Nama : Ridho Azhari Putra
NPM : 2415061039
Kelas : PSTI-D
Dalam arus globalisasi yang semakin pesat, media massa memiliki peran penting sebagai pengontrol sosial di masyarakat Indonesia. Selain berfungsi sebagai sumber informasi, media massa diharapkan mampu menjadi penuntun nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam diri setiap individu. Sebagai negara berideologi Pancasila, Indonesia mengharapkan media massa tidak hanya sekadar menyajikan berita, tetapi juga aktif dalam menanamkan nilai-nilai luhur seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan.
Namun, seiring berjalannya waktu, media massa semakin terfokus pada kepentingan komersial dan politik. Informasi yang disampaikan sering kali lebih menonjolkan aspek sensasional dibandingkan substansi yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Akibatnya, masyarakat kerap disajikan berita yang tidak diverifikasi dengan baik dan seringkali mengundang kontroversi. Informasi yang seharusnya menguatkan rasa persatuan justru menimbulkan ketidakpercayaan dan kaburnya batas antara kebenaran dan kebohongan, seolah media hanya berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tanpa mendidik, yang tentu berisiko pada tatanan sosial.
Padahal, media massa memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah sosial. Sebagai ruang publik, media bisa menjadi tempat bagi masyarakat untuk bertukar pandangan dan berdiskusi mengenai isu-isu yang penting bagi kehidupan mereka. Bayangkan jika media massa menerapkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam setiap liputannya—nilai ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan akan semakin kuat tertanam di tengah masyarakat.
Sayangnya, peran tersebut belum berjalan maksimal. Jurnal ini mengungkapkan bahwa belum ada upaya serius dari media untuk melaksanakan kontrol sosial yang didasarkan pada Pancasila. Alih-alih mendukung pembentukan karakter nasionalis yang kuat, media massa seringkali menimbulkan ketegangan, individualisme, dan sikap liberal yang mengancam moralitas bangsa. Tantangan ini semakin besar, terutama dengan perkembangan teknologi dan globalisasi yang membawa arus informasi asing begitu deras dan cepat.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya perubahan dalam dunia media massa di Indonesia. Pelatihan etika jurnalisme yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta pengawasan ketat dari lembaga independen menjadi langkah yang sangat penting. Dengan adanya solusi ini, media diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dalam menyajikan berita, bukan sekadar demi kepentingan komersial, tetapi juga untuk menjaga karakter dan moral masyarakat Indonesia.
NPM : 2415061039
Kelas : PSTI-D
Dalam arus globalisasi yang semakin pesat, media massa memiliki peran penting sebagai pengontrol sosial di masyarakat Indonesia. Selain berfungsi sebagai sumber informasi, media massa diharapkan mampu menjadi penuntun nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam diri setiap individu. Sebagai negara berideologi Pancasila, Indonesia mengharapkan media massa tidak hanya sekadar menyajikan berita, tetapi juga aktif dalam menanamkan nilai-nilai luhur seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan.
Namun, seiring berjalannya waktu, media massa semakin terfokus pada kepentingan komersial dan politik. Informasi yang disampaikan sering kali lebih menonjolkan aspek sensasional dibandingkan substansi yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Akibatnya, masyarakat kerap disajikan berita yang tidak diverifikasi dengan baik dan seringkali mengundang kontroversi. Informasi yang seharusnya menguatkan rasa persatuan justru menimbulkan ketidakpercayaan dan kaburnya batas antara kebenaran dan kebohongan, seolah media hanya berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tanpa mendidik, yang tentu berisiko pada tatanan sosial.
Padahal, media massa memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah sosial. Sebagai ruang publik, media bisa menjadi tempat bagi masyarakat untuk bertukar pandangan dan berdiskusi mengenai isu-isu yang penting bagi kehidupan mereka. Bayangkan jika media massa menerapkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam setiap liputannya—nilai ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan akan semakin kuat tertanam di tengah masyarakat.
Sayangnya, peran tersebut belum berjalan maksimal. Jurnal ini mengungkapkan bahwa belum ada upaya serius dari media untuk melaksanakan kontrol sosial yang didasarkan pada Pancasila. Alih-alih mendukung pembentukan karakter nasionalis yang kuat, media massa seringkali menimbulkan ketegangan, individualisme, dan sikap liberal yang mengancam moralitas bangsa. Tantangan ini semakin besar, terutama dengan perkembangan teknologi dan globalisasi yang membawa arus informasi asing begitu deras dan cepat.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya perubahan dalam dunia media massa di Indonesia. Pelatihan etika jurnalisme yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta pengawasan ketat dari lembaga independen menjadi langkah yang sangat penting. Dengan adanya solusi ini, media diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dalam menyajikan berita, bukan sekadar demi kepentingan komersial, tetapi juga untuk menjaga karakter dan moral masyarakat Indonesia.