Posts made by Indah Rahma alfiah

TA2025 -> DISKUSI

by Indah Rahma alfiah -
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

Setelah menonton video “Reporting on SDGs”, saya memahami bahwa orientasi perusahaan saat ini tidak lagi semata-mata berfokus pada pencapaian laba, melainkan juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan diharapkan berperan aktif dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan melalui kontribusi nyata, seperti pengelolaan lingkungan yang lebih baik, pemanfaatan energi terbarukan, serta penciptaan kesempatan kerja yang berkelanjutan. SDGs berfungsi sebagai kerangka acuan global yang membantu perusahaan menyelaraskan strategi bisnisnya dengan kepentingan masyarakat dan lingkungan secara lebih luas. Melalui keterkaitan tersebut, perusahaan dapat menunjukkan bahwa keberhasilannya tidak hanya diukur dari kinerja keuangan, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan.
Video tersebut juga menekankan bahwa pelaporan SDGs perlu disusun dengan cara yang jelas, relevan, dan mudah dipahami. Prosesnya dimulai dari identifikasi tujuan SDGs yang paling berkaitan dengan aktivitas inti perusahaan, kemudian menentukan indikator kinerja yang terukur, serta mengomunikasikan capaian dan progresnya secara terbuka kepada para pemangku kepentingan. Menurut pandangan saya, pendekatan ini membuat pelaporan menjadi lebih kredibel karena tidak hanya menonjolkan pencapaian, tetapi juga mengungkapkan keterbatasan dan tantangan yang dihadapi. Dengan transparansi seperti ini, perusahaan dapat memperkuat kepercayaan publik dan menegaskan komitmen jangka panjangnya terhadap keberlanjutan.

TA2025 -> CASE STUDY

by Indah Rahma alfiah -
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

1. Tantangan Utama PT Sumber Hijau dalam Ekspansi Bisnis Berbasis Keberlanjutan dan Pelaporan SDGs
Tantangan utama PT Sumber Hijau terletak pada menyelaraskan tujuan ekspansi bisnis dengan prinsip keberlanjutan yang menuntut keseimbangan antara kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ekspansi sering kali membutuhkan peningkatan produksi dan eksploitasi sumber daya, yang berpotensi bertentangan dengan komitmen terhadap pengurangan emisi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
Selain itu, perusahaan menghadapi tantangan dalam pelaporan SDGs, khususnya terkait keterbatasan standar akuntansi keuangan konvensional yang belum sepenuhnya mengakomodasi pengungkapan ESG (Environmental, Social, and Governance). Tantangan lain mencakup:
Kesulitan pengukuran dampak sosial dan lingkungan secara kuantitatif.
Biaya implementasi sistem pelaporan keberlanjutan.
Kesiapan sumber daya manusia dan sistem informasi.
Tekanan dari pemangku kepentingan global yang menuntut transparansi lebih tinggi dibandingkan standar lokal.

2. Pendekatan Teori Akuntansi Positif dan Normatif dalam Memahami Pelaporan Keuangan
Teori Akuntansi Positif digunakan untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa PT Sumber Hijau menyusun pelaporan keuangan dan keberlanjutan dengan cara tertentu. Dalam konteks ini, perusahaan cenderung menyesuaikan pengungkapan SDGs untuk:
Mengurangi tekanan regulator dan investor.
Meningkatkan reputasi perusahaan.
Meminimalkan biaya politik dan risiko legitimasi.
Sementara itu, Teori Akuntansi Normatif berfokus pada bagaimana seharusnya pelaporan dilakukan. Teori ini menekankan bahwa PT Sumber Hijau seharusnya tidak hanya mengejar kepatuhan minimum, tetapi juga menyusun laporan yang mencerminkan tanggung jawab etis terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam perspektif normatif, pelaporan SDGs dipandang sebagai kewajiban moral untuk menunjukkan kontribusi nyata perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan.
Kombinasi kedua pendekatan ini membantu memahami kesenjangan antara praktik pelaporan saat ini dan praktik ideal yang diharapkan oleh pemangku kepentingan
3. Integrasi Pelaporan SDGs ke dalam Laporan Keuangan di Tengah Keterbatasan PSAK
Meskipun PSAK belum sepenuhnya mengatur pelaporan ESG, PT Sumber Hijau tetap dapat mengintegrasikan pelaporan SDGs melalui beberapa pendekatan berikut:
Sustainability Report terpisah
Mengacu pada standar GRI (Global Reporting Initiative) untuk mengungkap dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan secara sistematis, serta memetakan kontribusi perusahaan terhadap tujuan SDGs.
Integrated Reporting ()
Menggunakan kerangka kerja International Integrated Reporting Council (IIRC) untuk menghubungkan kinerja keuangan dengan modal non-keuangan (modal sosial, lingkungan, dan manusia).
Pengungkapan Tambahan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Mengungkap risiko dan peluang terkait ESG, komitmen keberlanjutan, serta belanja lingkungan dan sosial yang relevan secara material.
Referensi Standar Internasional
Mengadopsi IFRS Sustainability Disclosure Standards (ISSB – IFRS S1 & S2) sebagai pelengkap PSAK, khususnya untuk kebutuhan investor global.
Penerapannya dilakukan secara bertahap dengan memastikan konsistensi data, relevansi material, dan keterkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.

