Posts made by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. -

EKONDUS A2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Indonesia sedang menghadapi tantangan deindustrialisasi dini, di mana kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB menurun meskipun pendapatan per kapita belum mencapai level negara maju. Di sisi lain, pemerintah Indonesia telah meluncurkan kebijakan Making Indonesia 4.0 sebagai upaya revitalisasi industri nasional, dengan fokus pada lima sektor prioritas: makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.

Namun, setelah lima tahun implementasi, pertumbuhan sektor-sektor tersebut belum signifikan. Sementara itu, negara-negara seperti Vietnam dan Bangladesh justru menunjukkan peningkatan pesat dalam sektor manufakturnya.

 Pertanyaan:

  1. Analisislah kemungkinan penyebab kegagalan implementasi kebijakan Making Indonesia 4.0 dalam mendorong pertumbuhan industri prioritas. Gunakan teori-teori kebijakan industri sebagai dasar analisis Anda.
  2. Bandingkan pendekatan kebijakan industri Indonesia dengan negara lain seperti Vietnam atau Korea Selatan. Apa yang membedakan efektivitas kebijakan mereka?
  3. Berdasarkan hasil analisis Anda, rancanglah kebijakan industri alternatif yang lebih kontekstual untuk Indonesia agar mampu keluar dari jebakan deindustrialisasi dini. Jelaskan rasional dan instrumen kebijakan yang digunakan.

EKONDUS C2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Kementerian Pendidikan dan berbagai startup edtech meluncurkan aplikasi pembelajaran daring untuk siswa di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil. Namun, banyak guru dan siswa di daerah seperti pedalaman Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara mengalami kendala. Bukan hanya soal akses internet, tetapi juga karena aplikasi dirasa tidak relevan dengan konteks budaya dan bahasa lokal. Guru juga kesulitan mengintegrasikan aplikasi ke dalam metode pembelajaran mereka.

 Pertanyaan:

  1. Gunakan pendekatan SCP untuk menganalisis mengapa aplikasi edukasi digital tersebut tidak efektif di daerah terpencil.
  2. Nilai peran faktor sosial, budaya, dan lokalitas dalam membentuk makna dan penerimaan teknologi pendidikan.
  3. Desain sebuah model aplikasi atau strategi penerapan yang mempertimbangkan prinsip SCP dan lokalitas untuk meningkatkan efektivitas edtech di Indonesia.

EKONDUS C2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengembangkan berbagai teknologi pertanian digital (agritech), seperti penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida, sistem pemantauan kelembapan tanah berbasis IoT, dan aplikasi pasar digital untuk petani. Namun, adopsi teknologi ini belum merata. Di beberapa daerah, petani menolak menggunakan teknologi ini karena dianggap "tidak sesuai dengan tradisi", sulit dioperasikan, atau tidak relevan dengan kondisi lokal.

Analisislah kasus di atas dengan menjawab pertanyaan berikut:

  1. Identifikasi dan jelaskan aktor-aktor sosial utama dalam kasus di atas serta peran mereka dalam proses konstruksi sosial teknologi.
  2. Berdasarkan pendekatan SCP, bagaimana proses "interpretative flexibility" terjadi dalam konteks teknologi agritech di Indonesia?
  3. Buatlah analisis kritis tentang bagaimana kekuasaan sosial dan budaya lokal membentuk keberhasilan atau kegagalan adopsi teknologi dalam kasus ini.
  4. Berikan rekomendasi strategi implementasi teknologi agritech yang mempertimbangkan prinsip-prinsip SCP agar dapat diterima oleh komunitas lokal.

EKONDUS B2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Kementerian Pendidikan dan berbagai startup edtech meluncurkan aplikasi pembelajaran daring untuk siswa di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil. Namun, banyak guru dan siswa di daerah seperti pedalaman Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara mengalami kendala. Bukan hanya soal akses internet, tetapi juga karena aplikasi dirasa tidak relevan dengan konteks budaya dan bahasa lokal. Guru juga kesulitan mengintegrasikan aplikasi ke dalam metode pembelajaran mereka.

 Pertanyaan:

  1. Gunakan pendekatan SCP untuk menganalisis mengapa aplikasi edukasi digital tersebut tidak efektif di daerah terpencil.
  2. Nilai peran faktor sosial, budaya, dan lokalitas dalam membentuk makna dan penerimaan teknologi pendidikan.
  3. Desain sebuah model aplikasi atau strategi penerapan yang mempertimbangkan prinsip SCP dan lokalitas untuk meningkatkan efektivitas edtech di Indonesia.

EKONDUS B2025 -> CASE STUDY

by Dr. PUJIATI, S.Pd., M.Pd. - -

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengembangkan berbagai teknologi pertanian digital (agritech), seperti penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida, sistem pemantauan kelembapan tanah berbasis IoT, dan aplikasi pasar digital untuk petani. Namun, adopsi teknologi ini belum merata. Di beberapa daerah, petani menolak menggunakan teknologi ini karena dianggap "tidak sesuai dengan tradisi", sulit dioperasikan, atau tidak relevan dengan kondisi lokal.

Analisislah kasus di atas dengan menjawab pertanyaan berikut:

  1. Identifikasi dan jelaskan aktor-aktor sosial utama dalam kasus di atas serta peran mereka dalam proses konstruksi sosial teknologi.
  2. Berdasarkan pendekatan SCP, bagaimana proses "interpretative flexibility" terjadi dalam konteks teknologi agritech di Indonesia?
  3. Buatlah analisis kritis tentang bagaimana kekuasaan sosial dan budaya lokal membentuk keberhasilan atau kegagalan adopsi teknologi dalam kasus ini.
  4. Berikan rekomendasi strategi implementasi teknologi agritech yang mempertimbangkan prinsip-prinsip SCP agar dapat diterima oleh komunitas lokal.