Nama : Arista Handayani
NPM : 2311011029
Responsi 3
1. Bagaimana ciri-ciri utama pendekatan Klasik ? Pendekatan klasik lahir pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dengan fokus pada efisiensi dan keteraturan organisasi. Ciri utamanya antara lain:
- Organisasi dianggap seperti mesin yang harus dijalankan secara logis.
- Ada pembagian kerja yang tegas agar hasil lebih maksimal.
- Hierarki yang jelas dengan rantai komando dari atas ke bawah.
- Semua kegiatan diatur lewat aturan dan prosedur resmi.
- Efisiensi menjadi tujuan utama.
- Lebih menekankan sistem dan struktur dibandingkan kebutuhan manusia di dalamnya.
2. Apa perbedaan dan persamaan antara karya Taylor,Fayol dan Weber ? Frederick Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber adalah tokoh penting dalam pendekatan klasik, namun fokus kajian mereka berbeda. Taylor menekankan pada efisiensi kerja di tingkat pekerja melalui penerapan metode ilmiah, studi waktu dan gerakan, serta sistem insentif untuk meningkatkan produktivitas. Fayol berfokus pada fungsi manajemen di tingkat administratif dengan menekankan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian agar manajemen lebih efektif. Sementara itu, Weber memperkenalkan konsep birokrasi yang menekankan hierarki, aturan formal, dan prosedur standar untuk menciptakan keteraturan dan keadilan dalam organisasi. Ketiganya sama-sama menekankan rasionalitas, efisiensi, dan struktur formal, tetapi berbeda pada titik perhatiannya: Taylor pada pekerja, Fayol pada manajer, dan Weber pada struktur organisasi.
3. Jelaskan ciri-ciri utama pendekatan Klasik terhadap perubahan organisasi ! Berikut ciri ciri utama pendekatan klasik terhadap perubahan organisasi:
- Perubahan selalu datang dari atas (top-down).
- Dilakukan lewat pengaturan struktur, aturan, dan pembagian tugas.
- Tujuannya memperbaiki efisiensi dan produktivitas.
- Perubahan cenderung lambat karena birokratis.
- Kurang fleksibel dalam menghadapi kondisi yang berubah-ubah.
4. Bagaimana perkembangan klasik dan perkembangan organisasi kerja?Pendekatan klasik berkembang pada masa Revolusi Industri ketika perusahaan perlu mengatur tenaga kerja dalam jumlah besar agar lebih efisien. Kontribusinya terlihat dalam penerapan konsep efisiensi, pembagian kerja, birokrasi, dan fungsi manajemen yang masih digunakan hingga saat ini. Namun, kelemahan utamanya adalah sifatnya yang mekanistis karena mengabaikan aspek manusiawi dalam organisasi. Seiring berjalannya waktu, muncul pendekatan baru seperti teori perilaku yang menekankan motivasi dan hubungan kerja, pendekatan kuantitatif yang menggunakan analisis matematis, teori sistem yang melihat organisasi sebagai kesatuan yang saling berhubungan, serta pendekatan kontingensi yang menekankan penyesuaian dengan situasi. Saat ini, perkembangan organisasi kerja lebih fleksibel, berbasis teknologi, kolaboratif, dan mengutamakan kesejahteraan karyawan dibandingkan sekadar mengejar efisiensi.