sedikit anak muda yang keluar rumah untuk bertetangga atau bermain dengan temannya.

Sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila, idealnya etika generasi muda harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Namun, akibat pengaruh sosial media dan budaya asing, sebagian dari generasi muda kadang-kadang lebih mementingkan popularitas, gaya hidup mewah, dan standar hidup materialistik yang kurang selaras dengan prinsip hidup sederhana dan menghargai kesederhanaan dalam budaya Indonesia.

Solusi untuk Mengatasi Dekadensi Moral:

1. Pendidikan Karakter dan Penguatan Nilai Pancasila: Pendidikan formal dan informal perlu lebih menekankan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila. Ini bisa dilakukan melalui penambahan kurikulum pendidikan moral dan Pancasila yang lebih aplikatif, menekankan pengalaman langsung melalui kegiatan yang melibatkan etika sosial, seperti gotong royong dan kegiatan sosial.


2. Peran Keluarga dalam Penanaman Nilai Tradisional: Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk etika dan moralitas anak-anak sejak dini. Orang tua diharapkan menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kesopanan, toleransi, dan empati agar anak-anak terbiasa dengan etika yang sesuai dengan budaya Indonesia.


3. Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Edukasi Positif: Mengingat banyaknya waktu yang dihabiskan generasi muda di media sosial, konten-konten positif mengenai budaya, etika sosial, dan nilai Pancasila perlu diperbanyak. Influencer dan tokoh masyarakat dapat diajak untuk menyebarkan pesan-pesan yang membangun serta memberi inspirasi bagi generasi muda untuk mengadopsi etika yang positif.


4. Kegiatan Sosial dan Keterlibatan Komunitas: Mendorong keterlibatan generasi muda dalam kegiatan sosial dapat memperkuat rasa tanggung jawab sosial dan solidaritas mereka. Dengan aktif terlibat dalam komunitas, pemuda dapat lebih memahami pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan membantu sesama, yang merupakan nilai inti dari budaya Indonesia.


5. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Moralitas Generasi Muda: Pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap konten yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, atau tindakan tidak etis lainnya yang mudah diakses generasi muda. Selain itu, kebijakan yang mendukung kegiatan kepemudaan yang positif, seperti pelatihan karakter, kegiatan kesenian, dan olahraga juga sangat membantu dalam membentuk moralitas yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhammad Akbar Prayuga -

Nama : Muhammad Akbar Prayuga

NPM : 2415061017

Kelas : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan dan sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Meskipun secara formal, Pancasila diakui sebagai dasar negara dan pedoman dalam pengambilan keputusan politik, praktik di lapangan menunjukkan bahwa banyak pejabat publik dan birokrat masih terjebak dalam budaya birokrasi yang korup dan tidak transparan. Banyaknya kasus penyalahgunaan wewenang, ketidakadilan dalam pelayanan publik, serta kurangnya integritas di kalangan aparatur pemerintah mencerminkan adanya kesenjangan antara etika politik yang diharapkan dan realitas yang terjadi. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan gotong royong, sering kali terabaikan dalam praktik pemerintahan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik antara sistem etika perilaku politik dan nilai-nilai Pancasila, diperlukan reformasi yang menyeluruh dalam paradigma pemerintahan, serta komitmen dari semua pihak untuk menegakkan prinsip-prinsip etika dalam pelayanan publik.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan berbagai tantangan yang mencerminkan kondisi sosial saat ini. Banyak di antara mereka yang terpengaruh oleh budaya global dan perkembangan teknologi, yang sering kali mengaburkan nilai-nilai tradisional dan etika yang dianut oleh bangsa Indonesia. Meskipun ada kesadaran akan pentingnya nilai-nilai seperti gotong royong dan saling menghormati, perilaku sehari-hari sering kali dipengaruhi oleh individualisme, materialisme, dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perilaku negatif seperti bullying dan penyebaran informasi yang tidak akurat di media sosial.

Untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi, perlu adanya upaya yang sistematis dan terintegrasi. Pertama, pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang, dengan menekankan nilai-nilai Pancasila dan etika sosial. Kedua, keterlibatan masyarakat, termasuk orang tua dan tokoh masyarakat, sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada generasi muda. Ketiga, penggunaan media sosial harus diarahkan untuk menyebarkan informasi yang positif dan mendidik, serta mengedukasi generasi muda tentang dampak dari perilaku mereka. Keempat, program-program yang mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam kegiatan sosial dan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan tanggung jawab sosial. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan generasi muda dapat kembali mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhammad Rizky Bintang Samhadi -
Nama : Muhammad Rizky Bintang Samhadi
NPM : 2415061020
Kelas : PSTI-C
A. Sistem etika dalam perilaku politik di Indonesia seharusnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, yang menekankan integritas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam pelaksanaannya, sering kali terdapat tantangan yang membuat praktik politik menyimpang dari nilai-nilai tersebut, seperti:

Integritas (Sila 1) yang kerap dilanggar oleh tindak korupsi.
Keadilan dan Kemanusiaan (Sila 2) yang sering diabaikan ketika kepentingan politik lebih diutamakan daripada kebutuhan masyarakat.
Persatuan (Sila 3) yang terganggu akibat politisasi isu SARA untuk kepentingan elektoral.
Demokrasi (Sila 4) yang tidak berjalan secara maksimal, dengan aspirasi rakyat yang sering terabaikan.
Keadilan Sosial (Sila 5) yang sulit terwujud karena kebijakan seringkali menguntungkan kelompok tertentu saja.
B. Etika perilaku generasi muda di lingkungan saat ini sangat beragam. Sebagian besar masih mempertahankan nilai-nilai positif seperti sopan santun, saling menghormati, dan gotong royong yang mencerminkan budaya Indonesia. Namun, terdapat juga tanda-tanda penurunan moral, seperti berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, meningkatnya individualisme, ketergantungan pada media sosial, dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Semua ini kadang bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung bangsa, seperti kebersamaan, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap orang lain.

Untuk mengatasi masalah moral ini, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

Penguatan Pendidikan Karakter di Rumah dan Sekolah: Orang tua dan sekolah perlu lebih fokus pada pengajaran nilai-nilai moral dan etika, seperti sopan santun, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
Keteladanan dari Orang Dewasa dan Pemimpin: Generasi muda membutuhkan figur teladan yang dapat memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pengawasan Penggunaan Media Sosial: Orang tua dan komunitas perlu memantau dan membatasi konten yang diakses oleh generasi muda untuk menghindari pengaruh informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
Program Kepemudaan yang Positif: Mengadakan kegiatan yang mendorong kerja sama, solidaritas, dan kontribusi nyata di masyarakat dapat membangun rasa peduli sosial di kalangan generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by M. Darunnadwah Al-Qushai Sutrawhana -
Nama : M.Darunnadwah Al-Qushai Sutrawhana
NPM : 2455061005
Kelas : PSTI - C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini menghadapi banyak tantangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila. Seharusnya, nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus tercermin dalam setiap tindakan dan keputusan politik. Namun, dalam praktiknya, banyak perilaku politik yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, seperti budaya korupsi, kolusi, nepotisme, serta praktik politik uang yang merusak integritas demokrasi. Ini menunjukkan bahwa etika perilaku politik di Indonesia masih belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat dan kesejahteraan bersama.

Politik yang seharusnya melayani kepentingan rakyat dan berlandaskan keadilan sering kali terpinggirkan oleh kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Ketidakadilan dalam pelayanan publik dan kebijakan pemerintah semakin memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi. Selain itu, dalam aspek kemanusiaan, praktik penyalahgunaan kekuasaan dalam politik masih sering terjadi, yang mengabaikan prinsip keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia. Untuk membangun sistem politik yang benar-benar berlandaskan Pancasila, diperlukan komitmen yang kuat dari pejabat dan politisi, serta pembentukan budaya politik yang transparan, berintegritas, dan berorientasi pada kepentingan publik.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral

Di lingkungan sekitar, etika generasi muda saat ini bervariasi dan menunjukkan dinamika antara pengaruh positif dan negatif dari perkembangan zaman. Banyak generasi muda yang menunjukkan sikap baik dan menghargai nilai-nilai budaya Indonesia, seperti gotong royong, menghormati orang tua, dan bersikap santun dalam berinteraksi. Namun, ada juga segelintir generasi muda yang kurang mencerminkan etika sesuai dengan nilai-nilai bangsa, terlihat dari sikap apatis, individualisme, dan kurangnya penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional.

Dekadensi moral ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kemajuan teknologi, arus globalisasi, serta kurangnya kontrol sosial dan pendidikan karakter. Sebagai solusi, pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila harus diperkuat di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Program-program yang melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pelatihan kepemimpinan, dapat membangun kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam menjaga etika bangsa. Selain itu, peran pemerintah, media massa, dan tokoh masyarakat dalam memberikan contoh yang baik juga sangat penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Ica Nuria -
Nama: Ica Nuri Ilmawati
NPM: 2415061053
Kelas: PSTI-D

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih jauh dari ideal. Banyak masalah muncul, seperti korupsi, penyalahgunaan jabatan, serta ketidakadilan dalam pelayanan publik. Nilai-nilai Keadilan Sosial (Sila ke-5 Pancasila) sering kali diabaikan.
Pancasila mengajarkan keadilan, transparansi, dan integritas. Namun dalam praktiknya, etika perilaku politik sering kali terganggu oleh kepentingan pribadi dan politik yang lebih dominan. Oleh karena itu, sistem etika politik saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memerlukan perbaikan yang signifikan untuk menegakkan prinsip-prinsip moral yang seharusnya menjadi panduan bagi pejabat publik.

B. Etika generasi muda di sekitar sering kali terlihat mengalami penurunan yang dapat dikaitkan dengan pengaruh globalisasi, budaya luar, dan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan. Banyak dari generasi muda yang menunjukkan kecenderungan individualisme dan kurangnya rasa hormat terhadap sesama. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, terutama Pancasila, yang menekankan gotong royong, hormat terhadap orang tua, dan solidaritas sosial. 
Untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi adalah dengan pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila harus ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah. Nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab perlu diperkuat. selanjutnya, peran aktif keluarga menanamkan etika dan moral sangat penting. Orang tua perlu menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, media sosial bisa digunakan untuk menyebarkan konten yang mendidik dan menginspirasi generasi muda agar memahami pentingnya nilai moral dan etika. serta melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial seperti gotong royong untuk menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by 2415061104 Thoriq Abdillah -
A. Etika Perilaku Politik di Indonesia
Sistem etika politik di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal dan belum sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa permasalahan yang sering muncul adalah korupsi yang masih marak di berbagai tingkat pemerintahan dan bertentangan dengan sila kelima Pancasila, serta kolusi antara pejabat pemerintah dengan pihak swasta demi kepentingan pribadi atau kelompok yang melanggar prinsip keadilan dan persatuan. Nepotisme, yaitu mengutamakan keluarga dalam pengambilan keputusan, juga masih sering terjadi dan bertentangan dengan prinsip persamaan di hadapan hukum. Selain itu, banyak keputusan pemerintah yang tidak transparan sehingga memicu ketidakpercayaan publik.