4. Penyusunan Narasi Pelaporan Kemiskinan untuk Pemangku Kepentingan Lokal dan Global
Sebagai akuntan yang bertanggung jawab dalam pelaporan kemiskinan, pendekatan narasi yang disarankan adalah narasi berbasis dampak (impact-based narrative). Narasi ini harus:
Menjelaskan konteks lokal, seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar wilayah operasional.
Mengaitkan program perusahaan (misalnya pemberdayaan UMKM, penyerapan tenaga kerja lokal, dan pelatihan keterampilan) dengan SDG 1 (No Poverty) dan SDG terkait lainnya.
Menyajikan kombinasi data kuantitatif (jumlah penerima manfaat, dana yang dialokasikan, hasil program) dan cerita kualitatif (testimoni masyarakat, perubahan kondisi sosial).
Menggunakan bahasa yang transparan, tidak defensif, dan menghindari kesan greenwashing atau social washing.
Dengan pendekatan ini, laporan PT Sumber Hijau dapat memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan lokal yang menuntut dampak nyata, sekaligus memenuhi standar global yang menekankan akuntabilitas, keterbandingan, dan transparansi.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Indah Rahma alfiah -
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

Jurnal 1
Jurnal ini menyoroti bahwa implementasi XBRL di sektor keuangan Yordania berkontribusi signifikan dalam meningkatkan keterbukaan dan efisiensi pelaporan keuangan berbasis digital. Standarisasi data melalui XBRL memungkinkan informasi keuangan diproses secara lebih sistematis, mempercepat penyampaian laporan, serta meminimalkan asimetri informasi antar pemangku kepentingan. Menurut pandangan saya, penerapan XBRL merupakan kebijakan yang tepat bagi negara berkembang untuk membangun sistem pelaporan keuangan yang lebih transparan dan kredibel. Walaupun masih terdapat kendala terkait infrastruktur teknologi dan kompetensi sumber daya manusia, penerapan XBRL secara konsisten berpotensi besar meningkatkan kualitas dan keandalan informasi keuangan.

Jurnal 2
Jurnal ini membahas pengaruh adopsi XBRL terhadap penurunan biaya ekuitas pada perusahaan terbuka di Indonesia. Berdasarkan penelitian terhadap 59 perusahaan, hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan XBRL mampu menekan biaya ekuitas melalui peningkatan transparansi, kualitas, dan keterbandingan laporan keuangan. Selain itu, XBRL membantu investor dalam mengakses dan menganalisis informasi secara lebih efisien. Menurut saya, penerapan XBRL merupakan langkah strategis untuk memperkuat kepercayaan investor dan mendorong praktik tata kelola perusahaan yang lebih baik. Namun demikian, keberhasilan implementasinya sangat dipengaruhi oleh kesiapan regulasi, sistem teknologi yang memadai, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia agar manfaat XBRL dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh pelaku pasar.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Indah Rahma alfiah -
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

1. Jurnal Pertama
Jurnal ini membahas bagaimana teori akuntansi normatif dan positif diterapkan dalam kebijakan akuntansi dua perusahaan besar Indonesia yang berasal dari sektor industri berbeda, yaitu manufaktur (PT Astra International Tbk) dan teknologi (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) selama periode 2017–2024. Penelitian menggunakan metode studi pustaka dengan analisis kualitatif terhadap laporan tahunan dan literatur akademik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Astra International Tbk lebih dominan menerapkan pendekatan teori normatif, yang menekankan kepatuhan terhadap standar akuntansi, transparansi, serta legitimasi sosial. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik industri manufaktur yang padat modal, berisiko lingkungan tinggi, dan berada di bawah tekanan regulasi yang ketat.
Sebaliknya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cenderung menerapkan pendekatan teori positif, yang bersifat lebih fleksibel dan pragmatis. Kebijakan akuntansi digunakan sebagai alat strategis manajerial untuk menyesuaikan diri dengan dinamika industri teknologi, tekanan pasar modal, dan pengelolaan laba. Jurnal ini menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi merupakan hasil negosiasi antara tuntutan normatif dan kepentingan pragmatis, serta tidak bersifat universal untuk semua sektor.

