Hal yang terpenting pada folklor lisan adalah biasanya seorang pencerita (sumber) akan mengadakan suatu pertemuan langsung dengan pendengarnya, sehingga terjadilah sebuah bentuk pewarisan budaya yang bahkan terkadang diadakan juga pertukaran cerita dalam pertemuan tersebut.
Posts made by Elya Ferina Cahyawati
Cara Menyusun Pertanyaan Wawancara
1. Tentukan tujuan wawancara.
2. Buat daftar pertanyaan yang akan diajukan.
3. Susun pertanyaan dari yang umum ke yang spesifik
4. Gunakan pertanyaan terbuka.
5. Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan.
Sesuaikan pertanyaan dengan narasumber.
1. Tentukan tujuan wawancara.
2. Buat daftar pertanyaan yang akan diajukan.
3. Susun pertanyaan dari yang umum ke yang spesifik
4. Gunakan pertanyaan terbuka.
5. Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan.
Sesuaikan pertanyaan dengan narasumber.
1. Membangun Keterhubungan: Menciptakan suasana yang nyaman dan ramah sehingga narator merasa nyaman untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka.
2. Pertanyaan Terbuka dan Spesifik: Menggunakan pertanyaan terbuka untuk merangsang narator bercerita lebih banyak, dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail penting.
3. Mendengarkan Aktif: Fokus pada narator, aktif mendengarkan, dan memberi perhatian penuh pada cerita yang dibagikan.
2. Pertanyaan Terbuka dan Spesifik: Menggunakan pertanyaan terbuka untuk merangsang narator bercerita lebih banyak, dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail penting.
3. Mendengarkan Aktif: Fokus pada narator, aktif mendengarkan, dan memberi perhatian penuh pada cerita yang dibagikan.
Terdapat beberapa jenis wawancara yang digunakan dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan, antara lain:
Wawancara Naratif: Pendekatan ini memungkinkan narator untuk bercerita dengan bebas, membagikan pengalaman dan cerita pribadi mereka.
Wawancara Terstruktur: Terfokus pada pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi tertentu.
Wawancara Semi-Terstruktur: Kombinasi antara pertanyaan yang telah disiapkan dan fleksibilitas untuk menjelajahi topik yang muncul secara alami selama wawancara.
Teknik wawancara yang baik dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan melibatkan beberapa hal:
Persiapan yang Matang: Mempersiapkan pertanyaan yang relevan dan menyelaraskan tujuan penelitian dengan topik wawancara.
Membangun Keterhubungan: Menciptakan hubungan yang baik dengan narator, menunjukkan empati dan kepedulian terhadap cerita mereka.
Mendengarkan Aktif: Mendengarkan dengan seksama, menangkap detail-detail penting, dan memungkinkan narator untuk menceritakan kisah mereka tanpa gangguan.
Pertanyaan Terbuka dan Spesifik: Menggunakan pertanyaan terbuka untuk memunculkan cerita panjang narator dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail tertentu.
Rekam atau Catat Wawancara: Merekam wawancara (dengan izin narator) atau mencatat sebanyak mungkin, karena ini akan membantu mempertahankan akurasi informasi.
Verifikasi dan Konteks: Mengonfirmasi informasi dengan sumber lain dan meletakkan cerita narator dalam konteks sejarah yang lebih luas.
Wawancara Naratif: Pendekatan ini memungkinkan narator untuk bercerita dengan bebas, membagikan pengalaman dan cerita pribadi mereka.
Wawancara Terstruktur: Terfokus pada pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi tertentu.
Wawancara Semi-Terstruktur: Kombinasi antara pertanyaan yang telah disiapkan dan fleksibilitas untuk menjelajahi topik yang muncul secara alami selama wawancara.
Teknik wawancara yang baik dalam mengumpulkan sumber Sejarah Lisan melibatkan beberapa hal:
Persiapan yang Matang: Mempersiapkan pertanyaan yang relevan dan menyelaraskan tujuan penelitian dengan topik wawancara.
Membangun Keterhubungan: Menciptakan hubungan yang baik dengan narator, menunjukkan empati dan kepedulian terhadap cerita mereka.
Mendengarkan Aktif: Mendengarkan dengan seksama, menangkap detail-detail penting, dan memungkinkan narator untuk menceritakan kisah mereka tanpa gangguan.
Pertanyaan Terbuka dan Spesifik: Menggunakan pertanyaan terbuka untuk memunculkan cerita panjang narator dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail tertentu.
Rekam atau Catat Wawancara: Merekam wawancara (dengan izin narator) atau mencatat sebanyak mungkin, karena ini akan membantu mempertahankan akurasi informasi.
Verifikasi dan Konteks: Mengonfirmasi informasi dengan sumber lain dan meletakkan cerita narator dalam konteks sejarah yang lebih luas.
Tradisi lisan adalah data sejarah berupa pesan, kesaksian, atau tuturan yang diturunkan secara turun-menurun dalam suatu tradisi atau kebudayaan.