FORUM DISKUSI

Topik Diskusi

Topik Diskusi

by Ari Sofia -
Number of replies: 22

Minggu ini kita akan membahas tentang Perspektif teori perkembangan menurut berbagai ahli.

Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang teori-teori :tersebut.

1.     Perspektif Biologis – Temperamen

2.     Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson

3.     Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura

4.     Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky

5.     Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner

6.     Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth

7.     Perspektif Moral – Teori Kohlberg


In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Pujian Zaskia Fitri Pujian Zaskia Fitri -
1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologis menekankan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respon terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.
2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik di tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs. peran bingung.
3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini menekankan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner memfokuskan pada pengaruh reinforcement dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura mengenai peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.
4.Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky: Teori Piaget menyoroti perkembangan kognitif anak melalui tahap-tahap, seperti tahap operasi konkret dan formal. Teori Vygotsky menekankan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, dengan penekanan pada zona perkembangan aktual dan potensial.
5.Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner: Teori ekologi Bronfenbrenner memandang perkembangan sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan mereka yang meliputi mikro sistem (keluarga dan teman), mesosistem (hubungan antar mikrosistem), ekosistem (konteks yang tidak langsung memengaruhi individu), dan makro sistem (nilai dan budaya).
6.Perspektif Evolusioner/Sosio-Biologis - Teori Attachment Bowlby & Ainsworth: Teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth menjelaskan bagaimana anak-anak membentuk ikatan emosional dengan pengasuh mereka. Ini terkait erat dengan teori evolusioner, yang mengatakan bahwa ikatan ini membantu anak bertahan dan berkembang.
7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori Kohlberg menguraikan tahap-tahap perkembangan moral, dari moralitas prekonvensional hingga post konvensional. Ini membantu memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang nilai dan etika dalam masyarakat.


In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Denaya Yuliana putri -
Nama:Denaya Yuliana putri
Kelas:3A
Npm:2213054011
1. Perspektif biologis-tempramen,Gagasan ini berfokus pada kesesuaian temperamen dan kondisi pengasuhan serta pentingnya agen sosialisasi, seperti orang tua dan guru, mengubah praktik mereka agar “sesuai” dengan karakteristik temperamental anak, dengan sedikit perhatian diberikan pada kontribusi pengalaman terhadap perkembangan temperamen. (misalnya, bagaimana dukungan orang tua dapat membantu anak-anak mengurangi kecenderungan reaksi ketakutan mereka terhadap lingkungan yang menantang). Meski demikian, argumen Thomas dan Chess, serta argumen Rothbart dan Lerner, memberikan landasan bagi eksplorasi faktor lingkungan, termasuk budaya, dalam perkembangan temperamen dan hubungannya dengan penyesuaian sosial dan psikologis.

2.perspektif psikoanalisis-teori psikoseksual dari freud-teori psikososial
-teori psikoanalisis
1.masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas,menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi.
2.krisis ini bukanlah suatu bencana,tetapi titik balik,peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi.
3.semakin berhasil individu mengatasi krisis,akan semakinsehat perkembangan mereka.
-teori psikoseksual
1.tahap mulut
2.tahap lubang anus
3.tahap alat kelamin laki-laki
4.tahap tersembunyi
5.tahap kemaluan
-teori psikososial
1.pandangan bahwa perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia.
2.perkembangan pada dasarnya tidak disadari yaitu diluar kesadaran dan diwarnai oleh emosi.
3.pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan orang tua secara ektensif membentuk perkembangan.



3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
behaviorisme karena menekankan perlunya perilaku (behaviour) yang dapat diamati. Behaviorisme adalah aliran yang memandang individu lebih pada sisi fenomena fisik dan mengabaikan aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Ini karena perilaku berkembang melalui penelitian yang melibatkan hewan seperti anjing, tikus, kucing dan merpati sebagai objek. Acara belajar semata mata dilakukan oleh reflex melatif sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang disukai individu. Behavioris berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.(teori skinner)
.Teori belajar behavioristik dalam pembelajaran merupakan upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan. Pembelajaran behavioristik sering disebut juga dengan pembelajaran stimulus respons.Tingkah laku siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Pembelajaran behavioristik meningkatkan mutu pembelajaran jika dikenalkan kembali penerapannya dalam pembelajaran. Berdasarkan komponennya, teori ini relevan digunakan dalam pembelajaran sekarang ini. Penerapan teori belajar behavioristik mudah sekali ditemukan di sekolah. Hal ini dikarenakan mudahnyapenerapan teori ini untuk meningkatkan kualitas peserta didik.(teori Watson)
proses perkembangan sosial dan moral siswa yang selalu berkaitan dengan proses belajar sebab prinsip dasar belajarhasil temuan Bandura ini adalah belajar sosial dan moral. Konsekuensinya, kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa tersebut baik di lingkungan sekolahdan keluarga maupun di lingkungan yang lebih luas. Ini bermakna bahwa proses belajar itu amat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilakusosial yang selaras dengan norma moral agama, moral tradisi, moral hukum dan norma moral lainnya yang berlaku dalam masyarakat siswa yang bersangkutan.Sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini menekankan pada interaksi antara tingkah laku dan lingkungan dengan memusatkan pada pola-pola tingkah laku yang dikembangkan oleh individu untuk mengatasi lingkungan bukan dipusatkan pada dorongan-dorongan insting.(teori bandura)

4.Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky.
Pendekatan perkembangan kognitif ini didasarkan kepada asumsi atau keyakinan-keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Perkembangan kognitif pada manusia mulai dipelajari pada abad pertengahan di mana kemajuan ilmu pengetahuan mulai bangkit. Adapun tokoh psikologi yang membahas mengenai perkembangan kognitif ini adalah Jean Piaget dan Lev Semyonovich Vygotsky. Keduanya sama-sama membahas perkembangan kognitif pada anak dan keduanya sama-sama menggunakan pendekatan kontruktivisme. Namun yang membedakan dari pendekatan konstruktivismenya ini adalah jika Piaget lebih menekankan pada teori adaptif konstruktivisme(konstruktivisme kognitif) dan Vygotsky menggunakan pendekatan konstruktivisme sosial (sosio kultural).



5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Dalam perspektif ekologi, keseluruhan sistem yang melingkupi kehidupan anak akan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan zaman inilah yang disebut sebagai chronosystem (Bronfenbrenner, 1979, 1994). Perspektif ekologi menempatkan konsep pengasuhan secara kontekstual, baik secara kultural maupun waktu. Dengan demikian pengukuran pengasuhan semestinya sesuai dengan budaya setempat dan perkembangan zaman.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
-teori evolusionari
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi Meskipun teori perilaku keterikatan menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya.
Ainsworth mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka.
-teori sosio-biologik
Dalam konteks teori keterikatan, penting untuk membedakan perilaku keterikatan dan ikatan keterikatan. Perilaku kelekatan adalah perilaku bayi yang mendorong kedekatan dengan sosok kelekatan, seperti tersenyum dan bersuara Namun, ikatan keterikatan digambarkan oleh Ainsworth dan Bowlby bukan sebagai hubungan diadik dan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya, melainkan sebagai interpretasi bayi terhadap hubungannya dengan ibunya.
-teori attachment
Kelekatan (attachment) merupakan istilah yang pertama kali ditemukan oleh seorang psikologi dari Inggris yang bernama John Bowlby. Kelekatan merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. terbentuknya kelekatan (attachment), aspek percaya yaitu percaya figur lekat memandang positif diri anak, anak percaya kebaikan hati figur lekat,aspek komunikasi berupa intensitas komunikasi dengan figur lekat dan keterbukaankomunikasi dengan figur lekat, aspek kedekatan dalam arti puas terhadap kualitas hubungandengan figur lekat juga afiliasi dengan figur lekat.

7.perspektif moral-teori Kohlberg
Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Dinda Novita Safitri -
Nama ; Dinda Novita Safitri
Kelas ; 3A
NPM : 2213054001

1). Teori persepektif biologis temperamen menghubungkan perbedaan temperamen individu dengan faktor-faktor biologis seperti genetika, struktur otak, dan sistem saraf. Beberapa teori terkait termasuk:
1. Teori Genetika: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam menentukan temperamen seseorang. Misalnya, beberapa sifat temperamen seperti kecenderungan terhadap kecemasan atau ekstrovertnya dapat diwariskan.
2. Teori Struktur Otak: Penelitian juga mencoba menghubungkan perbedaan dalam struktur otak dengan perbedaan temperamen. Misalnya, aktivitas di daerah otak tertentu dapat berkontribusi pada respons terhadap stres atau rangsangan sosial.
3. Teori Neurokimia: Kimia otak, seperti neurotransmitter, juga dapat mempengaruhi temperamen. Misalnya, tingkat serotonin yang rendah dapat berhubungan dengan depresi atau kecemasan.
4. Sistem Saraf: Sistem saraf otonom, yang mengatur respons fisik terhadap stres, juga dapat berperan dalam temperamen. Respon yang lebih kuat terhadap stres dapat mengarah pada temperamen yang lebih cemas.

Dalam keseluruhan, teori-teori ini mencoba menjelaskan perbedaan temperamen individu dari sudut pandang biologis, namun penting untuk diingat bahwa faktor lingkungan dan pengalaman juga memiliki peran penting dalam pembentukan temperamen seseorang.
Tentu, saya bisa memberikan gambaran singkat tentang perspektif psikoanalisis dari Freud dan teori psikososial dari Erikson.

2). 1. Teori Psikoseksual Freud:
Sigmund Freud mengembangkan teori psikoseksual yang menekankan peran perkembangan seksual dalam membentuk kepribadian seseorang. Menurut Freud, ada lima tahap perkembangan seksual utama:
a. Tahap Oral: Fokus pada pengalaman oral, seperti menyusui dan menggigit.
b. Tahap Anal: Fokus pada kontrol buang air besar.
c. Tahap Phallic: Fokus pada organ genital dan konsep identitas gender.
d. Tahap Latensi: Periode ketidakaktifan seksual.
e. Tahap Genital: Fokus pada hubungan seksual dewasa.
Freud juga menggambarkan konsep-konsep seperti id, ego, dan superego sebagai bagian penting dalam kepribadian.
2. Teori Psikososial Erikson:
Erik Erikson mengembangkan teori psikososial yang menekankan tahapan perkembangan sepanjang siklus kehidupan seseorang. Ia mengidentifikasi delapan tahap perkembangan psikososial yang mencakup seluruh kehidupan:
a. Trust vs. Mistrust (Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan) - Bayi
b. Autonomy vs. Shame and Doubt (Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan) - Balita
c. Initiative vs. Guilt (Inisiatif vs. Rasa Bersalah) - Pra-sekolah
d. Industry vs. Inferiority (Industri vs. Rasa Inferioritas) - Sekolah dasar
e. Identity vs. Role Confusion (Identitas vs. Kebingungan Peran) - Remaja
f. Intimacy vs. Isolation (Intimasi vs. Isolasi) - Dewasa Muda
g. Generativity vs. Stagnation (Generativitas vs. Stagnasi) - Dewasa Pertengahan
h. Integrity vs. Despair (Integritas vs. Keputusasaan) - Lansia
Erikson menekankan konsep pengembangan identitas selama tahap remaja dan perkembangan sepanjang siklus kehidupan.
Kedua teori ini berfokus pada perkembangan individu, walaupun pendekatan dan teori yang digunakan oleh Freud dan Erikson berbeda.

3). perspektif pembelajaran dari teori Skinner, Watson, dan Bandura:

1. B.F. Skinner (Behaviorisme)
- Skinner berfokus pada pengaruh lingkungan eksternal dalam membentuk perilaku.
- Teorinya menekankan penggunaan reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman) untuk membentuk dan mengubah perilaku.
- Skinner percaya bahwa respons positif dan negatif dapat memengaruhi pembelajaran.
2. John B. Watson (Behaviorisme)
- Watson mengemukakan konsep bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui pengalaman.
- Ia mengklaim bahwa manusia dapat dipahami dengan mengamati reaksi terhadap stimulus lingkungan.
- Watson menekankan eksperimen dan menghindari konsep seperti pikiran atau perasaan.
3. Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial atau Kognitif)
- Bandura menyoroti peran penting proses kognitif (pikiran dan persepsi) dalam pembelajaran.
- Ia memperkenalkan konsep self-efficacy (keyakinan diri) yang mempengaruhi motivasi dan perilaku seseorang.
- Teorinya menggabungkan elemen-elemen behaviorisme dengan aspek kognitif dan sosial dalam menjelaskan pembelajaran.
Semua tiga teori ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana manusia belajar, dengan pendekatan dan penekanan yang berbeda
.
4). penjelasan mengenai perspektif pembelajaran dari teori Skinner, Watson, dan Bandura:
1. B.F. Skinner (Behaviorisme)
- Skinner berfokus pada pengaruh lingkungan eksternal dalam membentuk perilaku.
- Teorinya menekankan penggunaan reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman) untuk membentuk dan mengubah perilaku.
- Skinner percaya bahwa respons positif dan negatif dapat memengaruhi pembelajaran.
2. John B. Watson (Behaviorisme)
- Watson mengemukakan konsep bahwa perilaku adalah hasil dari belajar melalui pengalaman.
- Ia mengklaim bahwa manusia dapat dipahami dengan mengamati reaksi terhadap stimulus lingkungan.
- Watson menekankan eksperimen dan menghindari konsep seperti pikiran atau perasaan.
3. Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial atau Kognitif)
- Bandura menyoroti peran penting proses kognitif (pikiran dan persepsi) dalam pembelajaran.
- Ia memperkenalkan konsep self-efficacy (keyakinan diri) yang mempengaruhi motivasi dan perilaku seseorang.
- Teorinya menggabungkan elemen-elemen behaviorisme dengan aspek kognitif dan sosial dalam menjelaskan pembelajaran.
Semua tiga teori ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana manusia belajar, dengan pendekatan dan penekanan yang berbeda.

5). penjelasan tentang perspektif kontekstual dalam teori ekologi oleh Urie Bronfenbrenner:

Teori Ekologi Bronfenbrenner:
- Urie Bronfenbrenner mengembangkan teori ekologi, yang mengidentifikasi berbagai tingkat lingkungan yang memengaruhi perkembangan individu.
- Teorinya terdiri dari lima tingkat ekologi yang saling berinteraksi:
1. Mikrosiste: Lingkungan langsung individu, seperti keluarga, teman, dan sekolah.
2. Mesosistem: Hubungan antara berbagai mikrosistem dalam kehidupan individu, seperti interaksi antara keluarga dan sekolah.
3. Eksosistem: Faktor-faktor di luar mikrosistem yang memengaruhi individu, seperti pekerjaan orang tua.
4. Makrosistem: Nilai-nilai, budaya, dan sistem sosial yang memengaruhi kehidupan individu.
5. Kronosistem: Waktu dan perubahan dalam konteks perkembangan individu.
- Teori ekologi Bronfenbrenner menekankan pentingnya memahami bagaimana lingkungan individu dan sistem sosial yang lebih besar berinteraksi dalam mempengaruhi perkembangan individu.
- Pendekatan ini memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana faktor-faktor dalam berbagai lapisan lingkungan berkontribusi pada perkembangan individu.
Dengan demikian, teori ekologi Bronfenbrenner membantu kita memahami bahwa perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor individu itu sendiri, tetapi juga oleh faktor-faktor dalam lingkungan sosial dan budaya yang lebih luas.

6). penjelasan singkat mengenai perspektif evolusioner/sosiobiologis dalam konteks teori lampiran (attachment) yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth:

John Bowlby:
- John Bowlby adalah seorang psikiater Inggris yang mengembangkan teori lampiran berdasarkan pandangan evolusioner.
- Teori Bowlby menekankan pentingnya lampiran (attachment) sebagai adaptasi evolusioner yang membantu bayi dan anak kecil untuk mengembangkan hubungan keamanan dengan figur perawat (biasanya ibu).
- Ia berpendapat bahwa lampiran membantu anak bertahan dan melindungi diri dari bahaya, dan membentuk dasar untuk perkembangan sosial dan emosional selanjutnya.
- Teori Bowlby mengemukakan konsep "internal working model," yaitu kerangka kerja internal yang memengaruhi bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan hubungan sosial di masa depan.

Mary Ainsworth:
- Mary Ainsworth adalah psikolog pengembangan yang mengembangkan eksperimen "Strange Situation" untuk mengukur pola lampiran anak-anak.
- Ia memperluas konsep lampiran Bowlby dengan mengidentifikasi tiga tipe dasar lampiran: aman, tidak aman menghindar, dan tidak aman ambivalen.
- Melalui penelitiannya, Ainsworth menyumbangkan pemahaman mendalam tentang cara anak-anak merespons kehadiran atau ketidakhadiran figur perawat mereka dalam situasi yang berbeda.

Kedua teori ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana hubungan lampiran berkembang, dan bagaimana hubungan ini memainkan peran penting dalam perkembangan individu, berdasarkan perspektif evolusioner yang menekankan pentingnya adaptasi sosial untuk kelangsungan hidup dan reproduksi manusia.

7). penjelasan mengenai perspektif moral dalam konteks teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg:

Lawrence Kohlberg:
- Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan teori perkembangan moral yang dikenal sebagai teori perkembangan moral Kohlberg.
- Teorinya memusatkan perhatian pada perkembangan pemahaman moral individu dan bagaimana manusia membentuk pandangan etika dan moral mereka.
- Kohlberg mengidentifikasi tiga tingkat perkembangan moral, masing-masing dengan dua tahap:
1. Tingkat Pra-Konvensional: Fokus pada penilaian moral yang didasarkan pada hukuman dan imbalan, serta kepatuhan terhadap otoritas.
2. Tingkat Konvensional: Mencakup kepatuhan kepada norma sosial dan ekspektasi sosial, serta pandangan moral yang berkaitan dengan peran sosial.
3. Tingkat Pasca-Konvensional: Berkaitan dengan moralitas berdasarkan prinsip-prinsip abstrak dan etika pribadi, dan kesadaran atas prinsip-prinsip moral yang universal.
- Kohlberg berargumen bahwa perkembangan moral merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup dan bahwa individu yang mencapai tingkat pasca-konvensional mungkin memiliki pandangan moral yang lebih canggih dan berlandaskan prinsip-prinsip etis yang lebih tinggi.
Teori perkembangan moral Kohlberg membantu kita memahami bagaimana individu berkembang dalam hal pemahaman moral mereka dan bagaimana pandangan etika mereka berkembang seiring waktu
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Priska amelia fernanda -
NAMA:PRISKA AMELIA FERNANDA
NPM: 2213054029

1.Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologi menekankan peran-faktor biologi dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respons terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.
2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik pada tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs.
3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini tekanan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner berfokus pada pengaruh penguatan dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura pada peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.
4.Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky: Teori Piaget menyoroti perkembangan kognitif anak melalui tahap-tahap, seperti tahap operasi konkret dan formal. Teori Vygotsky menekankan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, dengan penekanan pada zona perkembangan aktual dan potensial.
5.Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner: Teori ekologi Bronfenbrenner memandang perkembangan sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan mereka yang meliputi mikro sistem (keluarga dan teman), mesosistem (hubungan antar mikrosistem), ekosistem (konteks yang tidak langsung mempengaruhi individu), dan makro sistem (nilai dan budaya).
6.Perspektif Evolusier/Sosio-Biologis - Teori Attachment Bowlby & Ainsworth: Teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth menjelaskan bagaimana anak-anak membentuk ikatan emosional dengan pengasuh mereka. Ini terkait erat dengan teori evolusioner, yang mengatakan bahwa ikatan ini membantu anak bertahan dan berkembang.
7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori Kohlberg menguraikan tahap-tahap perkembangan moral, dari moralitas prakonvensional hingga post konvensional. Ini membantu memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang nilai dan etika dalam masyarakat.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Dwi Citra Lestari 2213054007 -
Nama : Dwi Citra Lestari
NPM. : 2213054007
1. Persepektif biologis temparamen Temperamen anak memiliki faktor atau
alasan, salah satunya yaitu faktor keturunan.Allport mendefinisikan temperamen sebagai bentuk
karakteristik dari sifat emosi individu yang menggambarkan respons terhadap rangsangan emosi,
kekuatan dan kecepatan bereaksi, kualitas suasana hati, serta dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Sikap tempramen disini, berasal dari penggabungan sifat emosi individu dan dapat dipengaruhi
faktor sifat dari orang tua yang diturunkan kepada seorang anak. Selain itu, faktor yang
mempengaruhi temperamen yaitu keadaan lingkungan keluarga anak tersebut. menyebutkan bahwa anak melakukan penyesuaian temperamen dan penyesuaian sifat anak dengan
orang tuanya melalui proses pengasuhan. Temperamen sebagai karakteristik yang dimiliki anak dan
gaya pengasuhan sebagai karakteristik lingkungan, berkorelasi dengan hasil kompetensi sosial
anak
2. Konsep Manusia Menurut Teori Psikoanalisis
Konsep manusia dalam pandangan Freud yaitu semua perilaku manusia baik yang
nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa
mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun
bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di
alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang seperti gunung es dari kepribadian kita,
yaitu:
1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari
lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas. Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang
bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada
Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek
dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
tersebutFreud percaya energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatanpenddorong di belakang perilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada limatahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,1. Fase OralYaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi bayi, mulutmerupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau menghisapsesuatu,
2. Fase AnalYaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah padapengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak untukbuang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.3. Fase PhallicYaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin.Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti oleh fenomenacastration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan penis envy(kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak laki-laki akanmenganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang ibunya, pun padaperempuan sebaliknya.4. Fase LatenYaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan akanbangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak akanmemilingi rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal5. Fase GenitalYaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir daripsikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam dirimaupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat seksual yangkuat pada lawan jenis.
Psikososial Erik H. EriksonTeori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentukoleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis.Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan psotif maupun negatif.Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawanrasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitaslawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas
3. Para ahli teori pembelajaran fokus pada bagaimana perilaku dibentuk oleh pengaruh lingkungan:
Pavlov memasangkan stimulus dengan respons terhadap bentuk perilaku, yang dikenal sebagai pengondisian klasik.
Skinner mengembangkan pengkondisian operan—yaitu, bagaimana konsekuensi suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
Bandura berpendapat bahwa perilaku kita dibentuk oleh apa yang kita amati pada orang lain, yang disebut pembelajaran kognitif sosial.
Efikasi diri adalah keyakinan kita pada kemampuan kita sendiri untuk mencapai hasil yang diinginkan
4. perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah
peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku (yang fisik), meskipun masalah perilaku
tampak lebih nyata di hampir semua peristiwa belajar siswa. Secara eksternal,
misalnya, anak belajar membaca dan menulis menggunakan sumber daya fisik
seperti mulut dan tangan, tetapi kata-kata dan goresan pensil anak tidak hanya
merupakan respons terhadap stimulus yang tersedia. , tetapi yang lebih penting
karena impuls mental diatur oleh otaknya. Psikolog kognitif Prancis Piaget
menyimpulkan dengan pernyataan di atas bahwa anak-anak memiliki keinginan
bawaan untuk belajar (anak-anak memiliki kebutuhan bawaan untuk belajar).
Menurut pendekatan psikologi kognitif, peristiwa Pembelajaran yang
dijelaskan dalam teori perilaku (terutama hasil eksperimen Thorndike, Skinner dan
Pavlov) adalah naif, yang berarti terlalu sederhana dan tidak masuk akal serta sulit
untuk dibenarkan secara psikologis. Kritik terhadap kelompok psikologi kognitif
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner,
seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat.Teori ekologi
memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan.
Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk
tingkah laku individu tersebut. Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk
menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi.
6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth John Bowlby (1969) meneliti ikatan antara bayi dan ibunya. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa ada system perilaku yang dikembangkan untuk melindungi perkembangan bahan individu. Bayi lahir dengan keadaan tidak berdaya dengan waktu yang cukup panjang, maka untuk mempertahankan hidupnya, mereka bergantung dari perlindungan dari anggota spesies yang lebih matang yaitu pengasuhan.Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya.

Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus
7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg Perspektif Moral
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Defi Juwita -
1. Persepektif biologis temparamen Temperamen anak memiliki faktor atau
alasan, salah satunya yaitu faktor keturunan.Allport mendefinisikan temperamen sebagai bentuk
karakteristik dari sifat emosi individu yang menggambarkan respons terhadap rangsangan emosi,
kekuatan dan kecepatan bereaksi, kualitas suasana hati, serta dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Sikap tempramen disini, berasal dari penggabungan sifat emosi individu dan dapat dipengaruhi
faktor sifat dari orang tua yang diturunkan kepada seorang anak. Selain itu, faktor yang
mempengaruhi temperamen yaitu keadaan lingkungan keluarga anak tersebut. menyebutkan bahwa anak melakukan penyesuaian temperamen dan penyesuaian sifat anak dengan
orang tuanya melalui proses pengasuhan. Temperamen sebagai karakteristik yang dimiliki anak dan
gaya pengasuhan sebagai karakteristik lingkungan, berkorelasi dengan hasil kompetensi sosial
anak
2. Konsep Manusia Menurut Teori Psikoanalisis
Konsep manusia dalam pandangan Freud yaitu semua perilaku manusia baik yang
nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa
mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun
bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di
alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang seperti gunung es dari kepribadian kita,
yaitu:
1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari
lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas. Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang
bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada
Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek
dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
tersebutFreud percaya energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatanpenddorong di belakang perilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada limatahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,1. Fase OralYaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi bayi, mulutmerupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau menghisapsesuatu,
2. Fase AnalYaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah padapengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak untukbuang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.3. Fase PhallicYaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin.Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti oleh fenomenacastration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan penis envy(kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak laki-laki akanmenganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang ibunya, pun padaperempuan sebaliknya.4. Fase LatenYaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan akanbangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak akanmemilingi rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal5. Fase GenitalYaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir daripsikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam dirimaupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat seksual yangkuat pada lawan jenis.
Psikososial Erik H. EriksonTeori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentukoleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis.Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan psotif maupun negatif.Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawanrasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitaslawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas
3. Para ahli teori pembelajaran fokus pada bagaimana perilaku dibentuk oleh pengaruh lingkungan:
Pavlov memasangkan stimulus dengan respons terhadap bentuk perilaku, yang dikenal sebagai pengondisian klasik.
Skinner mengembangkan pengkondisian operan—yaitu, bagaimana konsekuensi suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
Bandura berpendapat bahwa perilaku kita dibentuk oleh apa yang kita amati pada orang lain, yang disebut pembelajaran kognitif sosial.
Efikasi diri adalah keyakinan kita pada kemampuan kita sendiri untuk mencapai hasil yang diinginkan
4. perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah
peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku (yang fisik), meskipun masalah perilaku
tampak lebih nyata di hampir semua peristiwa belajar siswa. Secara eksternal,
misalnya, anak belajar membaca dan menulis menggunakan sumber daya fisik
seperti mulut dan tangan, tetapi kata-kata dan goresan pensil anak tidak hanya
merupakan respons terhadap stimulus yang tersedia. , tetapi yang lebih penting
karena impuls mental diatur oleh otaknya. Psikolog kognitif Prancis Piaget
menyimpulkan dengan pernyataan di atas bahwa anak-anak memiliki keinginan
bawaan untuk belajar (anak-anak memiliki kebutuhan bawaan untuk belajar).
Menurut pendekatan psikologi kognitif, peristiwa Pembelajaran yang
dijelaskan dalam teori perilaku (terutama hasil eksperimen Thorndike, Skinner dan
Pavlov) adalah naif, yang berarti terlalu sederhana dan tidak masuk akal serta sulit
untuk dibenarkan secara psikologis. Kritik terhadap kelompok psikologi kognitif
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner,
seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat.Teori ekologi
memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan.
Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk
tingkah laku individu tersebut. Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk
menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi.
6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth John Bowlby (1969) meneliti ikatan antara bayi dan ibunya. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa ada system perilaku yang dikembangkan untuk melindungi perkembangan bahan individu. Bayi lahir dengan keadaan tidak berdaya dengan waktu yang cukup panjang, maka untuk mempertahankan hidupnya, mereka bergantung dari perlindungan dari anggota spesies yang lebih matang yaitu pengasuhan.Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya.

Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus
7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg Perspektif Mora
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Adila Dhiya Ulhaq -
1. Perspektif biologis-tempramen, Gagasan ini berfokus pada kesesuaian temperamen dan kondisi pengasuhan serta pentingnya agen sosialisasi, seperti orang tua dan guru, mengubah praktik mereka agar “sesuai” dengan karakteristik temperamental anak, dengan sedikit perhatian diberikan pada kontribusi pengalaman terhadap perkembangan temperamen. (misalnya, bagaimana dukungan orang tua dapat membantu anak-anak mengurangi kecenderungan reaksi ketakutan mereka terhadap lingkungan yang menantang). Meski demikian, argumen Thomas dan Chess, serta argumen Rothbart dan Lerner, memberikan landasan bagi eksplorasi faktor lingkungan, termasuk budaya, dalam perkembangan temperamen dan hubungannya dengan penyesuaian sosial dan psikologis.

2. Tahapan Psikoseksual (Sigmund Freud) Fase Lisan (0-1 Tahun) Sumber Kenikmatan utama bayi melibatkan aktivitas yang berpusat pada mulut, seperti menelan (makan, minum) dan menghisap (menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut). Fase Anal (1-3 Tahun) Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feses. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet pelatihan merupakan aktivitas penting Fase Falik (3 6 Tahun) Anak menjadi lengket dengan hiasan tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian identifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser kedaerah genital. Periode Laten (6- 12 Tahun) Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Fase Kelamin (12 Tahun ke atas) Kemunculan kembali dorongan tahap seksual falik, disalurkan ke kematangan seksualitas masadewasa.
Tahapan Psikososial (Erik Erikson) Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 Bulan) Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah Harapan. Otonomi (Kemandirian) VS Rasa malu dan ragu (12-18 Bulan hingga 3 Tahun) Anak mengembangkan keseimbangan kemandirian dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah Kehendak. Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 Tahun) Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah Tujuan. Industri VS inferioritas (6 12 Tahun) Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten.

3. Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan.
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu.
Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018).

4. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental. Sementara Vygotsky percaya bahwa tingkat kognitif anak-anak akan meningkat melalui instruksi dari individu yang lebih berpengetahuan (scaffolding). Selain itu, Piaget percaya anak-anak hanya akan belajar ketika mereka mencapai asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan.

5. Teori ekologi dicetuskan oleh Urie Bronfenbrenner (1917-2005). Dalam teori ini lebih mengedepankan faktor lingkungan daripada faktor biologis. Teori ini menekankan pentingnya dimensi mikro dan makro dari lingkungan yang menjadi tempat hidup anak. Teori ekologi Bronfenbrenner (Bronfenbrenner, 1986, 2004; Bronfenbrenner & Morris, 1998, 2006) menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan.[1] Adapun sistem lingkungan yang diidentifikasi dalam teori ini yaitu mikrositem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
• teori evolusionari
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi Meskipun teori perilaku keterikatan menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya. Ainsworth mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka
• teori sosio-biologik
Dalam konteks teori keterikatan, penting untuk membedakan perilaku keterikatan dan ikatan keterikatan. Perilaku kelekatan adalah perilaku bayi yang mendorong kedekatan dengan sosok kelekatan, seperti tersenyum dan bersuara Namun, ikatan keterikatan digambarkan oleh Ainsworth dan Bowlby bukan sebagai hubungan diadik dan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya, melainkan sebagai interpretasi bayi terhadap hubungannya dengan ibunya.

• Teori attachment
Kelekatan (attachment) merupakan istilah yang pertama kali ditemukan oleh seorang psikologi dari Inggris yang bernama John Bowlby. Kelekatan merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. terbentuknya kelekatan (attachment), aspek percaya yaitu percaya figur lekat memandang positif diri anak, anak percaya kebaikan hati figur lekat, aspek komunikasi berupa intensitas komunikasi dengan figur lekat dan keterbukaankomunikasi dengan figur lekat, aspek kedekatan dalam arti puas terhadap kualitas hubungandengan figur lekat juga afiliasi dengan figur lekat.

7. Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Paula Sherly Nanda Oktaviati 2213054039 -
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A

1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologis menekankan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respon terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik di tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs. peran bingung.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini menekankan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner memfokuskan pada pengaruh reinforcement dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura mengenai peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.

4. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental. Sementara Vygotsky percaya bahwa tingkat kognitif anak-anak akan meningkat melalui instruksi dari individu yang lebih berpengetahuan (scaffolding). Selain itu, Piaget percaya anak-anak hanya akan belajar ketika mereka mencapai asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan.

5. Teori ekologi dicetuskan oleh Urie Bronfenbrenner (1917-2005). Dalam teori ini lebih mengedepankan faktor lingkungan daripada faktor biologis. Teori ini menekankan pentingnya dimensi mikro dan makro dari lingkungan yang menjadi tempat hidup anak. Teori ekologi Bronfenbrenner (Bronfenbrenner, 1986, 2004; Bronfenbrenner & Morris, 1998, 2006) menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan.[1] Adapun sistem lingkungan yang diidentifikasi dalam teori ini yaitu mikrositem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
• teori evolusionari
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi Meskipun teori perilaku keterikatan menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya. Ainsworth mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka
• teori sosio-biologik
Dalam konteks teori keterikatan, penting untuk membedakan perilaku keterikatan dan ikatan keterikatan. Perilaku kelekatan adalah perilaku bayi yang mendorong kedekatan dengan sosok kelekatan, seperti tersenyum dan bersuara Namun, ikatan keterikatan digambarkan oleh Ainsworth dan Bowlby bukan sebagai hubungan diadik dan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya, melainkan sebagai interpretasi bayi terhadap hubungannya dengan ibunya.

• Teori attachment
Kelekatan (attachment) merupakan istilah yang pertama kali ditemukan oleh seorang psikologi dari Inggris yang bernama John Bowlby. Kelekatan merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. terbentuknya kelekatan (attachment), aspek percaya yaitu percaya figur lekat memandang positif diri anak, anak percaya kebaikan hati figur lekat, aspek komunikasi berupa intensitas komunikasi dengan figur lekat dan keterbukaankomunikasi dengan figur lekat, aspek kedekatan dalam arti puas terhadap kualitas hubungandengan figur lekat juga afiliasi dengan figur lekat.

7. Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Priska amelia fernanda -
PRISKA AMELIA FERNANDA (2213054029)
1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologi menekankan peran-faktor biologi dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respons terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.
2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik pada tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs.
3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini tekanan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner berfokus pada pengaruh penguatan dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura pada peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.
4.Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky: Teori Piaget menyoroti perkembangan kognitif anak melalui tahap-tahap, seperti tahap operasi konkret dan formal. Teori Vygotsky menekankan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, dengan penekanan pada zona perkembangan aktual dan potensial.
5.Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner: Teori ekologi Bronfenbrenner memandang perkembangan sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan mereka yang meliputi mikro sistem (keluarga dan teman), mesosistem (hubungan antar mikrosistem), ekosistem (konteks yang tidak langsung mempengaruhi individu), dan makro sistem (nilai dan budaya).
6.Perspektif Evolusier/Sosio-Biologis - Teori Attachment Bowlby & Ainsworth: Teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth menjelaskan bagaimana anak-anak membentuk ikatan emosional dengan pengasuh mereka. Ini terkait erat dengan teori evolusioner, yang mengatakan bahwa ikatan ini membantu anak bertahan dan berkembang.
7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori Kohlberg menguraikan tahap-tahap perkembangan moral, dari moralitas prakonvensional hingga post konvensional. Ini membantu memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang nilai dan etika dalam masyarakat.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Fanny Dwita Sari -
.Perspektif biologis dalam psikologi mencakup penelitian tentang bagaimana faktor-faktor biologis memengaruhi perilaku dan kepribadian individu. Salah satu konsep yang relevan dalam perspektif ini adalah "temperamen."

Temperamen adalah aspek bawaan dari kepribadian individu yang berkaitan dengan cara individu merespons dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Faktor-faktor biologis, seperti genetika dan struktur otak, berperan penting dalam membentuk temperamen seseorang. Beberapa poin penting tentang hubungan antara perspektif biologis dan temperamen adalah:

1. **Genetika:** Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar temperamen memiliki komponen genetik yang kuat. Beberapa ciri temperamen, seperti tingkat keaktifan atau responsivitas emosional, dapat diwarisi dari orangtua ke anak.

2. **Neurokimia:** Perubahan dalam kadar neurotransmiter dan aktivitas otak dapat memengaruhi temperamen. Misalnya, ketidakseimbangan neurotransmiter seperti serotonin dapat berkontribusi pada gangguan mood seperti depresi.

3. **Struktur Otak:** Perbedaan dalam struktur otak, seperti ukuran atau aktivitas area tertentu, dapat berhubungan dengan ciri-ciri temperamen tertentu. Contohnya, bagian otak yang mengatur respons emosional, seperti amigdala, dapat memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap ketakutan atau kecemasan.

4. **Pengembangan Individu:** Faktor-faktor biologis ini dapat berinteraksi dengan pengalaman dan lingkungan individu, membentuk perkembangan temperamen seiring waktu.

Jadi, perspektif biologis memberikan wawasan tentang bagaimana faktor-faktor biologis memainkan peran dalam membentuk temperamen individu,

2. 1. **Teori Psikoseksual oleh Sigmund Freud:**
- Freud mengembangkan teori psikoseksual yang menguraikan perkembangan psikoseksual individu dalam lima tahap.
- Tahap-tahap ini adalah: tahap oral, tahap anal, tahap falik, tahap laten, dan tahap genital.
- Teori ini menekankan pentingnya pengaruh pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian individu.
- Freud juga memperkenalkan konsep-konsep seperti id, ego, dan superego yang memengaruhi motivasi dan perilaku manusia.

2. **Teori Psikososial oleh Erik Erikson:**
- Erikson mengembangkan teori psikososial yang menguraikan delapan tahap perkembangan psikososial sepanjang siklus hidup individu.
- Teori ini menyoroti peran konflik dan pencarian identitas dalam perkembangan kepribadian.
- Contoh tahap dalam teori ini adalah pertentangan antara "integritas versus putus asa" di akhir kehidupan.
- Erikson menekankan pentingnya menyelesaikan konflik pada setiap tahap untuk mencapai perkembangan kepribadian yang sehat.

Kedua teori ini memberikan pandangan yang mendalam tentang perkembangan manusia, dengan Freud lebih berfokus pada aspek psikoseksual dan Freud lebih menekankan pada aspek psikososial perkembangan manusia.

3.1. **Teori Skinner - Behaviorisme:**
- B.F. Skinner adalah salah satu tokoh utama dalam aliran behaviorisme.
- Teori Skinner berfokus pada pengaruh lingkungan eksternal dalam membentuk perilaku individu.
- Ia mengemukakan konsep "penguatan" dan "hukuman" yang memengaruhi pembentukan dan perubahan perilaku. Skinner percaya bahwa perilaku yang diperkuat akan cenderung diulang, sementara perilaku yang dihukum akan cenderung berkurang.
- Skinner juga mengembangkan konsep "pembelajaran operan" yang menekankan pentingnya konsekuensi perilaku dalam pembentukan perilaku.

2. **Teori Watson - Behaviorisme Klasik:**
- John B. Watson adalah salah satu pendiri gerakan behaviorisme.
- Teori Watson fokus pada konsep pembelajaran asosiasi antara rangsangan (stimulus) dan respons yang dapat dipelajari.
- Ia mengemukakan bahwa banyak perilaku adalah hasil dari kondisi pembelajaran yang dapat diprogram, dan bahkan perilaku kompleks dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip ini.
- Watson juga dikenal dengan eksperimen terkenalnya tentang "Klasik Little Albert," yang mengilustrasikan bagaimana phobia dapat dikondisikan melalui asosiasi.

