Posts made by Tantowi Jauhari

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Tantowi Jauhari -
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Artikel “Earnings Management: A Literature Review” membahas bagaimana manajer memanfaatkan fleksibilitas akuntansi untuk memengaruhi laba yang dilaporkan. Esensi utama artikel ini adalah bahwa earnings management bukan sekadar fenomena teknis, namun merupakan praktik yang dipengaruhi oleh insentif, konflik kepentingan, dan asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan. Penulis menunjukkan bahwa dari 50 artikel yang direview, sebagian besar penelitian masih melihat earnings management dari sudut opportunistic perspective, yaitu pandangan bahwa manajer cenderung memanipulasi laba untuk keuntungan pribadi seperti bonus, memenuhi perjanjian utang, atau menghindari tekanan regulasi. Hal ini seringkali menyebabkan informasi keuangan kehilangan relevansi dan berpotensi menyesatkan pengguna laporan.

Namun, artikel ini juga mengangkat perspektif kedua, yaitu signaling perspective, yang memandang earnings management dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi internal perusahaan kepada investor. Dalam konteks ini, manajer melakukan smoothing atau penyesuaian laba bukan untuk memanipulasi, tetapi untuk memberikan sinyal positif mengenai prospek jangka panjang perusahaan. Beberapa penelitian yang direview mendukung gagasan bahwa earnings management kadang dapat meningkatkan relevansi informasi keuangan.

Menurut opini saya, artikel ini memberikan gambaran yang seimbang tentang dua sisi earnings management—baik yang merugikan maupun yang berpotensi memberikan manfaat. Namun, dominasi penelitian yang menekankan aspek oportunistik menunjukkan bahwa praktik manipulasi laba masih menjadi masalah serius dalam pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perlu ada peningkatan transparansi, standar pengungkapan, dan pengawasan untuk memastikan bahwa earnings management tidak disalahgunakan. Artikel ini sangat relevan sebagai rujukan bagi akademisi, regulator, dan praktisi untuk memahami kompleksitas di balik penyajian laba perusahaan.

TA2025 -> e-journal

by Tantowi Jauhari -
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Artikel “Enhancing the value of corporate sustainability: An approach for aligning multiple SDGs guides on reporting” menjelaskan bahwa banyak perusahaan masih bingung karena adanya berbagai pedoman SDGs dari standar pelaporan yang berbeda, seperti GRI dan . Perbedaan panduan ini sering membuat perusahaan kesulitan dalam menyusun laporan keberlanjutan yang konsisten dan terstruktur.

Untuk mengatasi hal tersebut, artikel ini menawarkan pendekatan alignment atau penyelarasan. Melalui kerangka ini, perusahaan dapat menghubungkan tujuan SDGs yang relevan dengan strategi bisnis serta indikator pelaporan secara lebih jelas. Studi pada beberapa perusahaan telekomunikasi menunjukkan bahwa penyelarasan panduan SDGs dapat meningkatkan kualitas laporan dan membantu perusahaan menyampaikan komitmen keberlanjutan secara lebih bermakna.

Pendekatan ini juga memiliki nilai praktis bagi perusahaan. Dengan menerapkan kerangka alignment, perusahaan dapat meningkatkan transparansi, mengisi kekurangan dalam pelaporan SDGs, serta memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan. Hal ini membantu perusahaan fokus pada SDGs yang paling terkait dengan aktivitas bisnis mereka sehingga laporan keberlanjutan menjadi lebih relevan.

Meski demikian, artikel ini memiliki keterbatasan. Kerangka yang ditawarkan masih berfokus pada penyelarasan di tingkat tujuan SDGs dan belum mengulas target SDGs yang lebih detail. Selain itu, penerapannya membutuhkan sumber daya, data yang baik, dan komitmen manajemen agar hasilnya benar-benar efektif.

TA2025 -> DISKUSI

by Tantowi Jauhari -
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Setelah menonton video “Reporting on SDGs”, saya memahami bahwa perusahaan saat ini tidak dapat lagi berfokus pada keuntungan finansial semata. Dunia usaha kini dituntut untuk memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat. SDGs berperan sebagai panduan penting agar aktivitas bisnis selaras dengan agenda global, seperti pengurangan emisi, penggunaan energi bersih, serta penciptaan pekerjaan yang layak. Video tersebut menegaskan bahwa ketika perusahaan menyelaraskan strategi bisnisnya dengan tujuan-tujuan SDGs, mereka tidak hanya mengejar profit, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan jangka panjang.

