Mahasiswa semua silahkan gunakan forum ini untuk mendiskusikan hal-hal penting terkait materi foklore lisan
Foum Diskusi
tradisi lisan. Ciri yang sering ditemukan dalam folklor ini adalah, biasanya seorang
pencerita (sumber) akan mengadakan suatu pertemuan langsung dengan pendengarnya, sehingga terjadilah sebuah bentuk pewarisan budaya yang bahkan
terkadang diadakan juga pertukaran cerita dalam pertemuan tersebut.
Menurut Danandjaja, foklor lisan atau tradisi lisan memliki
beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat, yakni:
1. Mengungkapkan norma-norma yang hidup di masyarakat.
2. Sebagai suatu ungkapan kritik atau dapat berupa protes sosial terhadap suatu
kondisi kehidupan
3. Ungkapan pendapat masyarakat terhadap pemerintah
4. Mendidik dan mewarisi nilai-nilai, gagasan, ide dari sebuah generasi ke
generasi lainnya.
Jenis-jenis yang termasuk kedalam foklor lisan yakni:
(1) bahasa rakyat
(2) ungkapan tradisional (3) peranyaan tradisonal (4) sajak
(5) cerita rakyat
(6) nyanyian
Beberapa jenis folklor lisan adalah sebagai berikut :
1) Bahasa rakyat
2) Pertanyaan tradisional
3) Sajak dan puisi rakyat
4) Cerita prosa rakyat
- Beberapa hal penting terkait dengan folklor lisan meliputi:
1. Tradisi Lisan: Cerita, legenda, dan mitos yang disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Ungkapan tradisional seperti pribahasa dan sindiran yang merupakan warisan budaya yang mengandung nilai-nilai lokal.
3. Pertanyaan tradisional dan juga puisi rakyat atau sajak seperti pantun dan syair.
Hal-hal penting lainnya terkait folklor lisan itu meliputi pelestarian warisan budaya, pemahaman nilai-nilai tradisional, dan penelitian untuk memahami asal-usul serta perubahan dalam cerita-cerita tersebut.
Sementara lore memiliki arti tradisi yang dimiliki oleh folk. Tradisi tersebut diwariskan secara turun menurun, paling tidak dua generasi.
Danandjaya dalam bukunya yang berjudul Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain (2002), mengartikan folklor sebagai kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun menurun secara tradisional.
Ciri-ciri Foklor lisan
Kedudukan folklor dengan kebudayaan lainnya tentu saja berbeda, agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri utama folklor. Berikut ciri-ciri folklor, sebagaimana dikutip dari Buku Ajar Mata Kuliah Folklor oleh Lira Hayu Afdetis Mana:
1.Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan dengan lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
2.Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
3.Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Penyebaran melalui lisan membuat folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
4.Bersifat anonim, artinya pembuat sudah tidak diketahui lagi orangnya.
5.Biasanya mempunyai bentuk pola. Kata-kata pembuka folklor misanya "Menurut sahibul hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dengan kalimat anuju sawijang dina (pada suatu hari).
6.Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
7.Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
8.Menjadi milik bersama (kolektif) dari masyarakat tertentu.
9.Umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatan kasar atau terlalu sopan. Hal ini disebabkan banyak folklore merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.
pewarisannya dilakukan melalui tutur kata.
Ciri-ciri pengenalan folklore lisan meliputi bersifat pralogis, milik bersama, bersifat lugu atau polos, dan bentuk berumus atau berpola. Jenis-jenis folklore lisan meliputi cerita rakyat, sajak, nyanyian rakyat, dan permainan populer.
Folklore lisan memiliki fungsi dan nilai yang penting dalam kehidupan masyarakat, seperti sebagai media pendidikan, sumber daya untuk menyampaikan nilai, dan menyebarkan budaya. Melestarikan folklore lisan penting untuk menjaga keberlangsungan budaya dan tradisi masyarakat, serta sebagai sumber inspirasi dan kreativitas dalam seni dan budaya.
Pengertian folklor lisan menurut para ahli dapat berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki kesamaan dalam konsepnya. Beberapa definisi dari para ahli antara lain:
1. Alan Dundes: Folklor lisan adalah "benda-benda yang dihasilkan oleh tradisi lisan dan disebarkan dari mulut ke mulut."