B. Etika Generasi Muda
Di lingkungan tempat tinggal saya, etika generasi muda masih mencerminkan nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati. Namun, ada sebagian generasi muda yang mengalami dekadensi moral akibat pengaruh teknologi, globalisasi, dan perubahan nilai-nilai sosial. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya menyeluruh seperti pendidikan karakter sejak dini, penguatan peran keluarga dalam membentuk karakter anak, peningkatan kualitas lingkungan sosial yang kondusif, pemanfaatan teknologi secara positif, dan inovasi dalam pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Rafi Zakwan Ekaputra -
Nama : Rafi Zakwan Ekaputra
NPM : 2455061008
Kelas PSTI - D

A. Sistem etika dalam perilaku politik di Indonesia saat ini masih jauh dari standar ideal dan belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini terlihat dari beberapa masalah utama yang sering muncul dalam dunia politik, seperti: Korupsi: Praktik korupsi masih menjadi isu serius yang merata di berbagai tingkat pemerintahan, yang jelas bertentangan dengan sila kelima Pancasila yang mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kolusi: Kolusi antara pejabat pemerintah dan pihak swasta sering terjadi demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, yang melanggar prinsip keadilan dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila. Nepotisme: Praktik nepotisme, yaitu mengutamakan keluarga atau kerabat dalam pengambilan keputusan, masih sering dijumpai. Ini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang menekankan persamaan di hadapan hukum. Kurangnya transparansi: Banyak keputusan pemerintah yang diambil tanpa transparansi, yang memicu kecurigaan dan ketidakpercayaan publik. Hal ini bertentangan dengan prinsip keterbukaan yang merupakan salah satu nilai dasar dalam demokrasi.

B. Berdasarkan pengamatan saya terhadap kehidupan sehari-hari, etika generasi muda di lingkungan tempat tinggal saya masih mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati. Namun, terdapat juga kelompok generasi muda yang nilai-nilainya mulai menyimpang dari norma yang berlaku. Hal ini bisa terjadi karena etika generasi muda sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan nilai-nilai sosial. Untuk mengatasi masalah dekadensi moral pada generasi muda, diperlukan langkah-langkah yang dilakukan secara menyeluruh, antara lain: Pendidikan karakter: Pendidikan karakter harus diperkuat sejak dini, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Nilai-nilai Pancasila dan moralitas harus menjadi bagian yang integral dalam kurikulum pendidikan. Penguatan peran keluarga: Keluarga memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka dan menjadi teladan yang baik. Peningkatan kualitas lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang sehat dan kondusif sangat membantu dalam pembentukan karakter generasi muda. Pemanfaatan teknologi: Teknologi dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada generasi muda, misalnya melalui media sosial atau permainan edukatif. Inovasi dalam pendidikan: Perlu dikembangkan metode pendidikan yang lebih inovatif dan efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Hengky Kurniawan -
Nama : Hengky Kurniawan
NPM : 2415061105
Kelas : PSTI D

A. Menurut Saya
Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaian dengan Nilai Pancasila
Sistem etika politik di Indonesia masih menghadapi tantangan yang menunjukkan jarak dengan nilai-nilai Pancasila:

Independensi: Birokrasi sering kali tidak bebas dari pengaruh kepentingan politik, melanggar prinsip Keadilan Sosial.
Integritas: Tingginya korupsi menunjukkan masih lemahnya nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Transparansi: Kurangnya keterbukaan dalam pemerintahan mengurangi kepercayaan publik dan bertentangan dengan Kedaulatan Rakyat.
Pelayanan Publik: Pelayanan yang lambat dan tidak responsif bertentangan dengan nilai Persatuan Indonesia.
Secara keseluruhan, perilaku politik saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, meskipun ada perbaikan di beberapa aspek.

B. Etika Generasi Muda di Lingkungan Sekitar
Etika generasi muda bervariasi. Teknologi membawa tantangan etika digital, sementara kepedulian sosial ada namun kadang disertai apatisme. Masalah seperti kurangnya kesadaran hukum menunjukkan adanya dekadensi moral.

Solusi
Pendidikan Karakter sejak dini berbasis nilai Pancasila.
Teladan dari Pemimpin untuk integritas dan tanggung jawab.
Literasi Media untuk menggunakan teknologi secara bijak.
Pengembangan Diri melalui program positif.
Peran Komunitas dalam menjaga nilai etika.
Pendekatan ini dapat membantu meningkatkan etika generasi muda sesuai nilai bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Rizky Novrizal -
Nama : Rizky Novrizal
NPM : 2415061021
Kelas : PSTI-D

A. Menurut saya, sistem etika perilaku di indonesia belum atau tidak mencerminkan nilai pancasila karena masih banyak pelanggaran yang teradi. Nilai-nilai Pancasila mengharuskan pemerintahan untuk mengedepankan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam praktiknya, masih terdapat kesenjangan antara prinsip tersebut dan realitas yang terjadi di lapangan. Beberapa masalah utama dalam etika perilaku politik di Indonesia adalah Korupsi dan Penyalahgunaan Wewenang, Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas, Pengaruh Politik Uang, Diskriminasi dalam Pelayanan Publik dan masih banyak lagi.
Secara keseluruhan, sistem etika perilaku politik di Indonesia masih belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih kuat dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik politik agar tercipta pemerintahan yang baik dan benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya cenderung menunjukkan adanya perubahan budaya. Banyak dari mereka memiliki minat yang besar dalam teknologi, inklusi sosial, serta perkembangan teknologi. Namun, ada juga pengaruh negatif budaya asing yang terlihat, yang menyebabkan penurunan nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat.
Beberapa solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi, yakni: Pendidikan Karakter di Sekolah dan Lingkungan Keluarga, Pemberdayaan Pemuda dalam Kegiatan Sosial, Pemanfaatan Teknologi untuk Hal Positif, dan Pembinaan Nilai Keagamaan
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Triandika 2415061064 -
Nama : Triandika
NPM : 2415061064
kelas : PSTI C

A. Etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih sering terjebak dalam praktik-praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila, khususnya sila ke-2 tentang kemanusiaan yang adil dan beradab serta sila ke-5 tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam kenyataannya, praktik politik sering kali tidak independen atau imparsial, dan berbagai masalah seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme masih banyak terjadi, baik di level pusat maupun daerah. Idealnya, Pancasila sebagai dasar negara mendorong etika perilaku politik yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan pelayanan kepada masyarakat.

Namun, pada praktiknya, banyak aparatur negara yang masih memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melanggar prinsip-prinsip yang seharusnya menjadi panduan dalam pengambilan keputusan politik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem etika perilaku politik belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Untuk mewujudkan etika politik yang berlandaskan Pancasila, pemerintah perlu memperkuat mekanisme pengawasan, menegakkan hukum yang adil, serta memberikan sanksi tegas terhadap tindakan penyimpangan. Ini penting agar etika perilaku politik dapat dijalankan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

B. Menurut saya keadaan etika generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar, terutama dengan adanya globalisasi, modernisasi, dan pengaruh budaya asing yang sangat mudah diakses. Banyak generasi muda yang kehilangan identitas budaya dan nasionalisme, dan hal ini terlihat dari meningkatnya fenomena individualisme, hedonisme, dan apatisme terhadap kondisi sosial-politik. Walaupun begitu, masiih ada juga generasi muda tetap memiliki etika yang baik dan berusaha mempertahankan nilai-nilai bangsa Indonesia seperti gotong royong, hormat kepada orang tua, dan cinta tanah air.
Solusi mengenai masalah dekadensi moral di kalangan remaja dengan menerapkan :
1. Pendidikan Karakter
2. Penggunaan Media Sosial yang Positif
3. Penguatan Peran Keluarga:
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Regina Salwa Lestari -
Nama : Regina Salwa Lestari
NPM : 2415061057
Kelas : PSTI D

A. Sistem etika perilaku politik saat ini masih sering jauh dari nilai-nilai Pancasila. Walaupun seharusnya etika politik mencerminkan keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan seperti yang diamanatkan Pancasila, pada kenyataannya banyak pelaku politik yang lebih fokus pada kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan rakyat. Ini terlihat dari berbagai kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Untuk mewujudkan etika politik yang sesuai dengan Pancasila, diperlukan kesadaran dan integritas dari setiap pelaku politik untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya berbeda-beda. Sebagian sudah mencerminkan nilai-nilai bangsa seperti gotong royong, menghargai orang tua, dan sikap toleran. Namun, ada pula yang kurang memiliki kesadaran etika, misalnya tidak peduli pada lingkungan sekitar dan kurang menghormati orang lain. Ini dapat diatasi dengan memberikan pendidikan karakter yang kuat, baik di rumah maupun di sekolah, serta melalui teladan positif dari orang dewasa dan tokoh masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Jehan Reza Pahlevi -
Nama : Jehan Reza Pahlevi
NPM : 2415061067
Kelas : PSTI-D

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Reformasi telah membuka jalan menuju demokratisasi, tetapi ada ketidaksesuaian antara nilai-nilai Pancasila dan perilaku politik sebagian politisi. Beberapa aspek etika politik yang perlu dievaluasi meliputi:

1. Korupsi: Korupsi tetap menjadi masalah serius dalam politik Indonesia, yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila seperti keadilan, kejujuran, dan integritas. Politisi yang terlibat dalam korupsi merusak etika politik.
2. Nepotisme dan Klientelisme: Terkadang, politisi lebih memprioritaskan hubungan pribadi dan kepentingan keluarga daripada kepentingan publik, yang tidak sesuai dengan semangat persatuan dan keadilan Pancasila.
3. Kampanye Negatif: Praktek kampanye negatif dengan penyebaran informasi palsu atau menyerang lawan politik dapat menciptakan ketidakadilan dan kerusakan hubungan antara kandidat dan pemilih.
4. Intoleransi dan Diskriminasi: Beberapa politisi mungkin terlibat dalam retorika intoleran yang bertentangan dengan semangat persatuan Indonesia. Ini juga melanggar nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan keragaman dan kesetaraan.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: Beberapa politisi mungkin kurang transparan dalam menjalankan tugas publik mereka, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kejujuran dan akuntabilitas.

Untuk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, politikus dan pejabat publik perlu memperbaiki perilaku politik mereka dan lebih fokus pada kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.


B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal Anda dapat bervariasi, tetapi ada beberapa tantangan dalam hal etika dan nilai-nilai yang perlu diatasi. Adanya dekadensi moral bisa menjadi masalah serius, dan solusinya melibatkan upaya bersama dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi dekadensi moral termasuk:

1. Pendidikan Nilai: Sekolah dan keluarga harus memperkuat pendidikan nilai-nilai moral dan etika kepada generasi muda. Ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah dan komunikasi keluarga.
2. Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat perlu lebih aktif dalam memantau dan mengawasi perilaku generasi muda. Ini melibatkan pengawasan oleh orang tua, tetangga, dan tokoh masyarakat setempat.
3. Peran Media: Media massa dan media sosial memiliki pengaruh besar pada etika generasi muda. Media harus bertanggung jawab dan menghindari mendukung perilaku yang tidak etis.
4. Kampanye Kesadaran: Program-program kesadaran moral dan etika dapat membantu mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
5. Peran Model Peran: Tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan tokoh politik dapat menjadi contoh dan model peran dalam perilaku etis dan moral.

Selain itu, mendorong partisipasi generasi muda dalam aktivitas positif seperti sukarela, kegiatan olahraga, seni, dan budaya juga dapat membantu membentuk etika yang positif. Semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi dekadensi moral dan memastikan generasi muda mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku mereka.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Ridho Azhari Putra -
Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Kelas : PSTI-D

A. Menurut saya, sistem etika perilaku di Indonesia belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila karena masih banyak pelanggaran yang terjadi. Pancasila menuntut agar pemerintah mengutamakan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Namun, dalam penerapannya, masih ada kesenjangan antara prinsip-prinsip tersebut dan kenyataan di lapangan. Beberapa masalah utama dalam etika politik di Indonesia meliputi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kurangnya transparansi dan akuntabilitas, praktik politik uang, diskriminasi dalam pelayanan publik, dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan, sistem etika politik di Indonesia masih belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih kuat untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik politik, guna mewujudkan pemerintahan yang baik dan benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya menunjukkan adanya perubahan budaya. Banyak di antara mereka yang memiliki minat besar terhadap teknologi, inklusi sosial, dan perkembangan inovasi digital. Namun, pengaruh negatif budaya asing juga terlihat, yang mengakibatkan penurunan nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat.
Beberapa solusi untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi saat ini antara lain: Pendidikan karakter di sekolah dan lingkungan keluarga, pemberdayaan pemuda dalam kegiatan sosial, pemanfaatan teknologi untuk tujuan positif, dan pembinaan nilai-nilai keagamaan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Kholifah Wulandari -
Nama : Kholifah Wulandari
NPM : 2415061079
Kelas : PSTI D

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini :
Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan yang sering kali belum sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak pejabat publik dan birokrat yang belum mampu menjalankan tugas mereka sebagai pelayan masyarakat dengan baik. Mereka masih terjebak dalam budaya birokrasi lama yang cenderung paternalistik dan kurang independen. Hal ini tercermin dalam beberapa permasalahan seperti rendahnya integritas, tidak adanya transparansi, ketidakadilan dalam pelayanan, serta lemahnya profesionalisme dan orientasi pelayanan publik. Misalnya, sering terjadi penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan pelayanan publik yang diskriminatif, yang menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Dalam nilai-nilai Pancasila, terutama sila keempat dan kelima, dijunjung tinggi semangat keadilan sosial, kebersamaan, dan pelayanan untuk kepentingan rakyat. Namun, sistem etika perilaku politik yang masih rentan terhadap korupsi, nepotisme, dan kurangnya transparansi menunjukkan bahwa nilai-nilai ini masih belum diimplementasikan secara konsisten. Oleh karena itu, diperlukan reformasi dan penguatan etika birokrasi yang berfokus pada integritas, profesionalisme, dan transparansi agar selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

B. Etika Generasi Muda dan Dekadensi Moral :
Di lingkungan sekitarr saya, etika generasi muda menunjukkan variasi yang berbeda-beda. Meskipun ada yang memiliki etika baik seperti jujur, sopan, dan peduli terhadap sesama, sebagian lainnya terpengaruh oleh budaya global yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Beberapa perilaku negatif, seperti kurangnya tanggung jawab, sikap individualistis, dan terjerumus dalam kegiatan yang merusak seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba, mencerminkan adanya dekadensi moral yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.

Solusi untuk mengatasi dekadensi moral pada generasi muda meliputi:
1. Pendidikan Karakter di Sekolah dan Keluarga : Pendidikan karakter berbasis Pancasila perlu ditanamkan sejak dini baik di sekolah maupun di keluarga. Pendidikan ini dapat membantu membangun kepribadian yang berintegritas dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.
2. Peningkatan Kegiatan Positif : Memperbanyak kegiatan yang positif dan kreatif, seperti kegiatan seni, olahraga, dan sosial yang melibatkan generasi muda, dapat memberikan mereka wadah untuk mengekspresikan diri secara sehat dan konstruktif.
3. Teladan dari Pemimpin dan Orang Tua : Generasi muda memerlukan contoh nyata dari orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin, guru, dan orang tua untuk menjadi teladan dalam hal etika, disiplin, dan kepedulian sosial.
4. Penguatan Lembaga Sosial dan Komunitas : Melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pembinaan generasi muda, serta menghidupkan kegiatan di lingkungan komunitas atau RT/RW, dapat memperkuat kesadaran etika dan solidaritas sosial di masyarakat.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan generasi muda dapat tumbuh dengan etika dan moral yang lebih baik, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Riffa Yudika -

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Pancasila


Saat ini, etika perilaku politik di Indonesia masih diwarnai oleh berbagai masalah, seperti korupsi, nepotisme, dan kurangnya rasa tanggung jawab di antara para pejabat. Meskipun sistem demokrasi sudah diperbaiki melalui reformasi, banyak pejabat yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada pelayanan publik yang jujur dan adil. Budaya birokrasi lama, yang penuh dengan formalitas dan tidak selalu mendahulukan kepentingan rakyat, masih melekat dan menghambat perubahan ke arah yang lebih baik.


Hal ini menunjukkan bahwa sistem etika politik belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, terutama pada sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan) dan sila kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Nilai-nilai Pancasila mengajarkan keadilan, integritas, dan pelayanan kepada rakyat, namun dalam praktiknya, masih banyak terjadi pelanggaran terhadap etika dan moral dalam birokrasi dan pemerintahan. Untuk mencapai kesesuaian dengan nilai Pancasila, penting bagi setiap pemimpin dan pejabat untuk menerapkan prinsip transparansi, keadilan, serta mengedepankan pelayanan publik yang adil dan tidak diskriminatif.


B. Etika Generasi Muda dan Dekadensi Moral


Etika generasi muda saat ini cenderung dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi yang cepat. Meskipun banyak yang memiliki nilai-nilai positif seperti inovatif, terbuka, dan peduli lingkungan, sebagian lainnya menunjukkan tanda-tanda dekadensi moral, seperti rendahnya rasa tanggung jawab, kecenderungan individualis, dan sering kali tidak mengindahkan nilai-nilai budaya lokal yang penting. Ini terlihat dalam pergaulan bebas, penggunaan media sosial secara tidak bijak, dan menurunnya rasa hormat terhadap orang yang lebih tua.


Dekadensi moral ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan nilai-nilai etika dan budaya Indonesia yang menekankan pada kebersamaan, rasa hormat, dan tanggung jawab sosial. Beberapa solusi untuk menghadapi dekadensi moral di kalangan generasi muda meliputi:

1. Pendidikan Berbasis Nilai Pancasila dan Budaya Lokal: Pendidikan formal dan informal yang menekankan nilai-nilai luhur bangsa perlu diperkuat, baik di sekolah maupun di rumah. Pemahaman tentang Pancasila dan budaya Indonesia harus diberikan dalam cara yang menarik dan relevan agar lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari anak muda.

2. Peningkatan Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial: Melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau kegiatan gotong-royong, dapat memperkuat rasa solidaritas dan tanggung jawab. Ini juga membantu mereka mengembangkan empati dan memahami pentingnya kontribusi positif kepada masyarakat.

3. Penggunaan Media Sosial secara Bijak: Karena media sosial sangat berpengaruh, penting untuk mengedukasi generasi muda tentang penggunaan yang bijak dan etis. Kampanye edukasi, baik oleh pemerintah, sekolah, maupun komunitas, dapat mendorong perilaku yang bertanggung jawab di dunia digital.

4. Pemberian Contoh Nyata oleh Tokoh Masyarakat: Generasi muda membutuhkan contoh yang baik dari para pemimpin, guru, dan orang tua. Keteladanan dalam menjaga integritas, disiplin, dan nilai-nilai budaya menjadi salah satu cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif.


Dengan upaya tersebut, diharapkan etika dan moral generasi muda dapat lebih mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia serta mendorong terbentuknya karakter yang kuat, jujur, dan bertanggung jawab.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Putri Nabilla Atifa -
Nama: Putri Nabilla Atifa
NPM: 2415061040
Kelas: PSTI-D

A. Menurut saya sistem etika perilaku politik saat ini masih menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh. Meski reformasi politik telah membuka jalan bagi demokratisasi dan memberikan kewenangan yang lebih besar bagi pemerintah daerah, praktik politik dan birokrasi sering kali belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. sebuah paragdigma pemerintahan yang dipertahankan dari masa lalu menjadi akar permasalahan pemerintah dan birokrasi yang mengancam demokratisasi. lemahnya sebuah responsivitas, representativitas, dan responsibilitas aparatur pemerintah yang membuat suatu birokrasi melemah. maka daripada itu solusinya:
1. Pendidikan dan Pelatihan Etika dan Profesionalisme, pembenahan etika politik dan birokrasi memerlukan program pelatihan yang berkelanjutan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aktivitas pemerintahan.
2. Penguatan Transparansi dengan Teknologi Digital, penerapan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi, seperti pelaporan anggaran secara online dan pemantauan langsung proyek pemerintah, dapat membantu masyarakat mengakses informasi publik dengan mudah.
3. Kampanye dan Sosialisasi Nilai Pancasila, pancasila bisa terus diintegrasikan melalui kampanye internal di lingkungan pemerintahan.
4. Sistem Pengaduan Publik yang Responsif, dengan membangun sistem pengaduan publik yang mudah diakses dan responsif, seperti aplikasi pengaduan atau nomor khusus, dapat membantu masyarakat menyampaikan keluhan atau masukan secara langsung.

B. Etika dilingkungan sekitar saya sangat beragam, banyaknya pengaruh globalisasi yang mebuat perubahan perilaku etika dilingkungan sekitar saya, namun tidak memungkiri masih banyak yang menjaga norma dan nilai tradisional. pengaruh buruk yang sangat disayangkan banyak mempengaruhi anak kecil, sehingga banyaknya anak kecil mengikuti jejak prilaku yang buruk, hal tersebutlah yang mempengaruhi dekadensi moral, yang dimana seharusnya anak anak bertutur kata baik dan tidak kasar. Banyak anak muda kini terlihat lebih individualis, kurang sopan dalam berinteraksi, terutama dengan orang yang lebih tua, dan kurang peduli dengan lingkungan sosialnya. Ada yang lebih mengutamakan penampilan atau gaya hidup, yang kadang dipengaruhi oleh media sosial dan budaya populer dari luar negeri.

namun tidak semuanya seperti hal tersebut, masih banyak yang menjunjung etika moral dan berperilaku, hal tersebut karena diterapkan,
1. Peran Keluarga dalam Menanamkan Nilai-Nilai Luhur, keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk kepribadian anak. Orang tua bisa lebih proaktif dalam mengajarkan nilai-nilai luhur bangsa seperti rasa hormat, gotong royong, dan tanggung jawab. Komunikasi yang terbuka dan saling menghargai di dalam keluarga juga akan membantu anak memahami pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pemanfaatan Media Sosial untuk Kampanye Nilai Positif, media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan anak muda. Menggunakan platform ini untuk kampanye nilai-nilai positif dan contoh perilaku yang baik dapat membantu menanamkan etika dan moral secara modern.
3. Program Kepemudaan dan Kegiatan Sosial, melibatkan anak muda dalam program kepemudaan dan kegiatan sosial bisa membantu mereka memahami pentingnya kontribusi terhadap masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Satriyo Novriyanto -
Nama: Satriyo Novriyanto
NPM: 2415061058
Kelas: PSTI-D

A. Menurut saya, sistem etika perilaku di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan nilai Pancasila dikarenakan masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Sistem politik dan etika Indonesia saat ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Praktik-praktik seperti korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan terus terlihat dalam pelayanan publik dan politik. Hal ini menunjukkan perbedaan antara idealisme Pancasila dengan realitas praktik politik. Solusinya adalah: meningkatkan integritas dan transparansi pejabat; pelatihan etika politik bagi pegawai negeri sipil berdasarkan Pancasila; dan menjatuhkan sanksi berat atas pelanggaran etika politik.

B. Etika generasi muda di lingkungan sekitar saya cenderung mencerminkan perubahan budaya dan nilai-nilai yang terus berkembang. Banyak generasi muda menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, inklusi sosial, serta inovasi teknologi. Namun, etika generasi muda juga menunjukkan adanya pengaruh negatif budaya asing dan merosotnya nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat. Meskipun banyak orang mulai menyadari pentingnya perubahan, dekadensi moral masih terjadi dalam bentuk gaya hidup konsumtif dan penggunaan teknologi yang tidak bijaksana. Solusinya adalah: integrasikan pendidikan karakter di sekolah dan rumah; orang tua dan masyarakat harus menjadi contoh etika yang baik; dan perbanyak konten positif di media sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Jihan Fatimah Az Zahra -

Nama: Jihan Fatimah Az Zahra 

NPM: 2415061027

Kelas: PSTI C

---

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih diwarnai oleh tantangan besar, seperti praktik korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan wewenang yang merusak kepercayaan publik. Secara prinsip, etika politik yang ideal seharusnya selaras dengan nilai-nilai yang ada di Pancasila, seperti menekankan keadilan, kejujuran, dan pengabdian kepada kepentingan rakyat. Sayangnya, pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai ini. Integritas dan transparansi sering kali dikalahkan oleh kepentingan pribadi dan politik sempit. Contohnya dalam konteks keadilan Sosial masih belum sepenuhnya diwujudkan dalam pengambilan keputusan dan pelayanan masyarakat, terutama di daerah, dan dalam konteks kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang masih sering diabaikan ketika prioritas utama adalah mempertahankan kekuasaan.

B. Etika generasi muda di sekitar lingkungan saya menunjukkan perilaku yang beragam. Ada yang berperilaku positif, seperti aktif dalam kegiatan sosial, bertanggung jawab, menghargai orang lain, dan jujur. Namun, sebagian lainnya terpengaruh oleh materialisme dan budaya instant, yang sering bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.Namun sebagian ada juga yang terpengaruh oleh gaya hidup materialistis dan ingin serba cepat, yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.Maka dari itu kita diperlukan untuk memperkuat pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila di sekolah, kemudian dengan mengajak pemuda terlibat dalam kegiatan sosial agar lebih peduli dan beretika dan peran orang tua yang seharusnya menanamkan nilai-nilai moral sejak dini di rumah. Dimana solusi-solusi ini diharapkan dapat mengatasi penurunan moral dan membantu generasi muda berperilaku sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

In reply to Jihan Fatimah Az Zahra

Re: Forum Analisis Soal

by Rahman Hidayat -
Rahman Hidayat
PSTI C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat IniSistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan besar. Meskipun terdapat upaya untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme masih marak. Banyak birokrat yang tidak menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik yang baik, sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah 12
B. Etika Generasi MudaEtika generasi muda di sekitar saya cenderung mencerminkan nilai-nilai positif, namun ada indikasi dekadensi moral. Banyak yang terpengaruh oleh materialisme dan ketidakpuasan terhadap sistem. Solusi untuk mengatasi masalah ini termasuk pendidikan karakter yang lebih kuat dan peningkatan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhammad Imran Harun 2415061013 -

Nama : Muhammad Imran Harunn

Kelas : PSTI C

NPM : 2415061013 

A. Sisitem Etika perilaku politik saat ini di indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan masalah. Meski pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup terlah di tetapkan, penerapanya dalam praktik politik tidak dilakukan. 

Aspek-Aspek Sistem perilaku politik indonesia.

  1. Independensi dan Integritas
  2. Imparsialitas dan Keadilan
  3. Transparansi dan Akuntabilitas
  4. Efisiensi dan Profesionalisme

B.Generasi muda lebih memikirkan diri mereka sendiri dan tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya membuat mereka menjadi lebih individualis sikap ini tidak mencerminkan nilai pancasila. 

solusi yang dapat saya berikan adalah :

  1. Pendidikan karakter
  2. Peran Keluarga
  3. Diskusi dengan masyarakat
  4. Memfasilitasi kegiatan positif
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Rifki Yudika -
Nama : Rifki Yudika Perdana
NPM : 2415061090
Kelas : PSTI D

A. Menurut pandangan saya, sistem etika perilaku politik di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Sistem politik dan etika Indonesia saat ini belum mencerminkan sepenuhnya prinsip-prinsip Pancasila. Praktik-praktik seperti korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan masih sering terlihat dalam pelayanan publik dan politik. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara cita-cita Pancasila dengan kenyataan dalam praktik politik.
Solusi:
1. Meningkatkan integritas dan transparansi pejabat publik.
2. Menyelenggarakan pelatihan etika politik bagi pegawai negeri sipil yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.
3. Memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran etika politik.

B. Etika generasi muda di sekitar saya cenderung mencerminkan perubahan dalam budaya dan nilai-nilai yang terus berkembang. Banyak generasi muda yang menunjukkan perhatian besar terhadap isu keberlanjutan lingkungan, inklusi sosial, serta kemajuan teknologi. Namun, di sisi lain, etika generasi muda juga dipengaruhi oleh budaya asing yang negatif, yang menyebabkan penurunan nilai-nilai seperti kesopanan, tanggung jawab sosial, dan rasa hormat. Meskipun ada kesadaran untuk melakukan perubahan, masih ada dekadensi moral yang terlihat dalam gaya hidup konsumtif dan penggunaan teknologi yang tidak bijaksana.
Solusi:
1. Pendidikan Karakter: Masukkan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dan pembelajaran di rumah.
2. Keteladanan: Orang tua dan masyarakat harus memberikan contoh etika yang baik.
3. Perbanyak Edukasi: Ciptakan lebih banyak konten positif di media sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by RAFEYFA ASYLA 2415061107 -
NAMA : RAFEYFA ASYLA
NPM : 2415061107
KELAS : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal penerapan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan. Seiring dengan proses desentralisasi dan reformasi pemerintahan, praktik politik sering kali terganggu oleh masalah-masalah seperti korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem etika politik belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Perilaku politik yang ideal menurut Pancasila seharusnya berlandaskan pada keadilan sosial, integritas, dan keberpihakan pada kepentingan rakyat. Namun, praktik-praktik politik yang tidak etis seperti adanya favoritisme, kurangnya transparansi, dan penggunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok telah memperlemah nilai-nilai tersebut. Selain itu, nilai gotong royong dan semangat nasionalisme dalam politik sering terabaikan dalam proses pengambilan keputusan, terutama di tengah tekanan kepentingan politik pribadi dan kelompok tertentu.

Meskipun ada undang-undang dan peraturan yang mengatur perilaku politik, penerapannya sering kali kurang konsisten dan lemahnya penegakan hukum membuat nilai-nilai Pancasila sulit terwujud dalam praktik politik sehari-hari. Oleh karena itu, untuk memperkuat sistem etika perilaku politik, diperlukan upaya pembenahan melalui pendidikan etika yang berkelanjutan, penerapan sistem meritokrasi, dan penguatan penegakan hukum agar nilai-nilai Pancasila benar-benar menjadi pedoman dalam perilaku politik.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya terlihat mengalami berbagai tantangan, terutama di tengah pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Meskipun sebagian besar masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan seperti menghormati orang tua, membantu sesama, dan memiliki semangat gotong royong, ada juga yang terpengaruh oleh gaya hidup individualis, kurangnya rasa hormat, dan perilaku yang menunjukkan kurangnya tanggung jawab sosial.

Fenomena dekadensi moral ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengaruh media sosial, perubahan gaya hidup yang mengutamakan kepentingan pribadi, dan minimnya edukasi tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan. Beberapa nilai yang seharusnya menjadi karakter bangsa, seperti kejujuran, sopan santun, dan kebersamaan, terkadang tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari generasi muda.
solusi :
1. Sekolah dan keluarga perlu bekerja sama untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan anak
2. Teknologi dan media sosial sebaiknya digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan edukatif
3. Mengajak generasi muda untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti gotong royong, bakti sosial, atau kegiatan komunitas
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Putri Amanda -


A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Nilai-Nilai Pancasila
Menurut saya istem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal dan seringkali bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Beberapa permasalahan yang menonjol antara lain:

Korupsi: Praktik korupsi masih menjadi penyakit kronis dalam sistem politik kita. Hal ini jelas bertentangan dengan nilai keadilan dan kesejahteraan sosial yang terkandung dalam Pancasila.
Kolusi: Keterlibatan politikus dengan pengusaha atau kelompok kepentingan tertentu untuk kepentingan pribadi sering terjadi. Praktik ini melanggar prinsip keadilan dan demokrasi.
Nepotisme: Pengisian jabatan publik berdasarkan hubungan keluarga atau kedekatan pribadi juga masih marak, bertentangan dengan prinsip keadilan dan meritokrasi.
Diskriminasi: Diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, atau golongan masih terjadi dalam kehidupan politik, melanggar prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
Politik Identitas: Politik identitas yang menguat seringkali memicu perpecahan dan polarisasi di masyarakat, bertentangan dengan nilai persatuan dan kerakyatan.
Mengapa hal ini terjadi? Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

Lemahnya Penegakan Hukum: Hukum yang tidak tegas dan konsisten dalam menindak pelaku korupsi dan pelanggaran etika politik lainnya.
Kurangnya Transparansi: Proses pengambilan keputusan politik seringkali tidak transparan, sehingga membuka peluang untuk terjadinya praktik-praktik koruptif.
Rendahnya Partisipasi Masyarakat: Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
Pengaruh Kekuasaan Uang: Uang seringkali menjadi faktor dominan dalam politik, sehingga mengaburkan nilai-nilai moral dan etika.
B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keluarga, lingkungan sosial, media, dan pendidikan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

Individualisme: Kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama.
Materialisme: Orientasi yang berlebihan pada materi dan kesenangan instan.
Nilai-nilai yang berubah: Perubahan nilai-nilai yang cepat dan kompleks akibat globalisasi.
Kurangnya teladan: Kurangnya tokoh panutan yang dapat menjadi contoh dalam berperilaku baik.
Solusi untuk mengatasi dekadensi moral:

Penguatan Pendidikan Karakter: Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui pendidikan formal dan non-formal.
Peran Keluarga: Orang tua harus menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya.
Penguatan Nilai-nilai Agama: Agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral individu.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Sosial: Membangun lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan moral dan sosial.
Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi untuk menebarkan nilai-nilai positif dan edukatif.
Peningkatan Partisipasi Pemuda: Memberikan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by M. Faqih Dwinanda -
Nama : M. Faqih Dwinanda
NPM : 2415061056
Kelas : PSTI D

A. Sistem etika perilaku politik di Indonesia masih banyak menghadapi masalah, seperti kurangnya integritas, transparansi, dan keadilan. Ini menunjukkan adanya kesenjangan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam aspek kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial. Nilai-nilai tersebut seharusnya memandu pejabat publik untuk melayani masyarakat secara adil dan jujur. Namun, korupsi dan nepotisme yang masih terjadi menunjukkan bahwa sistem etika politik perlu diperbaiki agar lebih sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

B. Di sekitar tempat tinggal saya, etika yang dimiliki generasi mudanya beragam. Beberapa masih menganut nilai tradisional seperti gotong-royong dan saling membantu. Namun beberapa sudah terpengaruh dampak negatif dari globalisasi, seperti sikap individualis dan konsumtif. Mengingat masalah dekadensi moral tersebut, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, seperti:
1. Pendidikan karakter untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda.
2. Para pemimpin dan orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi generasi mendatang.
3. Edukasi untuk mengurangi dampak negatif media sosial dengan menggunakannya secara bijak.
4. Melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memulihkan dan memperkuat etika generasi muda sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Putri Amanda -
Nama : Putri Amanda
NPM : 2415061112
Kelas : PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Nilai-Nilai Pancasila
Menurut saya sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal dan seringkali bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Beberapa permasalahan yang menonjol antara lain:

Korupsi: Praktik korupsi masih menjadi penyakit kronis dalam sistem politik kita. Hal ini jelas bertentangan dengan nilai keadilan dan kesejahteraan sosial yang terkandung dalam Pancasila.
Kolusi: Keterlibatan politikus dengan pengusaha atau kelompok kepentingan tertentu untuk kepentingan pribadi sering terjadi. Praktik ini melanggar prinsip keadilan dan demokrasi.
Nepotisme: Pengisian jabatan publik berdasarkan hubungan keluarga atau kedekatan pribadi juga masih marak, bertentangan dengan prinsip keadilan dan meritokrasi.
Diskriminasi: Diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, atau golongan masih terjadi dalam kehidupan politik, melanggar prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
Politik Identitas: Politik identitas yang menguat seringkali memicu perpecahan dan polarisasi di masyarakat, bertentangan dengan nilai persatuan dan kerakyatan.
Mengapa hal ini terjadi? Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

Lemahnya Penegakan Hukum: Hukum yang tidak tegas dan konsisten dalam menindak pelaku korupsi dan pelanggaran etika politik lainnya.
Kurangnya Transparansi: Proses pengambilan keputusan politik seringkali tidak transparan, sehingga membuka peluang untuk terjadinya praktik-praktik koruptif.
Rendahnya Partisipasi Masyarakat: Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
Pengaruh Kekuasaan Uang: Uang seringkali menjadi faktor dominan dalam politik, sehingga mengaburkan nilai-nilai moral dan etika.
B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keluarga, lingkungan sosial, media, dan pendidikan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

Individualisme: Kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama.
Materialisme: Orientasi yang berlebihan pada materi dan kesenangan instan.
Nilai-nilai yang berubah: Perubahan nilai-nilai yang cepat dan kompleks akibat globalisasi.
Kurangnya teladan: Kurangnya tokoh panutan yang dapat menjadi contoh dalam berperilaku baik.
Solusi untuk mengatasi dekadensi moral:

Penguatan Pendidikan Karakter: Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui pendidikan formal dan non-formal.
Peran Keluarga: Orang tua harus menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya.
Penguatan Nilai-nilai Agama: Agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral individu.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Sosial: Membangun lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan moral dan sosial.
Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi untuk menebarkan nilai-nilai positif dan edukatif.
Peningkatan Partisipasi Pemuda: Memberikan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Yaza Nurzahira -
NAMA : YAZA NURZAHIRA
NPM : 2415061032
KELAS : PSTI D

A.Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih jauh dari ideal dan seringkali tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa permasalahan utama yang muncul adalah:

-Kolusi dan Korupsi: Praktik korupsi masih menjadi masalah serius dalam politik Indonesia. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, serta kurangnya komitmen para politisi terhadap kepentingan rakyat.
-Nepotisme: Penempatan keluarga atau kerabat dalam posisi strategis dalam pemerintahan seringkali terjadi, mengabaikan prinsip meritokrasi dan profesionalisme.
-Politik Uang: Praktik politik uang dalam pemilihan umum menjadi hal yang lumrah, merusak integritas proses demokrasi dan memperkuat oligarki.
-Kurangnya Transparansi: Banyak keputusan politik yang diambil secara tertutup, tanpa melibatkan partisipasi publik, sehingga memicu ketidakpercayaan masyarakat.
-Perpecahan Elite Politik: Elite politik seringkali lebih memprioritaskan kepentingan kelompoknya daripada kepentingan bangsa, sehingga menghambat pembangunan nasional.
Nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial, persatuan Indonesia, dan musyawarah untuk mufakat seharusnya menjadi dasar dalam menjalankan pemerintahan. Namun, dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut seringkali dilanggar.

B. Etika generasi muda saat ini sangat beragam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keluarga, lingkungan sosial, media, dan teknologi. Secara umum, dapat dikatakan bahwa masih banyak generasi muda yang memiliki nilai-nilai positif seperti gotong royong, toleransi, dan rasa hormat. Namun, ada juga yang menunjukkan gejala dekadensi moral seperti individualisme, hedonisme, dan kurangnya rasa tanggung jawab.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi etika generasi muda antara lain:

-Pendidikan: Pendidikan karakter yang kurang memadai dapat menyebabkan generasi muda kurang memahami nilai-nilai luhur bangsa.
-Pengaruh Media: Media sosial dan tayangan televisi yang tidak mendidik dapat memberikan contoh yang buruk bagi generasi muda.
-Lingkungan Keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Jika lingkungan keluarga kurang harmonis atau orang tua kurang memberikan contoh yang baik, maka anak akan cenderung meniru perilaku yang negatif.
Solusi Mengatasi Dekadensi Moral

Untuk mengatasi masalah dekadensi moral pada generasi muda, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, antara lain:

-Penguatan Pendidikan Karakter: Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini dan terus dikembangkan sepanjang hayat. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada generasi muda.
-Peningkatan Pengawasan Orang Tua: Orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi perilaku anak-anaknya, memberikan contoh yang baik, dan berkomunikasi secara terbuka.
-Pemberantasan Korupsi: Korupsi merupakan salah satu faktor yang merusak moral bangsa. Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi harus terus dilakukan secara konsisten.
-Peningkatan Kualitas Media: Media massa harus berperan aktif dalam memberikan informasi yang benar dan membangun, serta menghindari tayangan yang mengandung kekerasan, pornografi, dan konten negatif lainnya.
-Penguatan Peran Agama: Agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan pada generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by M. Zinedine Zidane -
Nama : M. Zinedine Zidane
Npm : 2415061082
Kelas : PSTI-D

A. Etika perilaku politik saat ini sering kali masih jauh dari nilai-nilai Pancasila. Meskipun idealnya etika politik mencerminkan keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan sebagaimana yang tercantum dalam Pancasila, pada kenyataannya banyak pelaku politik yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan rakyat. Hal ini tampak dalam sejumlah kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Untuk menciptakan etika politik yang sesuai dengan Pancasila, dibutuhkan kesadaran dan integritas dari setiap pelaku politik agar selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta tanggung jawab sosial.

B. Etika generasi muda di lingkungan tempat tinggal saya beragam. Ada sebagian yang menunjukkan nilai-nilai bangsa seperti gotong royong, penghormatan kepada orang tua, dan sikap toleransi. Namun, ada juga yang kurang peduli terhadap etika, misalnya tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan kurang menghargai orang lain. Hal ini bisa diatasi dengan pendidikan karakter yang kuat, baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah, serta melalui contoh positif dari orang dewasa dan tokoh masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Valerie Alana Yusri -
Nama : Valerie Alana Yusri
NPM : 2415061046
Kelas : PSTI D

A. Etika perilaku politik di Indonesia saat ini sering tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak pejabat dan birokrat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan umum, yang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial dan integritas dalam Pancasila. Korupsi, nepotisme, dan politik identitas yang masih terjadi mencerminkan pelanggaran terhadap prinsip transparansi, keadilan, dan pengabdian kepada rakyat. Untuk menciptakan pemerintahan yang lebih sesuai dengan Pancasila, dibutuhkan komitmen yang lebih kuat terhadap nilai-nilai tersebut dalam praktik politik.

B. Etika generasi muda Indonesia saat ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan budaya global, yang sering kali tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak yang menunjukkan sikap individualistis, kurang menghargai norma sosial, dan cenderung mengabaikan nilai gotong royong dan saling menghormati. Dekadensi moral ini dapat diatasi melalui pendidikan karakter yang lebih kuat, pemanfaatan media sosial secara positif, pemberdayaan organisasi kepemudaan, dan penumbuhan tokoh teladan yang dapat menjadi contoh bagi generasi muda. Upaya bersama dari keluarga, sekolah, dan masyarakat diperlukan untuk menumbuhkan kembali etika yang sesuai dengan Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Fakhry Ramadhan Subur -
Analisis Soal 2

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini cenderung mengalami degradasi, meskipun prinsip-prinsip dasar Pancasila masih dijadikan landasan. Banyak fenomena dalam praktik politik yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti:

Keadilan Sosial (Sila ke-5) – Dalam praktik politik, sering kali terjadi ketimpangan sosial yang besar. Akses terhadap kekuasaan, keadilan hukum, dan kesejahteraan yang tidak merata menunjukkan bahwa prinsip keadilan sosial belum sepenuhnya diterapkan.

Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila ke-1) – Praktik politik yang intoleran, seperti diskriminasi terhadap kelompok minoritas atau agama, bertentangan dengan nilai ketuhanan yang seharusnya menciptakan kehidupan sosial yang damai dan menghormati perbedaan.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila ke-2) – Dalam banyak kasus, tindakan politik yang melanggar hak asasi manusia, seperti korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan, mencerminkan kurangnya penghargaan terhadap martabat manusia.

Persatuan Indonesia (Sila ke-3) – Ketegangan politik, polarisasi yang tajam, dan diskriminasi antar kelompok etnis atau daerah juga menggambarkan kurangnya semangat persatuan yang sejatinya terkandung dalam Pancasila.

Namun demikian, meskipun banyak tantangan, masih ada upaya untuk mengembalikan etika politik ke jalur yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti melalui kampanye anti-korupsi dan upaya memperbaiki integritas penyelenggara negara.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Mengatasi Dekadensi Moral

Etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan adanya pergeseran nilai-nilai moral yang dipengaruhi oleh budaya global, media sosial, dan masalah sosial-ekonomi. Beberapa perilaku yang terlihat antara lain:

Individualisme yang Tinggi – Banyak generasi muda lebih fokus pada kepentingan pribadi dan gengsi daripada kepentingan bersama. Hal ini terkadang menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain dan kepedulian terhadap masyarakat.

Kurangnya Kepedulian Sosial – Meskipun ada kepedulian di kalangan sebagian pemuda, banyak yang lebih sibuk dengan dunia virtual dan kurang terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung nilai kebersamaan dan gotong royong.

Tantangan dalam Penghormatan terhadap Tradisi – Globalisasi membawa pengaruh budaya luar yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai tradisional Indonesia, seperti rasa hormat terhadap orang tua dan norma-norma yang mengedepankan kedamaian dan kerukunan.

Solusi untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi antara lain:

Pendidikan Karakter – Meningkatkan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini, di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Hal ini untuk memastikan bahwa generasi muda memahami pentingnya sikap jujur, saling menghormati, dan peduli terhadap sesama.

Keteladanan dari Pemimpin – Pemimpin masyarakat, baik di level politik, pendidikan, maupun keagamaan, harus memberi contoh yang baik dalam sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai Pancasila.

Peran Aktif Masyarakat dan Komunitas – Meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial yang mendukung nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu. Komunitas dan organisasi sosial bisa menjadi saluran efektif untuk membangun etika kolektif.

Pemberdayaan Melalui Media Sosial – Media sosial seharusnya dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang positif dan membangun budaya diskusi yang sehat, sekaligus mengurangi penyebaran berita hoaks dan nilai-nilai yang merusak moral.

Dengan pendekatan yang terintegrasi antara pendidikan, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan etika generasi muda dapat kembali mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by hafni dzaki haniyah -
A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini

Etika perilaku politik di Indonesia menghadapi banyak tantangan, terutama terkait nilai-nilai dasar Pancasila. Secara teoritis, Pancasila sebagai dasar negara seharusnya membentuk perilaku politik yang berpihak pada kepentingan rakyat, mengedepankan keadilan sosial, dan menjaga persatuan. Namun, dalam praktiknya, etika politik sering kali bertentangan dengan prinsip-prinsip ini.

