ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 30

Silakan diresume esensi dari isi jurnal di atas. Diketik disini  maksimal 250 kata.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Syifa Dwi Putriyani -
Nama: SYIFA DWI PUTRIYANI
NPM: 2413031024

Jurnal di atas membahas pendekatan dan kritik terhadap Positive Accounting Theory (PAT) serta konsekuensi ekonominya. PAT diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada 1978 sebagai pergeseran dari pendekatan normatif ke pendekatan positif dalam penelitian akuntansi. Berbeda dengan teori normatif yang berfokus pada apa yang “seharusnya” dilakukan akuntan, PAT berusaha menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang nyata melalui pengujian empiris. Teori ini menekankan bahwa pilihan kebijakan akuntansi sering dipengaruhi oleh kepentingan manajemen, khususnya terkait bonus, perjanjian utang, dan biaya politik.

Tiga hipotesis utama PAT yaitu bonus plan hypothesis, di mana manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk memenuhi target bonus; debt covenant hypothesis, yang menjelaskan dorongan manajer meningkatkan laba agar tidak melanggar perjanjian utang; serta political cost hypothesis, yang menunjukkan kecenderungan perusahaan besar melaporkan laba lebih konservatif untuk mengurangi tekanan politik, misalnya pajak. Sejumlah penelitian, seperti oleh Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991), mendukung ketiga hipotesis ini.

Namun, PAT juga menghadapi kritik. Kritik tersebut mencakup kelemahan metode penelitian yang dianggap tidak mampu menggambarkan fenomena sosial secara utuh, keterbatasan filosofis karena pemisahan yang kaku antara pendekatan positif dan normatif, serta keterikatan berlebihan pada perspektif ekonomi individualistik.

Konsep konsekuensi ekonomi dalam PAT mengacu pada dampak pelaporan akuntansi terhadap keputusan bisnis, pemerintah, maupun kreditur. Hal ini menunjukkan bahwa standar akuntansi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga dipengaruhi kepentingan politik dan sosial.

Kesimpulannya, PAT memberi kontribusi penting bagi perkembangan akuntansi dengan menyediakan kerangka untuk memahami pola pilihan akuntansi, memprediksi dampaknya, serta menjembatani hubungan antara praktik akuntansi dan lingkungan ekonomi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Resti Gustin -
NAMA : Resti Gustin
NPM : 2413031020

Approaches and criticisms of positive accounting theory and its economic consequences

Jurnal tersebut membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan perilaku manajer dan kondisi perusahaan. Teori ini, yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak tahun 1978 dan 1990, menggeser paradigma akuntansi dari normatif ke positif dengan fokus pada empiris dan fenomena nyata. PAT menggunakan tiga hipotesis utama: hipotesis bonus plan (manajer memanipulasi laba untuk bonus), hipotesis debt covenant (manajer mempengaruhi pelaporan keuangan untuk memenuhi persyaratan utang), dan hipotesis political cost (perusahaan melaporkan laba konservatif untuk mengurangi biaya politik seperti pajak).

Jurnal juga memaparkan kritik terhadap PAT dari aspek metodologi, filsafat, dan pendekatan ekonomi, seperti kelemahan dalam menangani keputusan kolektif dan asumsi maksimisasi individu yang terlalu sederhana. Selanjutnya, konsep konsekuensi ekonomi dijelaskan sebagai dampak kebijakan akuntansi terhadap keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur, yang menambah kompleksitas dalam penetapan standar akuntansi.

Kesimpulannya, PAT tidak memberikan aturan baku, tetapi menyediakan kerangka untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi berdasarkan perilaku manajemen dan hubungan kontraktual. PAT secara signifikan berkontribusi dalam penelitian akuntansi dengan menekankan analisis empiris yang membantu menjelaskan fenomena akuntansi dunia nyata dan dampak ekonominya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nasroh Aulia -
Nama : Nasroh Aulia
NPM : 2413031004

