CASE STUDY

CASE STUDY

Number of replies: 4

Seorang peneliti ingin meneliti pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di sekolah menengah atas negeri di kota X. Ia berencana menggunakan pendekatan kuantitatif dan ingin memperoleh data dari sebanyak mungkin responden agar hasil penelitiannya bisa digeneralisasi.

Peneliti merancang angket untuk diisi oleh para guru, yang terdiri dari dua bagian utama:

  • Bagian A: Data demografis (usia, jenis kelamin, lama mengajar, tingkat pendidikan)
  • Bagian B: Pernyataan-pernyataan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan tingkat motivasi kerja guru, diukur menggunakan skala Likert 1–5.

Setelah mengumpulkan data dari 120 guru, peneliti ingin mengetahui:

  • Apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja?
  • Apakah ada perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru?

 

Pertanyaan:

1. Evaluasilah apakah teknik pengumpulan data yang digunakan sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif. Jelaskan alasan Anda!
2. Apa kelebihan dan kelemahan menggunakan angket dalam penelitian ini?
3. Teknik analisis statistik apa yang paling tepat untuk menjawab dua tujuan penelitian di atas? Jelaskan alasan Anda!
4. Apa saja potensi bias atau masalah validitas yang mungkin timbul dari metode pengumpulan data ini, dan bagaimana cara mengatasinya?


In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Nela Amelia -
NAMA : NELA AMELIA
NPM : 2313031050

1. Evaluasi Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu angket dengan skala Likert, sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif.
Alasan: Penelitian kuantitatif membutuhkan data numerik yang dapat dianalisis secara statistik untuk menguji hubungan antarvariabel atau perbedaan antargrup. Skala Likert memungkinkan peneliti mengubah persepsi, sikap, atau motivasi guru menjadi angka yang dapat diukur, dianalisis, dan dibandingkan.

2. Kelebihan dan Kelemahan Angket
Kelebihan:
• Memudahkan pengumpulan data dari banyak responden sekaligus (efisien waktu dan biaya).
• Memberikan data kuantitatif yang konsisten untuk dianalisis statistik.
• Responden bisa menjawab secara anonim, sehingga cenderung lebih jujur.
Kelemahan:
• Tidak dapat menangkap alasan mendalam di balik jawaban responden.
• Respon bisa bias jika pertanyaan tidak jelas atau interpretasi responden berbeda.
• Risiko jawaban tidak serius atau asal centang pada skala Likert.

3. Teknik Analisis Statistik yang Tepat
a. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja:
Gunakan regresi linear sederhana atau korelasi Pearson jika asumsi normal terpenuhi.
Alasan: Gaya kepemimpinan (variabel independen) dan motivasi kerja (variabel dependen) berskala interval/rasio (hasil Likert dapat diperlakukan sebagai interval), sehingga memungkinkan analisis hubungan sebab-akibat atau kekuatan asosiasi.
b. Untuk mengetahui perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru:
Gunakan uji ANOVA satu arah jika terdapat lebih dari dua kategori pendidikan.
Alasan: Variabel motivasi kerja berskala interval/rasio dan variabel tingkat pendidikan berskala nominal/ordinal dengan beberapa kategori, sehingga ANOVA cocok untuk membandingkan rata-rata motivasi antargrup.

4. Potensi Bias dan Masalah Validitas
Potensi masalah:
• Bias respons: Guru mungkin memberikan jawaban yang dianggap “diinginkan” oleh peneliti atau kepala sekolah.
• Bias non-respons: Tidak semua guru mengembalikan angket, sehingga sampel bisa tidak representatif.
• Validitas kuesioner: Item angket mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan gaya kepemimpinan atau motivasi kerja yang sesungguhnya.

Cara mengatasinya:
• Menjamin anonimitas dan kerahasiaan responden untuk mengurangi bias sosial.
• Melakukan pre-test atau uji coba angket untuk memastikan pertanyaan jelas dan valid.
• Menggunakan teknik sampling acak atau stratifikasi untuk memastikan sampel mewakili populasi guru.
• Menyertakan beberapa item reverse-coded atau pertanyaan pengecekan konsistensi untuk meningkatkan reliabilitas.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Fajriyatur Rohmah 2313031048 -
Nama: Fajriyatur Rohmah
NPM: 2313031048

1. Menurut saya penggunaan angket dengan skala Likert sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini karena pendekatan kuantitatif membutuhkan data dalam bentuk angka yang bisa dihitung, dianalisis secara statistik, dan digeneralisasi. Skala Likert 1–5 mengubah persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan maupun motivasi kerja menjadi data numerik, sehingga cocok untuk analisis kuantitatif.

2. Kelebihan:
- Bisa mengumpulkan data dari banyak responden dalam waktu relatif singkat.
- Praktis, murah, dan mudah dibagikan.
- Jawaban sudah terstruktur sehingga mudah diolah secara statistik.

Kelemahan:
-Jawaban responden mungkin kurang jujur atau asal-asalan, misalnya hanya mengisi untuk formalitas.
-Tidak bisa menggali informasi mendalam seperti alasan atau latar belakang dari jawaban.
-Interpretasi pertanyaan bisa berbeda-beda antar responden.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja, analisis yang tepat adalah regresi linear sederhana. Karena gaya kepemimpinan sebagai variabel independen (X) dan motivasi kerja sebagai variabel dependen (Y), sehingga regresi bisa menunjukkan arah dan besar pengaruh.