1. Ketidakmandirian dan Ketergantungan Politik: Banyak pejabat publik dan birokrasi masih dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu atau patron yang mengarahkan keputusan mereka untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Ini bertentangan dengan asas ketuhanan dan kemanusiaan dalam Pancasila, yang menuntut kejujuran dan keadilan.


2. Ketidakadilan dalam Pelayanan: Perilaku birokrasi yang tidak memberikan pelayanan merata dan adil menunjukkan bahwa nilai keadilan dan persatuan Pancasila belum sepenuhnya diterapkan dalam etika politik. Ketidakadilan ini menyebabkan ketidakpercayaan publik pada sistem pemerintahan.


3. Korupsi dan Kolusi: Masalah korupsi dan kolusi yang kerap ditemukan dalam birokrasi pemerintah menunjukkan bahwa nilai ketuhanan dan keadilan tidak sepenuhnya dijalankan. Tindakan ini merugikan masyarakat dan negara, menunjukkan bahwa etika politik belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.


4. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Prinsip keterbukaan, yang seharusnya menjadi bagian dari nilai kemanusiaan dan keadilan, masih belum diterapkan sepenuhnya. Tanpa transparansi, etika politik menjadi rapuh dan rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.



Kesimpulan: Sistem etika politik saat ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Terdapat tantangan besar dalam penerapan prinsip keadilan, kemandirian, integritas, transparansi, dan akuntabilitas, yang semuanya merupakan nilai penting dalam etika politik berbasis Pancasila.


---

B. Etika Generasi Muda dan Dekadensi Moral

1. Etika Generasi Muda Saat Ini: Di sekitar tempat tinggal, etika generasi muda memiliki sisi positif dan negatif. Banyak generasi muda yang menunjukkan semangat gotong-royong dan kesadaran sosial, yang mencerminkan nilai persatuan dan kemanusiaan dalam Pancasila. Namun, ada pula masalah yang cukup serius terkait etika dan nilai mereka, seperti ketidakpedulian terhadap lingkungan sosial, hedonisme, dan penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. Beberapa generasi muda juga tampak kurang menghormati nilai kebangsaan, yang seharusnya menjadi salah satu pilar utama dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia.


2. Dekadensi Moral: Dekadensi moral atau kemerosotan etika ini menjadi masalah yang memengaruhi generasi muda. Gaya hidup instan, pengaruh negatif media sosial, serta ketidakpedulian terhadap nilai-nilai budaya dan agama menyebabkan etika generasi muda mengalami degradasi.



Solusi untuk Dekadensi Moral Generasi Muda:

Pendidikan Karakter: Memperkuat pendidikan karakter sejak dini melalui pengajaran nilai-nilai Pancasila, budi pekerti, dan etika sosial di sekolah, serta melibatkan orang tua untuk mendidik anak tentang nilai-nilai baik dan buruk.

Pengawasan Penggunaan Media Sosial: Mengedukasi generasi muda tentang penggunaan media sosial yang bijak, di mana pemerintah, sekolah, dan keluarga bekerja sama untuk memberikan batasan yang tepat.

Program Pengembangan Pemuda Berbasis Komunitas: Mendorong generasi muda untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang mengembangkan kesadaran kolektif, empati, dan solidaritas.

Keteladanan dari Pemimpin dan Tokoh Masyarakat: Pemimpin, tokoh agama, dan tokoh masyarakat perlu memberikan teladan perilaku yang baik. Generasi muda cenderung meniru perilaku para pemimpin, sehingga teladan positif dapat memotivasi mereka mengikuti nilai-nilai yang baik.

Peningkatan Peran Media: Media dapat memainkan peran penting dengan lebih banyak menampilkan konten yang mendidik dan menginspirasi, dibandingkan konten-konten yang kurang mendidik.


Melalui upaya-upaya ini, kita dapat mendorong generasi muda agar lebih menghormati nilai-nilai Pancasila serta meningkatkan etika dan moral mereka demi menjaga integritas bangsa di masa depan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Yostiar Aminudin 2415061016 -
Nama : Yostiar Aminudin
NPM : 2415061016
Kelas : PSTI-D

A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan. Meskipun Pancasila sebagai dasar negara telah mengamanatkan nilai-nilai luhur seperti keadilan sosial, persatuan, dan kemanusiaan, praktik politik seringkali tidak sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Korupsi, nepotisme, dan KKN masih menjadi masalah yang menjangkiti dunia politik kita. Hal ini menunjukkan adanya disonansi antara idealisme Pancasila dan realitas politik yang terjadi.

Perilaku politik yang tidak etis ini berdampak buruk pada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara. Akibatnya, partisipasi politik masyarakat menjadi rendah dan polarisasi sosial semakin tajam. Untuk memperbaiki situasi ini, diperlukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan, mulai dari peningkatan integritas para pemimpin, reformasi birokrasi, hingga penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku korupsi.

B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi!

Etika generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan nilai-nilai sosial. Di satu sisi, generasi muda menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial seperti lingkungan, kemanusiaan, dan kesetaraan. Namun, di sisi lain, kita juga melihat fenomena dekadensi moral yang ditandai dengan gaya hidup konsumtif, individualisme, dan kurangnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru.

Perkembangan teknologi, khususnya media sosial, memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk nilai-nilai generasi muda. Informasi yang mudah diakses dan tersebar luas dapat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku mereka. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar di media sosial bersifat positif. Hoaks, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya dapat merusak nilai-nilai moral generasi muda.

Untuk mengatasi masalah dekadensi moral, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini dan terus dikembangkan sepanjang hayat. Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda. Selain itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas konten media sosial dan memberikan literasi digital kepada generasi muda agar mereka dapat menyaring informasi dengan bijak.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Nadya Putri Gusnarni -
Nama : Nadya Putri Gusnarni
NPM : 2415061043
Kelas : PSTI C

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang menghambat penerapan nilai-nilai Pancasila. Meskipun Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa seharusnya menjadi pedoman dalam setiap tindakan politik, kenyataannya banyak praktik politik yang tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ketidakadilan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan masih marak terjadi di kalangan para pejabat publik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem etika dalam perilaku politik belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang mengedepankan keadilan, kemanusiaan, dan kepentingan bersama. Untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan upaya yang serius dari semua pihak untuk menegakkan integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pemerintahan, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan secara nyata dalam praktik politik.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan campuran antara nilai-nilai positif dan negatif. Sebagian besar generasi muda masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan saling menghormati, yang merupakan cerminan dari etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia. Namun, ada juga indikasi dekadensi moral, seperti meningkatnya perilaku individualistik, kurangnya rasa empati, dan ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengatasi dekadensi moral ini, perlu ada upaya bersama dari masyarakat, keluarga, dan institusi pendidikan untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai moral dan etika. Program-program yang melibatkan kegiatan sosial, pengembangan karakter, dan pembinaan kepemimpinan dapat menjadi solusi untuk memperkuat etika generasi muda, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Preisi Odelia Hutabarat 2415061101 -
Nama : Preisi Odelia Hutabarat
NPM : 2415061101
Kelas : PSTI-C


A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Meskipun ada upaya untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, praktik politik yang terjadi seringkali tidak mencerminkan prinsip-prinsip tersebut. Banyak pejabat publik dan birokrat yang terjebak dalam praktik korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan, yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab yang terkandung dalam Pancasila.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun secara formal nilai-nilai Pancasila diakui dan dijadikan pedoman, dalam praktiknya, banyak yang tidak mematuhi dan mengimplementasikannya. Misalnya, prinsip "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" sering kali diabaikan, terlihat dari ketidakadilan dalam pelayanan publik dan diskriminasi yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, sistem etika perilaku politik saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dan perlu adanya reformasi yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa etika dalam politik dapat terwujud secara nyata.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan adanya campuran antara nilai-nilai tradisional dan pengaruh modern. Banyak generasi muda yang masih memegang teguh nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dan menghormati perbedaan. Namun, ada juga pengaruh negatif dari budaya konsumerisme dan individualisme yang mengarah pada dekadensi moral, seperti kurangnya kepedulian terhadap sesama dan meningkatnya perilaku materialistis.
Untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum sekolah perlu diperkuat. Hal ini dapat membantu generasi muda memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut sejak dini. Kedua, masyarakat dan orang tua harus berperan aktif dalam memberikan teladan yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan karakter positif. Ketiga, kampanye sosial yang mempromosikan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kejujuran perlu digalakkan melalui media sosial dan kegiatan komunitas. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan generasi muda dapat tumbuh dengan etika yang kuat dan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Kanaya Traylingga Pratama -
Nama : Kanaya Traylingga P
NPM : 2415061059
Kelas : PSTI-D

1. Menurut saya etika politik di Indonesia saat ini belum ideal dan sering tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Masalah utama yang sering muncul adalah:
Korupsi: Masih terjadi di berbagai tingkat pemerintahan, bertentangan dengan keadilan sosial (sila ke-5).
Kolusi: Kerja sama antara pejabat dan swasta demi kepentingan pribadi, melanggar keadilan dan persatuan.
Nepotisme: Keputusan yang mengutamakan keluarga atau kerabat, tidak sesuai dengan prinsip kesetaraan hukum.
Kurangnya Transparansi: Kebijakan yang tidak terbuka menimbulkan ketidakpercayaan publik.

2. Di lingkungan sekitar ssaya, sebagian besar generasi muda masih mempraktikkan nilai-nilai seperti gotong royong dan toleransi. Namun, beberapa mulai menyimpang karena pengaruh teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial. Untuk mengatasi kemerosotan moral ini, diperlukan:
Pendidikan karakter sejak dini di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Penguatan peran keluarga sebagai teladan.
Lingkungan sosial yang positif untuk mendukung perkembangan etika.
Pemanfaatan teknologi untuk menanamkan nilai positif.
Inovasi pendidikan agar nilai Pancasila lebih efektif diajarkan
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Ezzra Rei Setiawan -
Nama : Ezzra Rei Setiawan
NPM : 2415061096
KELAS : PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Nilai-Nilai Pancasila

Etika politik di Indonesia saat ini masih memiliki banyak kekurangan, terutama dalam hal integritas, transparansi, dan profesionalisme. Walaupun nilai-nilai Pancasila mengajarkan kejujuran, keadilan, dan pelayanan masyarakat, kenyataannya budaya koruptif, favoritisme politik, dan kurangnya akuntabilitas masih marak. Ini menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku politik belum maksimal dan membutuhkan reformasi yang serius.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi untuk Dekadensi Moral

Etika generasi muda beragam; sebagian masih memegang nilai-nilai positif, sementara lainnya terpengaruh budaya individualisme dan gaya hidup konsumtif dari media sosial. Dekadensi moral ini sering kali disebabkan oleh minimnya pendidikan moral, kurangnya keteladanan, dan pengaruh media.

Solusi untuk Dekadensi Moral:

1. Pendidikan karakter: Memperkuat pendidikan moral di sekolah dan keluarga.


2. Keteladanan pemimpin: Pemimpin dan tokoh masyarakat perlu menjadi teladan.


3. Literasi media: Mengedukasi generasi muda untuk memahami dampak negatif dari media sosial.


4. Kegiatan sosial: Melibatkan mereka dalam kegiatan sosial di lingkungan.


5. Penguatan kegiatan agama dan budaya: Memperkuat ikatan generasi muda dengan nilai-nilai budaya dan agama.



Melalui solusi ini, diharapkan nilai-nilai positif dalam etika bangsa tetap terjaga, sehingga generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang berintegritas sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Ledi Daiyana alfara -
LEDI DAIYANA ALFARA
2415061081
PSTI D

1.) Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius adanya penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila. Akhir-akhir ini, banyak perubahan dalam dunia politik Indonesia yang tidak hanya mempengaruhi perilaku para politisi dan partai politik, tetapi juga pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri. Hal ini terlihat dari meningkatnya kasus korupsi, konflik antar lembaga negara, dan perilaku tidak etis dari pejabat publik, yang menunjukkan hilangnya moral dan etika dalam politik.
Terdapat Krisis Etika dalam Politik :banyak politisi dan pejabat yang tidak merasa malu meskipun terlibat dalam kasus hukum. Mereka mengabaikan tanggung jawab moral dan menunjukkan rendahnya etika politik. Demokrasi yang berkembang saat ini sering kali dianggap sebagai "demokrasi bebas nilai," di mana kekuasaan lebih diperebutkan daripada dipegang oleh rakyat. Hal ini menyebabkan praktik politik lebih mementingkan kepentingan elit daripada kepentingan masyarakat luas.

Pancasila seharusnya menjadi pedoman utama dalam perilaku politik di Indonesia. Setiap sila dalam Pancasila memiliki implikasi penting bagi etika politik:
Namun, praktik politik saat ini sering kali mengabaikan prinsip-prinsip tersebut. Banyak politisi terjebak dalam aliran yang merusak etika, seperti korupsi dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan semangat Pancasila.
Untuk mengembalikan etika politik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, perlu ada cara yang mendalam, yaitu:
- Pendidikan Etika Politik: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dalam setiap tindakan politik.
- Pengawasan dan Akuntabilitas: Memastikan bahwa pejabat publik bertanggung jawab atas tindakan mereka.
- Penguatan Partisipasi Rakyat: Mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses politik dan menuntut transparansi serta integritas dari para pemimpin mereka.

2.) Etika generasi muda di Indonesia saat ini menunjukkan adanya penurunan drastis. Banyak pemuda yang menganggap sepele nilai-nilai etika, yang berujung pada perilaku yang kurang menghargai norma dan tata krama dalam masyarakat. Hal ini terlihat dari meningkatnya sikap kasar dan kurang sopan santun di kalangan remaja, terutama di lingkungan sekolah.Fenomena disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh media sosial, pergaulan bebas, dan pola asuh keluarga yang kurang memberikan teladan.
Etika yang dianut oleh generasi muda sering kali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, seperti dalam Pancasila. Banyak pemuda yang egoisme dan kurang memiliki rasa tanggung jawab sosial. etika dan moralitas generasi muda sangat menentukan arah perkembangan bangsa ke depan. Jika etika pemuda rusak, dampaknya akan terasa pada generasi mendatang.

Untuk mengatasi dekadensi moral di kalangan generasi muda, kita dapat menerapkan:
1. Pendidikan Karakter Sejak Dini: dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua perlu mengajarkan nilai-nilai agama dan sosial kepada anak-anak mereka agar terbiasa dengan perilaku baik
2. Peran Guru dan Sekolah: Guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi juga sebagai teladan dalam menanamkan nilai-nilai moral. Sekolah perlu memiliki pendidikan karakter dalam kurikulum mereka dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
3. Pengawasan Media Sosial:  pengaruh besar media sosial terhadap perilaku remaja, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan arahan mengenai penggunaan media sosial yang bijak dan bertanggung jawab.
4. partisipasi Kegiatan Sosial dan Relawan: Melibatkan siswa dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar dan membangun sikap empati serta tanggung jawab social.
5. partisipasi Komunitas dan Lingkungan: Masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Komunitas harus aktif dalam memberikan contoh etika yang baik dan mendukung kegiatan positif bagi pemuda.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan generasi muda Indonesia dapat memiliki etika yang kuat, mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa, serta berkontribusi positif terhadap perkembangan masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Joshua Andrew Siahaan Joshua -
Berikut adalah versi yang berbeda dari jawaban Anda mengenai sistem etika perilaku politik dan etika generasi muda di Indonesia:

Nama: Joshua Andrew Siahaan
NPM: 2455061010
Kelas: PSTI D

1. Ketidaksempurnaan Sistem Etika Perilaku Politik di Indonesia
Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan dan belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Beberapa faktor penyebabnya adalah:

a) Kesenjangan Norma: Terdapat perbedaan yang signifikan antara norma yang tertulis dalam undang-undang dan praktik yang terjadi di lapangan, menciptakan ketidakpastian hukum.

b) Kepentingan Elit Politik: Para pemimpin politik sering kali lebih mementingkan agenda pribadi atau kelompoknya, mengabaikan kepentingan masyarakat luas.

c) Penegakan Hukum yang Lemah: Hukum tidak diterapkan secara konsisten, sehingga menciptakan ruang bagi praktik korupsi dan pelanggaran etika yang tidak mendapatkan sanksi yang layak.

d) Minimnya Partisipasi Publik: Masyarakat belum sepenuhnya terlibat dalam proses pengawasan dan pengendalian perilaku politik, sehingga banyak kebijakan yang tidak mencerminkan aspirasi rakyat.

e) Pengabaian Nilai Pancasila: Meskipun nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial dan persatuan, seharusnya menjadi landasan pemerintahan, dalam praktiknya seringkali nilai-nilai tersebut diabaikan.

2. Pengaruh Etika pada Generasi Muda
Etika generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai aspek, termasuk kemajuan teknologi, budaya asing, dan kondisi sosial ekonomi. Beberapa karakteristik yang muncul antara lain:

a) Tingginya Individualisme: Banyak dari generasi muda yang lebih fokus pada kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan kolektif.

b) Menurunnya Toleransi: Terdapat kesulitan dalam menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan, yang berdampak pada hubungan sosial.

c) Budaya Konsumerisme: Gaya hidup yang berorientasi pada konsumsi dan kesenangan, sering kali mengabaikan nilai-nilai yang lebih mendalam.

Meskipun demikian, masih banyak generasi muda yang mengusung nilai-nilai positif dan peduli terhadap isu-isu sosial. Untuk mengatasi masalah dekadensi moral, beberapa langkah yang bisa diambil adalah:

a) Pendidikan Karakter: Mengintegrasikan nilai-nilai moral dalam pendidikan formal dan non-formal sejak usia dini.

b) Peran Keluarga yang Kuat: Keluarga berperan penting dalam membentuk karakter anak, sehingga perlu ditingkatkan dukungan dan komunikasi dalam keluarga.

c) Kualitas Kepemimpinan yang Baik: Mendorong lahirnya pemimpin yang memiliki integritas dan dapat menjadi teladan bagi generasi muda.

d) Pemanfaatan Teknologi Positif: Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan meningkatkan kemampuan literasi digital di kalangan generasi muda.

e) Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat: Memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan, sehingga mereka merasa memiliki peran dalam perubahan.

Permasalahan etika dalam pemerintahan dan masyarakat adalah isu yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Perubahan harus dimulai dari individu, diperluas ke lingkungan sekitar, dan akhirnya mempengaruhi sistem yang lebih luas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Edbert Frederick -
Nama : Edbert Frederick
NPM : 2415061114
Kelas : PSTI_D

A. Menurut saya sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan serius dalam penerapan nilai-nilai Pancasila secara konsisten. Meskipun Indonesia mengedepankan Pancasila sebagai dasar negara, berbagai aspek etika perilaku politik seperti integritas, transparansi, keadilan, dan tanggung jawab belum sepenuhnya diimplementasikan dalam praktik pemerintahan dan politik.

Beberapa prinsip utama dari Pancasila yang harusnya tercermin dalam etika politik meliputi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Menekankan perlunya dasar moral dan keimanan dalam politik, tetapi sering kali kepentingan agama masih dipolitisasi.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Etika politik idealnya mencerminkan rasa kemanusiaan dan keadilan yang tinggi, namun kasus korupsi dan ketidakadilan masih sering terjadi.
3. Persatuan Indonesia
Perilaku politik seringkali terpecah oleh kepentingan kelompok tertentu, sehingga menciptakan polarisasi di masyarakat.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Meskipun sistem demokrasi diupayakan, sering kali representasi rakyat disalahgunakan, dengan keputusan-keputusan yang lebih menguntungkan elit politik.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ketimpangan sosial dan ekonomi masih menjadi masalah, yang menunjukkan ketidaksesuaian antara etika politik dengan prinsip keadilan sosial Pancasila.
Dapat disimpulkan bahwa sistem etika politik Indonesia masih memerlukan pembenahan agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Perlu ada penguatan integritas, pendidikan etika politik yang berbasis Pancasila, dan penerapan sanksi tegas terhadap pelanggaran.

B.
1. Menurut saya etika generasi muda di lingkungan tempat tinggal saat ini menunjukkan variasi. Beberapa menunjukkan kesadaran etika yang baik, menghargai nilai-nilai tradisi dan budaya serta menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua. Namun, pengaruh globalisasi dan media sosial membawa beberapa tantangan etika, misalnya dalam bentuk individualisme, perilaku konsumtif, dan ketidakpedulian terhadap norma sosial.

Beberapa generasi muda tampak kurang menghargai nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang dianut oleh bangsa Indonesia. Mereka cenderung lebih terpengaruh oleh budaya asing yang mungkin kurang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Indonesia.

2. Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dekadensi moral di kalangan generasi muda meliputi:

Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila: Sekolah dan lingkungan keluarga dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila, terutama prinsip-prinsip seperti gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
Pemanfaatan Media Sosial yang Positif: Mendorong generasi muda untuk menggunakan media sosial secara positif dan tidak hanya sekadar hiburan. Pemerintah dan tokoh masyarakat bisa menyediakan konten edukatif yang memperkuat karakter dan etika.
Program Sosialisasi dan Pelatihan Kepemimpinan: Melalui kegiatan yang melibatkan peran aktif generasi muda, seperti kegiatan sukarela, pelatihan kepemimpinan, dan komunitas diskusi, mereka akan lebih memahami pentingnya nilai moral dan etika dalam kehidupan.
Pembentukan Lingkungan yang Mendukung: Keluarga dan masyarakat sekitar berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai baik pada generasi muda. Interaksi yang positif dan memberi teladan akan membantu mereka memahami dan menerapkan etika yang dianut bangsa.

Dengan upaya kolektif yang konsisten, diharapkan generasi muda dapat menjadi individu yang tidak hanya kompeten tetapi juga bermoral tinggi sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Fathan Salaka R -
Nama : Fathan Salaka R
NPM : 2415061108
Kelas : PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia mengalami tantangan yang signifikan. Meskipun Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa seharusnya menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk politik, kenyataannya banyak perilaku politik yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila, seperti Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Keadilan Sosial, sering kali terabaikan dalam praktik politik. Banyak politisi yang terlibat dalam praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang bertentangan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Selain itu, dalam konteks demokrasi, sering kali terjadi polarisasi dan konflik antar kelompok yang mengabaikan semangat persatuan dan kesatuan.