Jurnal diatas menjelaskan Teori Akuntansi Positif (PAT), yang diciptakan oleh Watts dan Zimmerman, berfokus pada menggambarkan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan tindakan nyata perusahaan daripada menetapkan standar akuntansi. Dalam akuntansi Indonesia, Teori Akuntansi Positif (PAT) sangat penting karena menjelaskan bagaimana praktik akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, seperti dampak politik, perjanjian utang, dan motivasi manajemen. Hipotesis biaya politik sangat relevan di Indonesia karena perusahaan besar biasanya memiliki regulasi yang ketat dan kewajiban pajak yang tinggi. Oleh karena itu, manajer bisnis cenderung melaporkan laba yang lebih rendah untuk menghindari beban pajak yang lebih besar. Selain itu, PAT mengungkapkan bagaimana manajer dapat terlibat dalam manajemen laba untuk mencapai target laba tertentu untuk memenuhi tujuan perusahaan atau pribadi, seperti bonus berbasis laba.

Studi tentang PAT di Indonesia juga menunjukkan bagaimana kebijakan akuntansi dipilih berdasarkan faktor-faktor eksternal ini. Meskipun teori ini sangat membantu dalam menjelaskan fenomena akuntansi saat ini, PAT juga dikritik, terutama karena metode penelitian yang digunakan dianggap kurang memperhitungkan faktor sosial dan budaya di Indonesia. Kritik ini menunjukkan bahwa PAT harus disesuaikan untuk lebih sesuai dengan kondisi lokal dan karakteristik pasar Indonesia, yang berbeda dengan karakteristik pasar di negara Barat.

Kesimpulannya bahwa Teori Akuntansi Positif (PAT) membantu kita memahami praktik akuntansi di Indonesia karena ia menjelaskan bagaimana faktor eksternal seperti motivasi manajerial, perjanjian utang, dan biaya politik mempengaruhi keputusan akuntansi yang diambil oleh perusahaan. Hipotesis biaya politik dan manajemen laba, yang menjadi fokus utama PAT, relevan dengan lingkungan di Indonesia, di mana perusahaan besar sering menghadapi tekanan fiskal. Meskipun demikian, PAT dapat memberikan penjelasan tentang fenomena akuntansi di Indonesia.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by TRIASWARI AYUNANDINI -
Nama: Triaswari Ayunandini
NPM: 2413031029

Positive Accounting Theory (PAT) adalah teori yang menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan pengamatan atas fenomena yang ada di dunia nyata. Teori ini dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman, yang pada tahun 1978 menggeser paradigma penelitian akuntansi dari normatif ke positif. Berbeda dengan teori normatif yang menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan akuntan, PAT berupaya menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuknya yang sekarang. Teori ini juga mencoba memahami bagaimana praktik akuntansi digunakan oleh akuntan di berbagai situasi dan perusahaan.

PAT didasarkan pada tiga hipotesis utama yang dijelaskan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1990: hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian utang, dan hipotesis biaya politik. Hipotesis rencana bonus memprediksi bahwa manajer yang bonusnya didasarkan pada laba bersih akan menggunakan kebijakan akuntansi akrual untuk memaksimalkan bonus mereka. Hipotesis perjanjian utang menyatakan bahwa manajer cenderung meningkatkan laba untuk mengurangi biaya negosiasi ulang utang, dan perusahaan sering melanggar perjanjian utang. Sementara itu, hipotesis biaya politik menjelaskan bahwa perusahaan besar yang lebih sensitif terhadap biaya politik cenderung melaporkan laba rendah untuk menghindari pajak yang tinggi.

Meskipun banyak didukung oleh penelitian empiris, PAT juga mendapat kritik, terutama terkait metodologi, filosofi, dan pendekatan ekonominya. Terlepas dari kritik tersebut, PAT telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan akuntansi, seperti menghasilkan pola sistematis dalam pilihan akuntansi, menunjukkan peran utama biaya kontrak dalam teori akuntansi, dan menyediakan kerangka kerja untuk memprediksi pilihan akuntansi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Eka Saryuni -
Nama: Eka Saryuni
Npm: 2413031030

Jurnal di atas membahas tentang Teori Akuntansi Positif (PAT), sebuah pendekatan yang muncul sebagai alternatif dari Teori Akuntansi Normatif. PAT tidak berfokus pada apa yang seharusnya dilakukan dalam akuntansi, melainkan berusaha menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang terjadi di dunia nyata.
Perbedaan Antara Teori Akuntansi Positif dan Normatif.
- Teori Normatif berupaya menjelaskan informasi apa yang harus dikomunikasikan kepada pengguna informasi akuntansi dan bagaimana informasi tersebut harus disajikan. Pendekatan ini tidak dihasilkan dari penelitian empiris.
- Teori Positif berusaha untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuknya yang sekarang. Pendekatan ini menekankan perlunya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi dapat menjelaskan praktik yang berlaku.

Alasan Pergeseran ke Pendekatan Positif
Menurut Watts dan Zimmerman, ada tiga alasan utama mengapa penelitian akuntansi beralih dari pendekatan normatif ke pendekatan positif:
Pengujian Empiris: Pendekatan normatif tidak dapat diuji secara empiris karena didasarkan pada asumsi yang tidak valid.
Fokus Kesejahteraan: Pendekatan normatif lebih berfokus pada kesejahteraan investor individu daripada kesejahteraan masyarakat secara umum.
Alokasi Sumber Daya: Pendekatan normatif dianggap menyebabkan alokasi sumber daya ekonomi yang suboptimal.

Tiga Hipotesis Utama PAT
PAT memiliki tiga hipotesis yang menjadi dasar penelitian akuntansi saat ini, yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1990:
Hipotesis Rencana Bonus: Manajer cenderung menggunakan kebijakan akuntansi, seperti akuntansi akrual, untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima.
Hipotesis Perjanjian Utang: Manajer berupaya meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya negosiasi ulang utang, sehingga pelaporan laba menjadi kurang konservatif.
Hipotesis Biaya Politik: Perusahaan yang lebih besar cenderung lebih sensitif terhadap biaya politik. Untuk menghindari pajak yang tinggi, manajemen akan melaporkan laba yang rendah, yang mengarah pada pelaporan laba yang konservatif.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Alissya Putri Kartika -
Nama : Alissya Putri Kartika
NPM : 2413031011

Berdasarkan jurnal diatas, jurnal ini mengulas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang bertujuan untuk menjelaskan sekaligus meramalkan praktik akuntansi yang dilakukan oleh manajer dan perusahaan dalam berbagai situasi. Teori ini hadir sebagai respons terhadap keterbatasan teori normatif yang bersifat ideal dan sulit dibuktikan melalui data empiris. Berbeda dengan teori normatif yang menetapkan aturan cara berakuntansi, PAT berfokus pada alasan di balik terjadinya praktik akuntansi tertentu. Dalam pengembangannya, teori ini dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman yang memperkenalkan tiga hipotesis utama: terkait bonus manajer, pelanggaran perjanjian utang, dan biaya politik. PAT mengasumsikan bahwa manajer akan memilih kebijakan akuntansi yang memberikan keuntungan baik bagi dirinya maupun perusahaan, sembari mempertimbangkan efek ekonomi dari keputusan tersebut. Selain kelebihan yang dimiliki, jurnal ini juga mengangkat kritik terhadap PAT, seperti kelemahan dalam metode penelitian, pendekatan filosofis yang belum sepenuhnya objektif, dan keterbatasan yang muncul dari penggunaan asumsi ekonomi neoklasik. Konsep penting lain yang dibahas adalah konsekuensi ekonomi, yaitu pengaruh laporan akuntansi terhadap keputusan berbagai pihak seperti perusahaan, pemerintah, dan kreditor. Karena adanya dampak ini, standar akuntansi harus dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan politik dan kebutuhan praktik akuntansi. Secara umum, PAT memberikan kontribusi besar dalam memahami pola-pola pilihan akuntansi, menjelaskan alasan di balik kebijakan yang diambil manajemen, serta membantu memprediksi respons perusahaan terhadap perubahan standar akuntansi. Teori ini juga menekankan pentingnya penelitian berbasis data empiris, menandai perubahan paradigma penelitian akuntansi dari normatif ke pendekatan yang lebih positif.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nurida Elsa -
Nama: Nurida Elsa
NPM: 2413031012

Jurnal ini membahas Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak tahun 1978. Teori ini berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi yang dipilih manajer maupun perusahaan dalam situasi tertentu. Berbeda dengan teori normatif yang bersifat idealis, PAT lebih menekankan pada kenyataan empiris mengenai bagaimana akuntansi digunakan. PAT memiliki tiga hipotesis utama, yaitu hipotesis bonus, hipotesis pelanggaran perjanjian utang, dan hipotesis biaya politik. Ketiganya menjelaskan kecenderungan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi untuk memperoleh keuntungan pribadi, melindungi perusahaan, atau mengurangi biaya tertentu. Namun, teori ini juga mendapat kritik, antara lain terkait metode penelitian yang dianggap terbatas, pendekatan filosofis yang kurang memperhatikan aspek sosial, serta pandangan ekonomi yang terlalu berfokus pada individu tanpa melihat kompleksitas keputusan kelompok. Selain itu, konsep konsekuensi ekonomi yang dikenalkan oleh Stephen Zeff (1978) menegaskan bahwa laporan akuntansi berpengaruh besar terhadap keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Karena itu, standar akuntansi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara aspek politik dan kebutuhan praktis akuntansi. Secara keseluruhan, PAT memberikan kerangka empiris untuk memahami pola praktik akuntansi dan memprediksi reaksi perusahaan terhadap kebijakan atau standar baru. Pergeseran dari teori normatif ke positif menandai pentingnya penelitian berbasis data nyata, sekaligus membuka ruang untuk pengembangan teori yang lebih menyeluruh dengan memasukkan dimensi sosial dan ekonomi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Laila Asia Somad -
Nama : Laila Asia Somad
NPM : 2413031005

Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) sebagai pendekatan yang menjelaskan dan memprediksi perilaku manajer dalam memilih kebijakan akuntansi. Teori ini menekankan bahwa keputusan akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik, bukan sekadar aturan teknis. Watts dan Zimmerman mengemukakan tiga hipotesis utama, yaitu bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Ketiganya menjelaskan kecenderungan manajer mengatur laba demi memperoleh bonus, menghindari pelanggaran perjanjian utang, atau menekan laba untuk mengurangi biaya politik.
Selain memberikan pemahaman penting, PAT juga menuai kritik. Beberapa kelemahannya adalah metode penelitian yang dianggap kurang kuat, keterbatasan dalam filosofi, serta fokus yang terlalu sempit pada efisiensi pasar. Meskipun demikian, PAT tetap berkontribusi besar dengan menyoroti hubungan antara kebijakan akuntansi dan konsekuensi ekonomi yang nyata, seperti pengaruh pada pasar modal maupun kewajiban pajak. Dengan kata lain, teori ini membantu melihat akuntansi bukan hanya sebagai sistem pencatatan, tetapi juga sebagai hasil dari motivasi dan kepentingan manajerial.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Mourien Ganesti -
Nama : Mourien Ganesti
Npm : 2413031013

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory/PAT) merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meramalkan praktik akuntansi yang benar-benar berlangsung dalam konteks bisnis. Berbeda dengan teori normatif yang bersifat memberikan petunjuk tentang cara akuntansi harus dilakukan, PAT lebih fokus pada motivasi di balik pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Teori ini mendasarkan pandangannya pada anggapan bahwa keputusan yang diambil oleh manajer dipengaruhi oleh insentif finansial serta kepentingan pribadi atau organisasi.

PAT bersandar pada tiga hipotesis utama. Pertama, ada hipotesis rencana bonus, yang menyatakan bahwa manajer memiliki kecenderungan untuk memanipulasi angka laba demi mencapai titik sasaran yang berhubungan dengan bonus mereka, sehingga laporan laba menjadi kurang konservatif. Kedua, hipotesis perjanjian utang, yang menjelaskan bahwa manajer berusaha untuk meningkatkan laba dan nilai aset perusahaan guna menekan biaya dalam proses negosiasi utang dan mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah. Ketiga, hipotesis biaya politik, yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar melaporkan laba lebih rendah agar terhindar dari pajak yang tinggi dan tekanan daripolitik.

Sejumlah penelitian empiris mendukung hipotesis-hypotesis ini, menunjukkan bahwa manajer memanfaatkan kebijakan akuntansi dalam cara yang oportunistik demi meningkatkan keuntungan. Namun, PAT juga menghadapi kritik, terutama terkait dengan metode penelitian yang dianggap tidak dapat sepenuhnya menangkap kompleksitas sosial dan perilaku multifaset, asumsi filosofis yang terlalu bergantung pada objektivitas, serta ketergantungan pada asumsi bahwa individu selalu memaksimalkan hasil dalam teori ekonomi neoklasik.