3. **Teori Bandura - Teori Pembelajaran Sosial:**
- Albert Bandura mengembangkan teori pembelajaran sosial yang menekankan peran penting pengamatan dan pemodelan dalam pembentukan perilaku.
- Bandura memperkenalkan konsep "self-efficacy" (keyakinan diri), yang merujuk pada sejauh mana individu yakin bahwa mereka dapat melakukan tugas atau mencapai tujuan tertentu.
- Teori Bandura juga membahas konsep "agresi yang dipelajari" dan bagaimana perilaku agresif dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan contoh yang dilihat oleh individu.

Ketiga teori ini menggarisbawahi peran penting pembelajaran dalam pembentukan perilaku manusia, dengan pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan bagaimana pembelajaran berlangsung dan bagaimana perilaku dapat diubah atau dimodifikasi. Skinner dan Watson berfokus pada pengaruh konsekuensi eksternal dalam pembentukan perilaku, sementara Bandura menekankan peran penting pemodelan sosial dan keyakinan diri dalam pembelajaran dan perkembangan individu.

4.Perspektif kognitif adalah pendekatan dalam psikologi yang mempelajari bagaimana individu memproses informasi, belajar, dan memahami dunia di sekitar mereka. Teori Piaget dan Vygotsky adalah dua teori kognitif yang signifikan dalam memahami perkembangan kognitif manusia.

1. Teori Piaget:
- Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang mengembangkan teori perkembangan kognitif. Ia mengemukakan bahwa anak-anak melalui empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda: tahap sensorimotor, prapoperasional, konkret operasional, dan operasional formal.
- Piaget percaya bahwa anak-anak aktif membangun pengetahuan mereka melalui interaksi dengan lingkungan. Mereka mengalami disonansi kognitif saat mereka menyesuaikan pemahaman mereka dengan informasi baru.
- Teori Piaget menekankan peran konstruksi pengetahuan oleh individu dan proses pengorganisasian berpikir.

2. Teori Vygotsky:
- Lev Vygotsky adalah seorang psikolog asal Rusia yang mengembangkan teori pembelajaran sosial atau sociocultural theory. Ia menekankan peran interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif.
- Vygotsky berpendapat bahwa individu belajar melalui interaksi dengan orang lain, terutama melalui zona perkembangan proximal, yaitu jarak antara apa yang seseorang bisa lakukan sendiri dan apa yang bisa dia lakukan dengan bantuan orang lain.
- Teori Vygotsky menekankan pentingnya bahasa dan budaya dalam pembentukan pemahaman individu serta perkembangan fungsi kognitif seperti pemecahan masalah.

Kedua teori ini menyumbang wawasan penting tentang bagaimana manusia mengembangkan pemahaman dan pengetahuan mereka. Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan mereka, banyak ahli psikologi kini menggabungkan elemen-elemen dari kedua teori ini dalam pemahaman perkembangan kognitif manusia.

5.Perspektif kontekstual dalam psikologi menekankan pentingnya memahami individu dalam konteks lingkungannya, termasuk bagaimana faktor-faktor eksternal mempengaruhi perkembangan individu. Salah satu teori ekologi yang terkenal adalah Teori Ekologi Pengembangan yang dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner.

Teori Ekologi Pengembangan Bronfenbrenner menggambarkan individu sebagai berada dalam serangkaian lingkungan yang berlapis-lapis, yang mempengaruhi perkembangan mereka. Teori ini mencakup empat lapisan lingkungan yang berbeda:

1. Mikrosistem: Ini adalah lingkungan terdekat individu, seperti keluarga, teman, sekolah, atau tempat kerja. Interaksi langsung dengan individu terjadi di dalam mikrosistem ini.

2. Mesosistem: Mesosistem mencakup interaksi antara beberapa mikrosistem. Contohnya, hubungan antara keluarga dan sekolah anak, di mana pengalaman di sekolah dapat memengaruhi dinamika keluarga.

3. Eksosistem: Eksosistem adalah lingkungan yang tidak langsung mempengaruhi individu. Contohnya, tempat kerja orang tua yang dapat memengaruhi anak-anak melalui kebijakan perusahaan atau dinamika keluarga.

4. Makrosistem: Ini adalah lapisan yang lebih besar yang mencakup nilai-nilai budaya, norma sosial, dan sistem politik dalam masyarakat. Makrosistem memengaruhi lapisan sebelumnya secara lebih luas.

5. Kronosistem: Ini merujuk pada waktu dan perubahan dalam lingkungan sepanjang waktu. Peristiwa-peristiwa historis atau perubahan dalam kehidupan individu juga memainkan peran dalam perkembangan mereka.

Teori ekologi Bronfenbrenner menunjukkan bahwa perkembangan individu tidak dapat dipahami dengan hanya memeriksa faktor internal atau lingkungan mereka secara terpisah. Sebaliknya, perkembangan individu dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara lapisan-lapisan lingkungan ini. Teori ini telah menjadi landasan dalam pemahaman perkembangan manusia yang lebih luas, terutama dalam konteks psikologi perkembangan.

6.Perspektif evolusionari atau sosio-biologis dalam psikologi menekankan bagaimana perilaku manusia dan perkembangan individu dapat dijelaskan dalam konteks evolusi dan keturunan. Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan dikemajakan oleh Mary Ainsworth adalah sebuah teori penting dalam perspektif ini.

1. **Teori Attachment oleh John Bowlby:**
- John Bowlby adalah seorang psikolog Inggris yang mengembangkan teori attachment. Ia berpendapat bahwa attachment atau ikatan emosional antara bayi/anak dan figur perawatan (biasanya ibu) adalah hasil evolusi untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan reproduksi.
- Bowlby mengidentifikasi fase-fase attachment, mulai dari "attachment awal" pada bayi yang menciptakan ikatan emosional dasar dengan figur perawatan, hingga "attachment yang nyata" saat anak mulai mengembangkan hubungan sosial yang lebih kompleks.
- Teori ini menekankan pentingnya attachment dalam membentuk perkembangan sosial dan emosi individu.

2. **Studi oleh Mary Ainsworth:**
- Mary Ainsworth adalah psikolog yang memperluas teori attachment Bowlby melalui penelitian empiris. Ia mengembangkan eksperimen "Strange Situation" yang mengidentifikasi pola attachment anak-anak berdasarkan perilaku mereka saat terpisah dari figur perawatan dan saat mereka bersama kembali.
- Ainsworth mengklasifikasikan tiga jenis pola attachment utama: aman (secure), takut (anxious-ambivalent), dan menghindar (avoidant). Penelitian ini memberikan wawasan tentang cara anak-anak berinteraksi dengan figur perawatan mereka dan bagaimana ini berkembang seiring waktu.

Teori attachment ini memahami attachment sebagai fitur evolusi yang membantu manusia bertahan hidup, berkembang, dan mengembangkan kemampuan sosial. Attachment yang aman dianggap sebagai hasil optimal yang memungkinkan individu untuk memiliki kepercayaan pada hubungan sosial dan memahami interaksi sosial dengan baik. Teori ini telah memberikan wawasan penting dalam pemahaman hubungan emosional dan perilaku manusia, terutama dalam perkembangan anak.

7.Perspektif moral adalah pendekatan dalam psikologi yang memfokuskan pada perkembangan moral individu dan bagaimana individu mengambil keputusan moral. Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Perkembangan Moral yang terkenal. Teori Kohlberg mengidentifikasi enam tahap perkembangan moral yang dibagi menjadi tiga tingkat utama:

1. **Tingkat Prakonvensional:**
- Tahap 1: Orientasi hukuman dan ketaatan. Individu berperilaku baik untuk menghindari hukuman.
- Tahap 2: Orientasi kepuasan pribadi. Individu berperilaku baik untuk memenuhi kebutuhan dan mendapatkan manfaat pribadi.

2. **Tingkat Konvensional:**
- Tahap 3: Orientasi persetujuan sosial. Individu berperilaku baik untuk mendapatkan persetujuan dan menjaga hubungan sosial yang baik.
- Tahap 4: Orientasi otoritas dan tata tertib sosial. Individu menghormati hukum dan aturan demi menjaga ketertiban sosial.

3. **Tingkat Pasca-konvensional:**
- Tahap 5: Orientasi kontrak sosial. Individu menghormati kontrak sosial dan menghargai prinsip-prinsip moral yang mendasarinya.
- Tahap 6: Orientasi prinsip moral universal. Individu bertindak berdasarkan prinsip moral universal dan etika yang diakui secara luas.

Teori Kohlberg menekankan perkembangan moral sebagai proses berjenjang yang melibatkan pemahaman etika dan prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia dan pengalaman. Ia juga menganggap bahwa individu bisa mencapai tahap-tahap yang lebih tinggi melalui diskusi moral dan refleksi. Teori ini telah mempengaruhi pemahaman tentang perkembangan moral dan etika individu, terutama dalam konteks pendidikan dan psikologi perkembangan.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Monica Dian Kristiadi -
Nama : Monica Dian Kristiadi
NPM : 2213054035
Kelas : 3A

1. Perspektif Biologis – Temperamen
= Perspektif Biologis, berfokus pada cara berbagai peristiwa, yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang. Perspektif biologis, akan mencoba menganalisis faktor biologis atau akar yang dapat mengarah pada perilaku agresif, yang mungkin sama-sama melibatkan mempertimbangkan cedera otak atau faktor genetik yang dapat menjadi kontributor utama untuk menunjukkan perilaku agresif. Faktor biologis, seperti gen, hormon, dan otak, semuanya berdampak besar terhadap perilaku manusia, seperti usia dan jenis kelamin. Pendekatan biologi percaya bahwa sebagian besar perilaku diwariskan dan memiliki fungsi yang bersifat adaptif (atau evolusioner).

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
= Menurut Erikson, tahap percaya versus ketidakpercayaan merupakan periode penting dalam kehidupan seseorang karena tahap ini membentuk pandangan kita terhadap dunia dan kepribadian kita. Ketika seorang anak mengembangkan hubungan awal ini, menangis memainkan peran penting dalam membangun ikatan antara pengasuh dan anak. Seorang bayi yang dapat mempercayai ibu atau ayahnya atau memenuhi kebutuhannya akan mengambil rasa percaya diri yang mendasar terhadap dunia (untuk memenuhi kebutuhannya) pada tahap ini. Rasa percaya diri membantu dalam memahami batasan dan batasan. Kegagalan untuk menyelesaikan tahap ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dan karena itu menimbulkan rasa takut terhadap dunia yang tidak konsisten.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
=
a. Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan.
b. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu. Behaviorisme sendiri baru dimunculkan oleh John Watson di tahun 1913 serta sangat dipengarui oleh penelitian classical conditingoning. Watson mengemukakan bahwa segala perilaku manusia baik itu emosi maupun aktivitas fisik sebenarnya hanya ilusi berasal stimulus serta respon terhadapnya

c. Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya. Teori Belajar Sosial (Sosial Learning Theory) menurut Albert Bandura adalah teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri yang menenjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
= Jean Piaget memandang dari sudut pandang biologi pada konsep perkembangan kognitif. Pada dasarnya, prinsip utama kecerdasan dan pertumbuhan manusia adalah adaptasi dan pengorganisasian. Dia berpendapat bahwa orang selalu berusaha untuk memiliki keseimbangan dalam pikiran mereka. Adaptasi terjadi ketika anak mengalami gangguan kognitif, yaitu bagaimana anak melihat dunia seperti yang diharapkan dan apa yang dialaminya. Dari bayi baru lahir hingga anak berusia sebelas tahun, baik gen yang diwariskan (alam) maupun pengalaman yang terjadi sepanjang hidup kita (pengasuhan) mempengaruhi perkembangan kognitif. Perkembangan otak manusia memainkan peran penting dalam kehidupan jangka panjang, pembelajaran, dan keterampilan lain yang dibutuhkan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
= Teori semantik kontekstual adalah teori semantik yang berasumsi bahwa sistem bahasa itu saling berkaitan satu sama lain di antara unit-unitnya, dan selalu mengalami perubahan dan perkem- bangan. Karena itu dalam menentukan makna, diperlukan adanya penentuan berbagai konteks yang melingkupinya. Konsep Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori sistem ekologi Bronfenbrenner banyak digunakan untuk memahami dampak lingkungan terhadap individu. Teori ini berpandangan bahwa proses perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh peristiwa dan kondisi di lingkungan yang lebih besar. Teori ekologi merupakan sebuah teori yang menekankan pada pengaruh lingkungan dalam perkembangan setiap individu di mana perkembangan peserta didik merupakan hasil interaksi antara alam sekitar dengan peserta didik tersebut.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
= attachment adalah adanya suatu relasi antara figur sosial tertentu dengan suatu fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang unik. Selain itu, attachment juga didefinisikan sebagai ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya.
Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya. Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menerus

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
= Kohlberg menyatakan bahwa orientasi moral individu terbentang sebagai konsekuensi dari perkembangan kognitif. Anak- anak dan remaja mennyusun pemikiran moralnya seiring dengan perkembanganya dari satu tahap ke tahap berikutnya, dibandingkan hanya secara pasif sekedar menerima norma-norma budaya mengenai moralitas.
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Seftia Putri Ananda 2213054003 -
nama; seftia putri ananda
npm ; 2213054003

1. Perspektif Biologis - Temperamen: Perspektif biologis menekankan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu. Temperamen adalah salah satu konsep yang relevan dalam teori ini. Temperamen mengacu pada karakteristik bawaan individu yang mencakup tingkat aktivitas, respon terhadap rangsangan, dan kestabilan emosional.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual Freud & Teori Psikososial Erikson:Teori psikoanalisis Freud mencakup tahap-tahap perkembangan psikoseksual seperti tahap oral, anal, dan genital. Freud percaya bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh konflik di tahap-tahap ini. Teori psikososial Erikson, sementara itu, mengemukakan bahwa perkembangan adalah serangkaian tahap konflik psikososial, seperti konflik identitas vs. peran bingung.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:Teori-teori ini menekankan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Skinner memfokuskan pada pengaruh reinforcement dalam membentuk perilaku, Watson pada pembelajaran melalui asosiasi, dan Bandura mengenai peran penting observasi dan imitasi dalam pembelajaran.

