Nama: Rika Rahayu
NPM: 2313031052
1.Populasi dan sampel
a. Populasi:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA negeri di Provinsi Jawa Barat. Populasi ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui efektivitas metode pembelajaran hybrid di semua SMA negeri yang ada di wilayah tersebut.
b. Sampel:
Sampel adalah sebagian sekolah dan siswa kelas XI yang mewakili seluruh SMA negeri di Provinsi Jawa Barat. Sampel ini diambil karena jumlah populasi (600 SMA) terlalu besar dan tersebar luas, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti semuanya secara langsung.
Alasannya:
Dengan mengambil sebagian sekolah yang mewakili karakteristik populasi (misalnya dari berbagai wilayah dan kondisi sosial-ekonomi), peneliti dapat memperoleh hasil yang tetap dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi.
2.Teknik sampling yang paling tepat
Teknik yang paling tepat digunakan adalah stratified random sampling (sampling bertingkat/berstrata).
Alasan:
- Kondisi SMA di Jawa Barat tidak homogen , setiap kota/kabupaten memiliki perbedaan sosial, ekonomi, dan infrastruktur digital.
- Dengan stratified sampling, populasi dapat dibagi ke dalam beberapa strata (lapisan) berdasarkan kriteria tertentu, misalnya wilayah (kota besar, kota sedang, dan daerah terpencil) atau tingkat fasilitas digital.
- Dari setiap strata tersebut, peneliti dapat mengambil sampel secara acak agar tetap representatif.
Cara menerapkannya:
1. Bagi SMA negeri di Jawa Barat ke dalam beberapa strata, misalnya berdasarkan wilayah (Bandung Raya, Priangan Timur, Pantura, dan lain-lain).
2. Tentukan jumlah sekolah yang akan dijadikan sampel dari tiap strata secara proporsional terhadap jumlah sekolah di strata tersebut.
3. Pilih sekolah secara acak dari setiap strata.
4. Dari setiap sekolah terpilih, ambil beberapa siswa kelas XI sebagai responden.
Dengan cara ini, sampel yang diperoleh dapat mewakili variasi kondisi yang ada di seluruh provinsi.
3.Potensi kelemahan jika hanya mengambil sampel dari kota besarJika peneliti hanya mengambil sampel dari kota besar seperti Bandung dan Bekasi, maka hasil penelitian tidak akan mewakili seluruh populasi karena kondisi sekolah di kota besar jauh berbeda dengan daerah lain.
Potensi kelemahannya:
a. Tidak representatif
Sekolah di kota besar biasanya memiliki fasilitas digital yang lebih baik, guru lebih terlatih, dan siswa lebih terbiasa dengan teknologi, sehingga hasilnya bisa lebih tinggi dibandingkan sekolah di daerah.
b. Bias hasil penelitian
Kesimpulan tentang efektivitas pembelajaran hybrid bisa terlalu optimis dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di seluruh Jawa Barat.
c. Validitas eksternal rendah
Hasil penelitian sulit digeneralisasikan ke sekolah-sekolah di daerah dengan kondisi sosial dan infrastruktur berbeda.