Posts made by Eris Ana Dita

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Video :
Video Edspira menjelaskan bahwa earnings management adalah praktik memanipulasi laba dengan mengatur waktu transaksi agar laba tercatat terlihat lebih baik sesuai tujuan manajemen. Contohnya, perusahaan memiliki tanah yang dibeli seharga $1.000 dengan nilai pasar saat ini $1.700, namun belum terjual sehingga keuntungan $700 belum terealisasi dan tidak dicatat dalam laporan laba rugi. Jika di tahun berjalan laba perusahaan turun, manajemen dapat memilih menjual tanah tersebut agar keuntungan $700 ini direalisasikan dan menaikkan laba tahun tersebut. Praktik ini legal dan tidak dianggap fraud karena tanah memang dijual, tetapi penjualan dilakukan semata untuk menaikkan laba tahun saat itu, bukan karena alasan ekonomi yang mendesak. Ada juga praktik manajemen laba yang menurunkan laba (earnings smoothing) dengan menyimpan cadangan laba untuk dipakai saat kondisi perusahaan buruk, menciptakan citra laba yang lebih stabil.

Artikel :
Artikel menjelaskan dua perspektif utama earnings management. Pertama, perspektif oportunistik, di mana manajer menggunakan praktik ini untuk memaksimalkan keuntungan pribadi seperti bonus atau memenuhi persyaratan hutang melalui manipulasi laba yang dapat menyesatkan pemangku kepentingan. Kedua, perspektif sinyal, yang menganggap earnings management sebagai cara manajer memberikan sinyal positif tentang prospek perusahaan kepada investor, sehingga mempengaruhi harga saham dan ekspektasi pasar. Studi menunjukkan mayoritas penelitian earnings management masih dari perspektif oportunistik, dengan pendekatan kuantitatif lebih dominan terutama menggunakan model akrual. Secara metodologis, earnings management dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama: manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Manajemen laba riil lebih sulit terdeteksi dan melibatkan perubahan aktivitas operasional untuk mencapai target laba tertentu.

Opini saya, earnings management adalah praktik yang kompleks dan memiliki dua sisi. Dari sisi negatif, praktik ini dapat mengurangi transparansi dan menyesatkan pengguna laporan keuangan, yang berpotensi merugikan investor dan kreditor. Namun, dari sisi positif, jika dilaksanakan dalam batas tertentu, earnings management bisa menjadi alat komunikasi yang berguna untuk memperhalus ketidakpastian laba dan membantu investor membuat keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, penting adanya regulasi dan pengawasan yang ketat agar earnings management tidak berkembang menjadi manipulasi yang merugikan semua pihak.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Jurnal 1: Does XBRL Adoption Increase Financial Information Transparency in Digital Disclosure Environment?

Jurnal ini mengeksplorasi dampak adopsi XBRL terhadap transparansi informasi keuangan di perusahaan-perusahaan keuangan di Yordania. Dengan melibatkan 124 responden dari kalangan manajer dan auditor, penelitian ini menemukan bahwa adopsi XBRL meningkatkan transparansi informasi keuangan, yang pada gilirannya mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih baik. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pemahaman dan penerimaan XBRL di kalangan praktisi keuangan di Yordania. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa XBRL dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam laporan keuangan, terutama di negara berkembang seperti Yordania. Namun, perlu ada lebih banyak sosialisasi dan pelatihan bagi para pemangku kepentingan untuk memaksimalkan penggunaan XBRL di pasar modal mereka.

Jurnal 2 : Digitalization of Financial Reporting Through XBRL and the Cost of Equity

Jurnal ini membahas hubungan antara adopsi XBRL (Extensible Business Reporting Language) dan biaya ekuitas di perusahaan-perusahaan terdaftar di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 59 perusahaan selama periode sebelum dan sesudah adopsi XBRL. Hasilnya menunjukkan bahwa adopsi XBRL secara signifikan dapat mengurangi biaya ekuitas, terutama bagi perusahaan besar. Penelitian ini juga mengidentifikasi variabel kontrol yang mempengaruhi hubungan tersebut, seperti ukuran perusahaan dan leverage.
Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang manfaat XBRL dalam meningkatkan transparansi dan mengurangi biaya ekuitas, yang sangat relevan di pasar modal Indonesia. Namun, tantangan dalam implementasi dan pemahaman tentang XBRL perlu diatasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh semua pemangku kepentingan.

TA2025 -> CASE STUDY

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

1. Tantangan Utama PT Sumber HijauPT Sumber Hijau menghadapi tantangan menyelaraskan ekspansi bisnis dengan prinsip keberlanjutan, yaitu: tekanan dari LSM lingkungan dan masyarakat adat terkait risiko kerusakan hutan hujan tropis dan gangguan ekosistem lokal.Kebutuhan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan sesuai SDG 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi), SDG 13 (Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).

2. Pendekatan Teori Akuntansi Positif dan NormatifTeori akuntansi positif menjelaskan pelaporan keberlanjutan sebagai respons adaptif perusahaan terhadap tekanan pasar, investor, dan kondisi bisnis yang dinamis, untuk mendukung pengambilan keputusan strategis (misalnya fleksibilitas dalam pelaporan ESG).Teori akuntansi normatif menekankan pelaporan sebagai kewajiban moral dan sosial perusahaan untuk memenuhi harapan normatif masyarakat dan menjaga legitimasi sosial (misalnya pelaporan CSR sebagai bagian dari strategi mempertahankan kepercayaan publik).Kedua teori ini dapat digunakan untuk memahami keputusan PT Sumber Hijau dalam pelaporan keberlanjutan, baik sebagai strategi memenuhi tuntutan stakeholder dan juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang mengikat secara moral.

3. Integrasi Pelaporan SDGs ke dalam Laporan Keuangan PSAKMeskipun PSAK belum sepenuhnya mengatur pelaporan ESG, PT Sumber Hijau dapat mengintegrasikan informasi keberlanjutan dengan menggunakan pendekatan terpisah namun terkait (seperti laporan keberlanjutan spesifik yang mengacu pada standar GRI).Menyusun laporan keberlanjutan yang berdampingan dengan laporan keuangan konvensional, dengan menautkan indikator kinerja ESG dan SDGs yang relevan serta menyajikan narasi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan.

4. Standar dan Pendekatan PelaporanStandar GRI (Global Reporting Initiative) adalah acuan utama yang banyak dipakai perusahaan untuk menyusun laporan keberlanjutan sesuai dengan praktik global dan mengakomodasi kebutuhan pengukuran dampak non-keuangan.GRI memberikan struktur disclosure yang komprehensif, termasuk pengelolaan aspek sosial, lingkungan, dan tata kelola.Laporan keberlanjutan yang memuat indikator GRI yang paralel dengan SDGs dapat memudahkan pelaporan dan peningkatan reputasi perusahaan.

5. Saran Penyusunan Narasi Laporan KeberlanjutanNarasi laporan harus transparan dan mengakui dilema antara ekspansi ekonomi dan konservasi lingkungan, menjelaskan strategi mitigasi dan kontribusi positif terhadap SDGs.Menyajikan data dan cerita yang mudah dipahami serta relevan bagi stakeholder lokal (misalnya masyarakat adat dan LSM) dan global (investor dan regulator).Menggambarkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.