Forum Analisis Jurnal

Forum Analisis Jurnal

Forum Analisis Jurnal

Number of replies: 65

Video tidak dapat diupload, maka silahkan Video yang anda Buat diupload ke youtube, kemudian linknya ada kumpulkan pada forum pengumpulan tugas. Terimakasih.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rizky Ahmad Fahrezi -
Nama : Rizky Ahmad Fahrezi
NPM : 2415061031
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Analisis Jurnal

Jurnal ini memberikan wawasan mengenai pentingnya filsafat Pancasila dalam membentuk sistem pendidikan nasional yang sesuai dengan identitas dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila dipandang tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai acuan filosofis yang menjiwai sistem pendidikan di Indonesia, berfungsi untuk membentuk karakter dan perilaku warga negara yang sesuai dengan budaya bangsa.

Jurnal ini menegaskan bahwa filsafat pendidikan berbasis Pancasila merupakan pendekatan integral dalam proses pembelajaran, di mana setiap sila dalam Pancasila menjadi landasan nilai yang diterapkan dalam kurikulum pendidikan. Pancasila mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang idealnya ditanamkan kepada siswa sejak dini. Nilai-nilai ini diharapkan dapat mencegah perilaku negatif yang sering muncul di masyarakat serta menyiapkan generasi yang berkarakter kuat, berakhlak baik, dan memiliki integritas.

Jurnal ini juga membahas tantangan dalam penerapan pendidikan karakter berbasis Pancasila di tengah arus globalisasi dan pengaruh budaya asing yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan nasional harus fleksibel dan inovatif untuk tetap relevan dan efektif, tanpa kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

Secara keseluruhan, jurnal ini memaparkan pentingnya Pancasila sebagai landasan filosofis dalam pendidikan di Indonesia. Namun, penerapannya membutuhkan pendekatan sistematis dan kebijakan yang mendukung agar filsafat Pancasila dapat diintegrasikan secara efektif dalam seluruh aspek pendidikan. Dengan demikian, sistem pendidikan yang berlandaskan pada Pancasila akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter mulia, siap menghadapi tantangan global, dan mampu menjaga integritas serta persatuan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Fathan Salaka R -
Nama : Fathan Salaka R
NPM : 2415061108

Jurnal ini memberikan wawasan sebagai berikut :

Filsafat berasal dari kata philos (cinta) dan sophia (hikmat atau kebijaksanaan), berarti cinta akan kebijaksanaan. Pancasila dikategorikan sebagai filsafat karena menjadi acuan cara berpikir bangsa Indonesia, menjadikannya sistem filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif seluruh bangsa. Menurut Notonagoro, filsafat Pancasila memiliki dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis, yang membedakannya dari sistem filsafat lain. Ontologisnya berpusat pada manusia sebagai subjek hukum utama, mencakup kompleksitas manusia sebagai individu dan sosial. Epistemologi Pancasila menyoroti asal pengetahuannya yang digali dari nilai luhur bangsa, disusun logis-hierarkis, dengan nilai-nilai dalam Pancasila yang berfungsi sebagai satu kesatuan aksiologi.
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Kausa Materialis, dalam hal ini Pancasila digalu dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri, (b) Kausa Formalis, Pancasila ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal, (c) Kausa Efisiensi, bermaksud kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam Menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia Merdeka, (d) Kausa Finalis, berhubungan dengan tujuan Pancasila diusulkan menjadi dasar negara Indonesia.
Pancasila memiliki esensi sebagai berikut : (a) Ketuhanan, yaitu sebagai kausa prima, (b) kemanusiaan, yaitu yaitu makhluk individu dan makhluk sosial; (c) kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri; (d) kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dan (e) keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Nilai adalah konsep penting dalam kehidupan seseorang, meliputi aspek kognitif dan afektif, serta menjadi prinsip moral dasar yang mendasari keindahan dan efisiensi. Studi nilai terbagi dalam estetika, yang membahas keindahan, dan etika, yang membahas perilaku benar-salah. Bangsa Indonesia memegang Pancasila sebagai sumber nilai dan moral nasional, yang dinilai sebagai hasil kristalisasi nilai budaya dan agama. Dalam pelaksanaannya, Pancasila diaplikasikan secara objektif melalui hukum dan peraturan, serta secara subjektif dalam perilaku individu sehari-hari. Nilai Pancasila menggambarkan manusia Indonesia sebagai sosok yang berketuhanan, berkemanusiaan, berbangsa, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.
Pendidikan, melalui proses pembelajaran, memiliki berbagai makna dalam komunitas global. Di Indonesia, pendidikan bertujuan membentuk masyarakat meritorik dan diartikan dari istilah pedagogi yang berarti membimbing anak untuk belajar. Pendidikan melibatkan komponen seperti guru, murid, kurikulum, dan administrasi yang membentuk karakter peserta didik. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada Pancasila, menanamkan nilai-nilai dasar bangsa dalam semua jenjang pendidikan. Berdasarkan teori pendidikan, ada pandangan seperti empirisme (pendidikan bergantung pada pengalaman), nativisme (hasil pendidikan ditentukan oleh bakat bawaan), naturalisme (pendidikan terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia), dan konvergensi (hasil pendidikan dipengaruhi bakat dan lingkungan). Sistem pendidikan Indonesia berfungsi untuk mentransfer pengetahuan sekaligus mewariskan ideologi Pancasila kepada generasi mendatang. Filosofi pendidikan Pancasila berperan dalam membangun identitas nasional dan menjamin eksistensi bangsa, sehingga filsafat pendidikan ini dianggap bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas merujuk pada aspek kepribadian seperti sikap, perilaku, dan tabiat. Pendidikan karakter adalah proses yang bertujuan membentuk individu sesuai nilai luhur Pancasila, yang mengarahkan perilaku individu menjadi lebih baik dan bermoral. Menurut Ramli, pendidikan karakter di Indonesia serupa dengan pendidikan moral, menanamkan nilai sosial yang terpengaruh oleh budaya bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan meliputi tiga aspek: ontologi (hakikat manusia sebagai warga negara), epistemologi (pengetahuan yang terstruktur logis), dan aksiologi (nilai-nilai moral). Dalam filsafat Pancasila, kemanusiaan diartikan sebagai integritas antara jiwa dan raga, etika menekankan kebebasan yang bertanggung jawab, dan religiusitas menegaskan pentingnya ketuhanan.

Pendidikan karakter berbasis Pancasila diharapkan menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mandiri, berkontribusi sebagai warga negara, dan taat beragama. Pendidik diharapkan memahami nilai-nilai Pancasila, menjadikannya pedoman hukum, dan menjadi teladan bagi peserta didik. Dengan mengikuti panduan ini, pendidikan karakter diharapkan mampu berkembang dan relevan meski pengetahuan dan teknologi terus maju.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by hafni dzaki haniyah -
Nama : Hafni Dzaki Haniyah
NPM : 2415061061
Kelas : PSTI - C
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila


Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai pandangan hidup dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Filsafat Pancasila menjadi landasan filosofis sistem pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan di Indonesia harus dijiwai, didasari, dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Filsafat Pancasila memiliki dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis:

Ontologis: Berfokus pada hakikat manusia sebagai subjek utama Pancasila
Epistemologis: Pancasila sebagai sistem pengetahuan yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
Aksiologis: Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai satu kesatuan
Pendidikan karakter di Indonesia seharusnya didasarkan pada nilai-nilai Pancasila untuk membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, dan bertakwa.

Filsafat pendidikan Pancasila memiliki ciri integral, etis, dan religius.

Pancasila sebagai filsafat pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan melalui pendidikan di semua jenjang untuk membentuk karakter bangsa sesuai dengan jati diri dan budaya Indonesia.

Filsafat pendidikan Indonesia memandang manusia sebagai makhluk Tuhan, individu, dan sosial yang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat yang pluralistik.

Secara keseluruhan, jurnal ini menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem pendidikan nasional untuk membentuk karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan falsafah negara.
In reply to hafni dzaki haniyah

Re: Forum Analisis Jurnal

by Putri Hepti Amelia -
Nama : Putri Hepti Amelia
NPM : 2415061005
Kelas : PSTI D

Jurnal ini berargumen bahwa Pancasila, sebagai dasar filsafat dan ideologi negara, harus menjadi landasan utama dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan praktik pembelajaran, diharapkan dapat membentuk generasi muda Indonesia yang berkarakter, berakhlak mulia, dan mampu menjaga keutuhan bangsa.

Argumen Utama:
Pancasila sebagai Pandangan Hidup: Penulis menekankan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar simbol negara, tetapi merupakan pandangan hidup yang harus diinternalisasi oleh setiap warga negara. Nilai-nilai Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial harus menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan.

Filsafat Pendidikan Pancasila: Pendidikan, menurut penulis, harus didasarkan pada filsafat Pancasila. Hal ini berarti pendidikan harus diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan berakhlak mulia.
Karakter Bangsa: Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam artikel ini. Penulis berpendapat bahwa dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, diharapkan dapat terbentuk generasi muda yang memiliki karakter yang kuat, mampu hidup berdampingan dengan perbedaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Kekuatan Jurnal:
Relevansi: Tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, di mana pembentukan karakter generasi muda menjadi salah satu tantangan utama.
Argumentasi yang Logis: Penulis menyajikan argumen yang logis dan didukung oleh referensi yang relevan.
Keterkaitan dengan Konteks Indonesia: Penulis berhasil menghubungkan konsep filsafat Pancasila dengan konteks pendidikan di Indonesia.

Kelemahan (Potensi Pengembangan):
Kurang Mendalam dalam Analisis Filsafat: Meskipun judulnya "Filsafat Pancasila", analisis filsafat dalam jurnal ini masih bersifat umum. Penulis dapat menggali lebih dalam tentang dimensi filsafat dari setiap sila Pancasila dan bagaimana hal itu dapat diimplementasikan dalam pendidikan.
Kurang Konkrit dalam Implementasi: Jurnal ini lebih banyak membahas konsep secara umum. Penulis dapat memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan metode pembelajaran.
Kurang Membahas Tantangan: Penulis dapat membahas lebih lanjut tentang tantangan dalam mengimplementasikan pendidikan berbasis Pancasila, seperti resistensi terhadap perubahan, kurangnya sumber daya, dan kompleksitas masyarakat Indonesia.

Implikasi:
Perlunya Revisi Kurikulum: Kurikulum pendidikan di semua jenjang perlu direvisi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara lebih mendalam.
Peningkatan Kompetensi Guru: Guru perlu diberikan pelatihan yang memadai untuk dapat mengimplementasikan pendidikan berbasis Pancasila.
Pengembangan Bahan Ajar: Perlu dikembangkan bahan ajar yang relevan dan menarik yang dapat membantu siswa memahami nilai-nilai Pancasila.
Kerjasama Semua Pihak: Implementasi pendidikan berbasis Pancasila membutuhkan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Kesimpulan:
Jurnal ini memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar filsafat pendidikan di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam pendidikan, diharapkan dapat terbentuk generasi muda yang berkarakter, berakhlak mulia, dan mampu menjaga keutuhan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rahman Hidayat -
Rahman Hidayat
2415061073
PSTI-C

Filsafat Pancasila merupakan konsep yang berasal dari istilah "philosophy," yang secara etimologis mengandung arti cinta terhadap kebijaksanaan. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai ideologi dasar negara, tetapi juga sebagai panduan berpikir yang membentuk cara pandang masyarakat Indonesia. Sebagai filsafat negara, Pancasila lahir dari cita-cita bersama yang diusung oleh seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa.

Dalam kajian ontologis, Pancasila berupaya memahami hakikat dasar dari setiap sila yang terkandung di dalamnya. Menurut Notonagoro, hakikat ontologis Pancasila adalah manusia, yang merupakan subjek hukum utama. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada kompleksitas manusia sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat. Pancasila mengajarkan bahwa manusia harus berpegang pada nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan, serta keadilan sosial.

Dalam kajian epistemologis, Pancasila berfungsi sebagai sistem pengetahuan yang menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila dirumuskan secara kolektif oleh para pendiri bangsa, sehingga menjadi Kausa Materialis-nya. Struktur Pancasila bersifat hierarkis, di mana setiap sila saling terkait dan membentuk kesatuan yang utuh. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memberikan landasan aksiologis yang kuat, menciptakan sistem nilai yang harmonis dalam kehidupan masyarakat.

Prinsip-prinsip Pancasila dapat dianalisis melalui pendekatan kausal Aristoteles, yang mencakup: a. Kausa Materialis: Pancasila digali dari nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia. b. Kausa Formalis: Pancasila memenuhi syarat formal yang ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945. c. Kausa Efisiensi: Proses penyusunan dan perumusan Pancasila oleh BPUPKI dan PPKI yang menjadikannya dasar negara. d. Kausa Finalis: Tujuan dari pengusulan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Nilai-nilai Pancasila mencakup ke-Tuhanan, yang menjadi kausa prima; kemanusiaan, yang mencerminkan makhluk individu dan sosial; kesatuan, yang menegaskan identitas; kerakyatan, yang mengharuskan kerjasama dan gotong royong; serta keadilan, yang memberikan hak kepada setiap individu.

Nilai-nilai tersebut tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga afektif, mencerminkan apa yang dianggap penting dalam hidup manusia. Nilai-nilai ini menjadi dasar moral yang membimbing tindakan dan perilaku individu dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan, nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda melalui berbagai jalur, termasuk keluarga, masyarakat, dan institusi pendidikan.

Pendidikan di Indonesia berfokus pada penguasaan pengetahuan dan pengembangan karakter. Filsafat pendidikan nasional berakar pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang harus diinternalisasi dalam setiap jenjang pendidikan. Dua pandangan penting dalam menentukan landasan filosofis pendidikan Indonesia adalah:

Pandangan tentang Manusia Indonesia: Memahami manusia sebagai makhluk Tuhan dengan hak dan kewajibannya, serta sebagai individu dan makhluk sosial yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang pluralistik.
Pandangan tentang Pendidikan Nasional: Pendidikan dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan lembaga sosial lainnya, berfungsi untuk membentuk kemampuan dasar individu baik secara intelektual maupun emosional.
Berbagai teori pendidikan menjelaskan perkembangan individu, seperti empirisme yang menekankan pengalaman, nativisme yang berfokus pada pembawaan, naturalisme yang menyerahkan pertumbuhan kepada alam, dan konvergensi yang menggabungkan pembawaan dan lingkungan. Semua teori ini menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.

Aristoteles berpendapat bahwa tujuan pendidikan sejalan dengan tujuan pendirian negara. Dalam konteks Indonesia, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk mewariskan ideologi dan nilai-nilai budaya kepada generasi mendatang. Pancasila sebagai dasar ideologi negara berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sistem pendidikan nasional harus mencerminkan dan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

Filsafat pendidikan Pancasila berperan sebagai aspek spiritual dalam sistem pendidikan nasional. Tanpa filsafat pendidikan yang kuat, sistem pendidikan
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Muhammad Imran Harun 2415061013 -

Nama : Muhammad Imran Harun

Kelas : PSTI C

NPM ; 2415061013

 

Berikut adalah analisis saya tentang jurnal berikut:

Filsafat berasal dari kata philos yang artinya cinta dan shopia yang artinya hikmat atau kebijaksanaan Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

  • Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
  • Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
  • Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila:

  • Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
  • Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
  • Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
  • ·Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Nilai-nilai Pancasila merupakan ide atau konsep penting yang ada dalam hati nurani manusia sebagai dasar akhlak dan standar keindahan serta efisiensi, yang harus dipahami, dihayati, dan dilaksanakan melalui keluarga, masyarakat, dan sekolah, dengan pengamalan yang bersifat objektif melalui hukum dan peraturan serta subjektif melalui tingkah laku individu, mencakup pengakuan terhadap Tuhan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai pedoman moral dan etika bagi masyarakat Indonesia.

 Pendidikan di Indonesia merupakan proses pembelajaran yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, dan administrasi, dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai kepribadian peserta didik. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai Pancasila, yang harus ditanamkan dalam semua level pendidikan. Terdapat dua pandangan dalam landasan filosofis pendidikan: pertama, manusia Indonesia dilihat sebagai makhluk Tuhan, individu dengan hak dan kewajiban, serta makhluk sosial yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang pluralistik. Kedua, pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan lembaga sosial lainnya.

Beberapa teori pendidikan yang berpengaruh termasuk:

  • empirisme (pengalaman membentuk pendidikan),
  • nativisme (pembawaan sejak lahir),
  • naturalisme (menyerahkan pertumbuhan anak kepada alam),
  • konvergensi (pengaruh pembawaan dan lingkungan).

Pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan mewariskan ideologi bangsa, dengan Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang mendasari sistem pendidikan. Filsafat pendidikan Pancasila harus mencerminkan identitas bangsa dan berfungsi untuk membangun potensi serta melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa.

Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas, mencakup bawaan, hati, jiwa, kepribadian, dan perilaku, yang mencerminkan bagaimana seseorang menerapkan nilai kebaikan dalam tindakan. Pendidikan karakter merupakan proses penanaman budi pekerti yang baik, berdasarkan nilai-nilai Pancasila, untuk membentuk individu yang baik sebagai warga masyarakat dan negara. Pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak, bertujuan membina kepribadian generasi muda dengan nilai-nilai luhur dari budaya bangsa.

Pendidikan karakter di Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan individu yang cerdas, berperilaku baik, dan mampu menjalankan hak serta kewajiban sebagai warga negara. Untuk menerapkan pendidikan karakter, pendidik harus memahami nilai-nilai Pancasila, menjadikannya aturan hukum dalam kehidupan, dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Melalui langkah-langkah ini, cita-cita pendidikan berkarakter sesuai dengan falsafah Pancasila diharapkan dapat terwujud, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berlangsung.


In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by DETA AMELIA -
Nama : Deta Amelia
NPM : 2415061120
KLS : PSTI-C

Filsafat Pancasila merupakan konsep yang berasal dari istilah "philosophy," yang secara etimologis mengandung arti cinta terhadap kebijaksanaan. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai ideologi dasar negara, tetapi juga sebagai panduan berpikir yang membentuk cara pandang masyarakat Indonesia. Sebagai filsafat negara, Pancasila lahir dari cita-cita bersama yang diusung oleh seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa.

Pancasila menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang menekankan pentingnya pengembangan potensi diri dan karakter. Jurnal ini menyebutkan bahwa karakter diartikan sebagai kumpulan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai moral. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki moral yang baik.

