Nama : Wina Nadia Maratama
NPM :2313031070
1. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket dengan skala Likert, sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif berfokus pada pengukuran data dalam bentuk angka agar dapat dianalisis secara statistik. Melalui angket, setiap jawaban responden dapat diubah menjadi data numerik, misalnya skor 1 sampai 5, sehingga hubungan antarvariabel dapat dianalisis secara objektif. Selain itu, angket juga memungkinkan peneliti memperoleh data dari banyak responden dalam waktu yang relatif singkat, sehingga cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan melakukan generalisasi hasil.
2. Penggunaan angket dalam penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya, angket mampu mengumpulkan data dari banyak responden secara efisien dan memberikan hasil yang seragam karena setiap responden menjawab pertanyaan yang sama. Responden juga dapat merasa lebih nyaman untuk menjawab dengan jujur karena tidak perlu mencantumkan identitas pribadi. Namun, angket juga memiliki kelemahan, seperti kemungkinan jawaban yang kurang mendalam karena terbatas pada pilihan yang tersedia. Selain itu, ada kemungkinan responden salah menafsirkan pertanyaan atau menjawab sesuai harapan sosial, bukan berdasarkan keadaan sebenarnya. Beberapa responden juga mungkin mengisi angket dengan kurang serius jika pertanyaannya terlalu banyak atau membosankan.
3. Teknik analisis statistik yang tepat disesuaikan dengan tujuan penelitian. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru, analisis yang sesuai adalah regresi linier sederhana, karena dapat menunjukkan sejauh mana variabel gaya kepemimpinan memengaruhi motivasi kerja. Sementara itu, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru, analisis yang tepat adalah One-Way ANOVA, terutama jika terdapat lebih dari dua kelompok tingkat pendidikan (misalnya D3, S1, dan S2). Namun, jika hanya ada dua kelompok, seperti S1 dan S2, maka dapat digunakan uji t independen untuk membandingkan rata-rata motivasi kerja antar kedua kelompok tersebut.
4. Dalam penggunaan angket, peneliti perlu memperhatikan potensi bias dan masalah validitas agar hasil penelitian tetap akurat. Bias sosial dapat terjadi jika responden memberikan jawaban yang dianggap baik secara sosial, bukan yang sebenarnya dirasakan. Hal ini dapat diminimalkan dengan menjamin kerahasiaan data responden. Selain itu, kesalahan penafsiran pertanyaan bisa memengaruhi hasil, sehingga penting untuk melakukan uji coba angket (try out) sebelum disebarkan. Uji reliabilitas, seperti Cronbach’s Alpha, juga perlu dilakukan untuk memastikan konsistensi antaritem pertanyaan. Peneliti juga harus memastikan sampel yang digunakan mewakili populasi guru secara proporsional agar hasilnya tidak bias. Untuk menghindari bias metode, peneliti dapat mengacak urutan pertanyaan dan memastikan redaksinya tidak terlalu serupa antarvariabel.
Secara keseluruhan, penggunaan angket dengan skala Likert sudah sesuai dengan pendekatan kuantitatif dan dapat mendukung tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan antarvariabel. Meski terdapat beberapa potensi kelemahan, hal tersebut dapat diminimalkan melalui penyusunan instrumen yang baik, uji validitas dan reliabilitas, serta pelaksanaan pengumpulan data yang hati-hati.