Posts made by Defi Juwita

BK kls 3A 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Defi Juwita -
1. Persepektif biologis temparamen Temperamen anak memiliki faktor atau
alasan, salah satunya yaitu faktor keturunan.Allport mendefinisikan temperamen sebagai bentuk
karakteristik dari sifat emosi individu yang menggambarkan respons terhadap rangsangan emosi,
kekuatan dan kecepatan bereaksi, kualitas suasana hati, serta dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Sikap tempramen disini, berasal dari penggabungan sifat emosi individu dan dapat dipengaruhi
faktor sifat dari orang tua yang diturunkan kepada seorang anak. Selain itu, faktor yang
mempengaruhi temperamen yaitu keadaan lingkungan keluarga anak tersebut. menyebutkan bahwa anak melakukan penyesuaian temperamen dan penyesuaian sifat anak dengan
orang tuanya melalui proses pengasuhan. Temperamen sebagai karakteristik yang dimiliki anak dan
gaya pengasuhan sebagai karakteristik lingkungan, berkorelasi dengan hasil kompetensi sosial
anak
2. Konsep Manusia Menurut Teori Psikoanalisis
Konsep manusia dalam pandangan Freud yaitu semua perilaku manusia baik yang
nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa
mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun
bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di
alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang seperti gunung es dari kepribadian kita,
yaitu:
1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari
lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas. Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang
bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada
Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek
dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
tersebutFreud percaya energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatanpenddorong di belakang perilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada limatahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,1. Fase OralYaitu antara usia 0-1,5 tahun, dikatakan fase oral karena pada masa ini bagi bayi, mulutmerupakan hal yang dapat memicu kesenangannya dengan mencicipi atau menghisapsesuatu,
2. Fase AnalYaitu antara usia 1,5-3 tahun, pada tahap ini fungsi utama libido adalah padapengendalian kandung kemih dan buang air besar. Contohnya seperti melatih anak untukbuang air kecil atau besar ke toilet dengan baik.3. Fase PhallicYaitu antara usia 3-5 tahun, pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin.Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang diikuti oleh fenomenacastration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan penis envy(kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika anak laki-laki akanmenganggap ayahnya sebagai kompetitornya dalam berebut kasih sayang ibunya, pun padaperempuan sebaliknya.4. Fase LatenYaitu antara usia 5-12 tahun/pubertas, pada fase ini libido seakan “tidur” dan akanbangkit lagi dengan kekuatan penuh kelak di masa pubertas tiba. Di fase ini, anak akanmemilingi rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal5. Fase GenitalYaitu usia 12 tahun (pubertas) sampai seterusnya merupakan tahap akhir daripsikoseksual. Pada fase ini seseorang akan mengalami perubahan yang besar dalam dirimaupun dunianya, dan masa ini pula seseorang akan mengembangkan minat seksual yangkuat pada lawan jenis.
Psikososial Erik H. EriksonTeori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentukoleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis.Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan psotif maupun negatif.Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawanrasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitaslawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas
3. Para ahli teori pembelajaran fokus pada bagaimana perilaku dibentuk oleh pengaruh lingkungan:
Pavlov memasangkan stimulus dengan respons terhadap bentuk perilaku, yang dikenal sebagai pengondisian klasik.
Skinner mengembangkan pengkondisian operan—yaitu, bagaimana konsekuensi suatu perilaku meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
Bandura berpendapat bahwa perilaku kita dibentuk oleh apa yang kita amati pada orang lain, yang disebut pembelajaran kognitif sosial.
Efikasi diri adalah keyakinan kita pada kemampuan kita sendiri untuk mencapai hasil yang diinginkan
4. perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah
peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku (yang fisik), meskipun masalah perilaku
tampak lebih nyata di hampir semua peristiwa belajar siswa. Secara eksternal,
misalnya, anak belajar membaca dan menulis menggunakan sumber daya fisik
seperti mulut dan tangan, tetapi kata-kata dan goresan pensil anak tidak hanya
merupakan respons terhadap stimulus yang tersedia. , tetapi yang lebih penting
karena impuls mental diatur oleh otaknya. Psikolog kognitif Prancis Piaget
menyimpulkan dengan pernyataan di atas bahwa anak-anak memiliki keinginan
bawaan untuk belajar (anak-anak memiliki kebutuhan bawaan untuk belajar).
Menurut pendekatan psikologi kognitif, peristiwa Pembelajaran yang
dijelaskan dalam teori perilaku (terutama hasil eksperimen Thorndike, Skinner dan
Pavlov) adalah naif, yang berarti terlalu sederhana dan tidak masuk akal serta sulit
untuk dibenarkan secara psikologis. Kritik terhadap kelompok psikologi kognitif
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner,
seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat.Teori ekologi
memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan.
Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk
tingkah laku individu tersebut. Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk
menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi.
6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth John Bowlby (1969) meneliti ikatan antara bayi dan ibunya. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa ada system perilaku yang dikembangkan untuk melindungi perkembangan bahan individu. Bayi lahir dengan keadaan tidak berdaya dengan waktu yang cukup panjang, maka untuk mempertahankan hidupnya, mereka bergantung dari perlindungan dari anggota spesies yang lebih matang yaitu pengasuhan.Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya.

Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus
7.Perspektif Moral – Teori Kohlberg Perspektif Mora

BK kls 3A 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Defi Juwita -
1. Karakteristik Perkembangan AUD
Perkembangan bersifat multidimensional yang meliputi perkembangan dimensi fisik, kognitif, dan sosial. 2) Perkembangan bersifat integral, menyeluruh dan antardimensi saling berkaitan. Dengan demikian, dalam menjabarkan perkembangan seseorang, harus tergambarkan dimensi-dimensi perkembangan yang saling terkait tersebut. 3) Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan. Proses perkembangan dimulai sejak masa prenatal sampai akhir hayat. 4) Perkembangan muncul sebagai akibat dari interaksi, perkembangan terjadi jika seseorang berespons terhadap belajar dari atau mencari afeksi dari lingkungan biofisik maupun sosialnya. 5) Perkembangan itu terpola, tetapi unik bagi setiap orang. Semua anak berkembang mengikuti tahapan atau garis besar perkembangan manusia, namun laju dan kualitas perkembangan itu sendiri berbeda untuk setiap orang.
2. Ciri Perkembangan AUD
a. Bersifat egosentris naif Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan pikiran orang lain.
b. Relasi sosial yang primitif Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya.
c. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak belum dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh.
d. Sikap hidup yang fisiognomis Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung, anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkret, nyata terhadap apa yang dihayatinya.

3. Prinsip PerkembanganAUD
Domain perkembangan anak secara umum meliputi: fisik, sosial, emosional dan kognitif. Keempat domain tersebut saling terkait dan saling berhubungan. Perkembangan domain yang satu memengaruhi perkembangan lainnya. 2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur. Perkembangan kemampuan dan atau keterampilan berlangsung secara urut dan teratur. Perkembangan sebelumnya melandasi dan menjadi dasar untuk perkembangan berikutnya sementara perkembangan selanjutnya didasari oleh pengalaman yang sudah diperoleh sebelumnya. 3. Hasil proses perkembangan yang terjadi pada diri setiap anak berbeda antara anak yang satu dengan lainnya dan hasil perkembangan di dalam diri seorang anak juga berbeda antara kemampuan satu dengan lainnya. 4. Pengalaman awal yang diperoleh anak memiliki efek kumulatif dan tertunda pada pengembangan individu anak. Terdapat periode optimal untuk jenis perkembangan dan pembelajaran tertentu dan terjadinya dapat berbeda pada setiap anak. 5. Proses perkembangan merupakan sesuatu yang dapat diprediksi arah kemajuan, organisasi kompleksitas dan internalisasinya.