Filsafat Pancasila dianalisis melalui pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ontologis menekankan hakikat manusia sebagai subjek hukum Pancasila, sementara epistemologis berkaitan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari nilai-nilai luhur bangsa. Aksiologis menyoroti pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman moral dan etika dalam kehidupan.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
prinsip-prinsip Pancasila berdasarkan kausal Aristoteles:
Kausa Materialis: Nilai-nilai sosial budaya bangsa.
Kausa Formalis: Bentuk dan susunan Pancasila dalam UUD ’45.
Kausa Efisiensi: Proses BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila.
Kausa Finalis: Tujuan Pancasila sebagai dasar negara.

Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila mencerminkan jati diri bangsa Indonesia dan berfungsi sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai dalam Pancasila berhubungan dengan ke-Tuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila diharapkan dapat membentuk individu yang memiliki karakter baik dan mampu menjalankan peran sosialnya secara efektif.

Jurnal ini menyimpulkan bahwa Pancasila sebagai filsafat dan ideologi sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, diharapkan terbentuk generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Andhika Pramudya Kusdiananggalih -
Nama : Andhika Pramudya Kusdiananggalih
NPM : 2455061001
Kelas : PSTI-D

Dari hasil analisis saya, jurnal ini memberikan pemahaman tentang cara filsafat pancasila bisa membentuk sistem pendidikan di Indonesia, yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi juga pedoman filosofis yang bisa membimbing pendidikan, dengan tujuan membentuk karakter dan perilaku warga negara yang sesuai dengan budaya bangsa indonesia.

Jurnal ini menunjukan penekanan bahwa pendidikan berbasis pancasila harus memiliki pendekatan yang menyeluruh, setiap sila Pancasila menjadi nilai yang diajarkan dalam kurikulum. Contohnya, nilai ketuhanan bisa diintegrasikan dalam pendidikan agama, sementara nilai kemanusiaan bisa diajarkan melalui kegiatan sosial. Dengan demikian, kita berharap siswa dapat mengembangkan karakter yang kuat dan integritas yang tinggi.

Sayangnya, tantangan muncul dalam penerapan pendidikan karakter berbasis Pancasila, apalagi di tengah pengaruh globalisasi dan budaya asing. Banyak nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila, seperti materialisme dan individualisme, yang bisa memengaruhi generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan perlu ditekankan kembali dnegan fleksibel dan inovatif agar tetap relevan. Contohnya, teknologi dan media sosial bisa digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang menarik bagi masyarakat.

Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan betapa pentingnya pancasila sebagai dasar dalam pendidikan di Indonesia. Agar nilai-nilai ini dapat diterapkan secara efektif, dibutuhkan pendekatan yang terencana dan kebijakan yang mendukung. Dengan demikian, pendidikan yang berlandaskan pancasila diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter baik, dan siap menghadapi tantangan global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rafi Zakwan Ekaputra -
Nama : Rafi Zakwan Ekaputra
NPM : 2455061008
Kelas : PSTI D 2024
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Analisis Jurnal

Filsafat pancasila merupakan analisis mendalam mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Istilah "filsafat" berasal dari kata "philosophy," yang berarti cinta akan kebijaksanaan.
Pancasila sebagai filsafat negara mencerminkan ideologi kolektif dari bangsa Indonesia dan memiliki tiga dasar penting: ontologis (manusia sebagai subjek hukum), epistemologis (sumber pengetahuan yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa), dan aksiologis (kesatuan nilai-nilai). Dalam konteks pendidikan, Pancasila berfungsi sebagai landasan utama untuk membentuk karakter dan moral generasi muda, dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan praktik pendidikan.
Nilai-nilai dalam Pancasila menjadi pedoman moral dan etika bagi bangsa Indonesia. Pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila berfungsi untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Pancasila sebagai sumber nilai mengajak masyarakat untuk memahami dan menghayati pentingnya moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip yang dijelaskan melalui kausal Aristoteles memberikan pemahaman tentang asal-usul dan tujuan Pancasila. Kausa materialis, formalis, efisiensi, dan finalis menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya sekadar ide, tetapi juga memiliki akar yang kuat dalam budaya dan sejarah bangsa Indonesia.
Esensi dari sila-sila Pancasila, seperti ke-Tuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan, dan keadilan, mencerminkan nilai-nilai fundamental yang harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan karakter di Indonesia, yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, bertujuan untuk membentuk individu yang baik dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran.
Secara keseluruhan, Filsafat Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan ideologis bagi negara, tetapi juga sebagai panduan praktis dalam membangun karakter dan moral bangsa, menjadikan pendidikan sebagai sarana yang efektif untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Fadhlan Ramadhan -
Nama : Fadhlan Ramadhan
NPM : 2415061062
mata kuliah : pendidikan pancasila
Analisis Jurnal Filsafat Indonesia
Pendahuluan
Jurnal Filsafat Indonesia yang berjudul "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter" oleh Yoga Putra Semadi membahas pentingnya Pancasila sebagai dasar ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Dalam konteks pendidikan, Pancasila diharapkan dapat membentuk karakter individu yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Analisis ini akan mengupas berbagai aspek yang terdapat dalam jurnal tersebut, termasuk metodologi, hasil, dan implikasi dari penerapan filsafat Pancasila dalam pendidikan.

Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah studi kepustakaan. Penulis melakukan telaah terhadap berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan referensi yang berkaitan dengan filsafat Pancasila dalam pendidikan. Metode ini memungkinkan penulis untuk mengumpulkan informasi yang valid dan akurat, serta memberikan landasan teoritis yang kuat untuk argumen yang disampaikan.

Hakikat Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merupakan suatu sistem pemikiran yang mencerminkan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang masing-masing memiliki makna dan tujuan tertentu. Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga merupakan panduan moral dan etika bagi masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diharapkan dapat membentuk karakter individu yang berperilaku baik dan bertanggung jawab.

Pendidikan Berkarakter
Salah satu fokus utama dari jurnal ini adalah pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter diharapkan dapat mengembangkan sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan individu. Penulis mengutip pendapat Musfiroh (2008) yang menyatakan bahwa karakter mencakup serangkaian sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral. Dalam konteks ini, pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai Pancasila agar individu dapat berperilaku sesuai dengan kaidah moral yang berlaku.

Pengamalan Pancasila
Penulis membedakan antara pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif. Pengamalan objektif berkaitan dengan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, yang diatur dalam berbagai peraturan hukum. Sementara itu, pengamalan subjektif berkaitan dengan tindakan individu dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya saling melengkapi dan penting untuk menciptakan masyarakat yang berkarakter.

Implikasi dalam Pendidikan
Jurnal ini menekankan bahwa pendidikan di Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Pendidikan yang integral, etis, dan religius diharapkan dapat menciptakan individu yang cerdas, berakhlak baik, dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan diharapkan dapat membentuk karakter bangsa yang kuat dan berintegritas.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya Pancasila dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai panduan moral yang harus diterapkan dalam pendidikan untuk membentuk karakter individu. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, diharapkan Indonesia dapat menciptakan generasi yang cerdas, berakhlak baik, dan bertanggung jawab sebagai warga negara.

Saran
Untuk meningkatkan efektivitas penerapan Pancasila dalam pendidikan, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Selain itu, kurikulum pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat lebih efektif dalam membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Penutup
Jurnal ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami hubungan antara Pancasila dan pendidikan di Indonesia. Dengan menekankan pentingnya pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa. Pancasila sebagai dasar ideologi harus terus diinternalisasi dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam pendidikan, agar dapat menciptakan masyarakat yang berkarakter dan berintegritas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nabila Alya Chalisa -
Nama : Nabila Alya Chalisa
NPM : 2415061010
Kelas : PSTI C

Jurnal ini mengeksplorasi peran Pancasila sebagai fondasi filosofis dalam pendidikan di Indonesia, menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan karakter siswa. Semadi berargumen bahwa Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai sumber nilai moral yang perlu diinternalisasi dalam proses pendidikan.
Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia :
Berbagai teori tentang perkembangan manusia dan hasil pendidikan meliputi:
1. Empirisme: Diajukan oleh John Locke, menganggap bahwa perkembangan bergantung pada pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan.
2. Nativisme: Diperkenalkan oleh Schopenhauer, berpendapat bahwa hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dimiliki anak sejak lahir.
3. Naturalisme: Diajukan oleh J.J. Rousseau, menyatakan bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan pendidikan tidak diperlukan. Anak sebaiknya dibiarkan tumbuh alami tanpa intervensi manusia.
4. Konvergensi: Diperkenalkan oleh William Stern, menganggap bahwa hasil pendidikan tergantung pada kombinasi pembawaan dan lingkungan. Pendidikan berperan dalam mengembangkan sifat baik dan mencegah sifat buruk.

- Integrasi Nilai Pancasila dalam Kurikulum
Semadi mengusulkan agar nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial, toleransi, dan semangat gotong royong diintegrasikan secara sistematis ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan kontekstual, siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Peran Strategis Guru
Semadi menekankan bahwa guru harus menjadi teladan, menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi sehari-hari dengan siswa. Selain itu, guru diharapkan mampu menerapkan metode pengajaran yang mendorong diskusi dan pemikiran kritis, sehingga menciptakan suasana belajar yang dinamis dan mendukung pembentukan karakter.
- Tantangan Dalam Implementasi
Tantangan utama adalah kurangnya pemahaman yang mendalam di kalangan pendidik tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pengajaran. Untuk mengatasi masalah ini, Semadi menyarankan perlunya pelatihan profesional yang komprehensif bagi guru, agar mereka lebih siap dan mampu mengajarkan nilai-nilai ini dengan efektif. Selain itu, dukungan dari orang tua dan masyarakat juga dianggap penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung.
- Dampak Jangka Panjang
Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, generasi mendatang diharapkan tidak hanya memiliki kecerdasan akademik, tetapi juga kesadaran sosial dan rasa cinta tanah air. Pendidikan yang efektif akan menghasilkan individu yang mampu berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan negara, serta siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas nasional.

Pendidikan yang berbasis Pancasila adalah kunci untuk membangun karakter bangsa yang kuat. Melalui integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum dan penguatan peran guru, diharapkan tercipta generasi yang berintegritas dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Dengan komitmen bersama dari semua pihak, cita-cita Pancasila dapat diwujudkan, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan berkarakter, serta mempersiapkan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Farhan Naufal Azmi -
Nama : Farhan Naufal Azmi
Kelas : PSTI-C
NPM : 2415061111

Sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila bukan hanya sekadar simbol, tetapi menjadi panduan hidup berbangsa dan bernegara, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Filsafat adalah upaya untuk berpikir secara mendalam demi menemukan kebenaran, dan filsafat pendidikan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang berdasarkan pandangan filosofis.

Dalam konteks pendidikan, filsafat Pancasila di Indonesia memberikan landasan nilai-nilai yang integral, etis, dan religius yang sesuai dengan budaya bangsa. Pendidikan Indonesia seharusnya bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga harus menanamkan karakter seperti kemandirian, kecerdasan, dan sikap sosial yang kuat pada peserta didik. Nilai-nilai utama dari Pancasila, seperti ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, menjadi dasar pembentukan karakter yang diharapkan dari pendidikan nasional. Selain itu, karakter yang baik, seperti kejujuran, sikap saling menghormati, dan semangat gotong royong, harus diajarkan di sekolah sebagai perwujudan nyata dari Pancasila.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah studi kepustakaan, di mana analisis dilakukan terhadap berbagai sumber mengenai penerapan Pancasila dalam pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menemukan kesimpulan yang valid mengenai peran Pancasila sebagai filsafat yang menyokong terciptanya generasi muda yang berkarakter mulia. Dengan pendidikan yang berbasis pada Pancasila, diharapkan lahir generasi yang berperilaku baik, cerdas, mampu hidup mandiri dan bersosial, serta beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sistem pendidikan Indonesia yang berpedoman pada Pancasila akan menciptakan generasi yang mampu memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara yang baik. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, bangsa Indonesia diharapkan mampu menjaga identitas dan martabatnya di tengah tantangan globalisasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Salsabila Aulia Putri -
Salsabila Aulia Putri
2415061023
PSTI D

Menurut analisis saya, Jurnal yang berjudul "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter" membahas tentang pentingnya Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan di Indonesia untuk membangun karakter bangsa. Artikel ini menekankan bahwa pendidikan yang berbasis Pancasila dapat membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, memiliki kesadaran sosial, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Secara rinci, artikel ini mengupas tiga prinsip filsafat Pancasila yang relevan dalam pendidikan:

1. Ontologis: Mengakui hakikat manusia Indonesia yang integral sebagai makhluk individu dan sosial.
2. Epistemologis: Mencari kebenaran pengetahuan dari nilai-nilai lokal bangsa yang tercermin dalam Pancasila.
3. Aksiologis: Menjunjung nilai-nilai moral dan etika sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, artikel ini membahas pendekatan Aristoteles melalui empat penyebab (kausa) untuk mendalami Pancasila, yaitu kausa materialis (asal muasal nilai), kausa formalis (struktur formal dalam Pembukaan UUD 1945), kausa efisiensi(upaya penyusunan Pancasila sebagai dasar negara), dan kausa finalis (tujuan untuk membentuk Indonesia merdeka). Artikel ini menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya untuk transfer pengetahuan tetapi juga pewarisan ideologi bangsa, mendukung pembentukan karakter yang mencerminkan identitas nasional.

Secara keseluruhan, jurnal ini membahas tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan sebagai cara untuk memupuk bangsa berkarakter, mengingat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus dijiwai oleh nilai-nilai luhur tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nanda Nabila Fauziah -
Nama: Nanda Nabila Fauziah
NPM: 2415061009

Jurnal "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia" membahas pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam sistem pendidikan sebagai upaya untuk membentuk bangsa yang berkarakter. Artikel ini menggunakan metode studi kepustakaan untuk mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan filsafat Pancasila dan penerapannya dalam pendidikan.

Hakikat Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila dijelaskan sebagai dasar ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang dibentuk dari lima sila yang mencerminkan identitas dan tujuan bangsa. Pancasila, yang diusulkan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945, menjadi dasar negara dan panduan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Filsafat ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan intelektual tetapi juga sebagai sistem nilai dan etika yang harus dihayati dan diamalkan.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila, sebagaimana dibahas dengan pendekatan kausal Aristoteles, terdiri dari:
- Kausa Materialis: Pancasila digali dari nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia.
- Kausa Formalis: Pancasila memenuhi syarat formal sebagai dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
- Kausa Efisiensi: Proses perumusan Pancasila oleh BPUPKI dan PPKI.
- Kausa Finalis: Tujuan Pancasila untuk menjadi dasar negara yang merdeka.
Sila-sila Pancasila meliputi ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, yang semuanya merupakan nilai-nilai dasar yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan dalam Pendidikan
Pendidikan di Indonesia diartikan sebagai proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri peserta didik serta membentuk karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Menurut UU No.12 Tahun 2012, pendidikan harus berfokus pada pengembangan spiritual, pengendalian diri, dan kepribadian yang baik.

Nilai dan Moral dalam Pancasila
Nilai dalam Pancasila berfungsi sebagai prinsip moral dan standar keindahan serta efisiensi. Studi tentang nilai termasuk dalam kategori estetika dan etika, dimana estetika berkaitan dengan keindahan dan etika berkaitan dengan perilaku benar dan salah. Pancasila sebagai ideologi nasional juga menanamkan nilai-nilai moral yang berasal dari sublimasi sistem nilai budaya dan agama bangsa.

Kesimpulan
Jurnal ini menegaskan bahwa pendidikan yang berlandaskan Pancasila bertujuan untuk menciptakan individu yang berkarakter dan sesuai dengan nilai-nilai moral bangsa. Ini adalah upaya kolektif yang harus dilakukan melalui jalur keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pendidikan yang efektif harus memiliki landasan filosofis dan ilmiah.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nayla Citra Andira 2415061004 -
Nama: Nayla Citra Andira
NPM: 2415061004
Kelas: PSTI-D

Jurnal ini membahasa tentang filsafat dimana Filsafat sendiri berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan (wisdom). Sebagai filsafat negara, Pancasila menjadi "collective ideology" atau cita-cita bersama yang mencerminkan hasil perenungan mendalam atas nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila mengandung tiga dimensi utama:
1. Ontologis: Hakikatnya berpusat pada manusia sebagai makhluk individu dan sosial yang menjalankan nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
2. Epistemologis: Pancasila diakui sebagai sistem pengetahuan yang berasal dari nilai-nilai luhur bangsa dan dirumuskan bersama oleh para pendiri bangsa. Pengetahuan ini tersusun secara logis dan hierarkis, dari sila pertama hingga sila kelima.
3. Aksiologis: Nilai-nilai Pancasila membentuk satu kesatuan etika dan moral yang menjadi dasar perilaku sosial serta penuntun kehidupan berbangsa.
Pancasila dengan demikian berperan sebagai panduan intelektual dan moral bagi bangsa Indonesia, membentuk sistem filsafat yang kokoh dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Prinsip Filsafat Pancasila Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles sebagai berikut: Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efisiensi, Kausa Finalis. Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi: ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima, kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk social, kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri, kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong, dan keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan moral dan etika yang mencerminkan konsensus masyarakat Indonesia tentang kehidupan yang adil dan beradab. Nilai-nilai ini dibagi menjadi dua bidang utama, yaitu estetika dan etika, yang berkaitan dengan konsep keindahan dan kebenaran perilaku manusia. Pancasila sebagai filsafat kehidupan berperan dalam membentuk kepribadian bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, dan adil, melalui implementasi nilai-nilai yang tertuang dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan negara, serta secara pribadi dalam perilaku individu sehari-hari.
Dalam pendidikan, Pancasila berfungsi sebagai panduan yang menjiwai sistem pendidikan nasional Indonesia. Filosofi pendidikan yang berlandaskan Pancasila menekankan pentingnya membentuk manusia Indonesia yang berintegritas, berakhlak, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan budaya. Pendidikan tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga sarana pewarisan ideologi dan karakter bangsa, yang memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila dihayati dan diterapkan dalam kehidupan generasi mendatang.
Filsafat Pancasila berperan penting dalam membangun bangsa Indonesia yang berkarakter. Karakter diartikan sebagai kepribadian yang mencakup sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan seseorang. Pendidikan karakter di Indonesia bertujuan untuk membentuk individu yang berbudi pekerti baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu jujur, adil, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai Pancasila memberikan landasan filosofis yang meliputi aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis dalam pendidikan, memastikan keserasian antara negara dan warga negaranya.
Filosofi Pancasila menekankan pentingnya pengakuan terhadap hakikat manusia yang integral (jiwa dan raga), etis (menghargai kebebasan yang bertanggung jawab), dan religius (mengakui Tuhan sebagai pencipta). Hal ini tercermin dalam sila-sila Pancasila yang menjadi panduan dalam membangun manusia Indonesia yang cerdas, berakhlak mulia, berperan dalam masyarakat, dan beriman. Pendidik perlu memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, menjadikannya aturan dalam kehidupan, serta memberikan contoh yang baik, sehingga pendidikan karakter dapat terlaksana dengan efektif di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rifki Yudika -
Nama : Rifki Yudika Perdana
NPM : 2415061090
Kelas : PSTI-D

Filsafat Pancasila, yang diambil dari konsep “philosophy,” berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Selain sebagai ideologi dasar negara, Pancasila juga berperan sebagai pedoman berpikir bagi masyarakat Indonesia, membentuk pandangan hidup yang khas. Sebagai filsafat negara, Pancasila lahir dari cita-cita bersama seluruh rakyat, mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa.

