Posts made by Paula Sherly Nanda Oktaviati 2213054039

Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
Jelaskan cara menyampaikan dan menerima pesan secara tertulis dengan sistematis?
1. Cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan sistematis ( https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-artikel/13988/Berkomunikasi-Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-Penuh-Semangat.html )
 Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan.
 Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.
 Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang disampaikan adalah benar.
 Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.
 Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melaksanakan pesan dari komunikator tersebut.
2. Cara menerima pesan secara tertulis dengan sistematis
Surat adalah salah satu media komunikasi verbal tertulis yang paling tua. Surat memuat informasi berupa tulisan yang dibubuhkan di atas selembar kertas. Sekarang ini surat jarang ditulis manual, tapi diketik via software di perangkat komputer.
Agar sampai ke tangan penerima, surat perlu dikirimkan melalui jasa ekspedisi atau pos sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diterima dibandingkan dengan pesan elektronik. Meski begitu kegiatan surat menyurat masih eksis dilakukan hingga saat ini
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
Jelaskan bagaimana cara menyampaikan dan mendengarkan pesan secara lisan dengan lancar dan baik?
1. Cara menyampaikan pesan secara lisan dengan lancar dan baik (https://bem.vokasi.ui.ac.id/komunikasi-lisan-yang-baik/)
• Mendengarkan lawan bicara
• Mengajukan pertanyaan
• Memberikan informasi dengan jelas
• Mengkombinasikan komunikasi verbal dan non-verbal
• Membangun kepercayaan
• Mencegah dan mengatasi masalah
• Mendapat pengarahan
• Meningkatkan kekompakan

2. Cara mendengarkan pesan secara lisan dengan lancer dan baik (https://media.neliti.com/media/publications/54775-ID-pentingnya-ketrampilan-mendengar-dalam-m.pdf)

a.       Menerima: anda memulai mendengarkan pesan secara fisik dan mengajui bahwa anda memang mendengarkan. Penerimaan secara fisik dapat terganggu oleh suara bising, pendengaran yang kurang baik, atau kurang menaruh perhatian. Beberapa ahli juga menyertakan pesan non verbal sebagai bagian dari tahap ini, karena factor-faktor tersebut juga memengaruhi proses mendengarkan.

b.      Menafsirkan (decoding): langkah anda berikutnya adalah memberikan arti terhadap suara, yang dapat anda lakukan menurut nilai-nilai, kepercayaan, ide, harapan, kebutuhan, dan sejarah pribadi anda.

c.       Mengingat: sebelum anda dapat bertindak berdasarkan informasi tersebut, anda perlu menyimpannya lebih dulu untuk diproses di waktu yang akan datang. Anda perlu menangkap informasi tersebut dalam memori jangka pendek, kemudian menstrafernya ke memori jangka panjang untuk disimpan dengan aman.

d.      Mengevaluasi: dengan diterimanya pesan dari pembicara, langkah anda berikutnya adalah mengevaluasi pesan tersebut dengan menerapkan keterampilan berfikir kritis. Pisahkanlah fakta dan opini dan evaluasilah kualitas bukti tersebut.

e.        Merespon: setelah anda melakukan evaluasi terhadap pesan pembicara, anda sekarang bereaksi. Bila anda berkomunikasi dari satu orang ke satu orang lainnya atau dalam kelompok kecil, respons awal biasanya berupa umpan balik lisan. Bila anda salah satu dari banyak audiens, respons awal anda mungkin berupa tepuk tangan, tertawa, atau diam. Baru kemudian anda mungkin bertindak berdasarkan apa yang anda dengar. Kegiatan mendengarkan orang lain merupakan kegiatan yang sudah sering dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka (face-to-face) maupun dalam suatu kelompok. Setiap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu, antara lain berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah, dan saling berbagi perasaan dengan orang lain. Kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan (listening) bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu kegiatan mendengar secara aktif percakapan dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh factor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut.


Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
SUMBER : Wijayanti, E. T. (2017). BAB 1 Konsep Dasar Komunikasi.
Jelaskan tentang model-model proses komunikasi?
1. Model S – R (Sender - Receiver) Model S – R merupakan model komunikasi yang paling dasar. Model tersebut menggambarkan komunikasi satu arah. Model satu arah tersebut dapat digambarkan pada saat seseorang menonton TV, membaca Koran, mendengarkan radio, dimana penerima pesan tidak memberikan feedback kepada penyampai pesan
2. Model Aristoteles Model Aristoteles adalah Model yang paling klasik dan disebut juga model retoris. Menurut Aristoteles Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka.
3. Model Lasswell Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who (siapa), Says What (mengtakan apa), In Which Channel (melalui apa), To Whom (untuk siapa), With What Effect (dampaknya apa).
4. Model Shannon dan Weaver Salah satu model awal komunikasi dikemukakan Claude Shannon dan Warren Weaver dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model ini menjelaskan bahwa komunikasi merupakan informasi sebagai pesan ditransmisikan dalam bentuk pesan kepada penerima (reciever) untuk mencapai tujuan komunikasi tertentu yang dalam prosesnya memliki kemungkinan terjadinya noise atau gangguan.
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
SUMBER : Wijayanti, E. T. (2017). BAB 1 Konsep Dasar Komunikasi.
1. Jelaskan apa yang di maksud komunikasi?
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin communicationem atau communicatio atau communicare yang berarti untuk berbagi, menyampikan, menginformasikan, bergabung, bersatu, berbagi dalam; secara harfiah juga bisa diartikan communis yang berarti “'sama” (Harper, 2016). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan (komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan) (Mulyana, 2007).
2. Jelaskan fungsi-fungsi dan unsur-unsur komunikasi?
 Unsur-Unsur Komunikasi
1. People/orang/sumber/komunikator Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsungMessage/pesan
2. Pesan/informasi Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
3. Komunikan/penerima/receiver. Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
4. Chanel/sarana Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
5. Umpan balik/feedback. Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
 Fungsi Komunikasi
a. Memberikan pemahaman kepada komunikan. Kita sebagai komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti apa yang kita maksud.
b. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, demi mencapai sebuah tujuan.
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A

1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologis menekankan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respon terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik di tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs. peran bingung.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini menekankan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner memfokuskan pada pengaruh reinforcement dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura mengenai peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.

4. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental. Sementara Vygotsky percaya bahwa tingkat kognitif anak-anak akan meningkat melalui instruksi dari individu yang lebih berpengetahuan (scaffolding). Selain itu, Piaget percaya anak-anak hanya akan belajar ketika mereka mencapai asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan.

5. Teori ekologi dicetuskan oleh Urie Bronfenbrenner (1917-2005). Dalam teori ini lebih mengedepankan faktor lingkungan daripada faktor biologis. Teori ini menekankan pentingnya dimensi mikro dan makro dari lingkungan yang menjadi tempat hidup anak. Teori ekologi Bronfenbrenner (Bronfenbrenner, 1986, 2004; Bronfenbrenner & Morris, 1998, 2006) menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan.[1] Adapun sistem lingkungan yang diidentifikasi dalam teori ini yaitu mikrositem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
• teori evolusionari
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi Meskipun teori perilaku keterikatan menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya. Ainsworth mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka
• teori sosio-biologik
Dalam konteks teori keterikatan, penting untuk membedakan perilaku keterikatan dan ikatan keterikatan. Perilaku kelekatan adalah perilaku bayi yang mendorong kedekatan dengan sosok kelekatan, seperti tersenyum dan bersuara Namun, ikatan keterikatan digambarkan oleh Ainsworth dan Bowlby bukan sebagai hubungan diadik dan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya, melainkan sebagai interpretasi bayi terhadap hubungannya dengan ibunya.

• Teori attachment
Kelekatan (attachment) merupakan istilah yang pertama kali ditemukan oleh seorang psikologi dari Inggris yang bernama John Bowlby. Kelekatan merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. terbentuknya kelekatan (attachment), aspek percaya yaitu percaya figur lekat memandang positif diri anak, anak percaya kebaikan hati figur lekat, aspek komunikasi berupa intensitas komunikasi dengan figur lekat dan keterbukaankomunikasi dengan figur lekat, aspek kedekatan dalam arti puas terhadap kualitas hubungandengan figur lekat juga afiliasi dengan figur lekat.

7. Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.