Silakan anda membuat summary tentang teknik sampling dari buku/jurnal, silakan dikirim di sini, kemudian anda kemukakan dalam forum diskusi ini teknik sampling mana yang sering digunakan dalam riset pendidikan ekonomi dan sertakan argumentasi teoretiknya.
Penugasan mandiri
NPM: 2313031048
Berdasarkan beberapa literatur metodologi penelitian (Iba & Wardhana, 2023; Susanto dkk., 2024; Mardhiyah, 2024), teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar:
1. Probability Sampling
-Semua anggota populasi punya kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
-Contohnya: simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling.
-Kelebihannya: hasil penelitian lebih bisa digeneralisasi ke populasi karena representatif.
-Kekurangannya: sering butuh data populasi lengkap dan prosedurnya bisa lebih rumit.
2. Non-Probability Sampling
-Tidak semua anggota populasi punya peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan biasanya berdasarkan pertimbangan peneliti.
-Contohnya: purposive sampling, quota sampling, snowball sampling, dan convenience sampling.
-Kelebihannya: praktis, cepat, dan cocok jika data populasi lengkap sulit diperoleh.
-Kekurangannya: tingkat generalisasi rendah karena sampel bisa bias.
Teknik Sampling yang Sering Dipakai di Penelitian Pendidikan Ekonomi
Dalam penelitian pendidikan, khususnya di bidang ekonomi, teknik yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling dan purposive sampling.
1. Stratified Random Sampling
Digunakan ketika populasi siswa heterogen, misalnya berbeda jurusan, kelas, atau tingkat prestasi. Dengan stratifikasi, tiap kelompok (strata) terwakili secara proporsional.
Alasan teoretis: teknik ini meningkatkan representativitas dan mengurangi bias karena setiap subkelompok dalam populasi memiliki peluang masuk sampel sesuai proporsinya (Creswell, 2018).
2. Purposive Sampling
Banyak dipakai terutama jika peneliti punya kriteria tertentu, misalnya hanya siswa kelas XI jurusan IPS atau hanya sekolah negeri tertentu.
Alasan teoretis: purposive sesuai dengan tujuan penelitian karena memungkinkan peneliti memilih sampel yang dianggap paling relevan dan bisa memberi data sesuai fokus penelitian (Sugiyono, 2019).
Argumentasi Teoretik
-Menurut teori metodologi, semakin representatif sampel, semakin kuat generalisasi hasil penelitian (Iba & Wardhana, 2023). Oleh karena itu, stratified random sampling cocok untuk penelitian kuantitatif pendidikan ekonomi.
-Namun, penelitian pendidikan sering menghadapi keterbatasan (akses siswa, waktu, izin sekolah). Maka, purposive sampling tetap banyak dipakai karena lebih fleksibel dan fokus pada kelompok yang relevan dengan topik penelitian (Mardhiyah, 2024).
-Jadi, pilihan teknik sampling biasanya menyesuaikan tujuan, desain penelitian, dan kondisi lapangan.
NPM: 2313031052
Teknik sampling atau pengambilan sampel merupakan langkah penting dalam penelitian karena menentukan seberapa representatif data yang diperoleh terhadap populasi.
Berdasarkan literatur dari berbagai sumber (misalnya Makwana, 2023; Sugiyono, 2019; dan Creswell, 2014), teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1.probability sampling, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Jenis-jenisnya meliputi simple random sampling (pemilihan acak sederhana), systematic sampling (pemilihan setiap elemen ke-n dari populasi), stratified random sampling (populasi dibagi menjadi beberapa strata berdasarkan karakteristik tertentu, kemudian diambil sampel dari tiap strata), dan cluster sampling (populasi dibagi menjadi kelompok-kelompok atau klaster, lalu diambil beberapa klaster secara acak untuk dijadikan sampel).
2.non-probability sampling, tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih, karena pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu. Jenisnya meliputi purposive sampling, convenience sampling, quota sampling, dan snowball sampling.
Dalam penelitian bidang pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling dan cluster sampling. Penggunaan stratified random sampling didasari oleh karakteristik populasi dalam pendidikan yang biasanya heterogen, misalnya perbedaan jenjang sekolah, jenis kelamin, latar belakang ekonomi, atau lokasi sekolah. Dengan membagi populasi ke dalam strata, peneliti dapat memperoleh sampel yang lebih representatif dari setiap kelompok sehingga hasil penelitian lebih akurat dan dapat digeneralisasi. Sementara itu, cluster sampling banyak digunakan karena efisiensi biaya dan waktu, terutama ketika populasi tersebar luas secara geografis, seperti penelitian yang melibatkan banyak sekolah di daerah berbeda. Dalam hal ini, sekolah atau kelas sering dijadikan sebagai klaster, kemudian beberapa klaster dipilih secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Secara teoretik, penggunaan kedua teknik ini sesuai dengan prinsip dasar penelitian kuantitatif yang menekankan representativitas dan efisiensi, di mana hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan kondisi populasi secara menyeluruh dengan biaya dan tenaga yang efisien.