Secara ontologis, Pancasila mencoba memahami hakikat dari setiap sila yang dikandungnya. Menurut Notonagoro, manusia adalah inti dari kajian ontologis Pancasila, berperan sebagai subjek hukum utama. Ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya menekankan aspek hukum tetapi juga mencermati kompleksitas manusia baik sebagai individu maupun bagian dari komunitas. Pancasila mengajarkan nilai-nilai yang meliputi ke-Tuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, demokrasi yang bijaksana, dan keadilan sosial.

Dari sisi epistemologis, Pancasila merupakan sistem pengetahuan yang menggali nilai-nilai luhur bangsa. Rumusan Pancasila, yang merupakan hasil kerja kolektif para pendiri bangsa, adalah sumber material atau Kausa Materialis. Susunannya hierarkis, di mana setiap sila terkait dan membentuk kesatuan. Nilai-nilai dalam Pancasila memberikan landasan aksiologis yang kuat untuk menciptakan tatanan nilai yang harmonis dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip Pancasila dapat dianalisis melalui kausalitas Aristoteles, yang meliputi: a. Kausa Materialis: Pancasila berasal dari nilai-nilai budaya dan sosial dalam masyarakat Indonesia; b. Kausa Formalis: Pancasila memenuhi syarat formal dalam Pembukaan UUD 1945; c. Kausa Efisiensi: Proses perumusan Pancasila oleh BPUPKI dan PPKI yang menjadikannya dasar negara; d. Kausa Finalis: Tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara merdeka.

Nilai-nilai Pancasila meliputi ke-Tuhanan sebagai kausa utama; kemanusiaan yang mengakui manusia sebagai makhluk individu dan sosial; kesatuan sebagai jati diri; demokrasi yang mengharuskan kolaborasi; dan keadilan yang memberi hak pada setiap individu.

Nilai-nilai tersebut tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga afektif, menggambarkan hal-hal penting bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai ini menjadi dasar moral yang menuntun tindakan dan perilaku dalam masyarakat. Dalam pendidikan, nilai-nilai Pancasila harus disosialisasikan kepada generasi muda melalui jalur keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan.

Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menguasai pengetahuan sekaligus membentuk karakter. Filsafat pendidikan nasional didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yang harus diinternalisasi di semua tingkatan pendidikan. Dua landasan penting dalam pendidikan Indonesia meliputi:

1. Pandangan tentang Manusia Indonesia: Menempatkan manusia sebagai makhluk Tuhan dengan hak dan kewajibannya, individu sekaligus makhluk sosial yang bertanggung jawab di masyarakat yang pluralistik.
2. Pandangan tentang Pendidikan Nasional: Pendidikan adalah lembaga sosial yang berfungsi membentuk kemampuan dasar baik intelektual maupun emosional.

Beragam teori pendidikan menjelaskan proses perkembangan individu, seperti empirisme yang menekankan pengalaman, nativisme yang menyoroti bawaan, naturalisme yang membiarkan perkembangan anak oleh alam, serta konvergensi yang menggabungkan faktor bawaan dan lingkungan. Semua teori ini menunjukkan pentingnya pendidikan dalam perkembangan dan kesinambungan bangsa.

Aristoteles menyatakan bahwa tujuan pendidikan selaras dengan tujuan pembentukan negara. Di Indonesia, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga sarana untuk meneruskan ideologi dan budaya bangsa kepada generasi penerus. Sebagai ideologi negara, Pancasila menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari, dan sistem pendidikan nasional harus mencerminkan serta diwarnai oleh nilai-nilai Pancasila. Filsafat pendidikan Pancasila berfungsi sebagai aspek spiritual dalam sistem pendidikan nasional.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Vivian Fauzi -
Nama: Vivian Rizkiana Fauzi
NPM: 2415061002
Kelas: PSTI-D

Filsafat Pancasila adalah landasan berpikir dan bertindak yang mengacu pada lima sila Pancasila, yang dirumuskan sebagai acuan moral dan intelektual bagi bangsa Indonesia. Secara ontologis, Pancasila berfokus pada manusia sebagai subjek utama, yang diakui sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Epistemologisnya mengacu pada sumber pengetahuan yang digali dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan dirumuskan oleh pendiri bangsa. Secara aksiologis, Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang terstruktur dan hierarkis, di mana setiap sila membentuk suatu kesatuan nilai.

Dalam prinsip kausal Aristoteles, Pancasila mencakup:
- Kausa materialis, dengan nilai sosial-budaya sebagai bahan dasar.
- Kausa formalis, yaitu syarat formal sebagai dasar negara.
- Kausa efisiensi, melibatkan BPUPKI dan PPKI dalam proses perumusannya.
- Kausa finalis, tujuan dari dasar negara untuk kemerdekaan.

Pendidikan berperan penting dalam menanamkan nilai Pancasila, memperkuat karakter bangsa melalui penanaman budi pekerti sesuai kepribadian luhur bangsa. Karakter dibangun sebagai aspek mendasar dari manusia yang berlandaskan pada nilai moral, etika, dan spiritualitas, seperti halnya dalam pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis Pancasila.

Sebagai bagian integral dari pendidikan nasional, filsafat Pancasila diharapkan menjiwai setiap aspek pendidikan, memperkuat kepribadian bangsa, dan memastikan bahwa pendidikan adalah sarana yang mendukung terbentuknya karakter yang beretika, etis, dan religius.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Ezzra Rei Setiawan -
Nama : Ezzra Rei Setiawan
NPM : 2415061096
Kelas : PSTI-C

Analisis Jurnal
Jurnal ini memberikan wawasan tentang hakikat Pancasila sebagai dasar ideologis, moral, dan filsafat bangsa Indonesia. Sebagai paradigma berpikir, Pancasila bukan hanya sekadar rangkaian prinsip, tetapi merupakan sistem nilai yang meliputi dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dasar ontologisnya adalah manusia yang berperan sebagai makhluk individu dan sosial, sehingga manusia Indonesia diharapkan menghayati setiap sila dalam kehidupannya. Secara epistemologis, Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa dan dirumuskan sebagai sistem pengetahuan yang logis, berurutan, dan hierarkis. Ini memperkuat makna Pancasila sebagai acuan dalam berpikir dan bertindak. Selain itu, dasar aksiologisnya mencakup prinsip-prinsip nilai yang harmonis di dalam kelima sila, yang mendorong masyarakat untuk menjunjung keadilan, kemanusiaan, dan gotong royong. Hal ini menegaskan bahwa Pancasila harus menjadi fondasi dalam pendidikan, mendorong generasi muda untuk berpikir kritis, adil, dan menghargai keberagaman serta menginternalisasi nilai-nilai moral di tengah kehidupan berbangsa.
Pancasila, sebagai dasar filsafat dan ideologi negara, menjadi landasan moral, sosial, dan kognitif yang mendasari semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, termasuk dalam pendidikan. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai prinsip formal dalam hukum, tetapi juga sebagai panduan etis dalam kehidupan sehari-hari, mendorong individu untuk menginternalisasi nilai-nilai yang dihayati seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dalam pendidikan, Pancasila dipandang sebagai landasan untuk membentuk individu yang memiliki karakter dan intelektualitas, sejalan dengan pandangan John Dewey bahwa pendidikan harus mengembangkan kemampuan fundamental seseorang, baik dari sisi intelektual maupun emosional. Jurnal ini juga mengulas berbagai pandangan filosofis pendidikan, seperti empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi, serta menegaskan bahwa Pancasila sebagai filsafat pendidikan adalah bagian penting dari sistem pendidikan nasional, yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang berkepribadian Pancasila. pentingnya Pancasila sebagai dasar dan panduan dalam membangun sistem pendidikan nasional yang berkarakter di Indonesia. Pancasila, sebagai filosofi dan ideologi bangsa, berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang menjadi landasan perilaku individu dan kolektif masyarakat Indonesia. Pendidikan berbasis Pancasila mencakup upaya untuk melestarikan kepribadian dan budaya bangsa, membangun karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa, seperti integritas, etika, dan religiusitas.

Filsafat pendidikan Pancasila memiliki tiga ciri utama:
1. Integral – Mengakui manusia sebagai makhluk utuh, baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat, dengan keharmonisan jiwa dan raga.
2. Etis – Memberikan kebebasan yang bertanggung jawab, mengakui keunikan dan subjektivitas individu dalam konteks yang etis.
3. Religius – Menghormati nilai spiritualitas dan keberagaman agama, sesuai dengan Sila Pertama, yang mengakui hak asasi beragama dan kebebasan beragama.



Dalam penerapan pendidikan karakter, pendidik diharapkan tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila tetapi juga mengintegrasikan dan menerapkannya dalam kehidupan nyata sebagai contoh bagi peserta didik. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menyiapkan generasi Indonesia yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki komitmen yang kuat untuk menjunjung martabat bangsa sesuai dengan visi dan misi yang diamanatkan dalam Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Bintang Prastyo Kusumo Wicaksono -
Nama : Bintang Prastyo Kusumo Wicaksono
NPM : 2455061007

Filsafat berasal dari kata philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Pancasila dianggap sebagai filsafat karena menjadi pedoman berpikir bagi bangsa Indonesia, membentuk sistem filsafat negara yang mencerminkan ideologi bersama bangsa. Menurut Notonagoro, filsafat Pancasila memiliki dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis, yang membedakannya dari sistem filsafat lainnya. Ontologi Pancasila berpusat pada manusia sebagai subjek utama dalam hukum, mencakup peran individu dan sosialnya. Epistemologi Pancasila mengungkap asal pengetahuannya yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa, disusun secara logis dan hierarkis, serta menegaskan kesatuan nilai-nilai dalam Pancasila sebagai satu sistem aksiologis.

Dilihat dari teori kausalitas Aristoteles, Pancasila memiliki: (a) Kausa Materialis, di mana Pancasila berasal dari nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia; (b) Kausa Formalis, yakni kehadiran Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar formal; (c) Kausa Efisiensi, yaitu peran BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara; dan (d) Kausa Finalis, terkait dengan tujuan Pancasila sebagai dasar negara.

Esensi Pancasila meliputi: (a) Ketuhanan, yang mencerminkan prinsip tertinggi; (b) Kemanusiaan, yang memandang manusia sebagai makhluk individu dan sosial; (c) Persatuan, yang menekankan identitas bangsa; (d) Kerakyatan, sebagai unsur pokok negara dengan gotong royong; serta (e) Keadilan, yang mengedepankan hak dan keadilan bagi setiap individu.

Nilai adalah konsep kunci dalam kehidupan, mencakup aspek kognitif dan emosional, serta mendasari prinsip moral untuk keindahan dan efisiensi. Studi nilai terbagi dalam estetika, yang mengkaji keindahan, dan etika, yang menelaah benar-salah. Pancasila menjadi sumber nilai dan moral nasional, sebagai kristalisasi nilai budaya dan agama. Pelaksanaan Pancasila dilakukan secara objektif melalui hukum dan peraturan, dan secara subjektif dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila menggambarkan manusia Indonesia yang bertuhan, berkemanusiaan, berbangsa, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.

Pendidikan memiliki makna penting dalam masyarakat global. Di Indonesia, pendidikan bertujuan membentuk masyarakat yang menghargai prestasi dan diambil dari kata pedagogi, yang berarti membimbing anak untuk belajar. Pendidikan melibatkan komponen seperti guru, murid, kurikulum, dan administrasi untuk membentuk karakter peserta didik. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada Pancasila, menanamkan nilai-nilai bangsa dalam semua jenjang pendidikan. Teori pendidikan mencakup pandangan seperti empirisme (berbasis pengalaman), nativisme (ditentukan bakat bawaan), naturalisme (pendidikan terjadi secara alami), dan konvergensi (dipengaruhi oleh bakat dan lingkungan). Sistem pendidikan Indonesia berperan dalam mentransfer pengetahuan serta mewariskan ideologi Pancasila pada generasi mendatang. Filsafat pendidikan Pancasila membantu membentuk identitas nasional dan menjaga eksistensi bangsa, sehingga menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas, merujuk pada aspek kepribadian seperti sikap, perilaku, dan tabiat. Pendidikan karakter adalah proses untuk membentuk individu sesuai nilai luhur Pancasila, mengarahkan perilaku agar lebih bermoral. Menurut Ramli, pendidikan karakter di Indonesia mirip dengan pendidikan moral, yang menanamkan nilai sosial yang dipengaruhi oleh budaya bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan meliputi tiga aspek: ontologi (hakikat manusia sebagai warga negara), epistemologi (pengetahuan yang tersusun logis), dan aksiologi (nilai-nilai moral). Dalam filsafat Pancasila, kemanusiaan mencerminkan integritas antara jiwa dan raga, etika menekankan kebebasan yang bertanggung jawab, dan religiusitas menekankan pentingnya ketuhanan.

Pendidikan karakter berbasis Pancasila diharapkan mampu menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mandiri, berkontribusi sebagai warga negara, dan taat beragama. Para pendidik diharapkan memahami nilai-nilai Pancasila, menjadikannya pedoman, serta menjadi teladan bagi peserta didik. Dengan panduan ini, pendidikan karakter diharapkan dapat tetap relevan dan berkembang seiring kemajuan ilmu dan teknologi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Riffa Yudika -
Nama: Riffa Yudika Permana
NPM: 2415061091
Kelas: PSTI-D

Peran Pancasila sebagai dasar ideologi dan filsafat bangsa Indonesia, khususnya dalam konteks pendidikan. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga menjadi pedoman berpikir dan panduan hidup yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa. Melalui landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis, Pancasila berfungsi sebagai sistem filsafat yang mencakup pemahaman mendalam tentang manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

Secara ontologis, Pancasila menempatkan manusia sebagai inti dari tiap sila, memperhatikan hakikat individu dan komunitas. Epistemologinya merumuskan Pancasila sebagai hasil nilai-nilai budaya yang diatur dalam struktur hierarkis untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Dari sisi aksiologi, Pancasila memberikan pedoman moral yang menjadi standar perilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan di Indonesia, berdasarkan Pancasila, bertujuan tidak hanya untuk transfer ilmu, tetapi juga untuk pembentukan karakter dan penanaman ideologi. Nilai-nilai Pancasila yang mengandung ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan, diintegrasikan dalam sistem pendidikan agar generasi muda memiliki karakter dan identitas nasional yang kuat. Pendidikan nasional juga didesain untuk membentuk manusia yang beriman, bertanggung jawab, dan berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Kholifah Wulandari -
Nama: Kholifah Wulandari
NPM: 2415061079
Kelas: PSTI-D

Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.

Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Menurut Abdulgani, Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan Notonagoro menyatakan bahwa Filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Hafizh Abdoel Ghofar -
Nama: Hafizh Abdoel Ghofar
NPM: 2415061076
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Kelas: PSTI C


1. Fokus Inti
Jurnal ini mengkaji peran penting filsafat Pancasila dalam membentuk sistem pendidikan Indonesia dan inisiatif pengembangan karakter.

2. Kerangka Teoritis
Artikel ini membangun hubungan yang kuat antara landasan filosofis dan praktik pendidikan, yang menunjukkan bagaimana Pancasila berfungsi sebagai landasan ideologis dan panduan praktis dalam pendidikan.

3. Penekanan Pendidikan Karakter
Penelitian ini menyoroti pendidikan karakter sebagai komponen fundamental, menekankan bagaimana pendidikan karakter diturunkan dari nilai-nilai Pancasila untuk mengembangkan warga negara yang bermoral.

4. Strategi Implementasi
Jurnal ini menguraikan pendekatan praktis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, dengan fokus pada:
- Integrasi nilai-nilai ke dalam praktik pengajaran
- Pengembangan pendidikan berbasis karakter
- Melatih para pendidik untuk mewujudkan prinsip-prinsip Pancasila

5. Hasil Pendidikan
Penelitian ini mengidentifikasi hasil yang diinginkan termasuk:
- Terbentuknya warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab secara sosial
- Pengembangan karakter spiritual dan moral
- Terciptanya individu yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan

6. Pendekatan Metodologis
Kajian ini mengambil pendekatan filosofis-analitis, mengkaji bagaimana prinsip-prinsip Pancasila dapat secara efektif diterjemahkan ke dalam praktik pendidikan dan program pengembangan karakter.

7. Implikasi Praktis
Jurnal tersebut menekankan pentingnya para pendidik memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam metode pengajarannya untuk mencapai tujuan pendidikan berbasis karakter.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Pandu Sahala Sitanggang -
Nama : Pandu Sahala Sitanggang
NPM : 2415061089
Kelas : PSTI-C

Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Menurut Abdulgani (dalam Ruyadi, 2003), Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri. Yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.
1. Ontologis: Berfokus pada hakikat manusia sebagai subjek utama Pancasila
2. Epistemologis: Pancasila sebagai sistem pengetahuan yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
3. Aksiologis: Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai satu kesatuan
Pendidikan karakter di Indonesia seharusnya didasarkan pada nilai-nilai Pancasila untuk membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, dan bertakwa.

Pendidikan dilakukan oleh manusia melalui aktivitas pembelajaran. Secara universal, pendidikan mencakup beragam komunitas yang memberi arti berbeda-beda terhadap pendidikan. Di Indonesia, pendidikan menekankan penguasaan materi pelajaran tertentu sebagai landasan terbentuknya masyarakat berprestasi. Menurut Jumali dkk (2004), hakikat pendidikan adalah proses yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, dan administrasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai kepribadian peserta didik sesuai kalender akademik.

Berbagai teori tentang perkembangan manusia dan hasil pendidikan meliputi:
1. Empirisme: Diajukan oleh John Locke, menganggap bahwa perkembangan bergantung pada pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan.
2. Nativisme: Diperkenalkan oleh Schopenhauer, berpendapat bahwa hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dimiliki anak sejak lahir.
3. Naturalisme: Diajukan oleh J.J. Rousseau, menyatakan bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan pendidikan tidak diperlukan. Anak sebaiknya dibiarkan tumbuh alami tanpa intervensi manusia.
4. Konvergensi: Diperkenalkan oleh William Stern, menganggap bahwa hasil pendidikan tergantung pada kombinasi pembawaan dan lingkungan. Pendidikan berperan dalam mengembangkan sifat baik dan mencegah sifat buruk.

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, karakter mencakup bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Berkarakter berarti memiliki kepribadian, sifat, dan perilaku yang baik. Musfiroh (2008) menyatakan bahwa karakter meliputi sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan, yang menunjukkan nilai kebaikan dalam tindakan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah proses penanaman perilaku berbudi pekerti luhur sesuai nilai-nilai Pancasila.

Secara keseluruhan, jurnal ini menjelaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar filosofis dalam pendidikan di Indonesia. Meski demikian, penerapannya memerlukan pendekatan yang sistematis serta kebijakan pendukung agar filosofi Pancasila dapat diimplementasikan secara optimal dalam setiap aspek pendidikan. Dengan demikian, sistem pendidikan berbasis Pancasila akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter luhur, siap menghadapi tantangan global, serta mampu menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Hengky Kurniawan -
Nama : Hengky Kurniawan
NPM : 2415061105
Kelas : PSTI-D

Jurnal "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia: Menuju Bangsa Berkarakter" karya Yoga Putra Semadi membahas pentingnya Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia yang menjadi landasan dalam pendidikan nasional. Pancasila, sebagai falsafah hidup yang mengandung nilai-nilai dasar, bertujuan untuk membangun karakter bangsa yang kuat, moralitas yang tinggi, serta ketahanan sosial. Penulis menyoroti bahwa filsafat Pancasila dalam pendidikan tidak hanya sebatas teori, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk karakter yang mencerminkan budaya Indonesia. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila diharapkan dapat menghasilkan individu yang cerdas, berperilaku baik, serta mampu bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya.

Analisis jurnal ini membahas tiga aspek utama filsafat Pancasila: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dari sisi ontologis, filsafat Pancasila berakar pada hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial yang saling terhubung. Pandangan ini mengarahkan bahwa pendidikan harus dapat mengembangkan potensi siswa sebagai individu sekaligus sebagai bagian dari masyarakat yang majemuk. Secara epistemologis, Pancasila adalah sumber pengetahuan yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam setiap silanya. Nilai-nilai ini disusun secara hierarkis, di mana nilai Ketuhanan yang Maha Esa menjadi nilai paling utama. Hal ini menunjukkan bahwa sumber pengetahuan bangsa Indonesia dalam Pancasila memiliki susunan logis yang terstruktur. Sedangkan dari aspek aksiologis, Pancasila berperan sebagai panduan etis yang menanamkan nilai-nilai moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, setiap individu diharapkan menjadikan nilai-nilai ini sebagai dasar dalam berperilaku dan bermasyarakat.

Jurnal ini juga menegaskan bahwa pendidikan Pancasila tidak hanya mengajarkan teori moral tetapi lebih jauh lagi diharapkan menjadi pendorong utama pembentukan karakter bangsa yang religius, beretika, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila ini menjadi sangat penting di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Penulis menekankan bahwa melalui pendidikan karakter yang berakar pada Pancasila, generasi muda Indonesia dapat tumbuh sebagai individu yang menghargai kebhinekaan, mengedepankan gotong royong, dan memiliki keadilan sosial. Pancasila berfungsi sebagai pondasi spiritual dalam pendidikan, yang tidak hanya menanamkan kecerdasan intelektual tetapi juga kepribadian yang mulia.

Pada akhirnya, jurnal ini menyimpulkan bahwa Pancasila bukan sekadar landasan hukum, tetapi juga falsafah hidup yang perlu diinternalisasi dalam pendidikan untuk menjaga jati diri bangsa. Sistem pendidikan yang berlandaskan Pancasila adalah kunci untuk melahirkan generasi Indonesia yang berkarakter baik, beriman, berperilaku etis, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial. Pendidikan yang berakar pada filsafat Pancasila ini diharapkan menjadi kekuatan utama dalam menjaga integritas bangsa di tengah perkembangan zaman, serta membentuk generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan berdaya saing tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rizky Novrizal -
Nama : Rizky Novrizal
NPM : 2415061021
Kelas : PSTI D

Analisis Jurnal

Jurnal ini membahas pentingnya Pancasila sebagai dasar filosofi dalam sistem pendidikan Indonesia untuk membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila berperan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam pendidikan karakter.

Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem Jurnal Filsafat Indonesia. Menurut Abdulgani (dalam Ruyadi, 2003), Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan Notonagoro (dalam Ruyadi, 2003) menyatakan bahwa Filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila.

Secara ontologis, Pancasila sebagai filsafat dasar memandang manusia sebagai subjek hukum yang kompleks, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Secara epistemologis, Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tersusun logis dalam lima sila. Secara aksiologis, nilai-nilai Pancasila mendorong pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan sesuai budaya dan moral bangsa Indonesia yang dimana ketiga nilai dari ontologis, epistemologis, dan aksiologis menjadi landasan dalam pendidikan. Pendidikan berbasis Pancasila bertujuan menciptakan generasi yang bertanggung jawab, berbudi pekerti luhur, menghargai perbedaan, beriman, bertanggung jawab, dan berintegritas dengan menekankan nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, memainkan peran penting dalam membentuk sistem pendidikan nasional yang bertujuan membangun karakter bangsa. Pendidikan berbasis Pancasila diharapkan tidak hanya sebagai transfer ilmu, tetapi sebagai sarana utama untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam diri siswa, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang beriman, bertanggung jawab, serta memiliki integritas moral dan sosial.

Dalam implementasinya, guru berperan sebagai teladan, dan sekolah sebagai wadah yang mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila. Tantangan seperti perkembangan teknologi, dianggap dapat dihadapi dengan tetap memprioritaskan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Kanaya Traylingga Pratama -
Nama : Kanaya Traylingga Pratama
Kelas  : PSTI - D
NPM   : 2415061059 

Jurnal ini menyoroti peran sentral Pancasila sebagai landasan filosofis dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pancasila, yang terdiri dari lima sila, tidak hanya berfungsi sebagai ideologi bangsa, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Jurnal ini menegaskan bahwa filsafat Pancasila dalam pendidikan berperan untuk membangun karakter generasi muda yang sesuai dengan budaya dan jati diri bangsa. Dalam konteks pendidikan, penerapan Pancasila ini ditujukan untuk mengembangkan karakter individu yang mampu bertanggung jawab sebagai warga negara dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Penulis jurnal menjelaskan penerapan filsafat Pancasila melalui tiga pendekatan utama dalam sistem filsafat, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pendekatan ontologis berfokus pada hakikat keberadaan manusia dan negara. Ontologi Pancasila menegaskan bahwa manusia adalah subjek utama yang memiliki peran dalam mempertahankan eksistensi dan keberlanjutan negara. Oleh karena itu, pendidikan yang berlandaskan Pancasila bertujuan untuk mempersiapkan individu yang sadar akan perannya sebagai warga negara dan bagian dari komunitas nasional. Pendekatan epistemologis melihat Pancasila sebagai sistem pengetahuan, artinya dalam pendidikan, nilai-nilai Pancasila diterapkan dan disampaikan secara logis, terstruktur, dan konsisten. Sementara itu, pendekatan aksiologis menyoroti nilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila, seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan, yang perlu diajarkan dan dijunjung tinggi dalam proses pendidikan.

Pendidikan karakter berbasis Pancasila dalam jurnal ini digambarkan sebagai suatu proses pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan moral peserta didik. Dengan pendidikan karakter ini, siswa diharapkan menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga beretika, berkepribadian luhur, dan memiliki integritas. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila – seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan – diimplementasikan sebagai prinsip dasar dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter berbasis Pancasila ini dianggap penting karena mampu membentuk siswa yang mampu hidup secara mandiri maupun dalam lingkungan sosialnya dengan rasa tanggung jawab, keadilan, dan kepedulian sosial.

Lebih jauh, jurnal ini menekankan bahwa pendidikan nasional yang berakar pada Pancasila diharapkan dapat melestarikan budaya dan identitas bangsa. Sistem pendidikan yang berlandaskan Pancasila ini diyakini tidak hanya akan menghasilkan individu-individu yang cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter dan kepribadian yang kuat. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mewariskan ideologi dan budaya bangsa. Penulis jurnal menyebutkan bahwa pendidikan yang integral, etis, dan religius sesuai dengan nilai-nilai Pancasila akan memperkokoh eksistensi dan martabat bangsa. Pada akhirnya, filsafat Pancasila tidak hanya menjadi dasar ideologi bangsa tetapi juga menjadi fondasi moral dalam menciptakan bangsa Indonesia yang berkarakter kuat dan mampu bersaing di tengah perubahan global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Muhammad Akbar Prayuga -
Nama : Muhammad Akbar Prayuga
NPM : 2415061017
Kelas : PSTI-C


Pancasila merupakan landasan ideologi bangsa Indonesia yang memiliki peran vital dalam membentuk sistem pendidikan nasional. Dalam implementasinya, Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga menjadi pedoman dalam pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan.

Dalam konteks filosofis, pendidikan yang berlandaskan Pancasila bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang baik dan mampu menjalankan hak serta kewajibannya sebagai warga negara. Hal ini tercermin dalam sistem pendidikan nasional yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Pembentukan karakter menjadi fokus utama dalam pendidikan berbasis Pancasila. Karakter didefinisikan sebagai gabungan dari kepribadian, perilaku, dan nilai-nilai moral yang tertanam dalam diri seseorang. Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila bertujuan menghasilkan individu yang bertanggung jawab secara etis dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

Pancasila memandang manusia sebagai makhluk yang utuh, mencakup dimensi individual dan sosial. Aspek religius juga menjadi bagian penting dalam filosofi Pancasila, di mana nilai-nilai ketuhanan menjadi dasar dalam kehidupan manusia dan berperan penting dalam filosofi pendidikan.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, para pendidik tidak cukup hanya memahami prinsip-prinsip Pancasila, tetapi juga harus mampu mencontohkan nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan peserta didik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nabilah Putri Tarevi -
Nama : Nabilah Putri Tarevi
NPM : 2415061025
Kelas : PSTI C

Filsafat adalah cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila dipandang sebagai sistem filsafat yang menjadi acuan bagi cara berpikir bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat negara merupakan hasil pemikiran kolektif bangsa indonesi yang merangkum nilai-nilai luhur dan menjadi pedoman hidup berbangsa.

Pancasila memiliki dasar Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis
- Ontologis: Menekankan manusia sebagai subjek utama Pancasila. Setiap sila mencerminkan hakikat manusia dalam konteks individu dan sosial.
- Epistemologis: Menjelaskan Pancasila sebagai sumber pengetahuan yang diambil dari nilai-nilai budaya Indonesia.
- Aksiologis: Mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan kesatuan dan hierarki yang mendasari perilaku etis masyarakat.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles yaitu :
- Kausa materialis : sebab yang berhubungan dengan materi/bahan.
- Kausa formalis : sebab yang berhubungan dengan bentuknya.
- Kausa efisiensi : penyusunan Pancasila oleh BPUPKI dan PPKI sebagai dasar negara.
- Kausa finalis : berhubungan dengan tujuannya.

Nilai - nilai Pancasila
Nilai adalah ide atau konsep penting dalam kehidupan. Terdapat dalam dua kawasan: kognitif dan afektif. Pancasila dijadikan konsensus oleh bangsa Indonesia sebagai sumber inspirasi dan moral. Pengamalan nilai Pancasila bersifat objektif (melalui hukum) dan subjektif (tingkah laku individu).

Filsafat pendidikan di Indonesia berakar dari nilai-nilai Pancasila yang harus ditanamkan di semua level pendidikan. Pendidikan diatur oleh Pancasila dan UUD 1945, mencerminkan identitas bangsa serta berfungsi untuk membangun potensi dan melestarikan kebudayaan, serta menjadi aspek spiritual sistem pendidikan nasional.

Pendidikan karakter di Indonesia berlandaskan nilai-nilai Pancasila, yang bertujuan membentuk kepribadian dan perilaku baik. Pancasila berfungsi sebagai pedoman dalam mengembangkan kualitas warga negara, mengintegrasikan kemanusiaan, etika, dan religiusitas. Pendidik diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila untuk mencapai tujuan pendidikan berkarakter.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Hanzuel Akbar Evansyah -
Nama : Hanzuel Akbar Evansyah
NPM : 2415061060

Filsafat berasal dari kata philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pancasila dianggap sebagai filsafat karena mengarahkan cara berpikir bangsa Indonesia, menjadi sistem filsafat negara sekaligus ideologi bersama. Menurut Notonagoro, Pancasila memiliki dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang membedakannya dari sistem filsafat lainnya. Ontologinya berpusat pada manusia sebagai subjek hukum utama, mencakup sifat manusia sebagai individu sekaligus makhluk sosial. Epistemologi Pancasila mengacu pada nilai-nilai luhur bangsa yang disusun logis dan hierarkis, sedangkan aspek aksiologisnya menunjukkan nilai-nilai dalam Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.

Ditinjau dari teori kausal Aristoteles, Pancasila memiliki: (a) Kausa Materialis, yaitu nilai-nilai budaya bangsa yang mendasarinya; (b) Kausa Formalis, yaitu keberadaannya dalam pembukaan UUD 1945 yang memenuhi syarat formal; (c) Kausa Efisiensi, yakni usaha BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara; dan (d) Kausa Finalis, terkait tujuan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Esensi Pancasila mencakup lima nilai: (a) Ketuhanan sebagai penyebab utama, (b) Kemanusiaan sebagai makhluk individu dan sosial, (c) Persatuan sebagai kepribadian yang khas, (d) Kerakyatan yang mendasari kerja sama dan gotong royong, serta (e) Keadilan yang memberikan hak sesuai porsi.

Nilai adalah elemen penting dalam kehidupan seseorang, mencakup aspek kognitif dan afektif yang menjadi prinsip moral dasar. Studi tentang nilai mencakup estetika (membahas keindahan) dan etika (membahas perilaku benar dan salah). Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber nilai dan moral nasional, hasil dari kristalisasi nilai budaya dan agama yang diterapkan secara objektif dalam hukum dan peraturan serta subjektif dalam perilaku individu sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila menggambarkan manusia Indonesia yang religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan berkeadilan sosial.

Pendidikan, melalui proses belajar, memiliki makna yang beragam dalam komunitas global. Di Indonesia, pendidikan bertujuan membentuk masyarakat berprestasi dan diambil dari istilah pedagogi, yang berarti membimbing anak dalam belajar. Pendidikan melibatkan komponen guru, murid, kurikulum, dan administrasi untuk membentuk karakter peserta didik. Filsafat pendidikan di Indonesia berakar pada Pancasila, yang menanamkan nilai-nilai dasar bangsa dalam semua jenjang pendidikan. Berdasarkan teori pendidikan, terdapat pandangan empirisme (pendidikan berdasarkan pengalaman), nativisme (hasil pendidikan bergantung pada bakat bawaan), naturalisme (pendidikan terjadi secara alami), dan konvergensi (hasil pendidikan dipengaruhi bakat dan lingkungan). Sistem pendidikan Indonesia berfungsi sebagai media transfer pengetahuan serta pewarisan ideologi Pancasila kepada generasi berikutnya, memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional dan keberlangsungan bangsa.

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, karakter mencakup kepribadian seperti sikap, perilaku, dan tabiat. Pendidikan karakter bertujuan membentuk individu sesuai nilai luhur Pancasila untuk menjadi pribadi yang bermoral. Ramli menyatakan bahwa pendidikan karakter di Indonesia sejalan dengan pendidikan moral, menanamkan nilai sosial yang dipengaruhi budaya bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan mencakup aspek ontologi (hakikat manusia sebagai warga negara), epistemologi (pengetahuan yang tersusun logis), dan aksiologi (nilai moral). Dalam filsafat Pancasila, kemanusiaan mengintegrasikan jiwa dan raga, etika mengedepankan kebebasan yang bertanggung jawab, dan religiusitas menekankan pentingnya ketuhanan.

Pendidikan karakter berbasis Pancasila diharapkan melahirkan manusia Indonesia yang cerdas, berbudi pekerti, mandiri, bertanggung jawab sebagai warga negara, dan beriman. Pendidik perlu memahami nilai-nilai Pancasila, menjadikannya panduan dalam kehidupan, dan menjadi teladan bagi peserta didik. Dengan demikian, pendidikan karakter ini diharapkan mampu bertahan dan relevan dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus maju.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Preisi Odelia Hutabarat 2415061101 -
Nama : Preisi Odelia Hutabarat
NPM : 2415061101
Kelas : PSTI-C

Jurnal "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter" menekankan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai ideologi negara, tetapi juga sebagai dasar filosofis yang harus diintegrasikan dalam sistem pendidikan nasional. Pancasila diidentifikasi sebagai pandangan hidup yang mencerminkan identitas bangsa Indonesia, yang seharusnya menjadi pedoman dalam proses pendidikan. Pada jurnal juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, di mana pendidikan karakter diartikan sebagai proses penanaman perilaku baik yang sesuai dengan budi pekerti luhur bangsa Indonesia. Hal ini mencakup pengembangan individu yang cerdas, berperilaku baik, serta mampu memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Jurnal ini membahas Pancasila dari tiga pendekatan: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pendekatan ontologis berfokus pada hakikat manusia dan negara, sementara pendekatan epistemologis meneliti sumber pengetahuan Pancasila, dan pendekatan aksiologis mengeksplorasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya dipandang sebagai norma, tetapi juga sebagai sistem pengetahuan yang memiliki struktur logis dan konsisten. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa, di mana penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan diharapkan dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik.