2. Resume Jurnal Kedua
Jurnal ini mengulas secara konseptual Positive Accounting Theory (PAT) dan kontribusinya dalam menjelaskan serta memprediksi pilihan kebijakan akuntansi manajemen. Melalui kajian literatur, artikel ini menegaskan bahwa PAT berangkat dari kritik terhadap teori normatif yang dinilai tidak empiris dan terlalu idealistik.
PAT menekankan bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi berdasarkan kepentingan ekonomi dan kontraktual. Tiga hipotesis utama PAT yang dibahas adalah:
Bonus Plan Hypothesis – manajer cenderung memilih metode yang meningkatkan laba untuk memaksimalkan bonus.
Debt Covenant Hypothesis – manajer memilih kebijakan yang meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang.
Political Cost Hypothesis – perusahaan besar cenderung menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi tekanan politik.
Jurnal ini juga mengulas kritik terhadap PAT, baik dari sisi metodologi maupun filsafat ilmu, namun menegaskan bahwa PAT tetap relevan karena mampu menjelaskan perilaku nyata dalam praktik akuntansi serta menjadi dasar penting penelitian empiris hingga saat ini.

Menurut saya, kedua jurnal ini saling melengkapi secara teoritis dan praktis. Jurnal pertama memberikan bukti empiris kontekstual di Indonesia bahwa pilihan kebijakan akuntansi sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri dan tekanan institusional. Jurnal kedua memperkuat dasar teoritis dengan menjelaskan mengapa manajemen bertindak rasional dan oportunistik dalam memilih kebijakan akuntansi.
Saya berpendapat bahwa tidak tepat jika teori normatif dan positif dipertentangkan secara dikotomis. Dalam praktik, perusahaan membutuhkan kombinasi keduanya: teori normatif sebagai landasan etika, kepatuhan, dan legitimasi; serta teori positif sebagai alat analisis perilaku manajerial dan realitas pasar. Oleh karena itu, pluralisme teori akuntansi menjadi sangat penting agar pelaporan keuangan tidak hanya benar secara standar, tetapi juga relevan dengan dinamika bisnis.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Indah Rahma alfiah -
Nama : Indah Rahma Alfiah
Npm : 2413031015

Manajemen Pendapatan: Tinjauan Literatur
Artikel Manajemen Pendapatan: Tinjauan Literatur membahas konsep, motivasi, serta implikasi praktik manajemen pendapatan (earnings management) dalam pelaporan keuangan perusahaan. Manajemen pendapatan didefinisikan sebagai upaya manajemen dalam memengaruhi angka laba yang dilaporkan melalui pilihan kebijakan akuntansi atau estimasi tertentu, dengan tetap berada dalam koridor standar akuntansi yang berlaku. Literatur menegaskan bahwa praktik ini muncul karena adanya fleksibilitas dalam standar akuntansi dan perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan sebagaimana dijelaskan dalam teori keagenan.

Artikel ini mengelompokkan manajemen pendapatan ke dalam dua bentuk utama, yaitu manajemen pendapatan berbasis akrual dan manajemen pendapatan riil. Manajemen pendapatan berbasis akrual dilakukan melalui penyesuaian estimasi akuntansi, seperti cadangan kerugian piutang, penyusutan, dan pengakuan pendapatan. Sementara itu, manajemen pendapatan riil dilakukan melalui keputusan operasional, seperti pemberian diskon besar untuk meningkatkan penjualan atau pengurangan biaya tertentu yang berdampak pada arus kas.

Literatur juga mengungkap berbagai motivasi manajemen pendapatan, antara lain untuk memenuhi target laba, menjaga stabilitas laba, memperoleh bonus manajemen, serta mempertahankan kepercayaan investor dan kreditor. Namun, praktik ini memiliki konsekuensi negatif karena dapat menurunkan kualitas laba dan meningkatkan asimetri informasi, sehingga laporan keuangan tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya.

Opini saya, artikel ini menegaskan bahwa manajemen pendapatan merupakan fenomena yang kompleks dan tidak selalu bersifat ilegal, tetapi berpotensi merugikan jika dilakukan secara oportunistik. Dalam konteks pasar berkembang seperti Indonesia, penguatan tata kelola perusahaan, kualitas audit, dan transparansi pengungkapan menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif manajemen pendapatan dan menjaga kredibilitas laporan keuangan.