4.Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky: Teori Piaget menyoroti perkembangan kognitif anak melalui tahap-tahap, seperti tahap operasi konkret dan formal. Teori Vygotsky menekankan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, dengan penekanan pada zona perkembangan aktual dan potensial.

5.Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner: Teori ekologi Bronfenbrenner memandang perkembangan sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan mereka yang meliputi mikro sistem (keluarga dan teman), mesosistem (hubungan antar mikrosistem), ekosistem (konteks yang tidak langsung memengaruhi individu), dan makro sistem (nilai dan budaya).

6.Perspektif Evolusioner/Sosio-Biologis - Teori Attachment Bowlby & Ainsworth: Teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth menjelaskan bagaimana anak-anak membentuk ikatan emosional dengan pengasuh mereka. Ini terkait erat dengan teori evolusioner, yang mengatakan bahwa ikatan ini membantu anak bertahan dan berkembang.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori Kohlberg menguraikan tahap-tahap perkembangan moral, dari moralitas prekonvensional hingga post konvensional. Ini membantu memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang nilai dan etika dalam masyarakat.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Ruth Zefanya -
Nama: Ruth Zepaya
NPM: 22130
54061

1.Perpektif Biologis-Tempramen
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman (Desmita, 2009: 118).

2.Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
- Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada limatahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,
-Fase Oral (0-1,5 thn)
-Fase Anal (1,5-3 thn)
-Fase Phalic (3,5 thn)
-Fase Laten (5-12 thn)
-Fase Genital ( 12 thn- seterusnya)

- Teori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentukoleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis.Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan psotif maupun negatif.Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawanrasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitaslawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas lawan putusasa.

3.Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
-Burrhus Frederic Skinner(1904 - 1990)
• Operant Conditioning
• Perilaku bisa diubah
melalui proses
pengukuhan/penguatan
positif atau negatif
-Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu
- Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018).

4.     Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
Teori Piaget

Jean Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitifnya berdasarkan penelitian yang bersubjek anak-anak.  Sehingga ia dikenal atas Teori Pembelajaran Kognitif melalui Pengamatan (the theory of cognitive observational learning). Menurutnya, ada empat tahap perkembangan kognitif yang dilalui setiap individu, diantaranya: 1) Tahap sensorimotor 2) Tahap pra-operasional 3) Tahap operasional konkret 4) Tahap operasional formal

-Teori Vygotsky

Sementara itu, Vygotsky mempunyai teori perkembangan kognitif yang disebut Teori Sosiokultural (the sociocultural theory). Vygotsky mempelajari perkembangan mental anak, yang mencangkup bagaimana mereka bermain dan berbicara. Tidak hanya itu, ia juga mempelajari hubungan antara pikiran dan bahasa.

5.     Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner

teori ekologi Brofenbenner adalah bahwa pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada anak, artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama bagi perkembangan karakter dan habitnya di kemudian hari.


6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth

Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya. Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus.


7.     Perspektif Moral – Teori Kohlberg

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.

In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by nadia edira -
1). Perspektif biologis-tempramen
,perspektif biologis -tempramen ini berfokus pada kesesuaian temperamen dan kondisi pengasuhan serta pentingnya agen sosialisasi, seperti orang tua dan guru, mengubah praktik mereka agar “sesuai” dengan karakteristik temperamental anak, dengan sedikit perhatian diberikan pada kontribusi pengalaman terhadap perkembangan temperamen. (misalnya, bagaimana dukungan orang tua dapat membantu anak-anak mengurangi kecenderungan reaksi ketakutan mereka terhadap lingkungan yang menantang). Meski demikian, argumen Thomas dan Chess, serta argumen Rothbart dan Lerner, memberikan landasan bagi eksplorasi faktor lingkungan, termasuk budaya, dalam perkembangan temperamen dan hubungannya dengan penyesuaian sosial dan psikologis.

2). Tahapan Psikoseksual (Sigmund Freud) Fase Lisan (0-1 Tahun) Sumber Kenikmatan utama bayi melibatkan aktivitas yang berpusat pada mulut, seperti menelan (makan, minum) dan menghisap (menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut). Fase Anal (1-3 Tahun) Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feses. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet pelatihan merupakan aktivitas penting Fase Falik (3 6 Tahun) Anak menjadi lengket dengan hiasan tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian identifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser kedaerah genital. Periode Laten (6- 12 Tahun) Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Fase Kelamin (12 Tahun ke atas) Kemunculan kembali dorongan tahap seksual falik, disalurkan ke kematangan seksualitas masadewasa.
Tahapan Psikososial (Erik Erikson) Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 Bulan) Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah Harapan. Otonomi (Kemandirian) VS Rasa malu dan ragu (12-18 Bulan hingga 3 Tahun) Anak mengembangkan keseimbangan kemandirian dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah Kehendak. Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 Tahun) Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah Tujuan. Industri VS inferioritas (6 12 Tahun) Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten.

3). Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan.
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu.
Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018).

4.) Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental. Sementara Vygotsky percaya bahwa tingkat kognitif anak-anak akan meningkat melalui instruksi dari individu yang lebih berpengetahuan (scaffolding). Selain itu, Piaget percaya anak-anak hanya akan belajar ketika mereka mencapai asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan.

5. Teori ekologi Urie Bronfenbrenner (1917-2005). Dalam teori ini lebih mengedepankan faktor lingkungan daripada faktor biologis. Teori ini menekankan pentingnya dimensi mikro dan makro dari lingkungan yang menjadi tempat hidup anak. Teori ekologi Bronfenbrenner (Bronfenbrenner, 1986, 2004; Bronfenbrenner & Morris, 1998, 2006) menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan.[1] Adapun sistem lingkungan yang diidentifikasi dalam teori ini yaitu mikrositem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
- teori evolusionari
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi Meskipun teori perilaku keterikatan menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya. Ainsworth mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka
- teori sosio-biologik
Dalam konteks teori keterikatan, penting untuk membedakan perilaku keterikatan dan ikatan keterikatan. Perilaku kelekatan adalah perilaku bayi yang mendorong kedekatan dengan sosok kelekatan, seperti tersenyum dan bersuara Namun, ikatan keterikatan digambarkan oleh Ainsworth dan Bowlby bukan sebagai hubungan diadik dan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya, melainkan sebagai interpretasi bayi terhadap hubungannya dengan ibunya.

-Teori attachment
Kelekatan (attachment) merupakan istilah yang pertama kali ditemukan oleh seorang psikologi dari Inggris yang bernama John Bowlby. Kelekatan merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. terbentuknya kelekatan (attachment), aspek percaya yaitu percaya figur lekat memandang positif diri anak, anak percaya kebaikan hati figur lekat, aspek komunikasi berupa intensitas komunikasi dengan figur lekat dan keterbukaankomunikasi dengan figur lekat, aspek kedekatan dalam arti puas terhadap kualitas hubungandengan figur lekat juga afiliasi dengan figur lekat.

7). Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nur Habiburrohmah -
Nama : Nur Habiburrohmah
Npm : 2213054021

1.Temperamen adalah sebuah konsep dalam perspektif biologis perkembangan manusia yang mengacu pada karakteristik reaktivitas dan intensitas emosional seseorang. Hal ini diyakini dipengaruhi oleh faktor genetik dan relatif stabil sepanjang hidup seseorang

2. Perspektif psikoanalitik perkembangan manusia mencakup teori Sigmund Freud dan Erik Erikson. Teori Freud dikenal dengan teori psikoseksual, sedangkan teori Erikson dikenal dengan teori psikososial.

●Teori Psikoseksual Sigmund Freud

-Teori psikoseksual menekankan peran kenikmatan seksual dalam perkembangan manusia dan bagaimana hal itu membentuk kepribadian.
-Menurut Freud, perkembangan manusia terjadi dalam lima tahap: oral, anal, phallic, laten, dan genital.
-Kegagalan menyelesaikan konflik pada tahap tertentu dapat mengakibatkan fiksasi, yang dapat menyebabkan masalah kepribadian di kemudian hari.

●Teori Psikososial Erik Erikson

-Teori psikososial menekankan peran faktor sosial dan budaya dalam perkembangan manusia dan bagaimana faktor tersebut membentuk kepribadian.
-Menurut Erikson, perkembangan manusia terjadi dalam delapan tahap yang masing-masing ditandai dengan krisis psikososial berbeda yang harus diselesaikan agar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
-
Kedelapan tahapan tersebut adalah: kepercayaan vs. ketidakpercayaan, otonomi vs. rasa malu dan ragu, inisiatif vs. rasa bersalah, industri vs. inferioritas, identitas vs. kebingungan peran, keintiman vs. isolasi, generativitas vs. stagnasi, dan integritas vs. keputusasaan.
-Penyelesaian setiap krisis yang berhasil akan mengarah pada pengembangan kepribadian yang sehat, sedangkan kegagalan dalam menyelesaikan suatu krisis dapat menyebabkan masalah kepribadian di kemudian hari.

3. Perspektif pembelajaranteori BF Skinner, John B. Watson, dan Albert Bandura. Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan masing-masing teori :

●BF Skinner
-Teori Skinner menekankan peran konsekuensi dalam membentuk perilaku.
-Menurut Skinner, perilaku yang diikuti konsekuensi positif lebih besar kemungkinannya untuk terulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi negatif kecil kemungkinannya untuk terulang.
-Skinner percaya bahwa kepribadian tidak tetap di masa kanak-kanak dan dapat dibentuk melalui pembelajaran.

●John B. Watson
-Teori Watson menekankan peran rangsangan lingkungan dalam membentuk perilaku.
-Menurut Watson, perilaku dipelajari melalui asosiasi stimulus netral dengan stimulus yang secara alami menimbulkan respons.
-Watson percaya bahwa perilaku terutama berkaitan dengan perilaku yang dapat diamati dan harus dipelajari secara ilmiah dengan menggunakan eksperimen.

●Albert Bandura
-Teori Bandura menekankan peran faktor sosial dan kognitif dalam membentuk perilaku.
-Menurut Bandura, orang dapat mempelajari informasi dan perilaku baru dengan memperhatikan orang lain.
-Bandura mengusulkan konsep determinisme timbal balik, di mana proses kognitif, perilaku, dan konteks semuanya berinteraksi, masing-masing faktor mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor lainnya secara bersamaan.
-Kontribusi utama Bandura terhadap teori pembelajaran adalah gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran bersifat perwakilan.


4.Perspektif kognitif perkembangan manusia mencakup teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan masing-masing teori.

● Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
-Teori Piaget menekankan peran pematangan biologis dan pengalaman lingkungan dalam membentuk perkembangan kognitif.
-Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap: sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
-Setiap tahap ditandai dengan cara berpikir dan pemahaman dunia yang berbeda, dan setiap tahap dibangun berdasarkan tahap sebelumnya.
-Piaget percaya bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia melalui pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungannya

●Vygotsky
-Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial dan transmisi alat dan praktik budaya.
-Vygotsky mengajukan konsep zona perkembangan proksimal, yang mengacu pada perbedaan antara apa yang seorang anak dapat lakukan sendiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain yang lebih berpengetahuan.
-Vygotsky percaya bahwa bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif, karena memungkinkan anak-anak berkomunikasi dengan orang lain dan menginternalisasi pengetahuan.



5.Perspektif kontekstual pembangunan manusia mencakup teori sistem ekologi oleh Urie Bronfenbrenner. Berikut beberapa poin penting terkait teorinya:

-Teori Bronfenbrenner menekankan peran faktor lingkungan dalam membentuk pembangunan manusia.
-Menurut Bronfenbrenner, perkembangan manusia terjadi melalui serangkaian sistem lingkungan yang tersarang, termasuk mikrosistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem.
-Bronfenbrenner percaya bahwa sistem lingkungan yang berbeda berinteraksi satu sama lain untuk membentuk perkembangan individu, dan bahwa perubahan dalam satu sistem dapat mempunyai efek riak pada sistem lainnya.
-Teori Bronfenbrenner menekankan pentingnya memahami interaksi kompleks antara individu dan lingkungannya untuk mendorong perkembangan yang sehat.

6. Teori keterikatan Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya ikatan emosional awal antara bayi dan pengasuh utama mereka dalam membentuk perkembangan selanjutnya.
Menurut Bowlby, keterikatan adalah naluri biologis yang berevolusi untuk menjamin kelangsungan hidup bayi.Penelitian Ainsworth mengidentifikasi tiga gaya keterikatan utama: aman, penghindar tidak aman, dan tahan tidak aman.Teori Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya pengasuhan yang sensitif dan responsif dalam meningkatkan keterikatan yang aman.Teori keterikatan telah diterapkan pada berbagai hasil perkembangan, termasuk regulasi emosional, kompetensi sosial, dan kesehatan mental.