4. Aspek-Aspek Perkembangan AUD
• Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan ini melibatkan keseimbangan tubuh, koordinasi antar anggota tubuh, gerakan yang menggunakan otot-otot besar baik sebagian maupun seluruh anggota tubuh baik berdiam di satu tempat maupun berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya, merayap, merangkak, berjalan, berlari, berlompat, melempar dan menendang.
• Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan secara fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Perkembangan ini terutama meliputi berbagai gerakan dan kekuatan jari-jari tangan. Contohnya: mengambil benda, memegang pensil/alat tulis, membuat prakarya.
• Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif sering pula disebut sebagai intelegensi atau kemampuan intelektual yang meliputi kemampuan yang menggunakan otak atau pikiran dan logika.
• Perkembangan Bahasa Perkembangan
bahasa adalah kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Perkembangan ini meliputi kemampuan anak dalam menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan pikirannya serta menerima, menangkap dan mencerna suara yang didengarnya serta menuangkannya dalam bentuk yang lebih nyata seperti tulisan atau suara. Perkembangan bahasa ini meliputi kemampuan reseptif (mendengarkan) dan ekspresif (mengeluarkan atau berbicara), membaca dan menulis.
• Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan ini meliputi kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan mengelola emosi dalam dirinya serta kemampuan untuk beradaptasi dan membaur dalam kehidupan masyarakat di sekitar tempat hidupnya. Perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian dan hubungan sosial akan membentuk perkembangan sosial-emosional atau dalam Papalia (2008) disebut sebagai psikososial.
• Perkembangan Moral dan Nilai Agama
Perkembangan moral dan nilai agama meliputi kemampuan anak dalam melihat dan memilih hal-hal yang baik atau buruk, benar atau salah dan nilai kebenaran serta cinta pada Tuhan melalui semua ciptaannya.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikeluarkan oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary (suatu kelenjar kecil yang terletak di dasar sebelah bawah otak). Bila menghendaki pertumbuhan jasmani yang normal, maka kelenjar ini harus mampu menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada waktu yang tepat. Bila jumlah hormonnya kurang, maka pertumbuhan akan berhenti lebih awal dari normal, sebaliknya jika terlalu banyak maka tubuh orang ini akan tumbuh melebihi ukuran yang normal. Lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap pembentukan ukuran tubuh anak, baik lingkungan pralahir maupun lingkungan pascalahirnya. Kondisi ibu sedang hamil akan sangat mempengaruhi pertumbuhan janinnya, seperti kurang gizi, merokok, tekanan batin dan masih banyak lagi yang mungkin terjadi dalam lingkungan pralahir. Hal ini ternyata dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran bayi ketika dilahirkan dan pengaruh ini akan berlangsung terus sampai usia anak mencapai ukuran akhirnya

BK kls 3A 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Re: Topik Diskusi

by Defi Juwita -
1. Pengertian Bimbingan Konseling:
Bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan dan panduan kepada individu atau kelompok untuk mengatasi masalah pribadi, sosial, emosional, atau akademik. Tujuan utamanya adalah membantu individu mencapai perkembangan pribadi yang maksimal dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam kehidupan mereka.

2. Tujuan Bimbingan Konseling :
- Membantu individu mengatasi masalah dan hambatan dalam kehidupan mereka.
- Mendorong perkembangan pribadi, emosional, dan sosial yang sehat.
- Memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan karier.
- Meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional individu.
- Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan hidup.

3. Fungsi Bimbingan Konseling:
- Fungsi remedial: Membantu individu mengatasi masalah atau hambatan yang telah ada.
- Fungsi preventif: Mencegah munculnya masalah baru dengan memberikan informasi dan keterampilan yang diperlukan.
- Fungsi pengembangan: Membantu individu mencapai potensi penuh mereka melalui pengembangan keterampilan dan pemahaman diri.

4. Prinsip Bimbingan Konseling:
- Kepercayaan dan kerahasiaan: Konselor harus menjaga kepercayaan dan kerahasiaan informasi pribadi klien.
- Penerimaan tanpa syarat: Konselor harus menerima klien tanpa menghakimi atau menghukum.
- Empati: Konselor perlu memahami dan merasakan perasaan klien.
- Keterbukaan: Konselor harus terbuka terhadap beragam nilai, budaya, dan pandangan dunia klien.
- Keterlibatan aktif: Konselor harus terlibat aktif dalam membantu klien mencapai tujuan mereka.

5. Ruang Lingkup Bimbingan Konseling:
Bimbingan konseling mencakup berbagai area, termasuk:
- Konseling individu.
- Konseling kelompok.
- Konseling keluarga.
- Konseling karier.
- Konseling akademik.
- Konseling untuk masalah-masalah seperti stres, depresi, kecanduan, dan gangguan mental.
- Bimbingan di sekolah, perguruan tinggi, dan tempat kerja

KP AUD 2023 kls A -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Re: TOPIK DISKUSI

by Defi Juwita -
Nama :Defi juwita
Nmp : 2213054015
Komunikasi nonverbal melibatkan penggunaan bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan, dan intonasi suara untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Dalam konteks ini, postur dan ekspresi wajah, termasuk perilaku mata dan kontak mata, memiliki peran penting dalam komunikasi nonverbal.

Postur tubuh mengacu pada posisi dan gerakan tubuh seseorang. Postur yang terbuka, tegak, dan rileks dapat menunjukkan ketertarikan, keterbukaan, dan kesiapan untuk berinteraksi. Sebaliknya, postur yang tertutup, cenderung melipat tangan atau menyilangkan lengan, dapat menunjukkan ketidaknyamanan atau ketidakberanian untuk berpartisipasi dalam komunikasi.

Ekspresi wajah, termasuk perilaku mata dan kontak mata, juga memiliki peran penting dalam komunikasi nonverbal. Ekspresi wajah dapat mengungkapkan emosi, niat, dan sikap seseorang. Misalnya, senyum dapat menunjukkan kegembiraan atau persetujuan, sedangkan kerutan di dahi atau bibir yang tegang dapat menunjukkan kekhawatiran atau ketidaksetujuan.

Perilaku mata dan kontak mata juga dapat memberikan informasi penting dalam komunikasi. Kontak mata yang kuat dan terjaga menunjukkan ketertarikan, kepercayaan, dan keterlibatan dalam percakapan. Sebaliknya, menghindari kontak mata atau melihat ke arah lain dapat menunjukkan ketidaknyamanan, ketidakpercayaan, atau ketidakminatan.

Dalam pembelajaran, komunikasi nonverbal, termasuk postur dan ekspresi wajah, memiliki peran penting dalam memfasilitasi pemahaman dan interaksi antara guru dan siswa. Postur yang terbuka dan ekspresi wajah yang positif dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kontak mata yang kuat juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat hubungan antara guru dan siswa.

Selain itu, pemahaman tentang komunikasi nonverbal, termasuk postur dan ekspresi wajah, juga penting bagi guru dalam membaca dan menafsirkan bahasa tubuh siswa. Guru dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman siswa, tingkat keterlibatan, atau bahkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau kebingungan. Dengan demikian, komunikasi nonverbal dapat membantu guru dalam mengadaptasi metode pengajaran dan memberikan dukungan yang sesuai kepada siswa.

Secara keseluruhan, komunikasi nonverbal, termasuk postur dan ekspresi wajah, memiliki peran penting dalam pembelajaran. Memahami dan menggunakan komunikasi nonverbal dengan efektif dapat meningkatkan interaksi, pemahaman, dan keterlibatan dalam konteks pembelajaran.

BK kls 3A 2023 -> FORUM DISKUSI -> Topik diskusi -> Re: Topik diskusi

by Defi Juwita -
Nama:Defi juwita
Npm : 2213054015

Program bimbingan konseling adalah pendekatan sistematis yang digunakan dalam membantu individu, terutama dalam konteks pendidikan, untuk mengatasi masalah dan mengembangkan potensi mereka.
Struktur program bimbingan konseling umumnya mencakup langkah-langkah seperti:

1. Identifikasi Kebutuhan: Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari bimbingan konseling, serta mengidentifikasi individu atau kelompok yang membutuhkan bantuan.
2. Pengumpulan Informasi: Mengumpulkan data tentang individu, termasuk riwayat pendidikan, minat, bakat, dan masalah yang mungkin dihadapi.
3. Penilaian: Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan khusus.
4. Perencanaan: Menyusun rencana tindakan yang mencakup strategi dan langkah-langkah konkret untuk membantu individu mencapai tujuan mereka.
5. Implementasi: Melaksanakan rencana tindakan dengan memberikan bimbingan, konseling, dan dukungan yang diperlukan kepada individu.
6. Evaluasi: Mengukur kemajuan individu dan efektivitas program, serta menyesuaikan rencana tindakan jika diperlukan.

-Evaluasi bimbingan perkembangan adalah proses untuk menilai hasil dan dampak program bimbingan konseling. Evaluasi ini mencakup berbagai metode seperti pengumpulan data, survei, wawancara, dan tes. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan apakah program bimbingan konseling telah berhasil mencapai tujuannya dan apakah perlu ada perbaikan atau penyesuaian.
Pentingnya evaluasi dalam bimbingan perkembangan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya dan upaya yang diinvestasikan dalam program tersebut memberikan manfaat yang sesuai bagi individu yang dilayani. Evaluasi juga membantu dalam pengembangan program yang lebih efektif dan relevan untuk kebutuhan individu dan masyarakat.