Nama: Ruth Zepaya
NPM: 22130
54061
1.Perpektif Biologis-Tempramen
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman (Desmita, 2009: 118).
2.Perspektif Psikoanalisis - Teori psikoseksual dari Freud - Teori psikososial dari Erikson
- Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk pada limatahun pertama dan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan selanjutnya di kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,
-Fase Oral (0-1,5 thn)
-Fase Anal (1,5-3 thn)
-Fase Phalic (3,5 thn)
-Fase Laten (5-12 thn)
-Fase Genital ( 12 thn- seterusnya)
- Teori psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa perkembangan manusia dibentukoleh pengaruh-pengaruh sosial yang menjadikan manusia matang secara fisik dan psikologis.Menurut Erikson setiap tahap memiliki kemungkinan pemecahan psotif maupun negatif.Kegagalan pada tahap tertentu akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.Erikson membagi rentang kehidupan dalam delapan tahap dengan nama, dan komponen-komponen dasar sebagai berikut : masa bayi, tahap percaya lawan tidak percaya; masa kanak-kanak, tahap otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; usia prasekolah, tahap inisiatif lawanrasa bersalah; usia sekolah, tahap industri lawan rasa rendah diri; masa remaja, tahap identitaslawan keraguan akan identitas; masa awal dewasa, tahap keakraban lawan perasaan terasing;masa dewasa, tahap produktif lawan keadaan pasif; dan masa tua, tahap integritas lawan putusasa.
3.Perspektif Pembelajaran Teori Skinner, Watson dan Bandura
-Burrhus Frederic Skinner(1904 - 1990)
• Operant Conditioning
• Perilaku bisa diubah
melalui proses
pengukuhan/penguatan
positif atau negatif
-Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara rangsangan dan tanggapan, tetapi rangsangan dan tanggapan yang dimaksud harus dapat diamati dan diukur. Dia mengakui bahwa perubahan mental terjadi ketika seseorang belajar, tetapi menganggap faktor-faktor ini tidak dapat diamati dan karena itu tidak perlu
- Teori belajar sosial Albert Bandura menyimpulkan bahwa manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada disekitarnya (Suardi, 2018).
4. Perspektif Kognitif - Teori Piaget and Vigotsky
-
Teori PiagetJean Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitifnya berdasarkan penelitian yang bersubjek anak-anak. Sehingga ia dikenal atas Teori Pembelajaran Kognitif melalui Pengamatan (the theory of cognitive observational learning). Menurutnya, ada empat tahap perkembangan kognitif yang dilalui setiap individu, diantaranya: 1) Tahap sensorimotor 2) Tahap pra-operasional 3) Tahap operasional konkret 4) Tahap operasional formal
-Teori Vygotsky
Sementara itu, Vygotsky mempunyai teori perkembangan kognitif yang disebut Teori Sosiokultural (the sociocultural theory). Vygotsky mempelajari perkembangan mental anak, yang mencangkup bagaimana mereka bermain dan berbicara. Tidak hanya itu, ia juga mempelajari hubungan antara pikiran dan bahasa.
5. Perspektif Kontekstual - Teori ekologi Bronfrenbrenner
teori ekologi Brofenbenner adalah bahwa
pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada
anak, artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama
bagi perkembangan karakter dan habitnya di kemudian hari.
6.Perspektif Evolusionari/ Sosio-biologik -Teori attachment dari Bowlby dan Ainsworth
Menurut Bowlby, kelekatan (attachment) merupakan usaha individu mempertahankan kelekatan fisik dan kelekatan emosionalnya terhadap ibu atau pengasuhnya. Menurut Ainsworth kelekatan adalah sebuah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan individu lain yang bersifat mengikat terus menurus.
7. Perspektif Moral – Teori Kohlberg
Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.