7.Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan bagian dari perspektif moral perkembangan manusia. Berikut beberapa poin penting terkait teorinya:

-Teori Kohlberg menekankan peran perkembangan kognitif dalam membentuk penalaran moral.
-Menurut Kohlberg, perkembangan moral terjadi dalam enam tahap, yang terbagi dalam tiga tingkatan: prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional.
-Setiap tahap ditandai dengan cara berpikir yang berbeda mengenai isu-isu moral, dan setiap tahap dibangun berdasarkan tahap sebelumnya.
-Kohlberg percaya bahwa individu maju melalui tahapan dalam urutan yang tetap, dan tidak semua orang mencapai tahapan penalaran moral tertinggi.
-Teori Kohlberg telah dikritik karena terlalu fokus pada keadilan dan keadilan, dan mengabaikan aspek moralitas lainnya seperti kepedulian dan kasih sayang.
-Teori Kohlberg telah banyak digunakan dalam lingkungan pendidikan untuk mendorong perkembangan moral.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Silfi Fitriyani -
Nama: Silfi Fitriyani
Npm: 2213054025

Perspektif Biologis - Temperamen:
 Perspektif biologis menekankan peran faktor-faktor biologis dalam perkembangan individu. Temperamen adalah karakteristik emosional individu yang muncul pada usia dini. Ini dapat mencakup faktor seperti tingkat aktivitas, emosi, dan respons terhadap rangsangan. Teori ini mengklaim bahwa temperamen dipengaruhi oleh faktor genetik dan sifat bawaan individu.

Perspektif Psikoanalisis - Teori Psikoseksual dari Freud - Teori Psikososial dari Erikson:
  • Teori Psikoseksual Freud mengklaim bahwa perkembangan anak melalui serangkaian tahap, dengan fokus pada berbagai zona erotis dan konflik internal.
  • Teori Psikososial Erikson berpusat pada konsep krisis psikososial yang dialami individu sepanjang hidup. Ini mencakup perkembangan identitas dan pencapaian ego.

Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura:
  • Skinner mengemukakan teori perilaku yang menekankan pembelajaran melalui penguatan dan hukuman.
  • Watson adalah pendiri behaviorisme dan menekankan bahwa perilaku manusia dipelajari melalui pengalaman.
  • Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang menekankan pentingnya pemodelan dan pengaruh sosial dalam perkembangan.

Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vygotsky:
  • Piaget menyusun teori perkembangan kognitif yang menekankan peran struktur kognitif dalam proses pembelajaran dan adaptasi.
  • Vygotsky berfokus pada peran budaya dan interaksi sosial dalam pembelajaran dan perkembangan kognitif.

Perspektif Kontekstual - Teori Ekologi Bronfenbrenner: 
Teori ekologi Bronfenbrenner menekankan pengaruh lingkungan pada perkembangan individu melalui empat lapisan: mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem. Teori ini mengakui bahwa individu terlibat dalam berbagai konteks sosial.

Perspektif Evolusionari/Sosio-Biologik - Teori Attachment dari Bowlby dan Ainsworth: 
Teori attachment menekankan pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuhnya. Attachment adalah perilaku yang berkembang melalui evolusi untuk memastikan kelangsungan hidup dan perlindungan anak.

Perspektif Moral - Teori Kohlberg: 
Teori perkembangan moral Kohlberg berfokus pada perkembangan moral individu melalui serangkaian tahap yang berkembang seiring bertambahnya usia. Ini mencakup tahap-tahap seperti orientasi prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Riska Miliasari 2213054031 -
Nama : Riska Miliasari
Npm : 2213054031

1. Teori biologis dalam perspektif temperamen mengemukakan bahwa temperamen seseorang secara signifikan dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis. Beberapa teori biologis yang relevan dalam menjelaskan temperamen meliputi:
-Teori Genetik: Teori ini mengemukakan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan temperamen seseorang. Seseorang mungkin memiliki kecenderungan temperamen tertentu yang diwariskan dari orang tua mereka.
-Neurobiologi: Temperamen juga terkait dengan perbedaan dalam struktur dan fungsi otak. Misalnya, tingkat aktivitas neurotransmitter tertentu seperti serotonin, dopamine, dan noradrenalin dapat memengaruhi respons emosi dan perilaku individu.
-Hormon: Hormon seperti kortisol (hormon stres) dan hormon seks seperti estrogen dan testosteron dapat memengaruhi temperamen. Perubahan tingkat hormon dalam tubuh dapat memengaruhi mood dan respons emosi.
-Faktor Fisiologis: Faktor-faktor fisik seperti tingkat aktivitas metabolisme, tingkat energi, dan sensitivitas sensoris juga dapat berperan dalam temperamen seseorang.
-Keturunan dan Lingkungan: Sebagian besar penelitian menganggap temperamen sebagai hasil interaksi antara faktor-faktor biologis dan pengalaman lingkungan. Keturunan dapat memengaruhi rentang temperamen yang mungkin dimiliki seseorang, sementara pengalaman lingkungan, seperti pengasuhan dan pengalaman sosial, dapat membentuk cara individu mengekspresikan temperamen mereka.

2. a. Teori Psikoseksual Freud :
Sigmund Freud mengembangkan teori psikoseksual yang menjelaskan bahwa perkembangan psikoseksual anak melibatkan serangkaian tahap. Teori ini terdiri dari lima tahap, yaitu:
-Tahap Oral: Tahap ini terjadi pada usia 0-1 tahun, di mana anak fokus pada stimulasi oral seperti menyusui atau menggigit mainan. Konflik yang mungkin timbul di tahap ini dapat memengaruhi perilaku di masa depan.
-Tahap Anal: Tahap ini terjadi pada usia 1-3 tahun, di mana fokus anak adalah pada pengendalian dan pemahaman fungsi tubuhnya, terutama terkait dengan buang air. Konflik terkait dengan tahap ini berkaitan dengan toilet training.
-Tahap Phallic: Tahap ini terjadi pada usia 3-6 tahun, dan menjadi fokus pada organ kelamin. Freud mengemukakan konsep kompleks Oedipus dan Elektra di tahap ini, yang melibatkan perasaan cemburu dan identifikasi dengan orangtua sejenis kelamin yang dapat memengaruhi perkembangan seksual anak.
-Tahap Laten: Tahap ini terjadi sekitar usia 6-12 tahun, di mana anak mengalami peningkatan dalam perkembangan sosial dan intelektual, sementara hasrat seksualnya tampak surut.
-Tahap Genital: Tahap ini dimulai pada usia remaja dan berlanjut hingga dewasa. Fokus anak beralih ke hubungan seksual dan perkembangan identitas seksual dewasa.

b. Teori psikososial Erik Erikson adalah sebuah teori perkembangan manusia yang mengidentifikasi delapan tahap perkembangan yang berfokus pada konflik psikososial yang harus diatasi oleh individu selama hidup mereka. Berikut adalah gambaran singkat mengenai setiap tahap dalam teori ini:
-Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (Usia 0-1 tahun)
-Tahap Otonomi vs. Malu dan Rasa Bersalah (Usia 1-3 tahun)
-Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (Usia 3-6 tahun)
-Tahap Keindahan vs. Rasa Inferior (Usia 6-12 tahun)
-Tahap Identitas vs. Peran Bercampur (Usia Remaja)
-Tahap Intimasi vs. Isolasi (Usia Dewasa Awal)
-Tahap Produktivitas vs. Kemacetan (Usia Dewasa Pertengahan)
-Tahap Keselamatan vs. Putus Asa (Usia Lansia)

3. -Teori Skinner, yang dikemukakan oleh B.F. Skinner, adalah teori yang berfokus pada pembelajaran perilaku. Skinner mengemukakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi dari tindakan mereka.
-Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu.
-Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori behavioristik dan kognitivistik karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi.

4. -Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental.
-Teori kognitif menurut Vygotsky yaitu pengetahuan anak yang diperoleh melalui kegiatan interaksi sosial antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok dan dalam suatu lingkungan.

5. Teori ekologi menurut Urie Bronfrenbrenner adalah suatu pandangan sosiokultural tentang perkembangan yang mana terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agents) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas.

6. -Attachment adalah ikatan emosional dengan orang lain. Bowlby percaya bahwa ikatan paling awal yang dibentuk oleh anak-anak dengan pengasuhnya memiliki dampak luar biasa yang berlanjut sepanjang hidup. Ia berpendapat bahwa keterikatan juga berfungsi untuk menjaga bayi tetap dekat dengan ibunya, sehingga meningkatkan peluang anak untuk bertahan hidup. Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi. Meskipun teori keterikatan perilaku menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya
- Dalam penelitiannya pada tahun 1970-an, psikolog Mary Ainsworth memperluas karya asli Bowlby. Penelitiannya yang inovatif tentang "situasi aneh" mengungkapkan dampak mendalam dari keterikatan terhadap perilaku. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati anak-anak berusia antara 12 dan 18 bulan ketika mereka merespons situasi di mana mereka ditinggal sendirian sebentar dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka.
Berdasarkan tanggapan yang diamati para peneliti, Ainsworth menggambarkan tiga gaya utama keterikatan: keterikatan aman, keterikatan ambivalen-tidak aman, dan keterikatan menghindari-tidak aman.

7. Teori perkembangan moral Kohlberg merupakan teori yang berfokus pada bagaimana anak mengembangkan moralitas dan penalaran moral. Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral terjadi dalam serangkaian enam tahap dan logika moral terutama terfokus pada pencarian dan pemeliharaan keadilan.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Rahmawati Ayu Anggraeni -
Nama : Rahmawati Ayu Anggraeni
Npm : 2213054057
1. Perspektif Biologis – Temperamen
Perspektif ini mengemukakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik dan biologis. Temperamen, yaitu pola pengaruh biologis yang muncul pada awal kehidupan, merupakan salah satu contoh bagaimana perspektif biologis dapat digunakan untuk memahami kepribadian manusia.
2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya.
a. Konsep Psikoseksual Sigmund Freud
Menurut Arif (2005) membicarakan masalah psikoseksual sebenarnya adalah membahas masalah bertumbuh-kembangnya kepribadian sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, di mana faktor seksualitas memainkan peranan kunci. Maka teori Freud pun tak jauh dari istilah tersebut Freud percaya energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada lima tahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudian hari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,
1. Fase Oral yaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi bayi, mulut merupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau menghisap sesuatu, contohnya seperti menghisap tangannya sendiri atau payudara ibu.
2. Fase Anal Yaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak untuk buang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.
3. Fase Phallic yaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin. Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti oleh fenomena castration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan penis envy(kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak laki-laki akan menganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang ibunya, pun pada perempuan sebaliknya.
4. Fase Laten yaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan akan bangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak akan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal
5. Fase Genital yaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir dari psikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam diri maupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
2. Konsep Psikososial Erik H. Erikson
Teori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis. Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan positif maupun negatif. Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawan rasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitas lawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas lawan putus asa.
3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura

a. Teori Skinner
BF Skinner (1904-1990) mengembangkan penjelasan tentang pembelajaran yang menekankan konsekuensi perilaku—apa yang terjadi setelah kita melakukan sesuatu adalah hal yang penting.
Misalnya, bayangkan seorang anak berusia 10 tahun yang menyukai makanan manis. Ayahnya terus-menerus mendesaknya sepanjang musim panas untuk memotong rumput: “Lakukan hari ini, lakukan sebelum aku pulang, atau yang lain.” Namun ibunya, yang memiliki pemahaman cerdas tentang perilaku manusia, menemukan bahwa toko setempat menjual es krim batangan yang disukai putranya, namun harganya agak mahal. Dia menjanjikannya sebuah paket setiap minggu setelah dia memotong rumput. Pada akhir musim panas, anak laki-laki tersebut memotong rumput secara teratur tanpa ancaman, paksaan, atau omelan. Penggunaan penguatan yang terampil sangat meningkatkan perilaku yang diinginkan. Pengondisian operan mengacu pada bagaimana konsekuensi suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
b. Teori Watson
Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
c. Bandura
Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018). Terdapat beberapa literature yang telah mengkaji mengenai teori belajar sosial Albert Bandura ini.
Menurut Bandura, suatu perilaku belajar adalah hasil dari kemampuan individu memaknai suatu pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki.
4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vygotsky
a. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan peristiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya. Jean Piaget menyelidiki mengapa dan bagaimana kemampuan mental berubah lama-kelamaan. Bagi Piaget, perkembangan bergantung sebagian besar pada manipulasi anak terhadap dan interaksi aktif dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan berasal dari tindakan. Teori perkembangan kognisi Piaget menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi seorang anak mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas. Masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan kemampuan-kemampuan baru dan cara mengolah informasi.
b. Vygotsky
Berbeda dari Piaget, Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat terkait dengan masakan dari orang-orang lain. Teori Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. Bagi Vygotsky, pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Perkembangan melibatkan internalisasi anak terhadap tanda-tanda ini sehingga sanggup berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, kemampuan ini disebut pengaturan diri (self regulation).
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfren brenner
Teori ekologi diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner, seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat.26 Teori ekologi memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan akan membentuk tingkah laku individu tersebut. Informasi lingkungan tempat tinggal anak akan menggambarkan, mengorganisasi, dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi. Bronfenbrenner menyebutkan adanya lima sistem lingkungan berlapis yang saling berkaitan, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.Satu hal yang terpenting dalam teori ekologi Brofen benner adalah bahwa pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada anak, artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama bagi perkembangan karakter dan habitatnya di kemudian hari. Masing-masing subsistem dalam teori Brofen brenner tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut:
a. Mikrosistem
Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi peserta didik yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari ditemui oleh peserta didik. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial tersebut. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi individu bahkan ikut aktif membangun setting pada mikrosistem ini.
b. Mesosistem
Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah yang terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga.
c. Ekosistem
Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana anak tidak terlibat interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
d. Makrosistem
Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Subsistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain sebagainya, di mana individu berada. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada keseluruhan interaksi di semua lapisan.
e. Kronosistem
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Contohnya seperti perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti internet dan gadget, membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan.
6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
a. Bowlby
Attachment adalah ikatan emosional dengan orang lain. Bowlby percaya bahwa ikatan paling awal yang dibentuk oleh anak-anak dengan pengasuhnya memiliki dampak luar biasa yang berlanjut sepanjang hidup. Ia berpendapat bahwa keterikatan juga berfungsi untuk menjaga bayi tetap dekat dengan ibunya, sehingga meningkatkan peluang anak untuk bertahan hidup.
Bowlby memandang keterikatan sebagai produk proses evolusi. Meskipun teori keterikatan perilaku menyatakan bahwa keterikatan adalah proses yang dipelajari, Bowlby dan yang lainnya berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan bawaan untuk membentuk keterikatan dengan pengasuhnya.
b. Ainsworth
Menurut Ainsworth (1969) attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu attachment yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment merupakan suatu hubungan yang didukung oleh tingkah laku lekat (attachment behavior) yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut (Durkin, 1995). Attachment merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney dan Dearing, 2002).

