གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Indah Rahma alfiah

TA2025 -> CASE STUDY 1

Indah Rahma alfiah གིས-
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

1. Pengaruh Penggunaan Blockchain terhadap Teori Akuntansi (Reliabilitas dan Perlindungan Informasi)
Dalam perspektif teori akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan reliabilitas (reliability) dan faithful representation, teknologi blockchain dapat memperkuat kualitas informasi dalam pelaporan keberlanjutan PT Hijau Lestari. Blockchain memiliki karakteristik immutability (data tidak mudah diubah) dan transparansi, sehingga data terkait jejak karbon dan sumber bahan baku menjadi lebih dapat diverifikasi dan bebas dari manipulasi. Hal ini sejalan dengan konsep reliabilitas, di mana informasi akuntansi harus dapat dipercaya, netral, dan dapat diuji kebenarannya.
Selain itu, dari sudut pandang teori stewardship, penggunaan blockchain mendukung akuntabilitas manajemen kepada pemangku kepentingan karena data keberlanjutan tercatat secara permanen dan dapat diakses sesuai otorisasi. Dalam konteks perlindungan informasi akuntansi, blockchain juga memperkuat pengendalian internal melalui sistem kriptografi, sehingga risiko perubahan data secara tidak sah dapat diminimalkan. Namun, perusahaan tetap perlu memastikan bahwa data yang dimasukkan ke dalam blockchain sudah valid, karena blockchain hanya menjamin keandalan sistem, bukan kebenaran awal data (garbage in–garbage out).

2. Tantangan Implementasi Blockchain dalam Konteks Regulasi Indonesia dan Global
PT Hijau Lestari berpotensi menghadapi beberapa tantangan. Pertama, dari sisi regulasi, standar GRI belum secara eksplisit mewajibkan atau mengatur penggunaan blockchain, sehingga terdapat ketidakpastian mengenai penerimaan regulator di Indonesia, seperti OJK atau Kementerian terkait. Hal ini berkaitan dengan teori regulasi, di mana inovasi teknologi sering kali lebih cepat berkembang dibandingkan aturan formalnya.
Kedua, dari aspek akuntansi dan audit, masih terbatasnya pedoman audit atas data berbasis blockchain dapat menimbulkan keraguan auditor dalam memberikan assurance atas laporan keberlanjutan. Ketiga, tantangan global mencakup perbedaan standar pelaporan keberlanjutan antarnegara serta isu privasi dan perlindungan data, terutama jika rantai pasok PT Hijau Lestari melibatkan mitra internasional. Terakhir, dari sisi internal, keterbatasan sumber daya manusia dan biaya implementasi teknologi juga menjadi hambatan signifikan.

3. Rekomendasi Strategi Berbasis Teori Akuntansi dan Perkembangan Teknologi
Untuk mendukung keberhasilan implementasi, PT Hijau Lestari disarankan menerapkan strategi bertahap. Pertama, berdasarkan teori decision usefulness, perusahaan dapat memulai penggunaan blockchain pada indikator keberlanjutan yang paling material, seperti emisi karbon dan traceability bahan baku, agar informasi yang dihasilkan benar-benar relevan bagi pemangku kepentingan.
Kedua, perusahaan perlu mengombinasikan blockchain dengan sistem pengendalian internal dan assurance independen, sehingga reliabilitas data tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada proses akuntansi yang memadai. Ketiga, dari sisi regulasi, PT Hijau Lestari sebaiknya aktif berdialog dengan regulator dan mengikuti praktik terbaik global (best practices) agar penerapan blockchain tetap sejalan dengan standar GRI dan perkembangan kebijakan keberlanjutan.
Dengan pendekatan berbasis teori akuntansi dan pemanfaatan teknologi secara proporsional, blockchain dapat menjadi alat strategis untuk meningkatkan transparansi, kredibilitas, dan kepercayaan publik terhadap pelaporan keberlanjutan PT Hijau Lestari.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

Indah Rahma alfiah གིས-
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

Jurnal ini membahas teori akuntansi beserta elemen, struktur, dan kerangka konseptual yang menjadi dasar dalam praktik pelaporan keuangan. Tujuan utama kajian ini adalah memberikan pemahaman mengenai berbagai pandangan tentang teori akuntansi serta perannya dalam membentuk laporan keuangan yang berkualitas. Penelitian dilakukan melalui studi pustaka dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari jurnal ilmiah dan referensi internet.

Teori akuntansi dipahami sebagai seperangkat konsep, asumsi, dan prinsip yang disusun secara sistematis untuk menjelaskan dan mengarahkan praktik akuntansi. Jurnal ini mengemukakan bahwa teori akuntansi memiliki berbagai pendekatan, seperti pragmatis, normatif, positif, semantik, sintaktis, naturalistik, dan ilmiah, yang masing-masing menekankan sudut pandang berbeda dalam memahami praktik akuntansi. Elemen utama teori akuntansi mencakup tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif informasi keuangan—seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, dan konsistensi—serta asumsi dasar akuntansi yang menopang proses pelaporan.

Struktur teori akuntansi terdiri atas postulat, konsep, dan prinsip yang menjadi pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Selain itu, kerangka konseptual pelaporan keuangan berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan standar akuntansi agar tercipta keseragaman dan kualitas informasi keuangan. Kerangka ini juga menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan pihak-pihak pengguna laporan keuangan.

Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa penerapan teori akuntansi dan kerangka konseptual secara konsisten dan objektif sangat penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal, transparan, serta berguna dalam pengambilan keputusan.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

Indah Rahma alfiah གིས-
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

Jurnal diatas mengulas Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) dengan menekankan pendekatan, kritik, serta implikasi ekonominya dalam praktik akuntansi. PAT dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman pada akhir 1970-an sebagai respons atas dominasi teori normatif yang lebih bersifat preskriptif. Berbeda dengan pendekatan normatif yang menekankan standar ideal, PAT bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku akuntansi yang benar-benar terjadi melalui bukti empiris.

PAT berpijak pada asumsi bahwa manajer bertindak rasional dan cenderung memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dalam kerangka ini, dikenal tiga hipotesis utama. Pertama, hipotesis bonus plan yang menyatakan bahwa manajer akan mengelola laba agar sesuai dengan target kompensasi berbasis kinerja. Kedua, hipotesis debt covenant yang menjelaskan kecenderungan manajer meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang. Ketiga, hipotesis political cost yang menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung melaporkan laba lebih rendah atau konservatif guna meminimalkan sorotan dan intervensi politik. Berbagai studi empiris mendukung keberadaan perilaku tersebut dalam praktik pelaporan keuangan.

Meski demikian, PAT menuai kritik, terutama karena dianggap terlalu menyederhanakan realitas sosial, bergantung pada metode kuantitatif yang terbatas, serta menempatkan kepentingan ekonomi individual sebagai fokus utama. Selain itu, pemisahan yang tegas antara pendekatan positif dan normatif dinilai kurang relevan dalam konteks akuntansi modern.

Jurnal ini menyimpulkan bahwa meskipun memiliki keterbatasan, PAT tetap berperan penting dalam menjelaskan konsekuensi ekonomi dari kebijakan dan standar akuntansi serta hubungan antara pelaporan keuangan dan lingkungan ekonomi-politik.

TA2025 -> CASE STUDY 2

Indah Rahma alfiah གིས-
Nama : Indah Rahma Alfiah
NPM : 2413031015

1. Perbandingan Pendekatan Penilaian Nilai Wajar Tradisional dan Berbasis AI dalam Perspektif Teori Akuntansi

Dalam pendekatan tradisional, penilaian nilai wajar berlandaskan judgment profesional yang dilakukan oleh penilai atau akuntan dengan mengacu pada teknik penilaian yang diakui, seperti market approach, income approach, dan cost approach. Dari perspektif teori normatif akuntansi, pendekatan ini menekankan kesesuaian dengan standar (IFRS 13), konsistensi metode, serta keterjelasan asumsi yang digunakan. Pengetahuan akuntansi dihasilkan melalui proses deduktif berbasis kerangka konseptual dan pengalaman profesional.

Sebaliknya, pendekatan berbasis AI lebih dekat dengan teori positif akuntansi dan paradigma empiris, karena penilaian dihasilkan dari pengolahan data historis dan data pasar real-time dalam jumlah besar (big data). AI mengekstraksi pola statistik dan hubungan kompleks yang sering kali tidak tertangkap oleh metode konvensional. Keunggulannya terletak pada kecepatan, skalabilitas, dan potensi peningkatan relevansi informasi. Namun, kelemahannya adalah rendahnya transparansi proses (black box), yang dapat mengurangi verifiability dan faithful representation—dua karakteristik kualitatif utama laporan keuangan.

Dengan demikian, pendekatan tradisional unggul dalam akuntabilitas dan keterjelasan metodologis, sedangkan pendekatan AI unggul dalam efisiensi dan relevansi berbasis data, tetapi menghadapi tantangan legitimasi teoretis dalam akuntansi keuangan.

2. Esensi Epistemologis Penggunaan AI dalam Penentuan Nilai Wajar

Dari sudut pandang epistemologi akuntansi, penilaian nilai wajar tradisional memperoleh validitas pengetahuan dari otoritas profesional, standar akuntansi, dan proses penalaran yang dapat ditelusuri. Pengetahuan dianggap sah karena dapat dijelaskan, diuji ulang, dan diaudit.

Penggunaan AI menggeser sumber pengetahuan akuntansi dari human judgment ke algorithmic judgment. Validitas pengetahuan tidak lagi terutama berasal dari penalaran normatif, tetapi dari akurasi prediktif dan konsistensi statistik model. Hal ini mencerminkan pergeseran dari epistemologi interpretatif menuju epistemologi komputasional.

Masalah epistemologis utama muncul ketika hasil penilaian tidak dapat dijelaskan secara memadai (explainability gap). Dalam konteks akuntansi, pengetahuan yang tidak dapat dijustifikasi secara rasional dan normatif berisiko kehilangan legitimasi, meskipun secara empiris akurat. Oleh karena itu, AI menghasilkan pengetahuan yang bersifat probabilistik, bukan deterministik, sehingga menantang konsep tradisional keandalan (reliability) dalam akuntansi.

3. Strategi Akuntabilitas dan Pelaporan agar Pendekatan AI Selaras dengan IFRS 13
Agar penggunaan AI dalam penentuan nilai wajar tetap sejalan dengan IFRS 13, perusahaan perlu menerapkan beberapa strategi berikut:

1. Model Governance dan Explainability
Perusahaan harus memastikan bahwa model AI dilengkapi dengan dokumentasi metodologi, asumsi utama, sumber data, dan mekanisme explainable AI (XAI), sehingga auditor dapat memahami logika penilaian yang digunakan.

2. Human-in-the-Loop
Hasil penilaian AI tidak digunakan secara otomatis, melainkan ditinjau dan divalidasi oleh profesional yang kompeten. Ini memastikan bahwa judgment manusia tetap menjadi penentu akhir, sesuai dengan prinsip IFRS.

3. Klasifikasi Input sesuai Hirarki Nilai Wajar IFRS 13
Data yang digunakan AI harus dipetakan secara jelas ke dalam Level 1, Level 2, atau Level 3, sehingga tingkat subjektivitas dan ketidakpastian dapat diungkapkan secara transparan.

4. Pengungkapan Tambahan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
Perusahaan perlu mengungkapkan penggunaan AI sebagai teknik penilaian, termasuk sensitivitas hasil, risiko model, dan keterbatasan algoritma, untuk meningkatkan faithful representation dan comparability.

5. Audit Model dan Data Secara Berkala
Dilakukan model audit dan data validation untuk memastikan bahwa model AI tetap relevan, bebas bias material, dan konsisten dengan kondisi pasar yang aktual.