Jurnal ini juga memberikan beberapa poin praktis bagi pendidik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti memahami nilai-nilai tersebut, menjadikannya sebagai aturan hukum, dan memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik. Ini menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan memerlukan kesadaran dan komitmen dari para pendidik. Secara keseluruhan, artikel ini menyimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia harus dijiwai oleh Pancasila untuk menciptakan individu yang berkarakter. Pancasila sebagai falsafah pendidikan harus diintegrasikan dalam setiap aspek pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang lebih luas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by 2415061104 Thoriq Abdillah -
Artikel ini menawarkan pemahaman tentang Pancasila sebagai dasar ideologi, moral, dan filsafat bangsa Indonesia. Sebagai paradigma berpikir, Pancasila bukan hanya sekadar rangkaian prinsip, tetapi juga sistem nilai yang mencakup dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dasar ontologisnya berpusat pada manusia sebagai makhluk individu dan sosial, sehingga setiap sila Pancasila diharapkan terwujud dalam kehidupan manusia Indonesia. Dari segi epistemologis, Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur bangsa dan dirumuskan menjadi sistem pengetahuan yang logis, berurutan, dan hierarkis. Hal ini memperkuat peran Pancasila sebagai landasan berpikir dan bertindak. Selain itu, dasar aksiologisnya menekankan nilai-nilai harmonis dari kelima sila, yang mengajak masyarakat untuk menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan, dan gotong royong. Ini menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai fondasi pendidikan, yang berperan dalam membangun generasi muda untuk berpikir kritis, adil, menghargai keberagaman, serta menginternalisasi nilai moral dalam kehidupan berbangsa.

Sebagai dasar filsafat dan ideologi negara, Pancasila berfungsi sebagai landasan moral, sosial, dan kognitif yang menopang berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, termasuk pendidikan. Pancasila bukan hanya prinsip formal dalam hukum, tetapi juga panduan etika dalam kehidupan sehari-hari yang mendorong setiap individu untuk menghayati nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dalam ranah pendidikan, Pancasila menjadi fondasi dalam membentuk individu yang berkarakter dan berintelektual, selaras dengan pandangan John Dewey bahwa pendidikan seharusnya mengembangkan kemampuan dasar seseorang, baik secara intelektual maupun emosional. Artikel ini juga membahas berbagai aliran filsafat pendidikan seperti empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi, serta menegaskan peran Pancasila sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk bangsa Indonesia yang berkepribadian Pancasila. Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika sebagai landasan perilaku individu maupun kolektif masyarakat Indonesia. Pendidikan yang berbasis Pancasila bertujuan untuk menjaga kepribadian dan budaya bangsa, serta membentuk karakter yang selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa, seperti integritas, etika, dan religiositas.

Filsafat pendidikan Pancasila memiliki tiga karakteristik utama:

1. Integral – Mengakui manusia sebagai makhluk yang utuh, baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, dengan keseimbangan antara jiwa dan raga.


2. Etis – Memberikan kebebasan yang bertanggung jawab, menghargai keunikan dan subjektivitas individu dalam konteks etis.


3. Religius – Menghormati nilai-nilai spiritual dan keberagaman agama, sesuai dengan Sila Pertama yang menjamin hak dan kebebasan beragama.



Dalam penerapan pendidikan karakter, para pendidik diharapkan tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga mampu mengintegrasikan dan menerapkannya dalam kehidupan nyata sebagai contoh bagi peserta didik. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menyiapkan generasi Indonesia yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan memiliki komitmen kuat untuk mengangkat martabat bangsa, sesuai dengan visi dan misi yang terkandung dalam Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Muhammad Rizky Bintang Samhadi -
Nama : Muhaammd Rizky Bintang Samhadi 
Kelas : PSTI-C
NPM : 2415061020

Analisis jurnal tentang Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia

Pancasila berfungsi sebagai dasar dan ideologi bagi bangsa Indonesia, mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia mengadopsi nilai-nilai dari Pancasila, mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai ini di semua tingkat dan jenis pendidikan.Pancasila memberikan pedoman etika yang menekankan dimensi integral, etis, dan religius dalam interaksi manusia

Signifikansi Pancasila dalam Pendidikan
Pancasila berperan fundamental sebagai dasar dan ideologi yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk sistem pendidikan nasional.Sistem pendidikan Indonesia dirancang untuk menghasilkan warga negara yang cerdas, bermoral, dan beriman kepada Tuhan.

Aspek Filosofis
Jurnal ini mengkaji pendidikan melalui perspektif filosofis yang mendalam untuk menemukan kebenaran.Nilai-nilai Pancasila diintegrasikan ke dalam semua jenjang dan jenis pendidikan.

Pendidikan Karakter
Fokus utama adalah pembentukan perilaku positif berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.Terdapat penekanan pada dimensi integral, etis, dan religius dalam interaksi manusia.

Implementasi Praktis
Para pendidik dituntut tidak hanya memahami tetapi juga menjadi teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.Bertujuan membentuk masyarakat yang menjunjung tinggi kebaikan dan tanggung jawab.

Relevansi
Jurnal ini menunjukkan pentingnya sintesis Pancasila dalam sistem pendidikan untuk membentuk integritas moral bangsa.Memberikan kerangka pendidikan yang sesuai dengan identitas dan nilai-nilai bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Satriyo Novriyanto -
Nama : Satriyo Novriyanto
NPM : 2415061058
Kelas : PSTI-D
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dari Jurnal ini,saya mendapatkan wawasan baru yaitu:
Pancasila merupakan dasar, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang berperan penting sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai landasan filosofis sistem pendidikan nasional, Pancasila menjadi jiwa dari pendidikan di Indonesia, yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa dalam membentuk karakter generasi penerus.

Dalam filsafat Pancasila, terdapat tiga dimensi utama, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dimensi ontologis berfokus pada manusia sebagai subjek utama dalam sistem nilai, di mana manusia diakui sebagai makhluk individu dan sosial yang memiliki hak serta tanggung jawab. Dimensi epistemologis Pancasila berperan sebagai sistem pengetahuan yang digali dari nilai-nilai budaya bangsa, disusun secara logis dan hierarkis sehingga menjadi pedoman dalam berpikir dan bertindak. Sedangkan dimensi aksiologis mencakup nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang membentuk satu kesatuan panduan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan perspektif kausalitas Aristoteles, Pancasila juga dapat dianalisis dari empat penyebab utama:
1. Kausa Materialis : Pancasila digali dari nilai-nilai budaya dan sosial Indonesia.
2. Kausa Formalis : Pancasila termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang memenuhi aspek formal konstitusi.
3. Kausa Efisiensi : Perumusan Pancasila sebagai dasar negara dilaksanakan melalui kegiatan BPUPKI dan PPKI.
4. Kausa Finalis : Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang berdaulat dan merdeka.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat integral, etis, dan religius. Pendidikan karakter berbasis Pancasila bertujuan menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas, mandiri, bertanggung jawab, serta memiliki akhlak dan keimanan yang kuat. Hal ini sesuai dengan tujuan Indonesia untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, yaitu negara yang adil, sejahtera, dan siap bersaing di kancah global.

Sistem pendidikan nasional tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga berperan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai Pancasila. Dalam konsep pendidikan karakter, nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab, kemanusiaan, kebebasan yang bertanggung jawab, dan kesadaran akan kehadiran Tuhan menjadi landasan moral. Pendidikan karakter berbasis Pancasila berupaya membentuk generasi yang tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga berintegritas moral sesuai dengan budaya dan jati diri bangsa Indonesia.

Dengan mengintegrasikan Pancasila dalam pendidikan di semua jenjang, sistem pendidikan nasional berperan dalam membangun identitas bangsa serta memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Yostiar Aminudin 2415061016 -
Nama: Yostiar Aminudin
NPM : 2415061016
KELAS : PSTI-D

Jurnal ini menggambarkan pentingnya Pancasila sebagai fondasi pendidikan untuk membentuk karakter bangsa. Melalui filsafat pendidikan, jurnal ini mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan kebutuhan membangun manusia Indonesia yang berkepribadian baik, etis, dan religius.

Pengertian Filsafat Pancasila dalam Pendidikan
Pancasila
ditekankan sebagai dasar pendidikan yang mengajarkan keutuhan manusia dari sisi individu dan sosial. Dalam konteks pendidikan, nilai-nilai ini menciptakan kebebasan bertanggung jawab dan religiositas yang terintegrasi. Mengaitkan filsafat Pancasila dengan pendidikan, jurnal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga sebagai media untuk menanamkan nilai moral Pancasila, sehingga peserta didik tumbuh menjadi individu yang berkarakter.

Nilai-Nilai Pancasila
Pendekatan filsafat

dalam jurnal ini berfokus pada aspek hakikat manusia dan bangsa, pengetahuan logis dan terstruktur, dan nilai moral yang menyeluruh. Pendidikan yang berakar pada Pancasila mencerminkan integritas, etika, dan religiositas yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pancasila dalam pendidikan diharapkan mampu memperkuat identitas bangsa, melestarikan nilai-nilai tradisional, dan mengukuhkan martabat bangsa.

Relevansi Pancasila dalam Pembentukan Karakter Bangsa
Filsafat Pancasila dianggap sebagai modal utama dalam pendidikan karakter di Indonesia. Implementasi nilai-nilai Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan sosial, membentuk individu yang cerdas, berbudi pekerti, dan bertanggung jawab secara sosial. Penanaman nilai-nilai ini menjadi pilar utama dalam pendidikan nasional untuk mencapai bangsa yang berkarakter kuat sesuai tujuan Pancasila.

Secara keseluruhan, pendidikan di Indonesia seharusnya berbasis pada nilai-nilai Pancasila, yang mencakup aspek integritas, etika, dan religiositas, untuk membentuk karakter bangsa. Penerapan pendidikan karakter berlandaskan Pancasila sangat penting untuk membangun manusia Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak baik dan mampu memenuhi perannya sebagai warga negara.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Triandika 2415061064 -
Nama : Triandika 
NPM : 2415061064
Kelas : PSTI C
Rangkuman:
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau philei yang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis
dan dasar aksiologis. Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada pancasila. Nilai pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Dalam pandangan filosofis pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan kelembagaan sosial lainnya dalam masyarakat. Pendidikan selain sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi
bangsa kepada generasi selanjutnya. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat
adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran, filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat, apabila kita hubungkan fungsi
Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, bahwa pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas
Pancasila. Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara melembaga dalam sistem
pendidikan nasional yang bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup, dan
filosofi. Pancasila adalah falsafah yang
merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
Komentar:
Menurut saya, jurnal ini memberikan kontribusi penting dalam menghubungkan filsafat Pancasila dengan pendidikan nasional di Indonesia. Isi jurnal menguraikan bahwa pancasila sebagai dasar ideologi bangsa tidak hanya menjadi pedoman dalam aspek kehidupan sehari-hari tetapi juga menjadi dasar dalam sistem pendidikan untuk membentuk karakter bangsa. Melalui pendidikan berlandaskan pancasila diharapkan terbentuk generasi yang tidak hanya cerdas dan berpengetahuan tetapi juga berkepribadian baik, beretika, dan religius sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila.

Jurnal ini juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang diambil dari nilai-nilai pancasila untuk menciptakan warga negara yang berkepribadian baik dan bertanggung jawab. Serta memberikan pemahaman bahwa pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga sangat memperhatikan pembentukan karakter yang sesuai dengan identitas bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Fany Nuurviana -
Nama: Fany Nuurviana
NPM: 2415061037
Kelas: PSTI D

ANALISIS JURNAL

1. Filsafat Pancasila sebagai Landasan Pendidikan:
Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa yang seharusnya menjiwai sistem pendidikan nasional. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, diharapkan tercermin dalam kurikulum untuk membentuk bangsa yang berkarakter dan berkepribadian luhur.

2. Pendekatan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis:

- Ontologis: Pancasila mengakui manusia sebagai makhluk individu dan sosial, menjadikannya pusat dari semua sila. Pendidikan berbasis Pancasila memupuk karakter yang seimbang antara aspek individu dan sosial.

- Epistemologis: Sebagai sistem pengetahuan, Pancasila bersifat konsisten dan logis. Sumber pengetahuannya berasal dari nilai-nilai luhur bangsa, menjadi dasar pendidikan yang terstruktur.

- Aksiologis: Nilai-nilai etika dalam Pancasila berfungsi sebagai pedoman moral untuk membentuk perilaku yang baik dan berguna bagi masyarakat.

3. Prinsip-prinsip Aristoteles pada Filsafat Pancasila:

- Kausa Materialis: Nilai-nilai Pancasila digali dari budaya Indonesia.

- Kausa Formalis: Bentuk Pancasila sebagai dasar negara ada dalam Pembukaan UUD 1945.

- Kausa Efisiensi: Peran BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila.

- Kausa Finalis: Tujuan utama Pancasila adalah menjadi dasar bagi negara merdeka.

4. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila:
Pendidikan karakter adalah implementasi nilai-nilai Pancasila yang meliputi sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan peserta didik. Nilai moral dan etika yang terkandung dijadikan acuan untuk membentuk generasi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan menghargai keberagaman.

5. Peran Pendidikan dalam Melestarikan Budaya dan Identitas Nasional:
Filsafat Pancasila membantu pendidikan Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti gotong royong dan toleransi, agar bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati dirinya.

6. Peran Guru dalam Mewujudkan Nilai Pancasila:
Guru sebagai pendidik harus memahami dan mencontohkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru yang sadar akan pentingnya nilai Pancasila dalam pendidikan diharapkan mampu membentuk karakter siswa sesuai falsafah bangsa.

7. Sistem Pendidikan Nasional yang Berkarakter:
Pancasila sebagai falsafah pendidikan memberikan landasan moral, intelektual, dan sosial dalam mengembangkan sistem pendidikan nasional yang melestarikan budaya dan membentuk generasi yang berkarakter kuat, cerdas, dan bermoral.

Pancasila dalam pendidikan bukan sekadar dasar negara, tetapi juga filosofi yang membentuk karakter bangsa. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, diharapkan tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Ridho Azhari Putra -
Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Jurnal ini membahas filosofi Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia dan relevansinya dalam sistem pendidikan nasional. Filosofi Pancasila diuraikan sebagai pandangan hidup yang seharusnya menjiwai pendidikan Indonesia, dengan tujuan menghasilkan individu yang berkarakter, cerdas, berperilaku baik, mampu hidup sosial, serta taat kepada Tuhan.

Pancasila digambarkan sebagai falsafah hidup bangsa yang memuat nilai dasar bernegara. Filosofi ini, yang diusulkan oleh Bung Karno, berfungsi sebagai landasan seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan, dan menjadi acuan pengembangan karakter.Jurnal ini membahas hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat yang terdiri dari aspek ontologis (kemanusiaan sebagai subjek hukum), epistemologis (pengetahuan dan kebenaran berdasarkan Pancasila), dan aksiologis (nilai-nilai etis yang terkandung). Nilai-nilai Pancasila seperti ke-Tuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah esensi yang mendasari pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan nasional berakar pada nilai-nilai Pancasila yang harus ditanamkan pada peserta didik untuk mengembangkan potensi individu dan membentuk kepribadian sesuai karakter bangsa. Filosofi ini mencerminkan integritas manusia dalam aspek spiritual dan etis, dengan pandangan pendidikan sebagai sarana untuk mewariskan ideologi Pancasila. Pendidikan karakter di Indonesia diturunkan dari nilai-nilai Pancasila, membentuk sikap, perilaku, dan keterampilan yang sesuai dengan moral bangsa. Pengamalan nilai Pancasila melibatkan aspek integritas, etika, dan religiusitas dalam kehidupan sosial. Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa, idealnya menjadi fondasi dalam sistem pendidikan nasional untuk menghasilkan manusia berkarakter, yang beriman, berintegritas, etis, dan religius.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Regina Salwa Lestari -
Nama : Regina Salwa Lestari
NPM : 2415061057
Kelas : PSTI D

Analisis Jurnal

Jurnal ini membahas peran penting Pancasila dalam pendidikan Indonesia, yang diharapkan dapat membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila menjadi landasan hidup yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan nasional yang berdasar pada filsafat Pancasila bertujuan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, tanggung jawab sosial, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia seharusnya mencerminkan identitas Pancasila sebagai pedoman perilaku dan panduan kehidupan sehari-hari bagi rakyat Indonesia.

Jurnal ini juga menekankan bahwa pendidikan karakter di Indonesia harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mampu berperilaku baik dalam kehidupan individu maupun sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by RAFEYFA ASYLA 2415061107 -
RAFEYFA 3
2515061107
PSTI-C


Jurnal ini membahas filsafat Pancasila dalam konteks pendidikan di Indonesia, Pancasila dijelaskan sebagai dasar negara Indonesia dan falsafah hidup bangsa. Filsafat Pancasila mencakup tiga pendekatan utama yaitu ontologis (hakikat dasar sila-sila Pancasila adalah manusia), epistemologis (Pancasila sebagai pengetahuan berbasis nilai-nilai luhur bangsa), dan aksiologis (nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman etika). Pancasila dijelaskan melalui konsep kausalitas Aristoteles, yaitu: Kausa Materialis (pancasila berasal dari nilai budaya bangsa), Kausa Formalis (bentuknya ada dalam Pembukaan UUD 1945), Kausa Efisiensi (proses perumusan oleh BPUPKI dan PPKI), dan Kausa Finalis (tujuannya sebagai dasar negara Indonesia merdeka).

Nilai-nilai Pancasila meliputi aspek religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, yang dipandang sebagai fondasi moral bangsa. Nilai ini juga digunakan dalam pendidikan karakter yang mengembangkan perilaku berdasarkan budi pekerti yang baik. Pendidikan Indonesia berfokus pada pembentukan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Filsafat pendidikan Pancasila berperan penting dalam menanamkan pandangan hidup dan ideologi Pancasila pada generasi muda untuk menciptakan bangsa yang berkarakter.

Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila bertujuan membentuk pribadi anak menjadi manusia yang baik dan warga negara yang bertanggung jawab. Pendekatan karakter bangsa meliputi aspek integral, etis, dan religius sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang penting untuk membangun bangsa berbudaya dan berintegritas
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nabila Alyaa Putri -
Nama : Nabila Alyaa Putri
NPM : 2415061003
Kelas : PSTIC

Jurnal ini menjabarkan hubungan rumit antara Pancasila dan pendidikan, menekankan bagaimana lima prinsip Pancasila dapat digunakan untuk membina individu yang memiliki karakter moral yang kuat. Poin-poin penting yang dibahas:
1. Pancasila sebagai Filsafat Pemandu:
Pancasila dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial memberikan kerangka komprehensif bagi kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk pendidikan.
2. Pendidikan dan Pembangunan Karakter:
Jurnal ini berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia harus fokus tidak hanya pada prestasi akademik tetapi juga pada pengembangan karakter. Dengan mengajarkan nilai-nilai Pancasila, sekolah dapat membina individu-individu yang tidak hanya berilmu tetapi juga bermoral.
3. Hakikat Integral Pancasila:
Pancasila digambarkan sebagai filsafat holistik yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk agama, etika, dan tanggung jawab sosial.
4. Menerapkan Pancasila dalam Pendidikan:
Jurnal ini menyarankan cara-cara praktis untuk mengintegrasikan Pancasila ke dalam pendidikan, seperti: Guru memahami prinsip secara mendalam untuk digunakan sebagai pedoman dalam mengajar. Mencontohkan nilai-nilai Pancasila dalam perilakunya sendiri.
Kesimpulannya, jurnal ini sangat menganjurkan sistem pendidikan berbasis Pancasila di Indonesia. Argumennya adalah dengan pendidikan pada prinsip-prinsip dasar ini, negara dapat menghasilkan warga negara yang tidak hanya berpengetahuan tetapi juga memiliki karakter moral yang kuat, sehingga berkontribusi terhadap masyarakat yang lebih adil dan harmonis.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
prinsip-prinsip Pancasila berdasarkan kausal Aristoteles:
Kausa Materialis: Nilai-nilai sosial budaya bangsa.
Kausa Formalis: Bentuk dan susunan Pancasila dalam UUD ’45.
Kausa Efisiensi: Proses BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila.
Kausa Finalis: Tujuan Pancasila sebagai dasar negara.

Pada intinya Pancasila adalah landasan pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter, yang berakar pada Pancasila, sangat penting bagi perkembangan individu dan masyarakat. Sekolah harus aktif mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Pendidik berperan penting dalam membentuk karakter siswa berdasarkan Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Hafidz Azka Rikzi -
Jurnal ini membahas filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia, menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan panduan hidup bangsa. Terdapat tiga pendekatan utama: ontologis (hakikat Pancasila adalah manusia), epistemologis (Pancasila sebagai pengetahuan berbasis nilai-nilai luhur), dan aksiologis (nilai Pancasila sebagai pedoman etika).

Pancasila dijelaskan melalui konsep kausalitas Aristoteles, meliputi kausa materialis, formalis, efisiensi, dan finalis. Nilai-nilai Pancasila religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan menjadi fondasi moral dan diterapkan dalam pendidikan karakter untuk mengembangkan budi pekerti baik. Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk karakter sesuai dengan Pancasila, menanamkan pandangan hidup ini kepada generasi muda, serta menciptakan individu yang baik dan warga negara yang bertanggung jawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Rajashatara Althaffarel Detalenta Azka -
Nama : Rajashatara Althaffarel Detalenta Azka
NPM : 2415061030
Kelas : PSTI - C

Jurnal ini membahas kedudukan Pancasila sebagai fondasi filsafat, nilai, dan pendidikan karakter di Indonesia. Istilah "filsafat" berasal dari kata "philos" (cinta) dan "sophia" (kebijaksanaan), yang berarti cinta terhadap kebijaksanaan. Pancasila dinyatakan sebagai sistem filsafat negara karena mengandung nilai-nilai kolektif bangsa Indonesia dan menjadi panduan utama bagi cara berpikir serta bertindak masyarakat. Menurut Notonagoro, filsafat Pancasila memiliki tiga dimensi utama: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dimensi ontologis menjelaskan bahwa manusia adalah subjek hukum utama yang bersifat individu sekaligus sosial. Dimensi epistemologis menunjukkan bahwa Pancasila berakar dari nilai-nilai luhur bangsa yang disusun secara logis dan hierarkis. Sementara itu, dimensi aksiologis menekankan Pancasila sebagai satu kesatuan nilai yang berfungsi mengarahkan perilaku dan kebijakan masyarakat.

Teori kausal Aristoteles juga dapat digunakan untuk menjelaskan Pancasila. Dalam hal ini, kausa materialis menggambarkan bahwa Pancasila berasal dari nilai-nilai budaya dan sosial bangsa Indonesia. Kausa formalis menunjukkan bahwa Pancasila telah dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai landasan formal negara. Kausa efisiensi berkaitan dengan proses pembentukannya melalui peran BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan dasar negara. Terakhir, kausa finalis menunjukkan bahwa Pancasila memiliki tujuan utama untuk menjadi landasan dan tujuan dari negara Indonesia.

Pancasila mencakup lima nilai utama. Ketuhanan, yang memiliki sifat prima sebagai dasar spiritual bangsa, menunjukkan kepercayaan terhadap Tuhan sebagai sumber utama kebaikan. Kemanusiaan menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial sekaligus individu yang saling menghormati hak dan kewajibannya. Kesatuan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan identitas dan kepribadian sendiri. Kerakyatan mengutamakan prinsip kerja sama dan gotong royong dalam membangun negara yang demokratis. Keadilan menjadi landasan untuk menuntut keadilan bagi setiap individu di masyarakat sesuai dengan hak masing-masing.

Nilai-nilai Pancasila juga dipandang sebagai konsep penting yang mencakup aspek kognitif dan afektif, berperan sebagai prinsip moral yang mengarahkan keindahan dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia memandang Pancasila sebagai sumber nilai dan moral nasional yang merupakan hasil kristalisasi budaya dan agama yang beragam. Nilai-nilai ini diimplementasikan melalui hukum dan peraturan serta dihidupkan melalui perilaku sehari-hari, menggambarkan manusia Indonesia sebagai sosok yang bertuhan, berperikemanusiaan, berbangsa, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.

Di bidang pendidikan, Pancasila juga menjadi landasan utama yang bertujuan membentuk karakter masyarakat yang meritorik serta berjiwa kebangsaan. Di Indonesia, pendidikan diartikan dari istilah pedagogi yang berarti bimbingan bagi anak untuk belajar dan menjadi pribadi yang baik. Pendidikan melibatkan berbagai komponen seperti guru, murid, kurikulum, dan administrasi yang kesemuanya berperan dalam pembentukan karakter peserta didik. Filsafat pendidikan di Indonesia berakar pada Pancasila dan berusaha menanamkan nilai-nilai dasar bangsa dalam seluruh jenjang pendidikan.

Berdasarkan teori pendidikan, terdapat beberapa pandangan utama seperti empirisme, yang menyatakan bahwa pendidikan bergantung pada pengalaman; nativisme, yang menekankan bahwa hasil pendidikan didasarkan pada bakat alami; naturalisme, yang berpendapat bahwa pendidikan terjadi secara alami tanpa intervensi berlebihan; dan konvergensi, yang melihat hasil pendidikan sebagai kombinasi antara bakat alami dan lingkungan. Sistem pendidikan Indonesia berperan penting dalam mentransfer pengetahuan sekaligus mewariskan ideologi Pancasila kepada generasi mendatang, sehingga filosofi pendidikan Pancasila dianggap bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.

Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas, merujuk pada aspek kepribadian seperti sikap, perilaku, dan tabiat. Pendidikan karakter di Indonesia bertujuan membentuk individu sesuai dengan nilai luhur Pancasila yang mengarahkan perilaku individu menjadi lebih baik dan bermoral. Menurut Ramli, pendidikan karakter di Indonesia berkaitan dengan pendidikan moral yang menanamkan nilai sosial yang terpengaruh oleh budaya bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan mencakup tiga aspek utama: ontologi, yang menjelaskan hakikat manusia sebagai warga negara; epistemologi, yang menunjukkan pengetahuan yang disusun secara logis; dan aksiologi, yang mengandung nilai-nilai moral dalam kehidupan berbangsa.

Dalam filsafat Pancasila, kemanusiaan dimaknai sebagai integritas antara jiwa dan raga, etika menekankan kebebasan yang bertanggung jawab, serta religiusitas yang mengingatkan pentingnya ketuhanan sebagai panduan hidup. Pendidikan karakter berbasis Pancasila diharapkan menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, mandiri, berperilaku baik, taat beragama, dan berkontribusi sebagai warga negara yang baik. Para pendidik diharapkan memahami nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya sebagai pedoman hukum, sekaligus menjadi teladan bagi peserta didik. Mengikuti panduan ini, pendidikan karakter diharapkan mampu terus berkembang dan tetap relevan meskipun pengetahuan dan teknologi terus mengalami kemajuan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Ica Nuria -
Nama: Ica Nuria Ilmawati
NPM: 2415061053
Kelas: PSTI-D

Jurnal tersebut membahas tentang hakikat pancasila sebagai filsafat. Pancasila adalah filsafat yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis, Pancasila dirancang untuk menjadi penuntun moral, intelektual, dan sosial masyarakat Indonesia. Ontologinya berfokus pada manusia sebagai makhluk individu dan sosial, yang mencakup hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar. Epistemologi Pancasila mencerminkan pengetahuan yang berasal dari nilai-nilai kebudayaan dan kepercayaan bangsa Indonesia, dengan struktur hierarkis pada kelima silanya. Sementara itu, aksiologi Pancasila adalah penegasan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kebersamaan, yang menjadikannya sebagai panduan perilaku bangsa.
Dalam konteks pendidikan, Pancasila dipandang sebagai jiwa dari sistem pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan diarahkan untuk membentuk karakter dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, menciptakan generasi yang ber-Tuhan, bermasyarakat, dan berkeadilan. Pendidikan karakter di Indonesia diharapkan bisa menanamkan sifat-sifat yang sesuai dengan kultur dan adat ketimuran, seperti hormat, kebersamaan, dan gotong-royong. Filsafat pendidikan ini memperkuat peran Pancasila dalam membangun integritas bangsa dan melestarikan budaya Indonesia.
Dalam jurnal tersebut juga membahas mengenai Pancasila sebagai pembentuk karakter bangsa. Karakter yang diharapkan dari warga negara Indonesia adalah pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan, ketuhanan, kemanusiaan, dan nasionalisme. Pancasila menjadi landasan kuat dalam membangun karakter bangsa yang sesuai dengan identitas budaya Indonesia. Pendidikan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila memiliki tujuan untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan berperan aktif dalam kehidupan berbangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Fakhry Ramadhan Subur -
Nama : Fakhry Ramdhan S
Npm : 2415061113
Kelas : PSTI-C

Filsafat berasal dari kata Yunani "philosophia," yang terdiri dari dua komponen: "philo" yang berarti cinta, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat dapat diartikan sebagai "cinta terhadap kebijaksanaan." Istilah ini mencerminkan upaya manusia untuk mencari pengetahuan, pemahaman, dan makna dalam kehidupan.

Ada dua aspek dalam filsafat pancasila :

1. Ontologis
Filsafat Pancasila secara ontologis mengakui bahwa manusia memiliki martabat dan nilai yang melekat, yang membuatnya berbeda dari makhluk lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang saling bergantung, di mana interaksi dan kerjasama antarindividu sangat penting untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Selain itu, Pancasila menempatkan Tuhan sebagai sumber nilai moral dan spiritual, sehingga keberadaan Tuhan menjadi landasan bagi etika dan norma yang harus dipegang oleh setiap individu dalam menjalani kehidupan.

2. Epistemologis
Secara epistemologis, Filsafat Pancasila menekankan pentingnya proses pembelajaran yang kritis, reflektif, dan dialogis dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pengetahuan tentang Pancasila tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi juga melalui pengalaman sosial, diskusi, dan interaksi dalam masyarakat. Pemahaman ini harus mempertimbangkan konteks budaya dan sejarah Indonesia, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan secara relevan dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh bangsa.

Pancasila berdasarkan kausalitas Aristoteles:

1. Sebab Material
Keragaman budaya, etnis, dan agama di Indonesia menjadi fondasi yang membentuk nilai-nilai Pancasila.

2. Sebab Formal
Lima sila Pancasila berfungsi sebagai struktur moral dan etika yang memberikan identitas pada bangsa Indonesia.

3. Sebab Efisien
Pancasila dihasilkan melalui proses sejarah yang melibatkan para pendiri bangsa dan konsensus masyarakat, menciptakan dasar bagi negara.

4. Sebab Final
Tujuan Pancasila adalah menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Nilai-nilai Pancasila terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan menjadi dasar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia: pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, yang mengakui dan menghormati keberadaan Tuhan sebagai sumber nilai moral dan spiritual, serta menjamin kebebasan beragama bagi setiap individu; kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjalankan prinsip keadilan serta perikemanusiaan dalam interaksi sosial; ketiga, Persatuan Indonesia, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, menghargai keragaman suku, budaya, dan agama demi terciptanya harmoni dalam kehidupan masyarakat; keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, yang mendorong penerapan sistem demokrasi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan pengambilan keputusan yang bijaksana melalui musyawarah; dan kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang menekankan pentingnya keadilan sosial, kesejahteraan, dan akses yang setara terhadap sumber daya bagi seluruh rakyat, sehingga tercipta kehidupan yang adil dan makmur.

Jurnal ini menegaskan betapa pentingnya pancasila sebagai dasar dalam pendidikan di Indonesia. Jurnal ini juga memberikan pemahaman tentang cara filsafat pancasila bisa membentuk sistem pendidikan di Indonesia, yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi juga pedoman filosofis yang bisa membimbing pendidikan, dengan tujuan membentuk karakter dan perilaku warga negara yang sesuai dengan budaya bangsa indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by M. Faqih Dwinanda -
Nama : M. Faqih Dwinanda
NPM : 2415061056
Kelas : PSTI D

Jurnal ini membahas tentang Pancasila yang merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Dalam jurnal ini juga dijelaskan bahwa Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.
- Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
- Secara epistomologis, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-silanya. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis piramidal.
- Secara aksiologis, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.

Menurut jurnal tersebut, prinsip - prinsip Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kausa Materialis; Pancasila digali dari nilai - nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis; Pancasila yang ada dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal.
c. Kausa Efisiensi; penetapan Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kerja BPUPKI dan PPKI.
d. Kausa Finalis; tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Terakhir, jurnal tersebut membahas tentang pendidikan yang merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya sehingga pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Menilai hal ini, wajar jika sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by M. Zinedine Zidane -
Nama : M. Zinedine Zidane NPM: 2415061082 Kelas : PSTI D Analisis Jurnal Jurnal ini menyoroti pentingnya Pancasila sebagai landasan filosofis dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga panduan moral dan budaya yang harus diwujudkan dalam pendidikan. Dengan berpedoman pada Pancasila, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter, beriman, serta memiliki tanggung jawab sosial. Implementasi Pancasila dalam pendidikan bertujuan untuk membentuk individu yang dapat hidup secara mandiri sekaligus memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Selain itu, jurnal ini menggarisbawahi bahwa pendidikan karakter harus berakar pada nilai-nilai Pancasila seperti integritas, etika, dan nilai religius. Nilai-nilai ini perlu diintegrasikan dalam kurikulum dan kegiatan belajar agar siswa dapat mengembangkan sikap seperti gotong royong, disiplin, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, pendidikan nasional berperan dalam membangun identitas dan karakter bangsa yang kuat, harmonis, dan berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by M. Zinedine Zidane -
Nama : M. Zinedine Zidane NPM: 2415061082 Kelas : PSTI D Analisis Jurnal Jurnal ini menyoroti pentingnya Pancasila sebagai landasan filosofis dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga panduan moral dan budaya yang harus diwujudkan dalam pendidikan. Dengan berpedoman pada Pancasila, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter, beriman, serta memiliki tanggung jawab sosial. Implementasi Pancasila dalam pendidikan bertujuan untuk membentuk individu yang dapat hidup secara mandiri sekaligus memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Selain itu, jurnal ini menggarisbawahi bahwa pendidikan karakter harus berakar pada nilai-nilai Pancasila seperti integritas, etika, dan nilai religius. Nilai-nilai ini perlu diintegrasikan dalam kurikulum dan kegiatan belajar agar siswa dapat mengembangkan sikap seperti gotong royong, disiplin, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, pendidikan nasional berperan dalam membangun identitas dan karakter bangsa yang kuat, harmonis, dan berkeadilan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by MUHAMAD NABIL ALMUZZAKI MUHAMAD NABIL ALMUZZAKI -
Nama : Muhamad Nabil Almuzzaki
NPM : 2415061121
Kelas : PSTI C

Jurnal ini membahas Pancasila sebagai filsafat yang mencerminkan cinta akan kebijaksanaan dan berfungsi sebagai acuan intelektual bagi cara berpikir bangsa Indonesia. Dengan dasar ontologis yang menekankan pada manusia sebagai subjek hukum, Pancasila mencakup kompleksitas individu dan sosial. Secara epistemologis, Pancasila merupakan sistem pengetahuan yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa. Struktur Pancasila bersifat hierarkis dan formal, dengan kesatuan aksiologi yang mencakup nilai-nilai fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikannya pedoman komprehensif bagi masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai filsafat negara dapat dianalisis melalui prinsip-prinsip kausal Aristoteles. Kausa materialis menunjukkan akar nilai Pancasila dari budaya Indonesia, sedangkan kausa formalis menegaskan keberadaannya dalam pembukaan UUD ’45. Kausa efisiensi merujuk pada penyusunan oleh BPUPKI dan PPKI, dan kausa finalis mengarah pada tujuan Pancasila sebagai dasar negara. Esensi sila-sila Pancasila mencakup ke-Tuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan, dan keadilan, yang secara keseluruhan menegaskan identitas, partisipasi, dan hak-hak individu dalam kehidupan berbangsa.

Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menekankan integrasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan individu dan masyarakat. Pendidikan dianggap sebagai proses terencana yang melibatkan guru, murid, dan kurikulum, dengan fokus pada manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan dan sosial. Pancasila harus diterapkan dalam sistem pendidikan untuk memastikan generasi mendatang mewarisi ideologi bangsa, menjadikan filsafat pendidikan Pancasila sebagai elemen kunci dalam melestarikan budaya dan martabat bangsa. Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu Empirisme (pengalaman membentuk pendidikan), Nativisme (pembawaan sejak lahir), Naturalisme (menyerahkan pertumbuhan anak kepada alam), Konvergensi (pengaruh pembawaan dan lingkungan).
Esensi pendidikan karakter terletak pada pendidikan nilai-nilai luhur yang berakar dari budaya Indonesia. Pancasila, sebagai sistem filsafat, harus diintegrasikan dalam pendidikan untuk menciptakan individu yang cerdas, beretika, dan religius. Pendidik diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, menjadikannya sebagai hukum, serta memberikan contoh yang baik, untuk mewujudkan cita-cita pendidikan karakter di tengah perkembangan zaman.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Putri Nabilla Atifa -
Nama : Putri Nabilla Atifa
NPM : 2415061040
Kelas : PSTI-D

Analisis jurnal

Pancasila merupakan dasar yang menjadi jalannya pandangan hidup. Pancasila juga sebagai falsafah bangsa yang dimana karakter bangsa indonesia sesuai dengan kultur bangsa indonesia.
Pengertian karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Sedangkan berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.
yang artinya seluruh perilaku, pandangan hidup dan hukum yang berlaku akan berlandasakan dengan sila-sila pancasila.

Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal dari philos atau phileinyang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan.
Maksudnya adalah pancasila sebagai filsafat merupakan cita-cita bersama yang lahir sebagai identitas dan pandangan hidup bernegara.
Prinsip Filsafat Pancasila, berdasarkan pandangan Aristoteles yakni:
Kausa Materialis yakni Pancasila berasal dari nilai-nilai budaya dan sosial bangsa Indonesia.
Kausa Formalis yakni Pancasila memenuhi kebenaran formal sebagai dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945.
Kausa Efisiensi yakni Proses pembentukan Pancasila oleh BPUPKI dan PPKI sebagai dasar negara Indonesia yang merdeka.
Kausa Finalis yakni Pancasila diajukan sebagai dasar negara untuk mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia.

inti dari setiap sila dalam Pancasila mencakup:
Ke-Tuhanan: Menempatkan Tuhan sebagai sumber utama nilai-nilai.
Kemanusiaan: Mengakui manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Kesatuan: Menghargai persatuan bangsa dengan identitas yang unik.
Kerakyatan: Mengedepankan kerja sama dan musyawarah dalam kehidupan bernegara.
Keadilan: Memberikan keadilan kepada setiap individu sesuai haknya.
Inti dari prinsip-prinsip ini adalah menanamkan nilai-nilai yang membentuk kehidupan bangsa yang adil, beradab, dan bersatu.

Begitupun pancasila sebagai filsafah dalam pendidikan, yang dimana pendidikan merupakan sumber untuk mewariskan nilai-nilai luhur ataupun ideologi bangsa dan juga sebagai sumber ilmu.
Pancasila dan Masyarakat Berkarakter yang dimana implementasi nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang memiliki integritas, berkeadilan, dan mampu bekerja sama secara harmonis.
Yang artinya Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa bertujuan untuk menjadi landasan bermoral, sebagai pandangan hidup, dan membentuk masyarakat yang berkarakter melalui falsafah pancasila.
Dihadirkannya pendidikan untuk menanamkan karakter ideologi pancasila kepada penerus bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Kadek Dwi Octo Lesa Candigo -
Nama : Kadek Dwi Octo Lesa Candigo
NPM : 2415061072
Kelas : PSTI - D
Analisis jurnal

Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga menjadi pedoman berpikir dan panduan hidup yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diharapkan dapat mencegah perilaku negatif yang sering muncul di masyarakat serta menyiapkan generasi yang berkarakter kuat, berakhlak baik, dan memiliki integritas. Jurna; ini menekankan bahwa pendidikan yang berbasis Pancasila dapat membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, memiliki kesadaran sosial, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1. Tujuan dan Latar Belakang : Pancasila dianggap sebagai dasar negara dan panduan bagi bangsa Indonesia. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu membentuk generasi yang berkarakter baik, cerdas, dan bermoral.

2. Pendekatan Filosofi Pancasila :
A. Ontologis: Pancasila sebagai dasar dari keberadaan manusia Indonesia sebagai makhluk individu sekaligus sosial.
B. Epistemologis: Pancasila sebagai sumber pengetahuan yang berasal dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
C. Aksiologis: Pancasila sebagai pedoman nilai yang membentuk etika atau cara hidup yang baik.

Dalam pendidikan karakter, nilai-nilai Pancasila digunakan untuk membantu siswa mengenal identitas bangsa dan mengembangkan kepribadian yang baik.

3. Metode: Penulis menggunakan studi pustaka, yaitu meninjau berbagai sumber untuk mendapatkan pandangan yang lebih mendalam tentang peran Pancasila dalam pendidikan.

4. Pembahasan Utama: Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila mengajarkan tiga hal utama:
A. Keutuhan (Integral): Menghargai manusia seutuhnya, baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.
B. Etika: Mengembangkan kebebasan yang bertanggung jawab, bukan kebebasan tanpa batas.
C. Religiusitas: Mengakui pentingnya iman atau spiritualitas dalam kehidupan.

5. Kesimpulan: Pendidikan di Indonesia harus mencerminkan Nilai-nilai Pancasila agar dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya pintar, tetapi juga berkarakter baik dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan begitu, tujuan untuk membentuk bangsa yang berkarakter akan tercapai.

Jurnal ini memberikan wawasan tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan untuk membangun bangsa yang sesuai dengan cita-cita dan identitas bangsa Indonesia​.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Valerie Alana Yusri -
Nama: Valerie Alana Yusri
NPM: 2415061046
Kelas: PSTI-D

Jurnal ini membahas mengenai filsafat pancasila, yaitu pancasila merupakan filsafat yamg lahir sebagai collective ideologie (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu "sistem" yang tepat. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki dasar ontologis, epistemologis, dan dasar aksiologis yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Filsafat pancasila juga memiliki prinsip-prinsip yamg ditinjau dari kausal Aristoteles, diantaramya dari kausa materialis, kausa formalis, kausa efisiensi, dan kausa finalis. Pancasila memiliki nilai-nilai yang merupakan hasil dari sublimasi dan krialisasi sistem nilai budaya bangsa dan agama dalam kehidupan masyarakat, nilai-nilai inilah yang harus diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat pancasila adalah untuk membangun potensi bangsa, khususnya untuk melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pada akhirnya menentukan eksistensi dan martabat bangsa. Pendidikan karakter diIndonesia merupakan hasil dari penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur kita bangsa Indonesia yang memiliki adat ketimuran. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar terciptamanusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by 2415061116 Marvel Jonatan Halomoan Simaremare -
Nama : Marvel Jonatan Halomoan Simaremare
NPM : 2415061116
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Jurnal ini memberikan wawasan, yaitu :

Menyoroti signifikansi filsafat Pancasila sebagai dasar dalam pendidikan nasional untuk membangun karakter bangsa. Jurnal ini menegaskan bahwa Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai pedoman perilaku dan identitas bangsa yang harus diintegrasikan dalam sistem pendidikan.

Dari sudut pandang filosofis, Pancasila dijelaskan melalui tiga pendekatan utama. Pertama, pendekatan ontologis yang menekankan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam konteks pendidikan, di mana kualitas bangsa sangat bergantung pada kualitas setiap warganya. Kedua, pendekatan epistemologis yang mengkaji Pancasila sebagai sistem pengetahuan yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa, yang dalam pendidikan mendukung pembentukan struktur logis dan konsisten untuk menciptakan wawasan yang terintegrasi. Ketiga, pendekatan aksiologis yang membahas hierarki nilai dalam Pancasila, terutama yang berkaitan dengan etika dan moralitas.

Jurnal ini juga menguraikan filosofi Pancasila dalam pendidikan sebagai upaya yang terencana untuk membentuk individu Indonesia yang cerdas, beretika, dan bertanggung jawab secara sosial. Pendidikan karakter yang diusung melalui nilai-nilai Pancasila bertujuan untuk menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga etika dan nilai-nilai kebangsaan yang kokoh. Nilai-nilai fundamental seperti integritas, kemanusiaan, dan religiusitas menjadi dasar bagi karakter bangsa yang diharapkan. Selain itu, jurnal ini membahas peran Pancasila dalam kurikulum dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk melestarikan budaya dan ideologi bangsa di tengah perkembangan zaman dan tantangan global.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Ledi Daiyana alfara -
LEDI DAIYANA ALFARA
2415061081
PSTI D

Pancasila sebagai dasar filsafat dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai ideologi negara tetapi juga sebagai pedoman moral dan etika yang dapat membentuk karakter bangsa.
Filsafat dari kata Philosophy secara epistimologis berasal dari philos atau Philein artinya cinta dan shopia berarti hikmat atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau kebijaksanaan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.

Nilai-Nilai Dalam Pancasila
Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan. Bangsa Indonesia sejak awal mendirikan negara, berkonsensus untuk memegang dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa. Konsensus bahwa Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan moral bangsa Indonesia. Refleksi filsafat yang dikembangkan oleh Notonegoro untuk menggali nilai-nilai abstrak, hakikat nilai-nilai Pancasila, ternyata kemudian dijadikan pangkal tolak pelaksanaannya yang
berwujud konsep pengamalan yang bersifat subjektif dan objektif.
Pengamalan secara objektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan yang penjelasannya berupa suatu perangkat ketentuan hukum yang secara hierarki.
Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan yang dilakukan oleh manusia individual, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat ataupun sebagai pemegang kekuasaan yang penjelmaannya berupa tingkah laku dan sikap dalam hidup sehari-hari.

Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia
Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, bahwa Pancasila pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila. Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara melembaga dalam sistem pendidikan nasioanl yang bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup dan folosofi tertentu. Inilah dasar pikiran mengapa filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional dan sistem filsafat pendidikan Pancasila adalah sub sistem dari sistem negara. Pancasila Dengan memperhatikan fungsi pendidikan dalam membangun potensi bangsa, khususnya dalam melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa yang ada pada akhirnya menentukan eksistensi dan martabat bangsa, maka sistem pendidikan nasional dan filsafat pendidikan pancasila seyogyanya terbina secara optimal supaya terjamin tegaknya martabat dan kepribadian bangsa. Filsafat pendidikan Pancasila merupakan aspek rohaniah atau spiritual sistem pendidikan nasional, tiada sistem pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan.

Filsafat Pancasila dalam Membangun Bangsa Berkarakter
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun
berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Filsafat pendidikan Pancasila mengimplikasikan ciri-ciri tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Integral Kemanusiaan yang diajarkan oleh Pancasila adalah kemanusiaan yang integral, yakni mengakui manusia seutuhnya.
b. Etis Pancasila merupakan kualifikasi etis. Pancasila mengakui keunikan subjektivitas manusia, ini berarti menjungjung tinggi kebebasan, namun tidak dari segalanya seperti
liberalisme. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab
c. Religius Sila pertama pancasila menegaskan bahwa religius melekat pada hakikat manusia, Pancasila mengakui Tuhan sebagai pencipta serta sumber keberadaan dan menghargai religius dalam masyarakat sebagai yang bermakna.

sebagai pendidik yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila yaitu
a. Harus memahami nilai-nilai Pancasila tersebut.
b. Menjadikan Pancasila sebagai aturan hukum dalam kehidupan.
c. Memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik dengan baik.
untuk itu cita-cita bangsa yang ingin melaksanakan pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila akan terwujud. Karena bagaimanapun juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang setiap waktu sehingga tidak mungkin rasanya menghambat perkembangan itu. Untuk itu, satu-satunya jalan dalam menerapkan pendidikan berkarakter adalah dengan melaksanakan hal hal tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Jihan Fatimah Az Zahra -

Nama: Jihan Fatimah Az Zahra

NPM: 2415061027

Kelas: PSTI C

Jurnal ini membahas peran Pancasila dalam membentuk sistem pendidikan nasional yang berkarakter kemudian mengkaji bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa diterapkan dalam pendidikan Indonesia. Juga menunjukkan bahwa Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tapi juga sebuah filsafat yang mencakup tiga dimensi penting: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dalam pendidikan, Pancasila berperan sebagai fondasi filosofi dasar yang diterapkan tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat. Nilai-nilai ini diterapkan secara objektif lewat aturan hukum dan peraturan, serta secara subjektif melalui perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal ini juga menekankan pentingnya sistem pendidikan nasional yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh. Tujuan akhirnya adalah membentuk manusia Indonesia yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara karakter, mencakup pengembangan aspek spiritual, individual, dan sosial. Kontribusi utama dari jurnal ini adalah pemahaman mendalam tentang Pancasila sebagai dasar pendidikan nasional. Jurnal ini berhasil menunjukkan hubungan antara Pancasila dengan pembentukan karakter bangsa dan pentingnya pendidikan dalam mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

Namun, jurnal ini masih terbatas pada aspek teori dan kurang memberikan contoh konkret penerapannya di lapangan. Tantangan praktis dalam penerapan nilai Pancasila dalam pendidikan juga kurang dibahas secara mendalam. Meski begitu, jurnal ini tetap memberikan kontribusi yang berharga dalam memperkuat pemahaman tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar filosofi pendidikan nasional di Indonesia. Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa Pancasila adalah fondasi utama dalam membangun sistem pendidikan nasional untuk membentuk manusia Indonesia yang utuh dan menawarkan kerangka konseptual yang kuat untuk pendidikan berkarakter di Indonesia.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Revalina Revalina Wanda Sari -
Nama: Revalina Wanda Sari
NPM: 2415061070
Kelas: PSTI D
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Jurnal ini membahas bagaimana filsafat Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Fokus utama dari jurnal ini adalah bahwa Pancasila sebagai dasar negara juga berfungsi sebagai panduan moral dan etika yang mencakup lima prinsip inti—Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Implementasi nilai-nilai ini dalam pendidikan bertujuan agar siswa tidak hanya memperoleh ilmu akademik, tetapi juga mengembangkan karakter yang mencerminkan nilai-nilai kebangsaan. Penulis jurnal menganalisis pentingnya menjadikan Pancasila sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan agar dapat membentuk siswa yang memiliki moral, budi pekerti, dan sikap sosial yang baik. Pendidikan berbasis Pancasila ini juga diharapkan membantu siswa menghargai keberagaman, bersikap demokratis, dan adil dalam kehidupan sehari-hari. Melalui integrasi ini, pendidikan berperan sebagai alat utama dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkarakter, bermoral, dan siap membangun bangsa. Secara keseluruhan, jurnal ini menggarisbawahi bahwa filsafat Pancasila harus menjadi pondasi dalam pendidikan agar Indonesia memiliki generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap dan karakter Pancasilais yang siap memperkuat persatuan dan identitas bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nadya Putri Gusnarni -
Jurnal tersebut membahas tentang "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter". Pancasila dipandang sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan harus diintegrasikan dalam sistem pendidikan nasional. Pancasila dijelaskan sebagai sebuah filsafat yang mencakup aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis, berperan sebagai panduan bagi perilaku bangsa yang sejalan dengan kultur dan nilai-nilai masyarakat. Pentingnya pendidikan karakter yang diambil dari nilai-nilai Pancasila ditekankan, dengan harapan bahwa pendidikan dapat menciptakan individu yang cerdas, berperilaku baik, dan mampu memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan, melibatkan penelaahan terhadap berbagai sumber yang berkaitan dengan filsafat Pancasila dan pendidikan.

Prinsip-prinsip Pancasila dijelaskan berdasarkan kausal Aristoteles, meliputi kausa materialis, kausa formalis, kausa efisiensi, dan kausa finalis, di mana setiap sila dalam Pancasila memiliki nilai-nilai dasar yang penting untuk dipahami. Nilai-nilai Pancasila diuraikan sebagai ide atau konsep penting dalam kehidupan manusia, yang dianggap sebagai sumber inspirasi dan moral bagi bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila di semua tingkat pendidikan, dengan fokus pada pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Kesimpulannya Indonesia harus menegaskan bahwa Pancasila sebagai filosofi pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia, dan harus menjadi pedoman dalam pendidikan untuk mencapai tujuan menciptakan masyarakat yang berkarakter baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Yaza Nurzahira -
Nama : Yaza Nurzahura
Npm : 2415061032
Kelas : TI D

Dalam jurnal yang berjudul "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter" ini, menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila tidak hanya sekadar simbol negara, tetapi juga merupakan sistem filsafat yang kompleks dengan dasar ontologis (hakikat), epistemologis (pengetahuan), dan aksiologis (nilai). Sebagai dasar ontologis, Pancasila menempatkan manusia sebagai subjek utama. Secara epistemologis, Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sementara itu, secara aksiologis, Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini
Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang
ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:
a. ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;
b. kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;
c. kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;
d. kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong; dan
e. keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Selanjutnya, jurnal ini membahas tentang hubungan Pancasila dengan pendidikan di Indonesia. Pancasila menjadi landasan filosofis bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang berorientasi pada Pancasila bertujuan membentuk individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang luhur. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial diharapkan dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik.

Jurnal ini menjelaskan bagaimana nilai-nilai Pancasila yang berasal dari budaya dan rumusan para pendiri bangsa menjadi dasar bagi pembentukan karakter individu. Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila bertujuan untuk mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Selain itu, jurnal ini juga membahas hubungan antara Pancasila dengan berbagai teori pendidikan serta pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, teks ini menyoroti pentingnya Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan sebagai landasan bagi pendidikan nasional.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by M. Darunnadwah Al-Qushai Sutrawhana -
Nama : M.Darunnadwah Al-Qushai Sutrawhana
NPM : 2455061005
PSTI-C

Pancasila merupakan dasar ideologi bangsa Indonesia dan memiliki peran krusial dalam membentuk sistem pendidikan nasional yang berkualitas. Implementasi Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan negara, tetapi juga sebagai panduan utama dalam menumbuhkan karakter bangsa melalui pendidikan, guna menghasilkan individu yang berintegritas dan berdaya saing global.

Secara filosofis, pendidikan berlandaskan Pancasila dirancang untuk membentuk generasi yang tidak hanya unggul dalam hal intelektual, tetapi juga berlandaskan pada moralitas yang baik serta memiliki kesadaran atas hak dan kewajiban sebagai warga negara. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam sistem pendidikan nasional tercermin dalam kurikulum yang mengedepankan aspek-aspek kepribadian, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan melalui pembelajaran sehari-hari.