2. Richard M. Dorson: Folklor lisan adalah "bahan-bahan yang dibawa oleh tradisi lisan dan diwariskan secara lisan."
3. Linda Degh: Folklor lisan adalah "bahan-bahan yang dihasilkan oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antargenerasi."
Jenis-jenis folklor lisan dapat mencakup:
1. Cerita Rakyat: Cerita yang diwariskan secara lisan, seperti legenda, mitos, dongeng, dan cerita rakyat lainnya.
2. Lagu Rakyat: Lagu-lagu tradisional yang diwariskan secara lisan.
3. Puisi Rakyat: Puisi-puisi yang dihasilkan oleh masyarakat dan diwariskan secara lisan.
4. Peribahasa: Ungkapan bijak yang mengandung nilai-nilai budaya dan diwariskan secara lisan.
5. Teka-Teki: Pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemecahan dan diwariskan secara lisan.
6. Pantun: Ungkapan berima yang dihasilkan oleh masyarakat dan diwariskan secara lisan.
7. Ritual Lisan: Tradisi atau upacara yang melibatkan pengucapan kata-kata tertentu secara lisan.
Fungsi Folklor Lisan :
- Sarana Pengendali Ketegangan Sosial
- Sistem Proyeksi
- Alat Pendidikan
- Pelestarian Budaya
Jenis folklor lisan :
Cerita rakyat, dongeng, mite, anekdot, legenda, pantun, syair, dan berbagai bentuk tradisi lisan lainnya
Ciri-ciri Folklore Lisan: Beberapa ciri-ciri folklore lisan antara lain:
Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan dengan lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya
Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya
Bersifat pralogis, yaitu cerita yang tidak harus masuk akal
Bersifat universal, artinya dapat ditemukan di berbagai tempat dan budaya
Bersifat kolektif, artinya merupakan hasil karya dari sekelompok orang atau masyarakat
Jenis-jenis Folklore Lisan: Beberapa jenis-jenis folklore lisan antara lain:
Mitos: Cerita yang menjelaskan asal-usul dunia, keberadaan manusia, dan hubungan antara manusia dengan dewa atau roh
Dongeng: Cerita fiksi yang mengandung pesan moral atau ajaran
Legenda: Cerita yang mengisahkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah atau mitos, yang seringkali dianggap sebagai kisah nyata
Nyanyian rakyat: Lagu-lagu yang diciptakan oleh masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun
Kelebihan dan Kekurangan Folklore Lisan: Beberapa kelebihan dan kekurangan folklore lisan antara lain:
Kelebihan: Dapat memberikan informasi tentang kebudayaan, sejarah, dan tradisi suatu masyarakat yang tidak terdokumentasi secara tertulis
Kekurangan: Rentan terhadap distorsi informasi seiring dengan perubahan cerita dari generasi ke generasi
Sulit diverifikasi kebenarannya karena tidak ada catatan tertulis yang dapat dijadikan rujukan.
Dengan memahami hal-hal penting terkait materi folklore lisan, kita dapat lebih memahami kebudayaan, sejarah, dan tradisi suatu masyarakat.
* **Folklore lisan adalah salah satu sumber sejarah yang penting.** Folklore lisan dapat mengungkapkan peristiwa sejarah yang tidak terungkap atau tidak lengkap dalam sumber sejarah tertulis. Hal ini karena folklore lisan seringkali menceritakan tentang peristiwa sejarah yang dialami langsung oleh masyarakat biasa.
* **Folklore lisan dapat mengungkapkan sudut pandang masyarakat biasa.** Folklore lisan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat biasa memandang peristiwa sejarah. Hal ini dapat membantu kita untuk memahami peristiwa sejarah dari sudut pandang yang berbeda.
* **Folklore lisan dapat memberikan informasi tentang kehidupan dan pengalaman pribadi seseorang.
** Folklore lisan, seperti cerita rakyat dan lagu rakyat, seringkali menceritakan tentang kehidupan dan pengalaman pribadi seseorang. Hal ini dapat membantu kita untuk memahami kehidupan dan budaya masyarakat pada masa lalu.
