Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. -ལས་་གྲོས་བསྟུན་འགོ་བཙུགས་ནི།

TA2025 -> CASE STUDY

Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - གིས-

PT Sumber Hijau adalah perusahaan agribisnis besar di Indonesia yang bergerak di bidang kelapa sawit. Perusahaan ini telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam 5 tahun terakhir dan berencana melakukan ekspansi ke wilayah Kalimantan Timur.

Namun, ekspansi ini menimbulkan kritik dari LSM lingkungan dan masyarakat adat karena dikhawatirkan akan merusak hutan hujan tropis dan mengganggu keberlanjutan sumber daya lokal. Di sisi lain, manajemen berargumen bahwa proyek ini akan menyerap banyak tenaga kerja lokal dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.

Seiring dengan meningkatnya tekanan dari investor global yang mendukung prinsip ESG (Environmental, Social, Governance), PT Sumber Hijau merasa perlu untuk memperkuat pelaporan keberlanjutannya. Mereka ingin menggunakan standar GRI (Global Reporting Initiative) dan juga merujuk pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim)
  • SDG 15 (Ekosistem Daratan)
  • SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)

Manajemen juga menghadapi dilema dalam mengintegrasikan informasi keberlanjutan ke dalam laporan keuangan konvensional yang disusun berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), yang belum sepenuhnya mengatur pelaporan isu ESG.

 

Pertanyaan:

  1. Analisislah tantangan utama yang dihadapi PT Sumber Hijau dalam menyelaraskan ekspansi bisnis dengan prinsip keberlanjutan dan pelaporan SDGs.
  2. Jelaskan bagaimana pendekatan teori akuntansi positif dan normatif dapat digunakan untuk memahami pelaporan keberlanjutan dalam kasus ini.
  3. Bagaimana PT Sumber Hijau dapat mengintegrasikan pelaporan SDGs ke dalam laporan keuangannya, meskipun PSAK belum sepenuhnya mengakomodasi pelaporan ESG? Jelaskan pendekatan atau standar pelaporan apa yang bisa digunakan dan bagaimana penerapannya.
  4. Sebagai akuntan yang bertanggung jawab dalam pelaporan keberlanjutan, bagaimana Anda akan menyarankan perusahaan untuk menyusun narasi laporan yang dapat menjawab ekspektasi stakeholder lokal maupun global?

TA C2025 -> CASE STUDY

Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - གིས-

PT Delta Finansial adalah perusahaan penyedia layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) yang beroperasi secara internasional. Dalam dua tahun terakhir, perusahaan ini telah mengadopsi teknologi AI untuk pencatatan transaksi, serta menggunakan blockchain untuk verifikasi dan penyimpanan data akuntansi. Namun, akibat ketegangan geopolitik dan fluktuasi suku bunga global, perusahaan menghadapi tekanan likuiditas, volatilitas nilai tukar, dan ketidakpastian regulasi internasional.

Di sisi lain, laporan keuangan terakhir PT Delta menunjukkan laba bersih yang stabil, namun analis keuangan eksternal mencurigai adanya delay pengakuan beban dan manipulasi estimasi akuntansi berbasis algoritma untuk menjaga citra perusahaan di mata investor.

 

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis:
  • Apa tantangan yang muncul dalam penerapan teori akuntansi tradisional ketika perusahaan menggunakan sistem otomatisasi dan blockchain?
  • Bagaimana digitalisasi dapat menciptakan peluang sekaligus risiko manipulasi informasi akuntansi?
Etika dan Transparansi:
  • Apa risiko etika yang dihadapi akuntan ketika estimasi dan judgement keuangan digantikan oleh algoritma AI?
  • Bagaimana akuntan profesional harus menyikapi tekanan untuk "menyesuaikan" hasil laporan agar tetap menarik bagi investor?
Respon Strategis:
  • Berikan rekomendasi bagaimana perusahaan dan akuntan publik harus menyesuaikan praktik audit dan pengawasan dalam menghadapi sistem akuntansi berbasis teknologi tinggi.
  • Apakah standar pelaporan keuangan saat ini cukup adaptif untuk mengakomodasi kompleksitas keuangan digital dan globalisasi? Jelaskan pandangan Anda.

TA B 2025 -> CASE STUDY

Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - གིས-

PT Delta Finansial adalah perusahaan penyedia layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) yang beroperasi secara internasional. Dalam dua tahun terakhir, perusahaan ini telah mengadopsi teknologi AI untuk pencatatan transaksi, serta menggunakan blockchain untuk verifikasi dan penyimpanan data akuntansi. Namun, akibat ketegangan geopolitik dan fluktuasi suku bunga global, perusahaan menghadapi tekanan likuiditas, volatilitas nilai tukar, dan ketidakpastian regulasi internasional.

Di sisi lain, laporan keuangan terakhir PT Delta menunjukkan laba bersih yang stabil, namun analis keuangan eksternal mencurigai adanya delay pengakuan beban dan manipulasi estimasi akuntansi berbasis algoritma untuk menjaga citra perusahaan di mata investor.

 

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis:
  • Apa tantangan yang muncul dalam penerapan teori akuntansi tradisional ketika perusahaan menggunakan sistem otomatisasi dan blockchain?
  • Bagaimana digitalisasi dapat menciptakan peluang sekaligus risiko manipulasi informasi akuntansi?
Etika dan Transparansi:
  • Apa risiko etika yang dihadapi akuntan ketika estimasi dan judgement keuangan digantikan oleh algoritma AI?
  • Bagaimana akuntan profesional harus menyikapi tekanan untuk "menyesuaikan" hasil laporan agar tetap menarik bagi investor?
Respon Strategis:
  • Berikan rekomendasi bagaimana perusahaan dan akuntan publik harus menyesuaikan praktik audit dan pengawasan dalam menghadapi sistem akuntansi berbasis teknologi tinggi.
  • Apakah standar pelaporan keuangan saat ini cukup adaptif untuk mengakomodasi kompleksitas keuangan digital dan globalisasi? Jelaskan pandangan Anda.

TA2025 -> CASE STUDY

Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - གིས-

PT Delta Finansial adalah perusahaan penyedia layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) yang beroperasi secara internasional. Dalam dua tahun terakhir, perusahaan ini telah mengadopsi teknologi AI untuk pencatatan transaksi, serta menggunakan blockchain untuk verifikasi dan penyimpanan data akuntansi. Namun, akibat ketegangan geopolitik dan fluktuasi suku bunga global, perusahaan menghadapi tekanan likuiditas, volatilitas nilai tukar, dan ketidakpastian regulasi internasional.

Di sisi lain, laporan keuangan terakhir PT Delta menunjukkan laba bersih yang stabil, namun analis keuangan eksternal mencurigai adanya delay pengakuan beban dan manipulasi estimasi akuntansi berbasis algoritma untuk menjaga citra perusahaan di mata investor.

 

Pertanyaan:

  1. Analisis Kritis:
  • Apa tantangan yang muncul dalam penerapan teori akuntansi tradisional ketika perusahaan menggunakan sistem otomatisasi dan blockchain?
  • Bagaimana digitalisasi dapat menciptakan peluang sekaligus risiko manipulasi informasi akuntansi?
Etika dan Transparansi:
  • Apa risiko etika yang dihadapi akuntan ketika estimasi dan judgement keuangan digantikan oleh algoritma AI?
  • Bagaimana akuntan profesional harus menyikapi tekanan untuk "menyesuaikan" hasil laporan agar tetap menarik bagi investor?
Respon Strategis:
  • Berikan rekomendasi bagaimana perusahaan dan akuntan publik harus menyesuaikan praktik audit dan pengawasan dalam menghadapi sistem akuntansi berbasis teknologi tinggi.
  • Apakah standar pelaporan keuangan saat ini cukup adaptif untuk mengakomodasi kompleksitas keuangan digital dan globalisasi? Jelaskan pandangan Anda.

TA C2025 -> CASE STUDY 2

Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - གིས-

Perusahaan teknologi Indonesia, PT Cerdas Digital, menggunakan sistem berbasis AI untuk melakukan penilaian otomatis atas aset tetap dan properti investasi berdasarkan data pasar real-time dan analisis big data. Sistem ini diklaim dapat menentukan nilai wajar secara cepat dan akurat.

Namun, auditor eksternal mempertanyakan keandalan dan objektivitas dari hasil penilaian tersebut, karena AI dianggap sebagai "black box", di mana proses pengambilan keputusan tidak selalu dapat dijelaskan secara transparan.

Pertanyaan:

  1. Bandingkan pendekatan tradisional penilaian fair value dengan pendekatan berbasis AI dari perspektif teori akuntansi.
  2. Identifikasi dan analisis implikasi epistemologis (sumber dan validitas pengetahuan akuntansi) dari penggunaan AI dalam penentuan fair value.
  3. Usulkan strategi akuntabilitas dan pelaporan yang dapat memastikan bahwa pendekatan AI tetap sesuai dengan standar akuntansi internasional (IFRS 13).