NPM : 2313031057
No. Absen: 26
Pengertian Teknik Sampling
- Menurut Sugiyono (2019:81), teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi sehingga sampel tersebut benar-benar mewakili karakteristik populasi. Teknik ini menentukan kualitas dan validitas hasil penelitian, karena kesalahan dalam memilih sampel dapat mengarah pada kesimpulan yang bias.
- Menurut Creswell (2014), teknik sampling merupakan proses seleksi sejumlah individu dari populasi yang lebih besar untuk memahami fenomena yang sedang diteliti.
Jenis-Jenis Teknik Sampling
Secara umum, teknik sampling dibedakan menjadi dua kelompok besar (Sugiyono, 2019; Arikunto, 2013; Creswell, 2014):
A. Probability Sampling (Sampling Acak)
Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Jenisnya antara lain:
- Simple Random Sampling – pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata atau kelompok (contoh: undian atau random number).
→ Cocok untuk populasi homogen.
- Stratified Random Sampling – populasi dibagi menjadi beberapa strata (tingkatan), kemudian diambil sampel secara acak dari tiap strata.
→ Cocok bila populasi heterogen.
- Cluster Sampling – pengambilan sampel berdasarkan kelompok (misal: sekolah, kelas, wilayah).
→ Cocok untuk populasi luas dan tersebar.
- Systematic Sampling – pemilihan sampel dengan interval tertentu dari daftar populasi.
B. Non-Probability Sampling (Sampling Tidak Acak)
Tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Jenisnya meliputi:
- Purposive Sampling – peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
→ Contoh: memilih guru ekonomi yang telah mengajar minimal 5 tahun.
- Snowball Sampling – sampel pertama diminta merekomendasikan responden lain yang relevan.
→ Cocok untuk populasi sulit dijangkau.
- Convenience Sampling – sampel diambil berdasarkan kemudahan dijangkau peneliti.
→ Umumnya untuk penelitian eksploratif awal.
- Quota Sampling – sampel diambil hingga jumlah tertentu dalam setiap kategori ditetapkan sebelumnya.
Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi
Berdasarkan kajian literatur dan praktik penelitian di bidang pendidikan ekonomi (studi oleh Nurhayati, 2021; Haryono, 2020; dan Sugiyono, 2019), teknik sampling yang paling sering digunakan adalah Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling.
a. Stratified Random Sampling
Alasan Teoretis:
Bidang pendidikan ekonomi biasanya meneliti populasi yang memiliki tingkatan atau strata, seperti siswa berdasarkan kelas (X, XI, XII), guru berdasarkan pengalaman mengajar, atau sekolah berdasarkan akreditasi.
Teknik ini memungkinkan peneliti memperoleh sampel representatif dari setiap strata, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi (Sugiyono, 2019).
Contoh Penerapan:
Penelitian tentang hubungan literasi ekonomi dan hasil belajar siswa SMA dapat menggunakan stratified random sampling dengan membagi siswa berdasarkan tingkat kelas atau jurusan (IPS/IPA).
b. Purposive Sampling
Alasan Teoretis:
Dalam penelitian pendidikan ekonomi yang bersifat deskriptif atau kualitatif, peneliti sering memilih responden yang dianggap paling mengetahui fenomena yang diteliti, misalnya guru ekonomi, kepala sekolah, atau dosen bidang ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pandangan Creswell (2014) bahwa purposive sampling memungkinkan peneliti memperoleh data mendalam dari sumber yang relevan.
Contoh Penerapan:
Penelitian kualitatif tentang strategi guru ekonomi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan purposive sampling untuk memilih guru dengan pengalaman dan kompetensi tertentu.
Argumentasi Teoretik
Secara kuantitatif, stratified random sampling sering dipilih karena menjamin representativitas data dari berbagai strata populasi pendidikan (Cohen et al., 2018).
Secara kualitatif, purposive sampling dianggap paling sesuai karena memberikan kedalaman informasi dan fokus pada informan yang relevan (Creswell, 2014).
Dalam konteks pendidikan ekonomi, kedua teknik ini sering dipadukan: purposive sampling untuk menentukan sekolah atau guru yang diteliti, kemudian stratified sampling untuk memilih siswa dari kelas berbeda.
Kesimpulan Diskusi
Berdasarkan kajian teori dan praktik, teknik sampling yang paling sering digunakan dalam riset pendidikan ekonomi adalah Stratified Random Sampling (untuk penelitian kuantitatif) dan Purposive Sampling (untuk penelitian kualitatif).
Keduanya dipilih karena mampu mewakili karakteristik populasi pendidikan ekonomi yang berstrata serta memberikan data yang relevan dan mendalam untuk mencapai tujuan penelitian.
NPM : 2313031050
Teknik sampling merupakan metode untuk menentukan sebagian anggota populasi yang dijadikan sebagai sumber data penelitian dengan tujuan agar hasil penelitian dapat mewakili keseluruhan populasi. Dalam penelitian sosial dan pendidikan, penggunaan teknik sampling sangat penting karena sering kali peneliti tidak mampu menjangkau seluruh populasi akibat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
Secara umum, teknik sampling dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling.
1. Probability Sampling
Teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Jenis-jenisnya antara lain:
• Simple Random Sampling, di mana setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak.
• Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam strata atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, lokasi, atau tingkat pendidikan, kemudian mengambil sampel secara acak dari setiap strata.
• Cluster Sampling, yakni pemilihan kelompok (cluster) tertentu secara acak, misalnya sekolah atau kelas, kemudian meneliti seluruh anggota dalam cluster yang terpilih.
• Systematic Sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan urutan tertentu (misalnya setiap elemen ke-5 dalam daftar populasi).
Teknik ini lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif karena hasilnya dapat digeneralisasi ke populasi dan dianalisis secara statistik.
2. Non-Probability Sampling
Pada teknik ini, tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Teknik ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif atau eksploratif. Beberapa jenisnya antara lain:
• Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti terhadap kriteria tertentu yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian.
• Quota Sampling, di mana peneliti menentukan jumlah responden dari setiap kategori tertentu.
• Accidental Sampling, yaitu memilih responden yang kebetulan ditemui peneliti.
• Snowball Sampling, digunakan ketika populasi sulit diidentifikasi; responden pertama akan merekomendasikan responden berikutnya.
Teknik ini lebih menekankan kedalaman informasi daripada generalisasi.
Literatur metodologi penelitian (misalnya Sugiyono, 2013; Arikunto, 2019) menekankan bahwa pemilihan teknik sampling harus mempertimbangkan tujuan penelitian, karakteristik populasi, dan ketersediaan sumber daya. Teknik sampling yang tepat akan menjamin validitas dan reliabilitas hasil penelitian, serta meminimalkan bias dalam pengambilan data.
- Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi dan Argumentasi Teoretiknya
Dalam penelitian di bidang pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah Stratified Random Sampling dan Cluster Sampling. Kedua teknik ini banyak diterapkan karena karakteristik populasi dalam penelitian pendidikan umumnya bersifat heterogen dan tersebar dalam unit-unit seperti sekolah, kelas, atau wilayah.
1. Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan ketika populasi memiliki kelompok atau strata yang berbeda, seperti sekolah negeri dan swasta, tingkat kelas (X, XI, XII), atau daerah perkotaan dan pedesaan.
Secara teoretis, penggunaan stratifikasi berfungsi untuk:
• Menjamin representasi dari setiap kelompok dalam populasi.
• Mengurangi kesalahan pengambilan sampel (sampling error) karena variasi antarstrata dapat dikontrol.
• Meningkatkan akurasi estimasi populasi dan memudahkan perbandingan antarstrata.
Dalam riset pendidikan ekonomi, misalnya penelitian tentang “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa ekonomi di SMA”, teknik ini memungkinkan peneliti memperoleh sampel yang mencerminkan perbedaan karakteristik antar sekolah dan wilayah sehingga hasilnya lebih valid untuk digeneralisasi.
2. Cluster Sampling
Teknik ini juga banyak digunakan karena populasi dalam penelitian pendidikan biasanya tersebar di berbagai sekolah atau kelas. Dengan cluster sampling, peneliti dapat memilih beberapa sekolah atau kelas sebagai unit sampel, kemudian meneliti seluruh siswa di dalamnya.
Secara teoretis, teknik ini efisien untuk penelitian berskala luas karena:
• Menghemat waktu dan biaya tanpa mengurangi representativitas data secara signifikan.
• Memungkinkan peneliti menjangkau populasi besar yang tersebar secara geografis.
• Sesuai dengan struktur pendidikan di mana unit-unit penelitian (kelas/sekolah) sudah terbentuk secara alami.
Sebagai contoh, penelitian tentang “efektivitas model pembelajaran ekonomi berbasis proyek di sekolah menengah kejuruan (SMK)” dapat menggunakan cluster sampling karena satuan analisisnya adalah kelas atau sekolah, bukan siswa secara individual.
3. Argumentasi Teoretik
Menurut teori metodologi (Creswell, 2014; Neuman, 2011), pemilihan teknik sampling yang tepat harus selaras dengan tujuan penelitian dan struktur populasi.
• Stratified random sampling ideal digunakan jika peneliti ingin mengontrol perbedaan karakteristik populasi dan memastikan setiap kategori terwakili.
• Cluster sampling tepat jika populasi besar dan tersebar, karena dapat mengefisienkan pengumpulan data tanpa mengorbankan representativitas.
• Dalam penelitian kualitatif di bidang pendidikan ekonomi (misalnya studi kasus implementasi kurikulum ekonomi), teknik purposive sampling juga bisa digunakan untuk memilih responden yang paling relevan dan memiliki pengalaman mendalam.
NPM: 2313031055
Teknik sampling merupakan prosedur yang digunakan peneliti untuk menentukan sebagian anggota populasi yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2019), teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, di mana sampel tersebut diambil dari populasi dengan prosedur tertentu agar dapat menggambarkan karakteristik populasi secara keseluruhan.
Teknik sampling dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu probability sampling dan non-probability sampling.
1. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel, contohnya seperti simple random sampling, stratified sampling, dan cluster sampling.
2. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi, di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu seperti kemudahan akses atau tujuan penelitian, misalnya purposive sampling dan convenience sampling
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan ketika populasi terdiri dari beberapa kelompok atau strata yang memiliki karakteristik berbeda, seperti jurusan, semester, atau jenis kelamin. Teknik stratified random sampling dipilih karena dapat memastikan bahwa setiap kelompok dalam populasi terwakili secara proporsional dalam sampel. Hal ini penting dalam penelitian pendidikan ekonomi, di mana karakteristik mahasiswa bisa berbeda-beda berdasarkan faktor akademik atau demografis. Dengan menggunakan teknik ini, hasil penelitian menjadi lebih akurat dan representatif, sehingga kesimpulan yang diambil dapat digeneralisasikan secara lebih valid terhadap seluruh populasi mahasiswa pendidikan ekonomi.
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM : 2313031037
Parafrasa Penjelasan Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan cara untuk memilih sebagian individu atau unit dari suatu populasi agar sampel tersebut benar-benar mewakili karakteristik populasi penelitian. Penggunaan sampling sangat penting untuk memperoleh hasil penelitian yang representatif dan dapat digeneralisasi. Secara umum, sampling dibagi menjadi dua kelompok: probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan peluang terpilih yang diketahui, dan non-probability sampling, yaitu pemilihan sampel tanpa prosedur acak sehingga peluang terpilihnya tidak dapat dihitung.
Beberapa teknik probability sampling yang sering dipakai antara lain:
-
Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Cocok digunakan ketika populasi bersifat homogen.
-
Stratified Random Sampling, yaitu teknik yang membagi populasi ke dalam beberapa strata berdasarkan karakteristik tertentu, kemudian mengambil sampel secara acak dari tiap strata secara proporsional. Teknik ini memastikan seluruh kelompok dalam populasi terwakili.
-
Cluster Sampling, yaitu pembagian populasi ke dalam kelompok atau cluster, misalnya wilayah geografis, kemudian beberapa cluster dipilih secara acak dan semua individu dalam cluster tersebut dijadikan sampel.
-
Systematic Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan memilih setiap elemen ke-n dari urutan populasi.
Sementara itu, teknik non-probability sampling meliputi purposive, incidental, dan quota sampling, yang biasanya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu serta ketersediaan responden.
Parafrasa Teknik Sampling yang Umum Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, stratified random sampling menjadi teknik yang paling banyak digunakan. Hal ini karena populasi dalam bidang pendidikan ekonomi umumnya memiliki subkelompok yang beragam, seperti jenjang pendidikan, jurusan, atau wilayah sekolah. Dengan teknik stratifikasi, peneliti dapat memastikan setiap subkelompok dalam populasi terwakili secara proporsional sehingga hasil penelitian mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya.
Teknik ini juga mampu meminimalkan bias dan meningkatkan representativitas, khususnya ketika populasi bersifat heterogen. Akibatnya, validitas eksternal meningkat dan hasil penelitian lebih dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Selain stratifikasi, cluster sampling juga sering digunakan, terutama ketika populasi tersebar di wilayah yang luas dan peneliti harus mempertimbangkan efisiensi waktu serta biaya.
Secara keseluruhan, keberagaman subkelompok dalam populasi pendidikan ekonomi menjadi alasan utama penggunaan stratified random sampling, karena teknik ini memberikan hasil sampel yang representatif dan mendukung keakuratan temuan penelitian.
Referensi :
Susanti, R. (2005). Sampling dalam penelitian pendidikan. Jurnal Teknodik, 187-208.
Jaya, I. (2019). Penerapan Statistik untuk penelitian pendidikan. Prenada Media.
NPM : 2313031044
1.Probability Sampling
Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Cocok untuk penelitian kuantitatif. Jenis-jenisnya:
A. Simple Random Sampling: pengambilan sampel secara acak; cocok untuk populasi homogen.
B. Stratified Random Sampling: populasi dibagi dalam strata (kelas/jurusan), lalu diambil sampel proporsional; cocok bila populasi heterogen.
C. Cluster Sampling: memilih kelompok (kelas/sekolah) secara acak, kemudian meneliti semua anggota dalam kelompok tersebut.
D. Two-Stage Sampling: pilih cluster terlebih dahulu, lalu pilih individu dalam cluster.
2.Non-Probability Sampling
Tidak semua anggota populasi punya peluang yang sama. Tidak cocok untuk generalisasi. Jenis-jenisnya:
A. Purposive Sampling: berdasarkan kriteria tertentu.
B. Accidental Sampling: siapa saja yang kebetulan ditemui.
C. Quota Sampling: berdasarkan kuota yang harus dipenuhi.
D. Saturation Sampling: semua populasi dijadikan sampel.
E. Snowball Sampling: sampel awal merekomendasikan sampel berikutnya.
3.Teknik yang paling sering digunakan mahasiswa pendidikan ekonomi adalah stratified random sampling karena populasi pendidikan biasanya heterogen, seperti perbedaan kelas, jurusan, atau tingkat kemampuan. Teknik ini memastikan setiap kelompok terwakili secara proporsional sehingga hasil penelitian lebih akurat dan minim bias. Selain itu, simple random sampling juga sering digunakan ketika populasi homogen, misalnya penelitian pada satu kelas, karena teknik ini mudah diterapkan. Untuk penelitian yang mencakup banyak sekolah atau kelas, cluster sampling dipilih karena lebih efisien. Secara umum, probability sampling memungkinkan generalisasi hasil penelitian, dan stratified random sampling menjadi teknik paling dominan karena memberikan representasi yang seimbang dari populasi pendidikan.
NPM : 2313031042
Kelas : B 2023
Berdasarkan jurnal yang saya analisis yang berjudul “Pengaruh Self Regulated Learning dan Self Efficacy Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring di Era Covid-19”, dapat saya simpulkan bahwa Teknik sampling yang diterapkan adalah proportional stratified random sampling dikarenakan anggota populasi yang ada terdiri dari berbagai strata (tingkatan) yakni kelas X IPS, kelas XI IPS, dan kelas XII IPS. Adapun data self regulated learning dan self efficacy peserta didik dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang terlebih dahulu telah dilakukan serangkaian pengujian validitas maupun pengujian reliabilitas.
Kemudian teknik sampling yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi adalah Sampel random, atau sampel acak, sampel campur, karena Metode ini berusaha memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Dalam teknis pengacakannya dapat dilakukan pengundian, maupun dengan menggunakan tabel bilangan random maupun bantuan software komputer (SPSS). Tujuannya, untuk melepaskan peneliti dari pengistimewaan seseorang atau kelompok. Suharsimi (2002:112), jika populasi penelitian kurang dari 100, dianjurkan untuk mengambil semua, artinya merupakan penelitian populasi. Dan jika subjeknya besar, maka dapat diambil 1015% atau 20-25%.
Lalu, jenis-jenis teknik sampling yang saya ketahui adalah :
1. Simple Random Sampling
Pengambilan sampel secara acak di mana setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih. Dapat dilakukan dengan undian, tabel angka acak, atau software statistik.
2. Stratified Random Sampling
Populasi dibagi menjadi beberapa strata (kelompok) berdasarkan karakter tertentu, lalu sampel diambil secara acak dari setiap strata. Cocok untuk populasi yang heterogen.
3. Proportional Stratified Random Sampling
Jenis stratified sampling di mana jumlah sampel dari tiap strata disesuaikan dengan proporsi jumlah anggota strata tersebut. Menjamin representasi yang seimbang.
4. Cluster Sampling
Populasi dibagi ke dalam kelompok (klaster), misalnya kelas atau wilayah. Beberapa klaster dipilih secara acak untuk menjadi sampel. Efisien untuk populasi yang luas.
5. Systematic Sampling
Memilih sampel berdasarkan interval tertentu setelah menentukan titik awal secara acak, misalnya memilih setiap anggota ke-5 dari daftar.
6. Random Sampling
Istilah umum untuk teknik pengambilan sampel berbasis peluang yang memberi kesempatan sama bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih, sehingga mengurangi subjektivitas peneliti.
Sumber :
Arif, A. 2019. Pengantar Penelitian Pendidikan. Bangka Belitung: PPs IAIN SAS Babel
Muti’atuz Zahro, Jun Surjanti. 2021. Pengaruh Self Regulated Learning dan Self Efficacy Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring di Era Covid-19. Jurnal Ilmu Pendidikan. 3 (4). hlm 1470 - 1479
NPM: 2313031056
Secara umum, teknik sampling adalah cara peneliti memilih sebagian anggota populasi untuk dijadikan sumber data. Menurut Sugiyono (2019) dan Creswell (2014), teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok besar:
1. Probability Sampling
Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
Simple Random Sampling
Pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata. Cocok bila populasi homogen.
Stratified Random Sampling
Populasi dibagi menjadi strata (misalnya: jurusan, kelas, gender), lalu sampel diambil dari tiap strata. Memastikan representasi merata.
Cluster Sampling
Sampel diambil berdasarkan kelompok/cluster (misal: kelas, sekolah). Digunakan jika populasi luas dan tersebar.
Systematic Sampling
Pengambilan sampel berdasarkan interval tertentu (misal setiap siswa ke-5).
2. Non-Probability Sampling
Tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama.
Purposive Sampling
Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (misal: siswa yang pernah ikut program literasi keuangan).
Convenience Sampling
Berdasarkan siapa saja yang mudah ditemui. Paling cepat, tapi kurang representatif.
Quota Sampling
Peneliti menetapkan jumlah sampel per kategori, lalu memilih sesuai kuota.
Snowball Sampling
Responden awal merekomendasikan responden lain. Cocok untuk populasi yang sulit diidentifikasi.
Referensi:
• Sugiyono (2019) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
• Creswell, J. (2014). Research Design.
• Etikan et al. (2016). “Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling.” American Journal of Theoretical and Applied Statistics.
Teknik Sampling yang Paling Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi
Berdasarkan berbagai penelitian pendidikan ekonomi, teknik yang paling sering digunakan adalah:
1. Stratified Random Sampling
Alasan teoretis: Populasi pendidikan biasanya heterogen (misalnya perbedaan kelas, jurusan, kemampuan akademik).
Menurut Fraenkel & Wallen (2012), stratified sampling dipilih ketika karakteristik subpopulasi harus terwakili agar hasil lebih valid. Penelitian pendidikan ekonomi sering membutuhkan representasi proporsional, terutama jika menganalisis perbandingan antar kelompok (misal IPA–IPS, kelas X–XI–XII). Contoh riset pendidikan ekonomi: studi literasi ekonomi antar jenjang kelas, efektivitas model pembelajaran di beberapa jurusan.
2. Purposive Sampling (untuk penelitian kualitatif & survei tertentu)
Alasan teoretis: Kualitatif pendidikan ekonomi fokus pada informan yang relevan (guru ekonomi, siswa tertentu).
Menurut Patton (2015), purposive sampling efektif untuk mendapatkan data yang mendalam dari responden yang paling memahami fenomena.
Banyak penelitian pendidikan ekonomi memakai purposive ketika meneliti guru ekonomi atau siswa dengan karakter tertentu.
Berdasarkan berbagai referensi, teknik sampling merupakan cara memilih sebagian anggota populasi sebagai sumber data. Dari buku Sugiyono (2019) dan Creswell (2014), teknik sampling dibagi menjadi probability dan non-probability sampling. Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling, karena populasi di sekolah biasanya terdiri dari strata kelas atau jurusan sehingga membutuhkan representasi yang proporsional. Selain itu, untuk penelitian kualitatif, teknik purposive sampling juga sering digunakan karena peneliti membutuhkan informan yang benar-benar memahami konteks penelitian. Penggunaan dua teknik ini sejalan dengan pendapat Fraenkel & Wallen (2012) dan Patton (2015) yang menekankan pentingnya representasi dan relevansi informan.
NPM : 2313031053
Teknik Sampling yang Sering Digunakan dalam Riset Pendidikan Ekonomi
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, ada beberapa teknik sampling yang paling banyak dipakai karena sesuai dengan karakteristik masalah dan populasi yang biasa diteliti.
1. Purposive Sampling
Purposive sampling sering dipakai dalam riset kualitatif pendidikan ekonomi. Penelitian jenis ini biasanya membutuhkan informan yang benar-benar memahami fenomena, misalnya guru ekonomi, siswa tertentu, atau pihak sekolah yang dianggap relevan. Oleh karena itu, pemilihan sampel harus berdasarkan kriteria sengaja.
Argumentasi teoretik
Creswell (2012) menegaskan bahwa purposive sampling membantu peneliti memilih partisipan yang mampu memberikan informasi mendalam sesuai fokus penelitian.
Sugiyono (2019) menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih mengutamakan kedalaman data, sehingga sampel dipilih secara sengaja.
Patton (2002) menjelaskan bahwa teknik ini efektif digunakan ketika peneliti ingin memahami konteks pendidikan yang kompleks.
2. Simple Random Sampling
Teknik ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitati, terutama pada populasi yang mudah dijangkau dan memiliki karakteristik yang relatif seragam, seperti siswa dalam satu jenjang atau jurusan.
Argumentasi teoretik
Arikunto (2010) menjelaskan bahwa teknik acak sederhana cocok digunakan ketika populasi tidak berstrata dan semua anggota memiliki kesempatan yang sama.
Nazir (2014) menyatakan simple random sampling mengurangi bias dan menghasilkan sampel yang mewakili populasi.
Sugiyono (2019) menyebut teknik ini sebagai teknik pengambilan sampel yang paling umum dalam penelitian kuantitatif.
3. Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi terdiri dari subkelompok yang berbeda, misalnya kelas, jurusan, atau tingkat akademik. Karena pendidikan ekonomi sering melibatkan populasi berstrata, teknik ini menjadi pilihan logis.
Argumentasi teoretik
Kerlinger (2000) berpendapat bahwa stratified sampling meningkatkan representativitas saat populasi terbagi ke dalam subkelompok yang tidak sama.
Creswell (2012) menambahkan bahwa teknik ini membantu peneliti mendapatkan sampel yang mencerminkan variasi dalam populasi.