* **Folklore lisan dapat membantu untuk melestarikan memori kolektif masyarakat.** Folklore lisan merupakan salah satu cara bagi masyarakat untuk melestarikan memori kolektif mereka. Hal ini penting untuk menjaga identitas dan kesatuan masyarakat.
Pengertian Folklore Lisan Menurut Ahli :
•Menurut Danandjaja (1997:22), foklor lisan adalah folklor yang bentuknya murni lisan, yaitu folklor yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun secara lisan, tanpa melalui media tulis.
•Menurut Endraswara (2003:7), foklor lisan adalah tradisi yang disampaikan secara turun-temurun melalui lisan secara penuh. Foklor lisan juga biasa disebut sebagai tradisi lisan.
Foklore lisan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
• Pembentuk identitas budaya
Foklore lisan merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat. Foklore lisan dapat memberikan gambaran tentang nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan hidup suatu masyarakat. Dengan demikian, foklore lisan dapat berfungsi sebagai pembentuk identitas budaya suatu masyarakat.
•Media pendidikan
Foklore lisan dapat digunakan sebagai media pendidikan. Foklore lisan dapat memberikan pesan moral, pesan sosial, dan pesan-pesan lainnya kepada masyarakat. Dengan demikian, foklore lisan dapat berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat.
•Hiburan
Foklore lisan juga dapat berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat. Foklore lisan dapat memberikan kesenangan dan hiburan bagi masyarakat.
Contoh folklore lisan di Indonesia :
•Cerita rakyat, seperti cerita Malin Kundang, Cindelaras, dan Timun Mas.
•Lagu rakyat, seperti lagu Ampar-ampar Pisang, Gundul-gundul Pacul, dan Soleram.
•Puisi rakyat, seperti pantun, syair, dan gurindam.
•Permainan rakyat, seperti engklek, gobak sodor, dan petak umpet.
1. Konteks Budaya: Pahami konteks budaya dari mana folklore tersebut berasal, karena ini akan memberikan wawasan tentang nilai-nilai, norma, dan kepercayaan dalam masyarakat tersebut.
2. Narasumber dan Pengumpulan Informasi:
-Identifikasi narasumber folklore dan pahami latar belakang mereka.
-Gunakan metode pengumpulan informasi yang sesuai, seperti wawancara lisan, observasi, atau pencatatan.
3. Keterbukaan terhadap Variasi:
Mengakui bahwa folklore sering mengalami variasi dan adaptasi dalam penyampaian dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari satu komunitas ke komunitas lainnya.
4. Fungsi dan Signifikansi:
Tentukan fungsi folklore dalam masyarakat, apakah sebagai sarana hiburan, pendidikan moral, atau menjelaskan asal-usul suatu kepercayaan atau tradisi.
5. Bahasa dan Gaya Cerita:
Perhatikan bahasa yang digunakan dalam folklore, termasuk gaya penceritaan dan unsur linguistik lainnya yang dapat memberikan kekhasan cerita tersebut.
-Pengertian Folklore Lisan: Folklore lisan adalah tradisi yang disampaikan melalui lisan dari generasi ke generasi berikutnya. Jenis-jenis yang termasuk kedalam folklore lisan antara lain bahasa rakyat, ungkapan tradisional, peribahasa tradisional, sajak, cerita rakyat, dan nyanyian
-Fungsi Folklore Lisan: Terdapat empat fungsi folklore lisan, yaitu sebagai sistem proyeksi, alat identifikasi, alat komunikasi, dan alat pembentuk identitas
-Ciri-ciri Folklore Lisan: Folklore lisan memiliki ciri-ciri berupa adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan
-Bentuk Folklore Lisan: Folklore lisan dapat berbentuk cerita rakyat, ungkapan tradisional, permainan rakyat, dan kepercayaan rakyat.
Contoh folklor lisan termasuk:
Cerita Rakyat (Folktales): Narasi tradisional yang diwariskan melalui lisan dan seringkali disampaikan oleh perantara seperti pencerita atau pendongeng.
Lagu Rakyat (Folk Songs): Lagu-lagu tradisional yang dinyanyikan dan diwariskan secara lisan, mencerminkan kehidupan sehari-hari atau peristiwa-peristiwa sejarah.
Tarian Tradisional: Gerakan tarian dan pola-pola yang diwariskan melalui lisan, sering kali sebagai bagian dari perayaan atau ritual budaya.
Tuntunan (Proverbs): Ungkapan bijak atau peribahasa yang diucapkan secara lisan, sering kali mengandung ajaran moral atau nasihat praktis
Folklor atau folkloristik merujuk pada tradisi lisan dan budaya rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Ciri-ciri jenis folklor mencakup:
Lisan: Sebagian besar folklor disampaikan secara lisan, dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui cerita, lagu, atau rima.
Anonim: Banyak karya folklor tidak dapat diatribusikan kepada penulis tertentu; mereka menjadi bagian dari warisan budaya kolektif.
Variasi: Cerita atau lagu folklor sering mengalami variasi ketika disampaikan melalui berbagai komunitas atau waktu, mencerminkan adaptasi lokal dan perubahan kreatif.
Fungsi Folklor Lisan :
- Sarana Pengendali Ketegangan Sosial
- Sistem Proyeksi
- Alat Pendidikan
- Pelestarian Budaya
Jenis folklor lisan :
Cerita rakyat, dongeng, mite, anekdot, legenda, pantun, syair, dan berbagai bentuk tradisi lisan lainnya
Pengertian folklor lisan menurut para ahli dapat berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki kesamaan dalam konsepn
beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat, yakni:
1. Mengungkapkan norma-norma yang hidup di masyarakat.
2. Sebagai suatu ungkapan kritik atau dapat berupa protes sosial terhadap suatu
kondisi kehidupan
3. Ungkapan pendapat masyarakat terhadap pemerintah
4. Mendidik dan mewarisi nilai-nilai, gagasan, ide dari sebuah generasi ke
generasi lainnya
Beberapa definisi dari para ahli antara lain:
1. Alan Dundes: Folklor lisan adalah "benda-benda yang dihasilkan oleh tradisi lisan dan disebarkan dari mulut ke mulut."
2. Richard M. Dorson: Folklor lisan adalah "bahan-bahan yang dibawa oleh tradisi lisan dan diwariskan secara lisan."
3. Linda Degh: Folklor lisan adalah "bahan-bahan yang dihasilkan oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antargenerasi."
Jenis-jenis folklor lisan dapat mencakup:
1. Cerita Rakyat: Cerita yang diwariskan secara lisan, seperti legenda, mitos, dongeng, dan cerita rakyat lainnya.
2. Lagu Rakyat: Lagu-lagu tradisional yang diwariskan secara lisan.
3. Puisi Rakyat: Puisi-puisi yang dihasilkan oleh masyarakat dan diwariskan secara lisan.
4. Peribahasa: Ungkapan bijak yang mengandung nilai-nilai budaya dan diwariskan secara lisan.
5. Teka-Teki: Pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemecahan dan diwariskan secara lisan.
6. Pantun: Ungkapan berima yang dihasilkan oleh masyarakat dan diwariskan secara lisan.
1. *Cerita Rakyat (Folktales):*
- Cerita naratif tradisional yang diwariskan secara lisan.
- Sering mengandung elemen-elemen fantasi, moral, atau alegori.
2. *Legenda (Legends):*
- Cerita yang umumnya dihubungkan dengan tokoh atau peristiwa bersejarah.
- Dikisahkan dalam bentuk narasi yang mencampurkan fakta dan unsur fantasi.
3. *Mitos (Myths):*
- Cerita yang menjelaskan asal-usul atau penciptaan dunia dan fenomena alam.
- Sering melibatkan dewa, makhluk mitologis, atau kejadian supranatural.
4. *Lagu Rakyat (Folk Songs):*
- Lagu-lagu yang berkembang dalam masyarakat melalui tradisi lisan.
- Sering mencerminkan pengalaman hidup sehari-hari, perjuangan, atau cerita cinta.
5. *Dongeng (Fables):*
- Cerita pendek yang mengandung pengajaran moral atau pesan.
- Sering menggunakan hewan atau objek antropomorfik sebagai tokoh cerita.
6. *Pantun dan Syair:*
- Ungkapan puisi lisan yang sering kali bersifat ritmis.
- Digunakan untuk menyampaikan pesan, humor, atau esensi budaya.
7. *Proverbs (Peribahasa):*
- Ungkapan bijak atau peribahasa yang diwariskan secara lisan.
- Mengandung hikmah atau nasihat tentang kehidupan.
8. *Doa dan Pantangan (Prayers and Taboos):*
- Ungkapan lisan yang terkait dengan aspek keagamaan atau kepercayaan.
- Melibatkan doa, mantra, atau larangan tertentu.
9. *Cerita Lucu (Folk Humor):*
- Cerita atau anekdot yang dimaksudkan untuk menghibur.
- Mengandung unsur humor dan kadang-kadang mengajarkan pelajaran.
10. *Ritual dan Tradisi Lisan:*
- Praktek lisan yang terlibat dalam upacara atau ritual keagamaan.
- Melibatkan nyanyian, doa, atau cerita yang diwariskan secara lisan.
Jenis folklor lisan ini dapat bervariasi antar budaya dan masyarakat, mencerminkan kekayaan dan keberagaman warisan budaya yang ada di berbagai bagian dunia.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari folklor lisan:
Berasal dari kebudayaan tradisional: Folklor lisan menggambarkan kebudayaan, tradisi, dan latar belakang suku atau komunitas
Berbentuk lisan: Folklor lisan terdiri dari kata-kata atau lisan, seperti cerita, naskah, pantun, dan lagu
Tidak resmi: Folklor lisan umumnya bukan yang resmi atau officiel, melainkan sering disampaikan secara rahasia dan anonim.
Dikirimkan secara warisan: Folklor lisan dikirimkan melalui ucapan, pidato, nyanyian, dan perilaku fisik, serta didasarkan pada kekuatan lisan.
Menggambarkan kepercayaan rakyat: Folklor lisan sering menjadi kendaraan untuk kepercayaan dan agama masyarakat, seperti takhayul dan percayaan tentang bawang putih dan batu-batu permata.
Folklor lisan memiliki pentingnya dalam menjaga dan mengembangkan budaya tradisional, serta memberikan konteks tentang latar belakang dan cara hidup masyarakat dalam waktu terakhir
Menurut Danandjaja, foklor lisan atau tradisi lisan memliki
beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat, yakni:
1. Mengungkapkan norma-norma yang hidup di masyarakat.
2. Sebagai suatu ungkapan kritik atau dapat berupa protes sosial terhadap suatu
kondisi kehidupan
3. Ungkapan pendapat masyarakat terhadap pemerintah
4. Mendidik dan mewarisi nilai-nilai, gagasan, ide dari sebuah generasi ke
generasi lainnya.
Beberapa jenis folklor lisan adalah sebagai berikut :
1. Bahasa rakyat
2. Pertanyaan tradisional
3. Sajak dan puisi rakyat
4. Cerita prosa rakyat
Folklor lisan merupakan kumpulan tradisi lisan yang meliputi cerita, lagu, dongeng, mitos, legenda, pepatah, dan syair yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Hal ini mengandung banyak nilai budaya yang penting. Pertama, folklor lisan mengandung warisan budaya suatu masyarakat yang mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan cara hidup mereka. Cerita dan legenda dapat menggambarkan asal-usul suatu bangsa atau kepercayaan tertentu.
Kedua, folklor lisan memainkan peran penting dalam pemeliharaan identitas etnis. Cerita rakyat seringkali menjadi simbol keunikan suatu kelompok atau komunitas. Melalui folklor, nilai-nilai dan kebijaksanaan lokal diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Selain itu, folklor lisan juga menyebarkan nilai-nilai moral dan pengetahuan yang berguna. Cerita rakyat sering kali mengandung pesan moral yang mengajarkan etika, kebaikan, atau bahkan peringatan tentang akibat dari perbuatan yang tidak baik.
Terakhir, folklor lisan juga mencerminkan kreativitas manusia. Dalam bentuk cerita, lagu, atau seni lisan lainnya, folklor menjadi wadah ekspresi kreatif untuk menceritakan pengalaman, perjuangan, dan kebijaksanaan yang dapat menginspirasi serta menghibur orang-orang dalam suatu masyarakat.