Silakan didiskusikan disini bersama rekan anda, bagaimanakah upaya menumbuhkan karakter yang baik dalam konteks transmisi kewarganegaraan yang baik mengingat saat ini perkembangan globalisiasi telah menggerus moralitas generasi muda.
Diskusi
Nama: Habibah Husnul Khotimah
NPM: 2523031006
Upaya menumbuhkan karakter yang baik dalam konteks transmisi kewarganegaraan yang baik (good citizenship) menjadi sangat penting karena globalisasi saat ini membawa arus nilai dan gaya hidup yang tidak selalu sejalan dengan moralitas bangsa. Pertama, pembentukan karakter harus dimulai dari keluarga sebagai lingkungan pendidikan utama, melalui penanaman nilai kejujuran, tanggung jawab, empati, dan disiplin dalam aktivitas sehari-hari. Kedua, sekolah perlu menjadi ruang strategis untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dan kewarganegaraan ke dalam semua mata pelajaran, bukan hanya PPKn. Pembelajaran harus mendorong peserta didik memahami hak dan kewajiban, menghargai keberagaman, serta memiliki kesadaran kritis terhadap isu sosial, termasuk pengaruh negatif media digital. Ketiga, pendidikan karakter perlu diperkuat melalui teladan baik dari guru, orang tua, maupun tokoh publik karena keteladanan merupakan bentuk transmisi nilai yang paling efektif.
Selain itu, pemerintah dan masyarakat harus menyediakan lingkungan sosial yang kondusif, seperti kegiatan organisasi pemuda, program bakti sosial, literasi digital, dan ruang kreatif bagi generasi muda untuk mengekspresikan identitas positifnya. Penguatan literasi digital menjadi penting agar mereka mampu membedakan informasi bermanfaat dan konten destruktif yang sering muncul di era globalisasi. Dengan pendekatan yang konsisten dan kolaboratif antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara, generasi muda dapat dibentuk menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, dan mampu mempertahankan nilai moral di tengah perubahan global yang begitu cepat.
NPM: 2523031006
Upaya menumbuhkan karakter yang baik dalam konteks transmisi kewarganegaraan yang baik (good citizenship) menjadi sangat penting karena globalisasi saat ini membawa arus nilai dan gaya hidup yang tidak selalu sejalan dengan moralitas bangsa. Pertama, pembentukan karakter harus dimulai dari keluarga sebagai lingkungan pendidikan utama, melalui penanaman nilai kejujuran, tanggung jawab, empati, dan disiplin dalam aktivitas sehari-hari. Kedua, sekolah perlu menjadi ruang strategis untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dan kewarganegaraan ke dalam semua mata pelajaran, bukan hanya PPKn. Pembelajaran harus mendorong peserta didik memahami hak dan kewajiban, menghargai keberagaman, serta memiliki kesadaran kritis terhadap isu sosial, termasuk pengaruh negatif media digital. Ketiga, pendidikan karakter perlu diperkuat melalui teladan baik dari guru, orang tua, maupun tokoh publik karena keteladanan merupakan bentuk transmisi nilai yang paling efektif.
Selain itu, pemerintah dan masyarakat harus menyediakan lingkungan sosial yang kondusif, seperti kegiatan organisasi pemuda, program bakti sosial, literasi digital, dan ruang kreatif bagi generasi muda untuk mengekspresikan identitas positifnya. Penguatan literasi digital menjadi penting agar mereka mampu membedakan informasi bermanfaat dan konten destruktif yang sering muncul di era globalisasi. Dengan pendekatan yang konsisten dan kolaboratif antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara, generasi muda dapat dibentuk menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, dan mampu mempertahankan nilai moral di tengah perubahan global yang begitu cepat.
Ahmad Ridwan Syuhada
2523031008
Dalam konteks perkembangan globalisasi yang semakin cepat, upaya menumbuhkan karakter yang baik sebagai bagian dari transmisi kewarganegaraan menjadi tantangan yang sangat penting. Arus budaya populer, teknologi digital, dan informasi yang tidak terbatas sering kali menggeser nilai moral masyarakat, terutama generasi muda yang paling rentan terhadap pengaruh eksternal. Oleh karena itu, pembentukan karakter tidak dapat hanya mengandalkan aturan atau nasihat moral, tetapi harus dilakukan melalui proses pembelajaran yang menyentuh pengalaman nyata peserta didik. Pendidikan kewarganegaraan dan IPS perlu dirancang agar siswa mampu memahami nilai-nilai kebangsaan, etika bermasyarakat, serta tanggung jawab sosial melalui kegiatan yang menumbuhkan kesadaran kritis dan empati. Diskusi kasus, proyek layanan masyarakat, refleksi diri, serta pembiasaan dalam lingkungan sekolah yang menghargai integritas dan kerja sama merupakan langkah strategis untuk menanamkan nilai karakter secara berkelanjutan. Di sisi lain, peran guru, keluarga, dan lingkungan sosial sangat penting dalam mentransmisikan nilai kewarganegaraan yang baik, seperti disiplin, kejujuran, toleransi, dan kepedulian. Ketika generasi muda dibekali tidak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan karakter kuat dan identitas kebangsaan yang jelas, mereka akan lebih siap menghadapi pengaruh global dengan sikap yang bijaksana dan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa.
2523031008
Dalam konteks perkembangan globalisasi yang semakin cepat, upaya menumbuhkan karakter yang baik sebagai bagian dari transmisi kewarganegaraan menjadi tantangan yang sangat penting. Arus budaya populer, teknologi digital, dan informasi yang tidak terbatas sering kali menggeser nilai moral masyarakat, terutama generasi muda yang paling rentan terhadap pengaruh eksternal. Oleh karena itu, pembentukan karakter tidak dapat hanya mengandalkan aturan atau nasihat moral, tetapi harus dilakukan melalui proses pembelajaran yang menyentuh pengalaman nyata peserta didik. Pendidikan kewarganegaraan dan IPS perlu dirancang agar siswa mampu memahami nilai-nilai kebangsaan, etika bermasyarakat, serta tanggung jawab sosial melalui kegiatan yang menumbuhkan kesadaran kritis dan empati. Diskusi kasus, proyek layanan masyarakat, refleksi diri, serta pembiasaan dalam lingkungan sekolah yang menghargai integritas dan kerja sama merupakan langkah strategis untuk menanamkan nilai karakter secara berkelanjutan. Di sisi lain, peran guru, keluarga, dan lingkungan sosial sangat penting dalam mentransmisikan nilai kewarganegaraan yang baik, seperti disiplin, kejujuran, toleransi, dan kepedulian. Ketika generasi muda dibekali tidak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan karakter kuat dan identitas kebangsaan yang jelas, mereka akan lebih siap menghadapi pengaruh global dengan sikap yang bijaksana dan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa.