Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038
Kelas : B
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di 600 SMA negeri di Provinsi Jawa Barat. Populasi mencakup keseluruhan subjek yang menjadi target penelitian dan memiliki karakteristik yang ingin diteliti, yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran hybrid. Sementara itu, sampel adalah sebagian siswa kelas XI yang dipilih dari beberapa SMA negeri terpilih di berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat yang dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Pengambilan sampel diperlukan karena tidak mungkin meneliti seluruh populasi yang sangat besar dan tersebar luas mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga penelitian. Sampel yang representatif akan memberikan hasil yang dapat digeneralisasi ke populasi.
2. Teknik sampling yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Stratified Cluster Random Sampling. Teknik ini dipilih karena beberapa alasan utama. Pertama, populasi tersebar di 27 kota/kabupaten sehingga cluster sampling lebih efisien secara geografis dan ekonomis. Kedua, adanya heterogenitas kondisi sosial-ekonomi dan infrastruktur digital antar daerah memerlukan stratifikasi untuk memastikan semua kategori terwakili. Ketiga, teknik ini meningkatkan representativitas dengan menjamin setiap stratum mendapat porsi dalam sampel.
Penerapannya dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama adalah stratifikasi, yaitu mengelompokkan 27 kota/kabupaten menjadi tiga stratum: stratum 1 untuk kota besar seperti Bandung dan Bekasi, stratum 2 untuk kota sedang dan kabupaten maju, serta stratum 3 untuk kabupaten dengan infrastruktur terbatas. Tahap kedua adalah pemilihan cluster dengan memilih secara acak 2-4 kota/kabupaten dari setiap stratum. Tahap ketiga adalah sampling sekolah, yaitu memilih 3-5 SMA secara acak dari setiap cluster yang menerapkan pembelajaran hybrid secara konsisten. Tahap keempat adalah penentuan sampel siswa dengan mengambil siswa kelas XI dari setiap sekolah terpilih secara proporsional. Dengan cara ini, diharapkan diperoleh sekitar 30-40 sekolah dengan total 3.000-4.000 siswa sebagai sampel yang representatif.
3. Jika peneliti hanya mengambil sampel dari sekolah di kota besar seperti Bandung dan Bekasi, terdapat beberapa kelemahan serius terhadap validitas hasil penelitian. Pertama, validitas eksternal atau generalisabilitas hasil menjadi sangat rendah karena karakteristik kota besar tidak dapat mewakili kondisi seluruh Jawa Barat, terutama daerah kabupaten dan pedesaan. Kedua, terjadi sampling bias yang signifikan karena infrastruktur digital, akses internet, dan kondisi sosial-ekonomi di kota besar jauh lebih baik dibanding daerah lain, sehingga sampel menjadi terlalu homogen dan tidak menangkap variasi yang ada dalam populasi.
Ketiga, kesimpulan penelitian bisa menjadi menyesatkan karena pembelajaran hybrid mungkin efektif di kota besar dengan fasilitas memadai, tetapi bisa gagal ketika diterapkan di daerah dengan keterbatasan infrastruktur. Hal ini berpotensi menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tidak tepat sasaran. Keempat, pendekatan ini mengabaikan faktor-faktor kontekstual penting seperti kesenjangan digital antar wilayah, perbedaan kualitas guru, variasi dukungan orang tua, dan kesiapan siswa di berbagai daerah. Akibatnya, hasil penelitian tidak dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan yang adil dan komprehensif untuk seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat.