Posts made by Paula Sherly Nanda Oktaviati 2213054039

Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
SUMBER : Jannah, M. (2015). Tugas-tugas perkembangan pada usia kanak-kanak. Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 1(2), 87-98.
1. Tugas Perkembangan Anak Usia Dini
Tugas perkembangan anak usia dini dibagi menjadi 2 periode yaitu:
• Usia kanak-kanak Awal (2-6 tahun) (early childhood)
Pada Usia kanak-kanak awal berbagai macam istilah diberikan pada periode prasekolah ini, yaitu: orang tua sering menyebut periode ini sebagai “problem age” atau “troublesome age”. Dikatakan demikian sebab pada periode ini orang tua sering dihadapkan pada problem tingkah laku, misalnya keras kepala, tidak menurut, negativistis, tempertantrums, mimpi buruk, iri hati, ketakutan yang irationil (tidak masuk akal) pada siang hari dan sebagainya.
Tugas-tugas Perkembangan adalah penyempurnaan pemahaman mengenai konsep-konsep sosial, konsep-konsep benar dan salah dan seterusnya, dan belajar membuat hubungan emosional yang makin matang dengan lingkungan sosial baik di rumah maupun di luar rumah. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal menurut Robert J. Havighurst (1961) (Monks, et al., 1984, syah syah, 1995; Andrissen, 1974; havighurst adalah sebagai berikut:
1. Toilet Training, hakikat tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil dan buang air besar yang bisa diterima secara sosial.toilet training yang berhasil dapat membentuk anak yang berhati-hati, dapatmenguasai dirinya, mendapatkan pandangan jauh kedepan dan dapat berdiri sendiri. Tentang toilet training Havighurst berpendapat: “Toilet training is the first moral training that child received. The stamp of the first moral training that child later character” 2. Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis kelamin lain. Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang berbeda jenis kelamin satu dengan lain
3. Belajar mencapai stabilitas fisologis, manusia pada waktu lahir sangatlah labil jika dibanding fisik orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan perubahan dari panas ke dingin, oleh karena itu anak harus belajar menjaga keseimbangan terhadap perubahan.
4. Pembentukan konsep-konsep yang sederhana tentang realitas fisik dan sosial
5. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, krluarga, dan orang lain, menghubungkan diri sendiri secara emosional
6. Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta mengembangkan kata hati

• Usia Kanak-Kanak Akhir (6-13 tahun) Masa Kanak-kanak Akhir (Late Chilhood), atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjuya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir menurut Robert J. Havighurst adalah sebagai berikut:
1. Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
2. Permasalahan dalam Perkembangan anak usia dini
SUMBER: https://wyethnutrition.co.id/permasalahan-anak-usia-dini
• Mengompol
Mengompol terjadi karena kandung kemih Si Kecil belum tumbuh dengan baik. Di luar itu, ada beberapa kemungkinan penyebab lainnya seperti ketidakseimbangan hormon, sembelit, mengalami stress dan kecemasan, riwayat mengompol di keluarga, atau mengalami ADHD.
Mam dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasi masalah mengompol pada anak seperti mengatur waktu minum, menjadwalkan waktu buang air, mengurangi asupan yang mengganggu kandung kemih, atau tidur lebih awal, dan lainnya.
• Sulit makan
Di masa pertumbuhan, tidak jarang Mam menghadapi permasalahan ketika Si Kecil susah makan. Alasannya beragam, salah satunya adalah selera makan Si Kecil berubah-ubah karena adanya percepatan pertumbuhan serta aktivitas yang beragam.
Kapasitas perut yang kecil dan masalah perhatian juga bisa menjadi faktor. Si Kecil mudah terdistraksi oleh banyak hal di sekitarnya, sehingga rentang perhatian dia saat makan sangat pendek karena adanya gangguan yang dapat mengalihkan perhatiannya.
Hal yang bisa Mam lakukan antara lain, mengurangi jumlah porsi makanan setiap kali makan. Di sela-sela waktu makan, Mam dapat mengisinya dengan memberikan camilan sehat seperti buah atau sayuran.
Selama Si Kecil mengonsumsi makanan yang sehat, Mam tidak perlu khawatir Si Kecil mengalami kelaparan karena anak memiliki pertimbangan yang baik terkait jumlah makanan yang mereka butuhkan.
Jangan paksa Si Kecil untuk menghabiskan makanan karena itu akan membuatnya stres. Alih-alih, selalu apresiasi upayanya ketika mencoba makan satu sendok saja atau hanya satu teguk minuman saja.
• Tantrum
Di usia satu hingga tiga, Si Kecil baru belajar mengenali emosi diri yang ternyata sangat luas. Dia belum bisa mengekspresikannya dengan baik, meskipun dia memahami apa yang Mam katakan. Rasa frustrasi ini biasanya dilakukan dengan cara tantrum. Bentuknya bisa menangis dengan kencang, berteriak, dan melempar-lempar benda yang ada di sekelilingnya.
Yang bisa Mam lakukan jika dihadapkan pada situasi seperti ini adalah tetap tenang dan tidak ikut memarahinya. Tatap matanya dalam-dalam sambil menurunkan badan agar setara dengannya lalu genggam tangannya dan erat.
Menunjukkan rasa sayang dengan sentuhan fisik dapat membuatnya merasa nyaman. Jika tidak berhasil, biarkan dia meluapkan emosinya dan beri dia penjelasan setelahnya.
• Manja
Beberapa hal yang menandai anak manja seperti sering menolak makanan yang sudah disajikan. Dia selalu meminta makanan khusus dan jika tidak, dia akan menolak makan.
Anak yang manja biasanya akan berlaku seperti itu terus menerus. Selain itu, jika di usia 5-6 tahun Si Kecil masih sering tantrum ketika keinginannya tidak terpenuhi, itu jadi tanda lain anak manja. Saat masih kecil, tantrum adalah cara mereka mengekspresikan diri, tapi di usia 5-6 tahun, tantrum adalah tindakan yang manipulatif.
Masalah manja juga dapat dilihat dari betapa bergantungnya mereka pada Mam. Contohnya seperti tidak bisa tidur tanpa ditemani Mam, atau mengamuk saat harus berangkat ke sekolah atau day care. Ketergantungan pada orang tua memang wajar, namun seiring dengan bertambahnya usia, maka dia harus belajar nyaman dengan orang lain maupun saat sendirian.
Untuk mengatasinya, biasakan untuk membatasi Si Kecil dari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatannya. Beri tahu apa yang boleh dan tidak boleh terkait batasan keamanan. Lebih sering beri contoh perilaku sosial yang positif dan usahakan agar terbuka dengan Si Kecil mengenai perilaku.
Yang penting adalah menunjukkan konsistensi terhadap nilai-nilai yang Mam tanamkan agar Si Kecil mendapatkan contoh yang baik.
• Pemalu
Sifat pemalu pada anak adalah sifat yang normal dan umum terjadi. Hal tersebut terjadi karena kemampuan sosialnya belum matang dan minim pengalaman dengan situasi sosial. Dengan meningkatnya kemampuan serta pengalamannya dalam situasi sosial, sifat pemalu ini akan berangsur hilang, tapi tidak jarang berlangsung sekian lama. Sekitar 1 dari 5 anak bahkan tidak akan kehilangan sifat ini hingga dewasa. Yang bisa dilakukan adalah beradaptasi.
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
SUMBER : Tatminingsih, S., & Cintasih, I. (2016). Hakikat anak usia dini. Perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia dini, 1, 1-65.
1. Karakteristik Perkembangan AUD
Perkembangan bersifat multidimensional yang meliputi perkembangan dimensi fisik, kognitif, dan sosial. 2) Perkembangan bersifat integral, menyeluruh dan antardimensi saling berkaitan. Dengan demikian, dalam menjabarkan perkembangan seseorang, harus tergambarkan dimensi-dimensi perkembangan yang saling terkait tersebut. 3) Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan. Proses perkembangan dimulai sejak masa prenatal sampai akhir hayat. 4) Perkembangan muncul sebagai akibat dari interaksi, perkembangan terjadi jika seseorang berespons terhadap belajar dari atau mencari afeksi dari lingkungan biofisik maupun sosialnya. 5) Perkembangan itu terpola, tetapi unik bagi setiap orang. Semua anak berkembang mengikuti tahapan atau garis besar perkembangan manusia, namun laju dan kualitas perkembangan itu sendiri berbeda untuk setiap orang.
2. Ciri Perkembangan AUD
a. Bersifat egosentris naif Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan pikiran orang lain.
b. Relasi sosial yang primitif Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya.
c. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak belum dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh.
d. Sikap hidup yang fisiognomis Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung, anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkret, nyata terhadap apa yang dihayatinya.

3. Prinsip PerkembanganAUD
Domain perkembangan anak secara umum meliputi: fisik, sosial, emosional dan kognitif. Keempat domain tersebut saling terkait dan saling berhubungan. Perkembangan domain yang satu memengaruhi perkembangan lainnya. 2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur. Perkembangan kemampuan dan atau keterampilan berlangsung secara urut dan teratur. Perkembangan sebelumnya melandasi dan menjadi dasar untuk perkembangan berikutnya sementara perkembangan selanjutnya didasari oleh pengalaman yang sudah diperoleh sebelumnya. 3. Hasil proses perkembangan yang terjadi pada diri setiap anak berbeda antara anak yang satu dengan lainnya dan hasil perkembangan di dalam diri seorang anak juga berbeda antara kemampuan satu dengan lainnya. 4. Pengalaman awal yang diperoleh anak memiliki efek kumulatif dan tertunda pada pengembangan individu anak. Terdapat periode optimal untuk jenis perkembangan dan pembelajaran tertentu dan terjadinya dapat berbeda pada setiap anak. 5. Proses perkembangan merupakan sesuatu yang dapat diprediksi arah kemajuan, organisasi kompleksitas dan internalisasinya.

4. Aspek-Aspek Perkembangan AUD
• Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan ini melibatkan keseimbangan tubuh, koordinasi antar anggota tubuh, gerakan yang menggunakan otot-otot besar baik sebagian maupun seluruh anggota tubuh baik berdiam di satu tempat maupun berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya, merayap, merangkak, berjalan, berlari, berlompat, melempar dan menendang.
• Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan secara fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Perkembangan ini terutama meliputi berbagai gerakan dan kekuatan jari-jari tangan. Contohnya: mengambil benda, memegang pensil/alat tulis, membuat prakarya.
• Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif sering pula disebut sebagai intelegensi atau kemampuan intelektual yang meliputi kemampuan yang menggunakan otak atau pikiran dan logika.
• Perkembangan Bahasa Perkembangan
bahasa adalah kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Perkembangan ini meliputi kemampuan anak dalam menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan pikirannya serta menerima, menangkap dan mencerna suara yang didengarnya serta menuangkannya dalam bentuk yang lebih nyata seperti tulisan atau suara. Perkembangan bahasa ini meliputi kemampuan reseptif (mendengarkan) dan ekspresif (mengeluarkan atau berbicara), membaca dan menulis.
• Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan ini meliputi kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan mengelola emosi dalam dirinya serta kemampuan untuk beradaptasi dan membaur dalam kehidupan masyarakat di sekitar tempat hidupnya. Perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian dan hubungan sosial akan membentuk perkembangan sosial-emosional atau dalam Papalia (2008) disebut sebagai psikososial.
• Perkembangan Moral dan Nilai Agama
Perkembangan moral dan nilai agama meliputi kemampuan anak dalam melihat dan memilih hal-hal yang baik atau buruk, benar atau salah dan nilai kebenaran serta cinta pada Tuhan melalui semua ciptaannya.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikeluarkan oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary (suatu kelenjar kecil yang terletak di dasar sebelah bawah otak). Bila menghendaki pertumbuhan jasmani yang normal, maka kelenjar ini harus mampu menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada waktu yang tepat. Bila jumlah hormonnya kurang, maka pertumbuhan akan berhenti lebih awal dari normal, sebaliknya jika terlalu banyak maka tubuh orang ini akan tumbuh melebihi ukuran yang normal. Lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap pembentukan ukuran tubuh anak, baik lingkungan pralahir maupun lingkungan pascalahirnya. Kondisi ibu sedang hamil akan sangat mempengaruhi pertumbuhan janinnya, seperti kurang gizi, merokok, tekanan batin dan masih banyak lagi yang mungkin terjadi dalam lingkungan pralahir. Hal ini ternyata dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran bayi ketika dilahirkan dan pengaruh ini akan berlangsung terus sampai usia anak mencapai ukuran akhirnya.
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
SUMBER : Nasution, H. S., & Abdillah, A. (2019). Bimbingan Konseling: Konsep, Teori Dan Aplikasinya. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling:
• Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu kata “ Guidance” berasal dari kata kerja “to guidance” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu, sesuai dengan istilahnya, maka secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Miller (1978) mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian bimbingan yang telah dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor kepada individu atau sekelompok individu klien) menjadi pribadi yang mandiri.
• secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (counselee). Willis S. Sofyan (2007: 18) menyatakan bahwa konseling adalah suaru proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan seseorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk membantu agar klien memecahkan kesulitanya.
• Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengertian bimbingan dan konseling adalah Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan dimasa yang akan datang.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling:
Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling adalah agar klien terhindar dari berbagai masalah, apakah masalah tersebut berkaitan dengan gejala penyakit mental (neurona dan psychose), sosial maupun spritual, atau dengan kata lain agar masing-masing individu memiliki mental yang sehat.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling:
Adapun fungsi dari bimbingan konseling adalah: (1) Fungsi Pemahaman, (2) Fungsi Preventif; (3) Fungsi Pengembangan; (4) Fungsi Penyembuhan, (5) Fungsi Penyaluran; (6) Fungsi Adaptasi; (7) Fungsi Penyesuaian; (8) Fungsi Perbaikan; (9) Fungsi Fasilitasi; dan (10) Fungsi Pemeliharaan.
4. Prinsip Bimbingan dan Konseling:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosila ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental (fisik) individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan, merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.
d. Terhadap isi dan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yan g teratur dan terarah
5. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling:
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam lembaga sekolah terdapat berbagai macam bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang khusus. Bidang-bidang tersebut diantaranya: Pertama, bidang kurikulum yang meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. Kedua, bidang administrasi atau kepemimpinan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staff. Ketiga, bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individu agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengn bakat, potensi dan minatnya. Dan bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Diluar Sekolah
Pelayanan bimbingan konseling tidak hanya didapat oleh mereka yang berada dilingkungan sekolah atau pendidikan saja. Masyarakat diluar sekolah pun bisa mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
1. Apa yang kamu ketahui tentang Komunikasi non verbal khususnya Postur dan ekspresi wajah (perilaku mata dan kontak mata)?
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu:
a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya , menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik. b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika mengatakan seseorang gemuk/kurus. c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat, semangat dan kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal. d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur , memantau, memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata. e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa disengaja.
Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata (gaze) dalam komunikasi nonverbal. Gaze adalah penggunaan mata dalam proses komunikasi untuk memberi informasi kepada pihak lain dan menerima informasi pihak lain. Fungsi gaze diantaranya mencari unpan balik antara pembicara dan pendengar, menginformasikan pihak lain untuk berbicara, mengisyarakatkan sifat hubungan (hubungan positif bila pandangan terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila terjadi penghindaran kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat bertemu pasangan yang bertengkar, pandangan mata kita alihkan untuk menjaga privasi mereka.

2. Peranan Komunikasi non verbal khususnya Postur dan ekspresi wajah (perilaku mata dan kontak mata) dalam pembelajaran?
Ada 4 fungsi kontak mata:
1. Fungsi kognitif, krn dpt memberi informasi ttg pikiran org lain. Contoh jika pasangan kita memutuskan kontak mata stl kita menanyakan sesuatu pdnya, mk kita tahu bhw mgkn dia sdg memikirkan sesuatu utk dikatakan.
2. Utk memonitor tingkah laku org lain, “ketika kita melihat kedlm mata seseorg, kita dpt melihat sebuah miniatur refleksi diri kita sendiri”
3. Alat pengatur isyarat.
4. Fungsi ekspresi: berkedip, menangis, membelalak, menyipitkan
Nama : Paula Sherly Nanda Oktaviati
NPM : 2213054039
Kelas : 3A
Struktur program bimbingan diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif; (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem.
A. Layanan Dasar Bimbingan
1. pengertian
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sissa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.

2. Tujuan
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar: (1) memiliki kesadaran (pemahaman)ntentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

3. Materi
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan,disamping maalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir. Materi-materi tersebut, diantaranya : (a) fungsi agama bagi kehidupan, (b) pemantapan pilihan program studi, (c) keterampppilan kerja professional, (d) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (e) perkembangan dunia kerja, (f) iklim kehidupan dunia kerja, (g) cara melamar pekerjaan, (h) kasus-kasus kriminalitas, (i) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (j) dampak pergaulan bebas. Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan self-esteem
2. Pengembangan motif berprestasi
3. Keterampilan pengambilan keputusan
4. Keterampilan pemecahan masalah
5. Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
6. Memahami keragaman lintas budaya
7. Perilaku yang bertanggung jawab
SUMBER : https://benczad94.weebly.com/komponen-struktur-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah.html
Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.
Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai dua tujuan yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan umum evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan jabaran atau butir-butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam program bimbingan dan konseling, misalnya: program pengumpulan data, kegiatan bimbingan karir, konseling individual, konseling kelompok dll.
Fungsi evaluasi kegiatan bimbingan konseling adalah memberikan umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan sikap, perkembangan perilaku, dan perkembangan potensi subyek yang dibimbing.
SUMBER : http://bpakhm.unp.ac.id/evaluasi-bimbingan-dan-konseling/#:~:text=Evaluasi%20bimbingan%20dan%20konseling%20merupakan,program%20kegiatan%20bimbingan%20dan%20konseling.