Video ini juga menggambarkan bahwa proses pelaporan SDGs sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang sederhana namun tetap transparan. Perusahaan perlu memilih tujuan SDGs yang paling relevan dengan aktivitasnya, menentukan indikator yang dapat diukur, dan menyampaikan kinerjanya secara jujur kepada publik. Menurut saya, pendekatan seperti ini membuat laporan keberlanjutan lebih bernilai karena tidak hanya menonjolkan keberhasilan, tetapi juga mengungkapkan tantangan yang masih harus dihadapi. Dengan menyajikan laporan yang jujur dan terstruktur, perusahaan dapat membangun kepercayaan pemangku kepentingan serta memperlihatkan bahwa mereka benar-benar berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan.

TA2025 -> CASE STUDY

by Tantowi Jauhari -
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

1. Tantangan utama PT Sumber Hijau dalam menyelaraskan ekspansi dengan prinsip keberlanjutan dan pelaporan SDGs
PT Sumber Hijau menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan antara tujuan ekspansi ekonomi dan kewajiban menjaga kelestarian lingkungan. Ekspansi ke Kalimantan Timur berisiko menimbulkan deforestasi, mengganggu habitat, serta memicu konflik dengan masyarakat adat, sehingga bertentangan dengan SDG 13 dan SDG 15. Di sisi lain, perusahaan ingin memberikan kontribusi pada SDG 8 melalui penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, adanya tekanan dari investor global, LSM lingkungan, serta kebutuhan untuk memenuhi prinsip ESG mengharuskan perusahaan meningkatkan transparansi, tata kelola, dan kualitas pelaporan keberlanjutan, yang sering kali tidak mudah dilakukan dalam kondisi operasional yang kompleks.

2. Pendekatan teori akuntansi positif dan normatif dalam memahami pelaporan keuangan kasus ini
Teori akuntansi positif membantu menjelaskan motivasi manajemen dalam menyampaikan informasi keberlanjutan, dimana pelaporan dilakukan bukan hanya karena kewajiban moral, tetapi karena adanya tekanan pasar, tuntutan investor, dan insentif ekonomi. Dalam konteks PT Sumber Hijau, perusahaan mungkin memperluas pengungkapan ESG untuk menjaga reputasi di mata investor, meminimalkan risiko regulasi, serta memperoleh legitimasi sosial. Sementara itu, teori akuntansi normatif menekankan bagaimana pelaporan seharusnya dilakukan secara etis dan ideal. Pendekatan ini mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan bertanggung jawab mengenai dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta mengacu pada standar seperti GRI dan SDGs, meskipun PSAK belum sepenuhnya mengatur isu ESG.

3. Integrasi pelaporan SDGs ke dalam laporan keuangan meski PSAK belum mengakomodasi ESG
PT Sumber Hijau dapat mengintegrasikan pelaporan SDGs dengan menggunakan pendekatan Integrated Reporting () yang menggabungkan informasi keuangan dan non-keuangan dalam satu dokumen strategis. Selain itu, perusahaan dapat menyusun laporan keberlanjutan berbasis GRI yang kemudian dirujuk silang dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK), sehingga tetap selaras dengan PSAK. Perusahaan juga dapat menambahkan pengungkapan risiko lingkungan berdasarkan PSAK 1, serta mengadopsi standar internasional seperti SASB dan TCFD untuk mengungkap risiko iklim dan keberlanjutan secara lebih rinci. Dengan kombinasi standar tersebut, perusahaan mampu menjembatani kebutuhan pelaporan ESG yang semakin mendesak meskipun PSAK belum memberikan pedoman spesifik.

4. Saran penyusunan narasi laporan yang memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan lokal dan global
Dalam menyusun narasi laporan, perusahaan perlu menjelaskan secara transparan dampak ekspansi terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk langkah mitigasi seperti perlindungan hutan, konservasi keanekaragaman hayati, serta strategi pengurangan emisi. Narasi juga harus menunjukkan komitmen perusahaan terhadap hak masyarakat adat melalui penerapan FPIC serta program pemberdayaan dan penciptaan lapangan kerja lokal. Selain itu, laporan harus mengaitkan secara jelas kontribusi perusahaan terhadap SDG 8, 13, dan 15, disertai indikator kinerja yang terukur dan target jangka panjang. Dengan pendekatan komunikasi yang jujur, seimbang, dan berbasis data ini, perusahaan dapat memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan global sekaligus menjaga legitimasi di mata masyarakat lokal.