Sugiyono (2019) juga menyatakan bahwa stratified sampling lebih tepat untuk populasi yang heterogen.
Dalam penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering dipakai adalah:
1. Purposive sampling untuk penelitian kualitatif.
2. Simple random sampling untuk penelitian kuantitatif dengan populasi homogen.
3.Stratified random sampling jika populasi memiliki subkelompok berbeda.
Daftar Rujukan
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson.
Kerlinger, F. N. (2000). Foundations of Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research & Evaluation Methods. California: Sage Publications.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
NPM : 2313031032
KELAS : 2023 B
Teknik sampling adalah cara atau metode yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel dari populasi. Secara garis besar, teknik sampling dibagi menjadi dua kategori utama yaitu probability sampling dan non-probability sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini menggunakan prinsip random atau acak sehingga setiap elemen populasi memiliki probabilitas yang diketahui untuk terpilih. Jenis-jenis probability sampling meliputi simple random sampling di mana pengambilan sampel dilakukan secara acak murni seperti mengundi atau menggunakan tabel angka random, systematic sampling yang mengambil sampel berdasarkan urutan tertentu dengan interval yang tetap misalnya setiap kelipatan lima, stratified random sampling yang membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok homogen berdasarkan karakteristik tertentu
Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih. Pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan atau kriteria tertentu dari peneliti. Jenis-jenis non-probability sampling antara lain purposive sampling atau sampling bertujuan di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai kebutuhan penelitian, quota sampling yang menentukan jumlah sampel dari masing-masing kategori kemudian peneliti bebas memilih siapa saja yang memenuhi kuota tersebut, snowball sampling yang dimulai dari beberapa sampel awal kemudian sampel tersebut diminta merekomendasikan sampel lainnya sehingga jumlah sampel bertambah seperti bola salju, dan convenience sampling yang memilih sampel berdasarkan kemudahan akses atau ketersediaan responden.
Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling dan purposive sampling. Kedua teknik ini memiliki kelebihan tersendiri yang sesuai dengan karakteristik penelitian di bidang pendidikan ekonomi.
Stratified random sampling sangat cocok untuk riset pendidikan ekonomi karena populasi dalam pendidikan biasanya memiliki karakteristik yang beragam dan perlu dikelompokkan. Misalnya dalam penelitian tentang efektivitas metode pembelajaran ekonomi, siswa dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kelas, jenis kelamin, atau tingkat prestasi akademik.
Purposive sampling juga banyak digunakan dalam riset pendidikan ekonomi terutama untuk penelitian kualitatif atau penelitian dengan fokus yang spesifik. Teknik ini memungkinkan peneliti memilih sampel yang memiliki karakteristik atau pengalaman tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
NPM: 2313031045
Teknik sampling adalah pendekatan yang digunakan untuk memilih sebagian anggota dari populasi yang akan diteliti sehingga data yang diperoleh dapat merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Teknik sampling merupakan bagian penting dalam penelitian, karena proses pemilihan sampel yang baik akan menentukan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2017), teknik sampling terbagi menjadi dua kategori utama: probability sampling dan non-probability sampling.
Probability sampling adalah teknik di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Beberapa jenis yang termasuk dalam probability sampling antara lain simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Simple random sampling, misalnya, memberikan peluang yang sama untuk setiap individu terpilih, biasanya menggunakan metode undian atau alat bantu seperti tabel angka acak. Stratified random sampling membagi populasi ke dalam beberapa subkelompok atau strata tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau status pendidikan, dan sampel diambil dari setiap strata tersebut untuk memastikan keberagaman dalam hasil. Di sisi lain, cluster sampling dilakukan dengan memilih kelompok atau klaster dari populasi, bukan memilih individu secara langsung, yang efektif dalam penelitian pada wilayah luas atau populasi yang tersebar (Sugiyono, 2017). Teknik ini sangat berguna ketika peneliti ingin mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan karakteristik populasi yang berbeda-beda.
Non-probability sampling adalah teknik di mana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Metode ini lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau eksploratif. Beberapa metode non-probability sampling yang umum digunakan antara lain purposive sampling, convenience sampling, dan quota sampling. Purposive sampling dilakukan dengan memilih individu atau kelompok yang dianggap memiliki karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Convenience sampling memilih sampel yang mudah dijangkau oleh peneliti, namun cenderung memiliki bias, karena sampel dipilih berdasarkan kemudahan, bukan representasi populasi yang sebenarnya. Quota sampling adalah metode yang mirip dengan stratified sampling, namun tanpa pemilihan acak, sehingga hanya beberapa subkelompok yang ditentukan sebelumnya yang diambil secara non-acak.