Sistem etika perilaku politik saat ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti tekanan dari kepentingan bisnis dan politik global, yang sering kali mengesampingkan kepentingan nasional. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memperkuat sistem etika politik yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi terhadap Dekadensi Moral

Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal saya menunjukkan adanya campuran antara nilai-nilai tradisional yang dianut oleh bangsa Indonesia dan pengaruh budaya global yang semakin kuat. Banyak generasi muda yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai seperti gotong royong, saling menghormati, dan kepedulian sosial. Namun, ada juga kecenderungan untuk mengadopsi perilaku individualistik dan materialistik, yang sering kali bertentangan dengan etika dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Dekadensi moral yang terjadi saat ini, seperti peningkatan perilaku konsumtif, kurangnya rasa empati, dan kecenderungan untuk mengikuti tren negatif di media sosial, menunjukkan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan karakter. Solusi untuk mengatasi dekadensi moral ini meliputi:

Pendidikan Karakter: Menerapkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah yang menekankan nilai-nilai Pancasila dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum yang mengintegrasikan pembelajaran tentang moral, etika, dan tanggung jawab sosial.

Penguatan Peran Keluarga: Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai etika dan moral. Orang tua perlu aktif terlibat dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.

Kampanye Kesadaran Sosial: Mengadakan kampanye yang mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dan dampak negatif dari perilaku yang tidak etis. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menyebarkan pesan positif dan menginspirasi perubahan.

Pemberdayaan Komunitas: Mendorong keterlibatan generasi muda dalam kegiatan sosial dan komunitas yang dapat memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Kegiatan seperti bakti sosial, diskusi, dan pelatihan dapat membantu membangun karakter yang lebih baik.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menerapkan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Hafizh Abdoel Ghofar -
Nama: Hafizh Abdoel Ghofar
NPM: 2415061076
Kelas: PSTI C

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini dan Kesesuaiannya dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sistem etika perilaku politik di Indonesia saat ini, meskipun banyak mengalami perkembangan dalam konteks demokratisasi dan reformasi, masih menghadapi sejumlah tantangan besar dalam hal kesesuaian dengan nilai-nilai Pancasila. Secara umum, perilaku politik yang ada di Indonesia cenderung dipengaruhi oleh kepentingan pragmatis, individu, dan kelompok tertentu, yang seringkali mengabaikan prinsip-prinsip etika yang terkandung dalam Pancasila.

Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dianalisis mengenai sistem etika perilaku politik saat ini dan hubungannya dengan Pancasila:

1. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Pancasila, Sila ke-5)
Dalam konteks politik, keadilan sosial adalah salah satu nilai yang paling sering dilanggar, terutama dalam praktik-praktik korupsi dan ketidakadilan dalam pembagian sumber daya. Praktik politik yang masih sangat dipengaruhi oleh kepentingan kelompok tertentu, seperti elit politik, menyebabkan ketidakadilan sosial. Ini berlawanan dengan nilai Pancasila yang menekankan keadilan bagi seluruh rakyat.

2. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Pancasila, Sila ke-4)
Demokrasi Indonesia telah memberikan ruang yang lebih besar bagi partisipasi politik masyarakat. Namun, dalam praktiknya, banyak kebijakan yang tidak dihasilkan melalui musyawarah yang benar-benar mencerminkan suara rakyat, dan lebih sering dipengaruhi oleh kekuatan politik tertentu yang cenderung untuk "memenangkan" kepentingan mereka. Hal ini berlawanan dengan prinsip musyawarah untuk mufakat yang seharusnya menjadi dasar dalam mengambil keputusan politik.

3. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Pancasila, Sila ke-2)
Sering kali kita menyaksikan tindakan kekerasan, diskriminasi, atau penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat publik yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ketidakpedulian terhadap hak asasi manusia dalam perilaku politik dan ketidakadilan sosial di beberapa daerah menunjukkan bahwa etika perilaku politik masih jauh dari mencerminkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

4. Ketuhanan Yang Maha Esa (Pancasila, Sila ke-1)
Etika politik yang sehat seharusnya mencerminkan penghargaan terhadap semua agama dan keyakinan, namun di banyak kasus, kita sering melihat manipulasi agama dalam politik untuk mencapai tujuan tertentu. Ini tentu bertentangan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menekankan penghormatan terhadap pluralitas dan kebebasan beragama.

Secara keseluruhan, meskipun Indonesia memiliki dasar ideologi yang kuat melalui Pancasila, praktik politik di lapangan sering kali tidak sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai tersebut. Berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan ketidakadilan sosial masih menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, pembenahan sistem etika perilaku politik sangat diperlukan agar Indonesia benar-benar dapat mewujudkan cita-cita Pancasila.



B. Etika Generasi Muda di Sekitar Tempat Tinggal dan Mencerminkan Etika Bangsa Indonesia

Etika generasi muda saat ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, termasuk perkembangan teknologi, media sosial, dan perubahan sosial budaya. Secara umum, etika generasi muda di banyak tempat di Indonesia mengalami pergeseran, yang sebagian mencerminkan tantangan besar dalam penerapan nilai-nilai bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi dekadensi moral.

Beberapa karakteristik etika generasi muda yang tampak di masyarakat saat ini:

1. Individualisme yang Tinggi
Banyak anak muda yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Ini terlihat dalam sikap konsumtif, gaya hidup yang materialistik, dan kurangnya kepedulian terhadap masalah sosial di sekitar mereka. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai gotong royong dan kebersamaan yang tercermin dalam Pancasila.

2. Kurangnya Empati dan Toleransi
Fenomena intoleransi dan sikap sektarian juga mulai berkembang di kalangan generasi muda. Banyak di antara mereka yang kurang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan pluralisme yang diajarkan dalam Pancasila, dan lebih memilih membela kelompok atau identitas tertentu, bahkan jika itu mengarah pada diskriminasi terhadap kelompok lain.

3. Pengaruh Negatif Media Sosial
Media sosial yang menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari banyak mempengaruhi cara berpikir dan bertindak generasi muda. Di satu sisi, media sosial dapat menjadi alat positif untuk menyebarkan informasi dan memperluas wawasan. Namun, di sisi lain, sering kali berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan kebencian, hoaks, atau konten negatif yang merusak moral dan etika.

4. Pengabaian Terhadap Etika dalam Dunia Kerja dan Pendidikan
Dalam dunia kerja, beberapa generasi muda menganggap pencapaian materi atau jabatan lebih penting daripada proses yang dilakukan untuk mencapainya. Begitu juga dalam pendidikan, banyak yang cenderung memilih cara instan untuk mendapatkan nilai baik, seperti mencontek atau mengikuti tren tanpa mempertimbangkan nilai kejujuran.

Solusi terhadap Dekadensi Moral di Kalangan Generasi Muda

Untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi di kalangan generasi muda, beberapa langkah yang bisa diambil adalah:

1. Pendidikan Karakter yang Lebih Tegas
Pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila dan etika yang kuat harus lebih ditekankan dalam kurikulum pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pengenalan konsep etika dan moral yang berlandaskan pada nilai kebangsaan sejak usia dini sangat penting untuk membentuk pola pikir yang lebih baik.

2. Pemberdayaan Media Sosial untuk Edukasi Positif
Generasi muda harus diberikan pelatihan untuk menggunakan media sosial secara bijak, untuk memanfaatkan platform ini dalam hal-hal yang bermanfaat, seperti kampanye sosial, edukasi, dan kegiatan positif lainnya. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam menciptakan ruang-ruang edukasi yang baik di dunia maya.

3. Penguatan Nilai Gotong Royong dan Kepedulian Sosial
Membangun kembali semangat gotong royong dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda sangat penting. Melalui berbagai kegiatan sosial, seperti program bakti sosial atau pelayanan masyarakat, anak muda bisa dilibatkan untuk merasakan pentingnya memberi kepada sesama dan memperbaiki lingkungan.

4. Keteladanan dari Pemimpin dan Tokoh Masyarakat
Untuk mendorong perubahan positif, para pemimpin, baik dalam pemerintahan, organisasi, maupun masyarakat, perlu menunjukkan keteladanan dalam etika dan moral. Generasi muda seringkali mencontoh perilaku orang dewasa, oleh karena itu penting bagi mereka untuk melihat contoh yang baik dalam kehidupan nyata.

Secara keseluruhan, dekadensi moral yang terjadi di kalangan generasi muda memerlukan pendekatan yang holistik, dengan melibatkan pendidikan, media, keluarga, dan masyarakat dalam memperbaiki etika dan nilai yang ada. Pembinaan moral yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila akan sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang lebih baik di masa depan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Hafidz Azka Rikzi -
Nama : Hafidz Azka Rikzi
NPM : 2415061051
Kelas : PSTI-C

A. Sistem Etika Perilaku Politik di Indonesia Saat Ini

Etika perilaku politik di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal dan kerap kali tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa masalah utama yang timbul antara lain:

- Korupsi dan Kolusi: Korupsi tetap menjadi isu serius dalam politik Indonesia, mencerminkan lemahnya pengawasan, penegakan hukum, dan kurangnya komitmen politisi terhadap kepentingan rakyat.
- Nepotisme: Pengangkatan anggota keluarga atau kerabat dalam posisi penting pemerintahan kerap terjadi, mengabaikan prinsip meritokrasi dan profesionalisme.
- Politik Uang: Penggunaan uang dalam pemilihan umum sudah umum terjadi, merusak integritas proses demokrasi dan memperkuat oligarki.
- Kurangnya Transparansi: Banyak keputusan politik yang diambil secara tertutup tanpa melibatkan publik, yang menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat.
- Perpecahan Elite Politik: Elite politik sering lebih mementingkan kepentingan kelompoknya dibandingkan dengan kepentingan bangsa, yang akhirnya menghambat pembangunan nasional.

Seharusnya, nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial, persatuan, dan musyawarah untuk mufakat menjadi landasan dalam menjalankan pemerintahan. Namun, dalam praktiknya, nilai-nilai ini kerap diabaikan.

B. Etika Generasi Muda Saat Ini

Etika generasi muda sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keluarga, lingkungan sosial, media, dan teknologi. Banyak generasi muda masih memiliki nilai-nilai positif seperti gotong royong, toleransi, dan rasa hormat. Namun, gejala dekadensi moral juga terlihat, seperti sikap individualisme, hedonisme, dan kurangnya tanggung jawab.

Faktor-faktor yang memengaruhi etika generasi muda meliputi:

- Pendidikan: Pendidikan karakter yang kurang memadai dapat menyebabkan generasi muda kurang memahami nilai-nilai luhur bangsa.
- Pengaruh Media: Media sosial dan tayangan televisi yang tidak mendidik bisa memberikan contoh buruk bagi generasi muda.
- Lingkungan Keluarga: Keluarga adalah tempat pertama pembentukan karakter. Jika lingkungan keluarga tidak harmonis atau orang tua kurang memberikan contoh yang baik, anak akan cenderung mengikuti perilaku negatif.

Solusi untuk Mengatasi Dekadensi Moral

Untuk mengatasi dekadensi moral pada generasi muda, dibutuhkan langkah-langkah komprehensif dari berbagai pihak, seperti:

- Penguatan Pendidikan Karakter: Pendidikan karakter perlu dimulai sejak dini dan terus dikembangkan sepanjang hidup. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai luhur pada generasi muda.
- Peningkatan Pengawasan Orang Tua: Orang tua perlu lebih aktif mengawasi perilaku anak, memberikan teladan yang baik, dan menjaga komunikasi terbuka.
- Pemberantasan Korupsi: Korupsi adalah salah satu faktor yang merusak moral bangsa, sehingga pemberantasan korupsi harus dilakukan secara konsisten.
- Peningkatan Kualitas Media: Media massa harus berperan aktif dalam menyajikan informasi yang membangun dan menghindari konten kekerasan, pornografi, dan hal-hal negatif lainnya.
- Penguatan Peran Agama: Agama berperan penting dalam membentuk karakter individu. Karena itu, perlu ada upaya untuk menanamkan nilai-nilai agama pada generasi muda.