Pembentukan karakter menjadi fondasi utama dalam pendidikan berbasis Pancasila. Karakter dapat dipahami sebagai kombinasi dari kepribadian, perilaku, dan nilai-nilai moral yang tertanam dalam diri individu, membentuknya menjadi warga negara yang berakhlak dan beretika tinggi. Pendidikan karakter yang didasarkan pada Pancasila bertujuan untuk menghasilkan individu yang bertanggung jawab secara etis, memiliki empati, dan kepedulian sosial yang tinggi.

Dalam pandangan Pancasila, manusia dipandang sebagai makhluk yang holistik, yang mencakup aspek individual dan sosial, sehingga pendidikan yang berlandaskan pada Pancasila mengedepankan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kontribusi bagi masyarakat. Aspek religiusitas juga diutamakan dalam filsafat Pancasila, di mana nilai-nilai ketuhanan menjadi pondasi bagi kehidupan manusia dan berperan signifikan dalam membentuk pola pendidikan yang berorientasi pada moralitas dan etika.

Agar tujuan pendidikan karakter berbasis Pancasila tercapai secara efektif, para pendidik tidak hanya dituntut untuk memahami prinsip-prinsip Pancasila, tetapi juga perlu menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan peserta didik. Pendidik diharapkan mampu menyampaikan nilai-nilai Pancasila secara aplikatif, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ini, diharapkan terbentuk generasi yang tidak hanya cerdas dan terampil, tetapi juga memiliki kesadaran moral yang kuat, toleransi, serta semangat kebersamaan dan gotong royong.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Jehan Reza Pahlevi -
Nama : Jehan Reza Pahlevi
NPM : 2415061067

Pancasila sebagai landasan dan ideologi bangsa Indonesia memberikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan karakter di Indonesia. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, pendidikan dapat menghasilkan individu yang cerdas, berperilaku baik, dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang beriman. Selain itu, Pancasila merupakan sistem filsafat yang mempunyai aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis, pedoman visi negara, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai etika. Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan antara negara dan warga negara, dimana pendidikan merupakan landasan utama untuk mencapai keselarasan dan tujuan bersama.
Dalam konteks karakter, nilai-nilai dan prinsip Pancasila seperti kejujuran, toleransi, gotong royong, dan tanggung jawab berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku yang baik. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan sehari-hari, seseorang dapat mengembangkan karakter positif. Selain itu, pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam landasan pendidikan juga menunjukkan eratnya keterkaitan antara Pancasila dengan pendidikan, yang berperan dalam membentuk kualitas kewarganegaraan dan menciptakan keselarasan dalam pendidikan untuk mencapai tujuan bersama.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Joshua Andrew Siahaan Joshua -
Joshua Andrew Siahaan, 2455061010, PSTI-D

Wawasan tentang Pancasila dan Pendidikan Karakter di Indonesia

Filsafat, yang berasal dari kata Yunani "philos" (cinta) dan "sophia" (kebijaksanaan), mengandung makna cinta akan kebijaksanaan. Di Indonesia, Pancasila dipandang sebagai suatu sistem filsafat yang menjadi landasan berpikir bagi bangsa, berfungsi sebagai ideologi kolektif yang mengikat seluruh warga negara. Menurut Notonagoro, filsafat Pancasila memiliki tiga dasar penting: ontologis, epistemologis, dan aksiologis, yang membedakannya dari sistem filsafat lainnya.

Dasar Ontologis Pancasila berfokus pada manusia sebagai subjek hukum utama, mencakup kompleksitas individu dan sosial. Dalam epistemologi, Pancasila menekankan pengetahuan yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa, disusun secara logis dan hierarkis, di mana nilai-nilai dalam Pancasila berfungsi sebagai satu kesatuan aksiologi.

Dari perspektif kausalitas Aristoteles, Pancasila dapat dianalisis sebagai berikut:

Kausa Materialis: Pancasila berasal dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Kausa Formalis: Pancasila diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, memenuhi syarat formal.
Kausa Efisiensi: Tindakan BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia yang merdeka.
Kausa Finalis: Tujuan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Pancasila memiliki esensi yang mencakup:

Ketuhanan: Sebagai kausa prima.
Kemanusiaan: Menyiratkan eksistensi individu dan sosial.
Kesatuan: Menggambarkan identitas kolektif.
Kerakyatan: Menekankan pentingnya kolaborasi dan gotong royong.
Keadilan: Menjamin hak dan keadilan bagi setiap individu.
Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan konsep kunci dalam kehidupan, mencakup aspek kognitif dan afektif, serta menjadi prinsip moral yang mendasari keindahan dan efisiensi. Studi nilai terbagi menjadi dua bidang: estetika, yang membahas keindahan, dan etika, yang menilai perilaku benar dan salah. Pancasila sebagai sumber nilai dan moral nasional mencerminkan kristalisasi nilai budaya dan agama bangsa Indonesia. Pancasila diterapkan secara objektif melalui hukum dan peraturan, serta secara subjektif dalam perilaku sehari-hari individu.

Pendidikan memiliki berbagai makna dalam konteks global, dan di Indonesia, tujuannya adalah membentuk masyarakat yang berprestasi. Pendidikan diartikan sebagai proses bimbingan bagi anak untuk belajar, melibatkan komponen seperti guru, murid, kurikulum, dan administrasi yang membentuk karakter peserta didik. Filsafat pendidikan di Indonesia berakar pada Pancasila, yang menanamkan nilai-nilai dasar bangsa di semua jenjang pendidikan.

Dalam konteks teori pendidikan, terdapat beberapa pandangan, seperti empirisme (pengalaman sebagai dasar pendidikan), nativisme (bakat bawaan menentukan hasil pendidikan), naturalisme (pendidikan berlangsung alami), dan konvergensi (pengaruh bakat dan lingkungan). Sistem pendidikan Indonesia bertujuan untuk mentransfer pengetahuan sekaligus mewariskan ideologi Pancasila kepada generasi mendatang, sehingga filosofi pendidikan Pancasila berkontribusi pada pembangunan identitas nasional dan eksistensi bangsa.

Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas, mencakup aspek kepribadian seperti sikap, perilaku, dan tabiat. Pendidikan karakter bertujuan membentuk individu sesuai dengan nilai luhur Pancasila, mengarahkan perilaku individu ke arah yang lebih baik dan bermoral. Pendidikan karakter di Indonesia dianggap mirip dengan pendidikan moral, yang menanamkan nilai sosial yang dipengaruhi oleh budaya bangsa. Filsafat Pancasila dalam pendidikan mencakup tiga aspek: ontologi (hakikat manusia sebagai warga negara), epistemologi (pengetahuan yang terstruktur), dan aksiologi (nilai-nilai moral).

Pendidikan karakter berbasis Pancasila diharapkan dapat menciptakan individu Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mandiri, berkontribusi sebagai warga negara, dan taat beragama. Pendidik diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, menjadikannya pedoman dalam hukum dan teladan bagi peserta didik. Dengan demikian, pendidikan karakter diharapkan dapat berkembang dan tetap relevan meskipun pengetahuan dan teknologi terus maju.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Radhitya Ananda Prasetya -
Nama : Radhitya Ananda Prasetya
NPM : 2415061095
Kelas : PSTI-C

Jurnal ini membahas
peran Pancasila sebagai dasar filosofis pendidikan di Indonesia, menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan karakter siswa. Semadi berargumen bahwa Pancasila bukan hanya landasan negara, tetapi juga sumber nilai moral yang harus diinternalisasi dalam pendidikan.

Teori Perkembangan Manusia:
1. Empirisme(John Locke): Perkembangan bergantung pada pengalaman.
2. Nativisme (Schopenhauer): Hasil pendidikan ditentukan oleh bawaan lahir.
3. Naturalisme(J.J. Rousseau): Anak baik secara alami, pendidikan tidak diperlukan.
4. Konvergensi (William Stern): Hasil pendidikan tergantung kombinasi bawaan dan lingkungan.

Integrasi Nilai Pancasila: Semadi mengusulkan agar nilai seperti keadilan sosial dan toleransi diintegrasikan ke dalam kurikulum secara sistematis, menggunakan metode pembelajaran partisipatif.

Peran Guru:Guru harus menjadi teladan dan mendorong diskusi kritis untuk menciptakan suasana belajar yang dinamis.

Tantanga Implementasi: Kurangnya pemahaman pendidik tentang integrasi nilai Pancasila menjadi tantangan utama. Pelatihan profesional bagi guru dan dukungan masyarakat diperlukan.

Dampak Jangka Panjang:Menanamkan nilai Pancasila diharapkan menghasilkan individu cerdas dan berintegritas, siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas nasional.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Farel Raditya Surya Negara -
Nama : Farel Raditya Surya Negara
NPM : 2415061117
Kelas : PSTI C

Kita dapat mengetahui bagaimana pentingnya Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia, menekankan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar ideologi bangsa, tetapi juga sebagai pedoman dalam sistem pendidikan. Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila diharapkan dapat membentuk individu yang berkepribadian baik, berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.

Karakter, menurut Musfiroh (2008), mencakup sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan yang mencerminkan nilai kebaikan. Pendidikan karakter diharapkan dapat menanamkan budi pekerti yang baik sesuai dengan kepribadian luhur bangsa Indonesia. Selain itu, pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan secara objektif melalui hukum dan peraturan, serta secara subjektif melalui tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang mendasari pengembangan nilai dan moral bangsa. Dengan melaksanakan pendidikan berkarakter yang sesuai dengan Pancasila, diharapkan cita-cita bangsa untuk menciptakan masyarakat yang beradab dan berkepribadian mulia dapat terwujud, meskipun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berlangsung. Pancasila diharapkan menjadi acuan dalam membangun jati diri bangsa yang kredibel dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Edbert Frederick -
Nama: Edbert Frederick
NPM : 2415061114
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Berikut adalah analisis saya tentang jurnal yang berjudul "Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter" yang ditulis oleh Yoga Putra Semadi. Jurnal ini berfokus pada penerapan filsafat Pancasila dalam sistem pendidikan Indonesia dan bagaimana penerapan ini dapat membentuk bangsa yang berkarakter.

1. Latar Belakang dan Tujuan
Penulis memulai dengan menjelaskan peran fundamental Pancasila sebagai dasar ideologi Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya menjadi panduan bagi kehidupan berbangsa tetapi juga berperan dalam membentuk pendidikan nasional. Penulis memandang Pancasila sebagai fondasi untuk pendidikan karakter di Indonesia, dengan tujuan menciptakan generasi yang cerdas, beretika, dan beriman, sesuai nilai-nilai Pancasila. Fokus ini sangat penting mengingat pendidikan dianggap sebagai sarana pelestarian identitas bangsa.

2. Kerangka Filosofis Pancasila
Penulis mendetailkan bahwa Pancasila dapat dianalisis melalui tiga kerangka filosofis utama:

Ontologi: Melihat hakikat Pancasila dalam konteks keberadaan manusia sebagai subjek utama. Pancasila berperan sebagai dasar yang menyatukan aspek individu dan sosial dalam manusia, yang penting dalam pendidikan untuk mengembangkan siswa yang sadar diri sekaligus sosial. Aspek ini menekankan pada kualitas warga negara yang terkait erat dengan pendidikan yang berbasis pada identitas nasional.

Epistemologi: Memaknai Pancasila sebagai sistem pengetahuan yang disusun logis dan konsisten. Penulis menghubungkan nilai-nilai Pancasila yang berasal dari budaya Indonesia sebagai kausa materialis atau sumber utama nilai-nilai pendidikan Indonesia. Dalam hal ini, Pancasila menjadi struktur yang mengarahkan sistem pendidikan untuk menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan etika dan moral bangsa.

Aksiologi: Pancasila sebagai panduan nilai etis. Ini menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam setiap aspek pendidikan. Nilai ini mencakup prinsip-prinsip moral seperti kejujuran, toleransi, dan kerjasama, yang dianggap mendasar dalam membentuk karakter bangsa.

3. Pendekatan dan Metodologi
Artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan menganalisis literatur dan penelitian yang relevan tentang filsafat pendidikan Pancasila. Metode ini memberi kerangka teoretis untuk menyimpulkan bahwa Pancasila memang memiliki peran signifikan dalam pengembangan pendidikan berkarakter. Dalam hal ini, penulis tidak hanya menggunakan referensi kontemporer tetapi juga beberapa literatur klasik dalam filsafat Pancasila, yang memperkuat validitas kesimpulannya.

4. Penerapan dalam Pendidikan Indonesia
Penulis berpendapat bahwa penerapan filsafat Pancasila dalam pendidikan nasional harus dimulai dari dua hal penting:

Pandangan tentang Manusia Indonesia: Manusia Indonesia sebagai makhluk individu, sosial, dan beragama. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan harus menghargai kebebasan individu sekaligus menanamkan nilai kebersamaan, serta memiliki landasan spiritual yang kuat.

Pandangan tentang Pendidikan Nasional: Pendidikan sebagai pranata sosial yang berperan dalam membentuk karakter bangsa. Di sini, pendidikan tidak hanya dilihat sebagai transfer ilmu, tetapi juga sebagai sarana mewariskan nilai-nilai Pancasila dan membentuk perilaku yang etis dan religius.

5. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Landasan Pendidikan Karakter
Penulis menguraikan bahwa Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi prinsip religius, etis, dan integral yang sangat relevan untuk pendidikan karakter. Pendidikan karakter, menurut jurnal ini, harus mencakup nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila agar dapat membentuk generasi muda yang berkarakter mulia. Penerapan nilai-nilai ini adalah tanggung jawab pendidik dan dapat diwujudkan melalui:

Pemahaman Nilai Pancasila oleh Pendidik: Penulis menggarisbawahi pentingnya para pendidik untuk menguasai nilai-nilai Pancasila agar mampu menanamkan nilai-nilai ini pada siswa.

Contoh Perilaku dalam Pendidikan: Penulis menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila sebaiknya tidak hanya diajarkan secara teoritis, tetapi juga diterapkan secara nyata melalui sikap dan perilaku pendidik, yang kemudian dicontoh oleh peserta didik.

6. Tantangan dan Implikasi
Artikel ini menyinggung beberapa tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, seperti arus globalisasi yang bisa menggoyahkan nilai-nilai budaya lokal. Penulis juga menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat memerlukan penyelarasan agar pendidikan karakter tetap relevan tanpa menghambat kemajuan.

Implikasi dari penerapan filsafat Pancasila dalam pendidikan diharapkan akan membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara. Dengan begitu, Pancasila berperan sebagai filter nilai dalam menyaring pengaruh global yang tidak sesuai dengan identitas bangsa.

7. Simpulan
Jurnal ini menyimpulkan bahwa filsafat Pancasila adalah elemen esensial yang seharusnya dijadikan panduan dalam pendidikan Indonesia. Pancasila memberikan nilai-nilai dasar yang membentuk karakter bangsa, seperti integritas, etika, dan spiritualitas, yang menjadi ciri khas manusia Indonesia. Pancasila diharapkan tidak hanya menjadi dasar filosofis tetapi juga diimplementasikan secara konkret dalam pendidikan untuk mengatasi berbagai tantangan globalisasi, sehingga generasi muda Indonesia dapat mempertahankan nilai-nilai lokal yang sejalan dengan identitas nasional.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Maxwel Raski H Marbun Lumban Gaol 2415061119 -
Nama : Maxwel Raski H Marbun Lumbangaol
NPM : 2415061119

Jurnal ini membahas secara komprehensif tentang hubungan antara filsafat pendidikan, Pancasila, dan pembentukan karakter bangsa Indonesia. Penulis berhasil menjelaskan bagaimana Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia memiliki peran vital dalam sistem pendidikan nasional. Yang menarik adalah bagaimana jurnal ini menguraikan tiga ciri utama filsafat pendidikan Pancasila yaitu integral (mengakui manusia seutuhnya), etis (kebebasan yang bertanggung jawab), dan religius (mengakui dimensi ketuhanan). Ketiga aspek ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga memperhatikan pembentukan karakter yang holistik.

Perspektif yang disampaikan dalam jurnal ini sangat relevan dengan kondisi pendidikan Indonesia saat ini, di mana ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat pendidikan karakter di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi. Penulis berhasil menghubungkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi fondasi dalam pembentukan karakter bangsa melalui sistem pendidikan. Hal ini penting mengingat pendidikan karakter yang berbasis Pancasila dapat menjadi "benteng" dalam mempertahankan identitas dan kepribadian bangsa Indonesia di tengah berbagai pengaruh budaya global.

Meskipun demikian, jurnal ini bisa lebih diperkaya dengan pembahasan tentang implementasi praktis dari konsep-konsep yang diuraikan. Walaupun sudah menyebutkan tiga poin yang harus dilakukan pendidik dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila, penjelasan lebih detail tentang strategi dan metode praktis dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran sehari-hari akan membuat jurnal ini lebih aplikatif. Namun secara keseluruhan, jurnal ini memberikan landasan teoretis yang kuat tentang pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam sistem pendidikan nasional untuk membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan kepribadian Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal

by Nadya Putri Gusnarni -
Jurnal ini menyajikan analisis mendalam tentang hubungan antara hukum, etika, dan politik hukum di Indonesia. Politik hukum didefinisikan sebagai proses pemilihan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat, yang kemudian diselaraskan dengan konstitusi dan dituangkan ke dalam produk hukum. Perkembangan politik hukum di Indonesia dapat ditelusuri sejak 15 tahun setelah kemerdekaan, dimulai dengan TAP MPRS No. 2 tahun 1960 tentang GBPNSB yang kemudian berevolusi menjadi GBHN dengan pembaruan setiap 5 tahun sekali.

Hubungan antara hukum dan etika dijelaskan melalui tiga dimensi penting: substansi dan wadah, keluasan cakupan, serta alasan kepatuhan atau pelanggaran manusia. Jurnal ini menggambarkan etika sebagai sistem yang lebih luas dari hukum, dimana setiap pelanggaran hukum pasti merupakan pelanggaran etik, namun tidak sebaliknya. Etika berfungsi sebagai pagar preventif terhadap perilaku baik dan buruk sebelum memasuki ranah hukum yang menentukan benar dan salah.

Pembahasan dalam jurnal ini diperkaya dengan pemikiran berbagai ahli hukum terkemuka seperti Mochtar Kusumaatmaja, Siti Soetami, Mahfud MD, dan Jimly Asshiddiqie. Jurnal ini juga membahas peran penting lembaga-lembaga seperti Badan Pembangunan Hukum Nasional (BPHN) dan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dalam pembangunan hukum di Indonesia. Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana hukum dan etika saling berinteraksi dalam konteks politik hukum Indonesia, serta memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan sistem hukum nasional yang lebih baik.