Menurut saya, dalam konteks riset pendidikan ekonomi, baik stratified random sampling maupun purposive sampling adalah teknik yang sering digunakan. Stratified random sampling sering dipilih dalam penelitian kuantitatif di bidang ini, karena populasi pendidikan ekonomi biasanya terdiri dari berbagai kelompok dengan karakteristik khusus, seperti mahasiswa dari tingkat atau program yang berbeda, yang membutuhkan keterwakilan dalam setiap lapisan atau strata. Misalnya, ketika peneliti ingin mengukur persepsi siswa dari berbagai angkatan terhadap suatu kebijakan ekonomi, stratified random sampling dapat digunakan untuk memastikan bahwa setiap angkatan terwakili secara proporsional. Hal ini sejalan dengan teori representasi populasi, yang menyatakan bahwa sampel yang dibagi berdasarkan strata dapat menghasilkan data yang lebih akurat, mengurangi bias, dan meningkatkan generalisasi hasil.
Di sisi lain, purposive sampling sering digunakan dalam penelitian kualitatif di bidang pendidikan ekonomi, terutama ketika tujuan penelitian adalah untuk mendalami pandangan atau pengalaman spesifik dari subjek yang dianggap memiliki wawasan atau pemahaman mendalam terkait isu yang diteliti. Misalnya, ketika meneliti pandangan guru ekonomi terhadap kebijakan kurikulum ekonomi terbaru, peneliti mungkin akan memilih informan berdasarkan pengalaman mengajar mereka atau partisipasi dalam pelatihan kebijakan kurikulum tersebut. Hal ini didasarkan pada prinsip penelitian kualitatif, di mana relevansi dan kedalaman data lebih diutamakan daripada ukuran sampel. Purposive sampling memungkinkan peneliti memilih informan yang paling relevan untuk mendapatkan data yang kaya dan mendalam, yang sesuai dengan teori sampling dalam penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Patton (2015), bahwa pemilihan informan dalam purposive sampling difokuskan pada pengayaan data, bukan pada generalisasi statistik.
Jadi kesimpulannya, teknik sampling dalam riset pendidikan ekonomi perlu dipilih berdasarkan tujuan penelitian, ketersediaan sumber daya, dan karakteristik populasi yang diteliti. Stratified random sampling lebih cocok digunakan pada penelitian kuantitatif yang membutuhkan sampel representatif, sementara purposive sampling lebih tepat untuk penelitian kualitatif yang memerlukan kedalaman data dari subjek yang spesifik. Pemilihan teknik sampling yang tepat akan berdampak besar pada validitas hasil penelitian, kualitas data, dan kemampuan penelitian untuk menjawab pertanyaan atau tujuan penelitian.
Referensi:
- Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Patton, M. Q. (2015). Qualitative Research & Evaluation Methods. Thousand Oaks: Sage.
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B
1. Probability Sampling (Sampel Probabilitas)
Teknik ini memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel.
Jenis-jenisnya:
- Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
Pengambilan sampel secara acak tanpa mempertimbangkan strata/kelompok. Cocok untuk populasi homogen.
- Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berlapis)
Populasi dibagi ke dalam strata homogen, lalu diambil sampel dari tiap strata.
- Cluster Random Sampling (Sampel Acak Kelompok)
Populasi dibagi dalam kelompok (cluster), lalu dipilih beberapa kelompok secara acak.
- Two-Stage Sampling (Sampel Dua Tahap)
Pengambilan sampel dilakukan dua kali: memilih cluster dahulu, lalu elemen di dalamnya.
- Systematic Random Sampling (Sampel Acak Sistematis)
Pengambilan sampel berdasarkan interval tertentu setelah titik awal dipilih secara acak.
2. Non-Probability Sampling (Sampel Non-Probabilitas)
Pengambilan sampel tidak acak, sehingga peluang setiap anggota populasi tidak sama.
Jenis-jenisnya:
- Purposive Sampling → berdasarkan pertimbangan/kriteria tertentu.
- Accidental Sampling → berdasarkan siapa saja yang kebetulan ditemui.
- Quota Sampling → berdasarkan target jumlah (kuota) tertentu.
- Saturation/Sensus Sampling → semua anggota populasi dijadikan sampel.
- Snowball Sampling → responden awal membantu mencari responden berikutnya (berantai).
Dalam riset pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling sering digunakan adalah stratified random sampling dan purposive sampling. Stratified random sampling banyak digunakan karena karakteristik peserta didik umumnya heterogen, baik dari segi tingkat kelas, jurusan, maupun latar belakang sosial ekonomi. Secara teoretik, teknik ini didasarkan pada prinsip bahwa pembagian populasi ke dalam strata yang relatif homogen dapat meningkatkan representativitas sampel dan mengurangi kesalahan pengambilan sampel (sampling error), sehingga hasil penelitian lebih akurat dan dapat digeneralisasikan. Sementara itu, purposive sampling sering digunakan terutama dalam penelitian kualitatif dan studi kasus karena peneliti membutuhkan subjek yang memiliki karakteristik atau pengalaman tertentu. Secara teoretik, teknik ini didasarkan pada konsep judgmental sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti terhadap relevansi dan kekayaan informasi yang dapat diperoleh, sehingga data yang dihasilkan lebih mendalam dan sesuai dengan tujuan penelitian.