7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Teori perkembangan moral Kohlberg merupakan teori yang berfokus pada bagaimana anak mengembangkan moralitas dan penalaran moral. Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral terjadi dalam serangkaian enam tahap dan logika moral terutama terfokus pada pencarian dan pemeliharaan keadilan.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Qisti Farhani Azizi -
Nama : Qisti Farhani Azizi
Kelas : 3A
Npm : 2213054093

1. Perspektif Biologis - Temperamen: Teori ini mengemukakan bahwa temperamen adalah disposisi reaktif seseorang terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Temperamen dipengaruhi oleh faktor genetika dan lingkungan. Beberapa karakteristik temperamen meliputi tinggi fisik, bentuk wajah, gender, komposisi otot dan refleks, tingkat energi, dan irama biologis.

2. Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson: Teori psikoseksual dari Freud mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang dibawa secara tidak disadari. Teori psikososial dari Erikson mengajukan 8 tahapan perkembangan psikososial yang melibatkan kebutuhan individu dan tuntutan masyarakat.

3. Perspektif Pembelajaran - Teori Skinner, Watson, dan Bandura: Teori pembelajaran mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Skinner mengajukan teori operant conditioning, Watson mengajukan teori behaviorisme, dan Bandura mengajukan teori social learning.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget dan Vigotsky: Teori kognitif mengemukakan bahwa perkembangan kognitif manusia melibatkan proses mental seperti memperoleh, memproses, dan menggunakan informasi. Piaget mengajukan teori konstruktivisme, sedangkan Vigotsky mengajukan teori sosial-kognitif.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner: Teori ekologi mengemukakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh lingkungan yang meliputi mikrosistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik - Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth: Teori attachment mengemukakan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan emosional dengan orang lain. Bowlby mengajukan teori attachment sebagai suatu sistem perilaku yang berkembang secara evolusioner, sedangkan Ainsworth mengajukan teori attachment sebagai suatu pola perilaku yang berkembang pada masa bayi.

7. Perspektif Moral - Teori Kohlberg: Teori moral mengemukakan bahwa perkembangan moral manusia melibatkan tahapan-tahapan yang meliputi orientasi prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kohlberg mengajukan teori moral sebagai suatu proses yang melibatkan pemikiran abstrak dan refleksi diri.

Setiap teori memiliki konsep dan prinsip yang berbeda-beda, namun semuanya berusaha untuk menjelaskan perkembangan manusia dari berbagai aspek.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Caesar Marischa Saputri -
Nama: Caesar Marischa Saputri
Npm: 22213054013

1. Perspektif biologis dalam psikologi kepribadian mengacu pada faktor-faktor biologis atau fisiologis yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Salah satu faktor biologis yang mempengaruhi kepribadian adalah temperamen. Temperamen adalah disposisi reaktif seseorang atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.'

2. Perspektif psikoanalisis adalah salah satu teori kepribadian yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson.
a. Teori psikoseksual dari Freud: Teori ini mengemukakan bahwa kepribadian seseorang terbentuk melalui lima tahap perkembangan psikoseksual, yaitu tahap oral, tahap anal, tahap falik, tahap laten, dan tahap genital.
b. Teori psikososial dari Erikson: Teori ini mengemukakan bahwa kepribadian seseorang terbentuk melalui delapan tahap perkembangan psikososial, yaitu tahap kepercayaan vs. ketidakpercayaan, tahap otonomi vs. malu dan ragu, tahap inisiatif vs. rasa bersalah, tahap industri vs. inferioritas, tahap identitas vs. peran bingung, tahap intimasi vs. isolasi, tahap produktivitas vs. stagnasi, dan tahap integritas vs. putus asa.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
a. B.F. Skinner (Teori Pembelajaran Operant):
Pendekatan: Skinner adalah seorang psikolog behavioristik yang terkenal dengan teori pembelajaran operant. Teori ini menekankan pentingnya konsekuensi dalam pembentukan perilaku individu.
Konsep Utama: Skinner berpendapat bahwa perilaku manusia dipelajari melalui penguatan positif dan negatif. Penguatan positif meningkatkan kemungkinan perilaku terulang, sementara penguatan negatif mengurangi kemungkinan perilaku terulang. Hukuman juga bisa mempengaruhi pembelajaran.
Contoh Aplikasi: Dalam pendidikan, konsep belajar dengan penguatan digunakan dalam metode pengajaran yang memotivasi siswa dengan imbalan positif, seperti penghargaan atau pengakuan.
b. John B. Watson (Behaviorisme Klasik):
Pendekatan: Watson adalah pendiri aliran psikologi behavioristik yang menekankan pengaruh lingkungan eksternal dalam membentuk perilaku manusia.
Konsep Utama: Watson percaya bahwa perilaku manusia adalah hasil dari pembelajaran dari stimulus dan respons. Ia juga mendukung ide bahwa manusia tidak memiliki naluri bawaan, melainkan perilaku dipelajari dari lingkungan.
Contoh Aplikasi: Pendekatan behaviorisme klasik telah mempengaruhi berbagai bidang, termasuk psikologi klinis, terapi perilaku, dan pemahaman tentang pengaruh lingkungan dalam perkembangan anak.
c. Albert Bandura (Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Belajar Sosial):
Pendekatan: Bandura mengembangkan teori pembelajaran sosial atau teori belajar sosial, yang menggabungkan elemen-elemen behaviorisme dan kognitif dalam menjelaskan bagaimana individu belajar melalui pengamatan, imitasi, dan model.
Konsep Utama: Bandura mengemukakan konsep penting seperti efek diri (self-efficacy), di mana individu mengembangkan keyakinan pada kemampuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan pengamatan orang lain. Teorinya juga menekankan pentingnya model yang berperan sebagai contoh.
Contoh Aplikasi: Teori belajar sosial Bandura digunakan dalam pemahaman tentang perkembangan anak, pengajaran keterampilan sosial, dan terapi perilaku kognitif.

4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
a. Teori Piaget
Piaget memandang bahwa perkembangan kognitif dapat dibangun melalui tindakan yang termotivasi sendiri terhadap lingkungannya, jadi pengetahuan tidak muncul dari kemampuan bawaan anak sejak lahir.
Ada 4 tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget, yaitu: tahap sensorimotor, pra-operasional, operasi konkret, dan operasi formal.
Piaget menyarankan kegiatan pembelajaran harus menyesuaikan dengan fase-fase perkembangan kognitif anak.
b. Teori Vygotsky
Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak.
Teori sosiokultural ini juga menyebutkan bahwa orang tua, pengasuh, dan teman sebaya turut berperan penting.
Vygotsky mempelajari perkembangan mental anak, yang mencangkup bagaimana mereka bermain dan berbicara. Tidak hanya itu, ia juga mempelajari hubungan antara pikiran dan bahasa.

5. Teori ekologi Bronfenbrenner adalah teori yang menekankan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan individu. Teori ekologi Bronfenbrenner memandang bahwa lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan individu. Lingkungan yang dimaksud dalam teori ini mencakup lima sistem, yaitu mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Mikrosistem adalah sistem yang terdiri dari lingkungan terdekat di mana individu berinteraksi secara langsung, seperti keluarga dan teman sebaya. Mesosistem adalah sistem yang terdiri dari hubungan antara dua atau lebih mikrosistem, seperti hubungan antara keluarga dan sekolah. Eksosistem adalah sistem yang terdiri dari lingkungan yang tidak langsung mempengaruhi individu, seperti kebijakan pemerintah dan media massa. Makrosistem adalah sistem yang terdiri dari nilai-nilai, norma, dan budaya yang berlaku dalam masyarakat. Kronosistem adalah sistem yang terdiri dari perubahan yang terjadi dalam sistem lain seiring berjalannya waktu. Teori ekologi Bronfenbrenner memiliki implikasi dalam proses pembelajaran, di mana guru perlu memperhatikan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan siswa dan memfasilitasi interaksi antara lingkungan tersebut dengan siswa.

6. John Bowlby adalah seorang psikoanalis Inggris yang mengembangkan teori attachment untuk menjelaskan bagaimana ikatan emosional terbentuk antara bayi dan pengasuhnya. Mary Ainsworth kemudian memperluas teori ini. Bowlby memandang bahwa sistem perilaku attachment berkembang secara evolusioner untuk memastikan kelangsungan hidup bayi. Bayi yang mampu mempertahankan kedekatan dengan pengasuhnya melalui perilaku attachment akan lebih mungkin bertahan hidup hingga usia reproduksi. Ainsworth mengembangkan teori attachment dengan mengidentifikasi tiga pola attachment pada bayi: attachment yang aman, attachment yang menghindar, dan attachment yang cemas. Pola attachment yang tidak teratur kemudian diidentifikasi kemudian. Teori attachment kemudian diperluas untuk menjelaskan attachment pada orang dewasa. Teori attachment memiliki implikasi dalam pengasuhan anak, di mana pengasuh perlu memperhatikan kebutuhan emosional anak dan memberikan respons yang konsisten dan sensitif terhadap kebutuhan tersebut. Hal ini dapat membantu membentuk attachment yang aman pada anak.

7. Teori perkembangan moral Kohlberg adalah teori yang menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan moral individu. Kohlberg membagi tahapan perkembangan moral menjadi enam tahap yang dibagi ke dalam tiga level, yaitu prekonvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Pada level prekonvensional, individu menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mempertimbangkan konsekuensi langsung dari tindakan tersebut. Pada level konvensional, individu menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mempertimbangkan pandangan dan harapan masyarakat. Pada level pasca-konvensional, individu menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih abstrak dan universal. Teori perkembangan moral Kohlberg didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif, di mana individu membangun penalaran moral mereka sendiri. Teori ini memiliki implikasi dalam pendidikan moral, di mana pendidikan moral harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan moral individu. Hal ini dapat membantu individu untuk membangun penalaran moral yang lebih kompleks dan abstrak.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Nur Adelia Balqis -
Nama : Nur Adelia Balqis
NPM : 2213054041

1. Perspektif biologis dari temperamen. Temperamen seorang anak mempunyai faktor atau penyebab, salah satunya adalah faktor genetik. Allport mendefinisikan temperamen sebagai pola karakteristik sifat emosional individu, yang menggambarkan respons terhadap rangsangan emosional, kekuatan dan kecepatan reaksi, kualitas suasana hati, serta dipengaruhi oleh faktor lain, faktor genetik.
Sikap temperamental di sini timbul dari gabungan ciri-ciri emosional individu dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Selain itu, faktor yang mempengaruhi temperamen adalah lingkungan keluarga anak. menyatakan bahwa anak menyesuaikan perangai dan sifatnya dengan orang tuanya melalui proses pengasuhan. Temperamen merupakan ciri khas anak dan gaya pengasuhan merupakan ciri lingkungan yang berkorelasi dengan skor kompetensi sosial sebanyak 4.444 anak.

2. Tahapan Psikoseksual (Sigmund Freud) Fase Lisan (0-1 Tahun) Sumber Kenikmatan utama bayi melibatkan aktivitas yang berpusat pada mulut, seperti menelan (makan, minum) dan menghisap (menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut). Fase Anal (1-3 Tahun) Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feses. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet pelatihan merupakan aktivitas penting Fase Falik (3 6 Tahun) Anak menjadi lengket dengan hiasan tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian identifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser kedaerah genital. Periode Laten (6- 12 Tahun) Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Fase Kelamin (12 Tahun ke atas) Kemunculan kembali dorongan tahap seksual falik, disalurkan ke kematangan seksualitas masadewasa.
Tahapan Psikososial (Erik Erikson) Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 Bulan) Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah Harapan. Otonomi (Kemandirian) VS Rasa malu dan ragu (12-18 Bulan hingga 3 Tahun) Anak mengembangkan keseimbangan kemandirian dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah Kehendak. Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 Tahun) Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah Tujuan. Industri VS inferioritas (6 12 Tahun) Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten.

3. Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
-Burrhus Frederic Skinner(1904 - 1990)
• Operant Conditioning
• Perilaku bisa diubah
melalui proses
pengukuhan/penguatan
positif atau negatif
-Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu
- Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018).

4. Perspektif kognitif perkembangan manusia mencakup teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan masing-masing teori.
* Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
-Teori Piaget menekankan peran pematangan biologis dan pengalaman lingkungan dalam membentuk perkembangan kognitif.
-Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap: sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
-Setiap tahap ditandai dengan cara berpikir dan pemahaman dunia yang berbeda, dan setiap tahap dibangun berdasarkan tahap sebelumnya.
-Piaget percaya bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia melalui pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungannya
*Vygotsky
-Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial dan transmisi alat dan praktik budaya.
-Vygotsky mengajukan konsep zona perkembangan proksimal, yang mengacu pada perbedaan antara apa yang seorang anak dapat lakukan sendiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain yang lebih berpengetahuan.
-Vygotsky percaya bahwa bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif, karena memungkinkan anak-anak berkomunikasi dengan orang lain dan menginternalisasi pengetahuan.

5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
Teori semantik kontekstual adalah teori semantik yang berasumsi bahwa sistem bahasa itu saling berkaitan satu sama lain di antara unit-unitnya, dan selalu mengalami perubahan dan perkem- bangan. Karena itu dalam menentukan makna, diperlukan adanya penentuan berbagai konteks yang melingkupinya. Konsep Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori sistem ekologi Bronfenbrenner banyak digunakan untuk memahami dampak lingkungan terhadap individu. Teori ini berpandangan bahwa proses perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh peristiwa dan kondisi di lingkungan yang lebih besar. Teori ekologi merupakan sebuah teori yang menekankan pada pengaruh lingkungan dalam perkembangan setiap individu di mana perkembangan peserta didik merupakan hasil interaksi antara alam sekitar dengan peserta didik tersebut.

6. Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya. Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus.

7. Teori perkembangan moral Kohlberg merupakan teori yang berfokus pada bagaimana anak mengembangkan moralitas dan penalaran moral. Teori Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral terjadi dalam serangkaian enam tahap dan logika moral terutama terfokus pada pencarian dan pemeliharaan keadilan.
In reply to Ari Sofia

Re: Topik Diskusi

by Rahma Amelia -
Nama: Rahma Amelia
NPM: 2213054043

1. TEMPRAMENTAL DALAM PERSPEKTIF BIOLOGIS
Temperamen dalam perspektif biologi Merujuk pada sifat-sifat bawaan individu yang mempengaruhi respon terhadap lingkungan dan perubahan suasana hati. Hal ini seringkali diasosiasikan dengan faktor-faktor genetik dan neurobiologis yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons berbagai stimulus atau situasi. Temperamen adalah gejala karakteristik dari sifat individu, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional (tubuh)."
Gordon Allport .

2. TEORI PSIKOSEKSUAL DARI FREUD DAN TEORI PSIKOSOSIAL DARI ERIKSON
Freud percaya energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada lima tahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudian hari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Freud membagi menjadi 5 fase
1. Fase Oral
Yaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi bayi, mulut merupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau menghisap sesuatu, contohnya seperti menghisap tangannya sendiri atau payudara ibu.
2. Fase Anal
Yaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak untuk buang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.
3. Fase Phallic
Yaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin. Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti oleh fenomena castration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan penis envy (kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak laki-laki akan menganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang ibunya, pun pada perempuan sebaliknya.
4. Fase Laten
Yaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan akan bangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak akan memilingi rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal.
5. Fase Genital
Yaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir dari psikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam diri maupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.

Teori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis. Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan positif maupun negatif. Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut :
1. masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya:
2. masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu;
3. usia prasekolah, tahap inisiatif lawan rasa bersalah;
4. usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri;
5. masa remaja, tahap identitas lawan keraguan akan identitas;
6. masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;
7. masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan
8. masa tua, tahap integritas lawan putus asa.

3. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN
TEORI SKINNER
Burrhus Frederic Skinner percaya bahwa suatu perubahan tingkah laku seseorang akan ada konsekuensinya. Selain itu, Skinner juga yakin bahwa setiap orang pasti akan belajar demi meningkatkan atau menguatkan tingkah lakuknya agar tidak mendapatkan ganjaran yang buruk. Pada teori pengkondisian operan (operant conditioning), tingkah laku seseorang bisa dilakukan berulang kali atau bahkan bisa saja menghilang semua itu tergantung dari keinginan dari orang tersebut. Burrhus Frederic Skinner mengembangkan teori pengkondisian operan (operant conditioning) melalui penelitian dengan menggunakan seekor tikus. Tikus yang dijadikan bahan penelitian dan percobaan itu diletakkan di dalam sebuah peti yang dinamakan skinner box atau kotak skinner. Kotak skinner ini terdiri dari dua macam komponen utama, yaitu manipulandum dan alat pemberi reinforcement.
TEORI WATSON
Teori belajar behavioristik John Watson adalah salah satu aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson. Berikut adalah perspektif teori pembelajaran Watson:
1. Psikologi mempelajari stimulus dan respon (SR Psikologi)
2. Psikologi harus menjadi ilmu yang obyektif, karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi
3. Psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam
4. Perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku
5. Perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, namun faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu
6. Belajar adalah proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diukur dan diukur
7. Kebiasaan yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, terkini dan frekuensi
8. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike
9. Pandangan Watson tentang ingatan yang dibawa pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson, apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan.
TEORI BANDURA
Teori pembelajaran sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh interaksi timbal balik antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Teori ini juga menjelaskan bahwa perilaku baru dapat terbentuk melalui proses peniruan atau pemodelan. Beberapa dampak dari teori pembelajaran sosial Bandura dalam pembelajaran antara lain:
1. Pembelajaran Modeling: Manusia belajar melakukan antisipasi terhadap penguatan yang akan muncul dalam situasi tertentu, dan perilaku antisipasi awal ini menjadi langkah awal dalam banyak tahapan perkembangan
2. Pembelajaran Observasional: Pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain
3. Pengaruh lingkungan: Kondisi lingkungan individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial sekitar jenis ini.

4. PERSPEKTIF KOGNITIF
TEORI PAIGET
Teori kognitif Piaget adalah teori konstruktivis kognitif yang menjelaskan bahwa anak-anak akan terus berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Hasil dari interaksi tersebut akan menghasilkan sebuah hal yang bernama skema atau skemata. Tahapan teori Piaget dalam perkembangan kognitif anak adalah sebagai berikut:
1. Tahap Sensorimotor (Usia 0 Hingga 2 Tahun): Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui pengalaman sensorik dan motorik. Mereka mulai memahami objek dan lingkungan sekitar melalui indera mereka. Anak-anak pada tahap ini juga mulai mengembangkan kemampuan untuk memahami bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2 Hingga 7 Tahun): Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir secara simbolik dan menggunakan bahasa. Mereka juga mulai memahami konsep waktu dan ruang. Namun, anak-anak pada tahap ini masih sulit memahami perspektif orang lain dan cenderung berpikir egosentris.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 Hingga 12 Tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir secara logistik dan sistematis. Mereka juga mulai memahami konsep kausalitas dan dapat memahami perspektif orang lain. Namun anak-anak pada tahap ini masih sulit memahami konsep abstrak.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 Tahun Ke Atas): Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir secara abstrak dan dapat memahami konsep-konsep yang kompleks. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan berpikir tentang kemungkinan dan hipotesis.
TEORI VYGOTSKY
Teori kognitif anak menurut Vygotsky menekankan peran kunci dari interaksi sosial, budaya, dan bantuan orang dewasa dalam membentuk kemampuan kognitif anak. Berikut adalah beberapa asumsi yang diutarakan oleh Vygotsky sebagai inti pandangan darinya:
1. Keahlian kognitif dapat dipahami bila dijelaskan dan dikonversi secara berkaitan dengan asal usulnya dan perubahan dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya
2. Perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis
3. Zona perkembangan aktual dan potensi anak merupakan konsep penting dalam teori Vygotsky
4. Kemampuan kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya
5. Keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung dengan manusia
6. Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam situasi sosial yang hampa.

5. PERSPEKTIF KONTEKSTUAL TEORI EKOLOGI BRONFRENBRENNER
Teori perkembangan ekologi anak oleh Uri Bronfenbrenner memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Teori ini mencoba menguraikan pengembangan pendidikan karakter anak dengan pendekatan ekologi. Teori perkembangan ekologi membagi lingkungan menjadi empat kondisi, yaitu:
1. Mikrosistem : Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain. Konteks ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
2. Mesosistem : Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau hubungan beberapa konteks. Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah. Jadi disini terciptalah hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan sekolah. Keduanya tentu memiliki peran yang sama. Ketika keduanya memiliki kondisi yang baik maka akan...
3. Eksosistem : Eksosistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, di mana individu tidak memiliki peran yang aktif, mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya
4. Makrosistem : Menunjukkan kondisi lingkungan yang lebih luas dan abstrak, seperti budaya, norma, dan nilai-nilai sosial.


6. PERSPEKTIF EVOLUSIONARI/ SOSIO-BIOLOGIK TEORI ATTACHMENT DARI BOWLBY DAN AINSWORTH
Mary Ainsworth adalah seorang psikolog perkembangan yang bekerja dengan John Bowlby di Klinik Tavistock di Inggris di mana dia memulai penelitiannya tentang keterikatan ibu-bayi. Dia dikenal karena pengembangan penilaian “Situasi Aneh” yang digunakan untuk mengamati keterikatan anak. Ainsworth mengidentifikasi ada tiga gaya keterikatan utama: aman, tidak aman-menghindar, dan tidak aman-ambivalen. Teori keterikatan pada awalnya dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikoanalis asal Inggris yang mencoba memahami tekanan hebat yang dialami oleh bayi yang terpisah dari orang tuanya. Bowlby mengamati bahwa bayi yang terpisah akan melakukan upaya luar biasa untuk mencegah perpisahan dari orang tuanya atau untuk membangun kembali kedekatan dengan orang tuanya yang hilang. Menurut Bowlby, sistem keterikatan pada dasarnya "mengajukan" pertanyaan mendasar berikut: Apakah sosok keterikatan itu dekat, mudah diakses, dan penuh perhatian?
Teori keterikatan Bowlby dan Ainsworth mencoba menguraikan pola hubungan antara orang tua dan anak yang dimulai sejak lahir. Attachment merupakan suatu perilaku spesifik pada diri manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain serta mencari kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Bowlby mengidentifikasi empat fase keterikatan: (1) fase pra-keterikatan (lahir hingga 3 bulan), (2) fase keterikatan dalam pembuatan (4 hingga 7 bulan), (3) fase keterikatan yang jelas (7 bulan). hingga 2 tahun), dan (4) fase pembentukan hubungan timbal balik (2 tahun ke atas). Singkatnya, kontribusi Mary Ainsworth terhadap teori keterikatan adalah konsep basis yang aman. John Bowlby dan Mary Ainsworth mengidentifikasi bahwa ada tiga gaya keterikatan utama: aman, penghindaran tidak aman, dan ambivalen tidak aman. Bowlby mengidentifikasi empat fase keterikatan: pra-keterikatan, keterikatan dalam pembuatan, keterikatan yang jelas, dan pembentukan hubungan timbal balik.


7. PERSPEKTIF MORAL TEORI KOHLBERG
Teori perkembangan moral Kohlberg adalah teori yang dikemukakan oleh psikolog Lawrence Kohlberg. Teori ini menyatakan bahwa perbuatan moral bukanlah hasil dari sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan, melainkan penalaran moral yang merupakan dasar dari perilaku yang etis. Terdapat tiga tingkatan atau tahapan perkembangan moral dalam teori Kohlberg, yaitu prakonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Tahapan perkembangan moral merupakan ukuran dari tinggi hingga rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai level ketiga tersebut:
Level 1 (Prekonvensional) : Pada level ini, individu menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya secara langsung. Terdapat dua tahap awal pada level prakonvensional, yaitu tahap awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang memfokuskan diri pada konsekuensinya langsung dari tingkah laku yang dibuat yang mereka rasakan sendiri. Contohnya seperti suatu tingkah laku yang dijadikan contoh atau dianggap keliru jika dinilai secara moral jika orang yang memperagakannya di tingkat hukum. Sedangkan pada tahap kedua, individu dengan nyata melihat dirinya dalam bentuk egosentris
Level 2 (Konvensional) : Pada level ini, individu menilai moralitas dari sudut pandang norma sosial dan peran yang dimainkan dalam masyarakat. Terdapat dua tahap pada tingkat konvensional, yaitu tahap orientasi pada otoritas dan tahap orientasi pada hukum dan penegakan sosial
Level 3 (Postkonvensional) : Pada level ini, individu menilai moralitas dari sudut pandang prinsip moral yang universal dan abstrak. Terdapat dua tahap pada level postkonvensional, yaitu tahap orientasi pada kontrak sosial dan tahap orientasi pada prinsip moral universal.