Nama: Agnes Yuheatifiani
NPM: 2213031045
1. Analisis SCP terhadap Ketidakefektifan Aplikasi Edutech di Daerah Terpencil
Melalui pendekatan Structure-Conduct-Performance (SCP), ketidakefektifan aplikasi edukasi digital di daerah terpencil dapat dijelaskan dari struktur pasar pendidikan yang tidak merata, perilaku pengguna yang beragam, dan hasil kinerja yang belum optimal. Struktur pendidikan di wilayah terpencil ditandai oleh keterbatasan infrastruktur digital, rendahnya literasi teknologi, serta minimnya dukungan teknis. Perilaku guru dan siswa dalam menggunakan teknologi juga dipengaruhi oleh keterbatasan pemahaman dan adaptasi terhadap metode pembelajaran digital. Akibatnya, performa aplikasi edutech tidak mencapai tujuan yang diharapkan, karena tidak mampu menjawab kebutuhan lokal secara kontekstual dan fungsional.
2. Peran Faktor Sosial, Budaya, dan Lokalitas dalam Penerimaan Teknologi Pendidikan
Faktor sosial, budaya, dan lokalitas memiliki pengaruh besar dalam membentuk makna dan penerimaan terhadap teknologi pendidikan. Bahasa daerah, nilai-nilai lokal, serta cara belajar yang khas menjadi elemen penting yang menentukan apakah sebuah teknologi dianggap relevan dan bermanfaat. Di banyak wilayah terpencil, pendekatan pendidikan masih sangat bergantung pada interaksi langsung dan metode tradisional, sehingga aplikasi yang tidak mempertimbangkan konteks lokal cenderung ditolak atau tidak digunakan secara maksimal. Ketika teknologi tidak selaras dengan budaya dan kebiasaan setempat, maka resistensi terhadap inovasi akan meningkat, meskipun secara teknis aplikasi tersebut canggih.
3. Desain Model Aplikasi dan Strategi Penerapan yang Responsif terhadap SCP dan Lokalitas
Untuk meningkatkan efektivitas edtech di Indonesia, perlu dirancang model aplikasi yang adaptif terhadap struktur pendidikan lokal, perilaku pengguna, dan hasil yang diharapkan. Aplikasi harus memiliki fitur multibahasa, termasuk bahasa daerah, serta konten yang disesuaikan dengan konteks budaya masing-masing wilayah. Strategi penerapan harus melibatkan pelatihan intensif bagi guru, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan integrasi dengan metode pembelajaran yang sudah dikenal. Pemerintah dan startup edtech juga perlu membentuk ekosistem pendukung, seperti pusat teknologi pendidikan daerah dan program pendampingan digital. Dengan pendekatan yang berbasis SCP dan lokalitas, teknologi pendidikan dapat menjadi alat yang inklusif dan efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di seluruh Indonesia.