Untuk melihat perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan, analisis yang tepat adalah uji ANOVA satu arah (One Way ANOVA). Alasannya karena tingkat pendidikan terdiri dari beberapa kelompok (misalnya S1, S2, atau lainnya), dan ANOVA mampu menguji apakah rata-rata motivasi kerja berbeda secara signifikan antar kelompok tersebut.

4. Potensi bias/masalah validitas:
-Bias sosial: responden bisa saja menjawab lebih positif agar terlihat baik.
-Kesalahpahaman item: ada kemungkinan guru menafsirkan pernyataan berbeda dari maksud peneliti.
-Respon tidak konsisten: beberapa responden mengisi secara asal atau terburu-buru.
-Validitas konstruk: apakah pernyataan dalam angket benar-benar mewakili konsep gaya kepemimpinan dan motivasi kerja.

Cara mengatasinya:
-Menyusun angket dengan bahasa yang jelas, sederhana, dan mudah dipahami.
-Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum angket dibagikan secara luas.
-Memberi instruksi yang jelas dan menekankan kerahasiaan jawaban agar responden lebih jujur.
-Menggunakan uji statistik tambahan (seperti Cronbach’s Alpha) untuk memastikan konsistensi internal item angket.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Adea Aprilia -
Nama : Adea Aprilia
Npm : 2313031034

  1. Teknik pengumpulan data yang digunakan sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif karena peneliti memakai angket dengan skala Likert yang menghasilkan data numerik. Data ini dapat diolah secara statistik untuk melihat hubungan dan perbedaan antarvariabel. Selain itu, penggunaan responden yang banyak (120 guru) juga mendukung sifat kuantitatif yang berorientasi pada generalisasi hasil penelitian.
  2. Kelebihan penggunaan angket dalam penelitian ini adalah peneliti dapat menjaring data dari banyak responden dalam waktu relatif singkat, dengan biaya yang lebih murah, serta hasilnya mudah diolah secara statistik. Namun, kelemahannya adalah kemungkinan responden tidak menjawab dengan jujur atau asal-asalan, sehingga data kurang akurat. Selain itu, angket dengan pertanyaan tertutup membuat peneliti kehilangan informasi mendalam yang mungkin bisa diperoleh lewat wawancara atau observasi.
  3. Untuk tujuan pertama, yaitu mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja, analisis yang paling tepat adalah regresi linier sederhana, karena peneliti ingin melihat hubungan kausal antara variabel independen (gaya kepemimpinan) dan variabel dependen (motivasi kerja). Sementara itu, untuk tujuan kedua, yaitu mengetahui perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru, analisis yang sesuai adalah ANOVA satu arah, karena peneliti membandingkan rata-rata motivasi kerja pada lebih dari dua kelompok tingkat pendidikan.
  4. Potensi bias atau masalah validitas yang mungkin timbul adalah bias sosial (guru menjawab sesuai harapan, bukan kondisi sebenarnya), kesalahpahaman terhadap item angket, atau kesalahan dalam penyusunan butir pernyataan yang bisa membuat instrumen tidak valid. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan uji coba angket terlebih dahulu (pilot test), memperbaiki butir pernyataan agar jelas dan tidak ambigu, menjaga anonimitas responden agar mereka merasa aman menjawab jujur, serta melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan secara penuh dalam penelitian.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Rika Rahayu -
Nama: Rika Rahayu 
NPM: 2313031052

1.Teknik pengumpulan data yang digunakan sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif karena peneliti menggunakan angket (kuesioner) dengan skala Likert untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Pendekatan kuantitatif menekankan pada pengumpulan data yang bersifat numerik dan dapat dianalisis secara statistik. Dengan skala Likert 1–5, data yang diperoleh dapat dikonversi menjadi angka dan diolah menggunakan teknik statistik inferensial untuk menguji hubungan dan perbedaan antar variabel secara objektif.

2.Kelebihan penggunaan angket adalah efisien karena dapat menjangkau banyak responden dalam waktu singkat, mudah dianalisis secara statistik, dan menjaga anonimitas responden sehingga mereka cenderung menjawab dengan jujur. Kelemahannya, angket memiliki risiko responden tidak memahami pertanyaan dengan benar, menjawab secara asal, atau memberikan jawaban sosial yang diinginkan (social desirability bias). Selain itu, data yang dihasilkan bersifat permukaan karena tidak menggali alasan di balik jawaban responden secara mendalam

3.Teknik analisis statistik yang paling tepat 
  • Pertanyaan pertama "Apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja?”, teknik analisis yang tepat adalah analisis regresi linier sederhana, karena hanya ada satu variabel independen (gaya kepemimpinan) dan satu variabel dependen (motivasi kerja). 
  • Pertanyaan kedua "Apakah ada perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru?”, teknik analisis yang sesuai adalah uji ANOVA (Analysis of Variance), karena digunakan untuk membandingkan rata-rata motivasi kerja antara beberapa kelompok tingkat pendidikan.

4. Potensi bias yang mungkin muncul antara lain:

  • Bias sosial (social desirability bias), di mana responden mungkin menjawab sesuai harapan peneliti, bukan kondisi sebenarnya. 
  • Masalah validitas konstruk dapat terjadi jika pernyataan dalam angket tidak benar-benar mewakili konsep gaya kepemimpinan atau motivasi kerja. 
Untuk mengatasinya, peneliti dapat melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan, melakukan uji coba (try-out) pada kelompok kecil, serta memastikan bahwa setiap butir pernyataan jelas, tidak ambigu, dan relevan dengan variabel yang diukur.