Konsep konsekuensi ekonomi menguraikan bagaimana pengaruh laporan akuntansi dapat memengaruhi pengambilan keputusan oleh perusahaan, pemerintah, dan kreditur. PAT berkontribusi pada pemahaman mengenai bagaimana pilihan kebijakan akuntansi yang diambil manajemen berdampak pada keputusan ekonomi yang lebih luas. Secara keseluruhan, PAT memberikan kerangka yang sistematik untuk memahami dan meramalkan fenomena akuntansi berdasarkan perilaku nyata dalam dunia bisnis, sambil menyoroti aspek biaya kontrak dan fleksibilitas manajemen dalam menentukan kebijakan akuntansi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory, PAT) yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan perilaku manajer dan kondisi ekonomi riil. Paradigma ini muncul sebagai pengganti pendekatan normatif setelah karya Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 yang menyoroti pentingnya pemahaman empiris terhadap praktik akuntansi. PAT menekankan bahwa keputusan dalam memilih metode akuntansi dipengaruhi oleh insentif ekonomi dan tujuan manajemen.

Terdapat tiga hipotesis utama dalam PAT yang telah banyak dibuktikan secara empiris, yaitu hipotesis rencana bonus (manajemen mengelola laba untuk memaksimalkan bonus), hipotesis perjanjian hutang (manajemen berupaya meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang), dan hipotesis biaya politik (perusahaan cenderung melaporkan laba lebih rendah untuk mengurangi beban pajak dan pengawasan pemerintah). Konsep konsekuensi ekonomi dalam konteks PAT diartikan sebagai dampak dari kebijakan akuntansi terhadap perilaku keputusan bisnis dan pihak-pihak terkait lainnya.

PAT tidak memberikan aturan baku tentang kebijakan akuntansi yang harus dipilih oleh perusahaan, melainkan menawarkan kerangka kerja untuk memahami dan memprediksi pilihan-pilihan tersebut berdasarkan pola empiris. Dengan demikian, PAT berperan penting dalam pengembangan ilmu akuntansi dengan menitikberatkan pada penjelasan realistis dan pengujian empiris terhadap fenomena akuntansi yang terjadi di lapangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Serly Natasa -
Nama: Serly Natasa
NPM: 2413031028

Jurnal ini membahas tentang Positive Accounting Theory (PAT), sebuah teori yang dibuat untuk memahami dan memprediksi bagaimana praktik akuntansi sebenarnya terjadi berdasarkan keputusan yang diambil manajer dalam berbagai kondisi ekonomi, bukan hanya mengikuti aturan baku. PAT diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman sejak tahun 1978 dan mengandung tiga ide utama: manajer sering mengubah laporan laba agar mendapat bonus (Bonus Plan), berusaha menaikkan laba supaya tidak melanggar ketentuan hutang (Debt Covenant), dan perusahaan besar melaporkan laba secara hati-hati untuk menghindari perhatian dari pemerintah atau pajak (Political Cost).

PAT berkembang karena teori normatif yang lama sulit diuji dan kurang mampu menjelaskan praktek nyata. Banyak penelitian mendukung ide PAT, menunjukkan bahwa manajer memanipulasi laba sesuai kepentingan mereka. Namun, PAT mendapat kritik karena metode penelitiannya dianggap kurang cocok untuk situasi yang melibatkan banyak orang atau waktu berbeda, serta dianggap kurang objektif karena memisahkan individu dari konteks sosial, dan terlalu menganggap bahwa setiap orang hanya ingin memaksimalkan keuntungan pribadi.

Selain itu, PAT juga membantu menjelaskan bagaimana kebijakan akuntansi berdampak pada perilaku bisnis, pemerintah, dan pihak-pihak yang memberikan kredit. Kesimpulannya, PAT tidak memberikan aturan pasti dalam pemilihan kebijakan akuntansi, tetapi lebih kepada menjelaskan dengan data nyata alasan dan pola di balik keputusan tersebut, serta menekankan pentingnya biaya kontrak dan kepentingan manajemen dalam praktik akuntansi sehari-hari.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Davina Nur Ramadhani -
Nama: Davina Nur Ramadhani
NPM: 2413031010

Teori Akuntansi Positif (PAT) adalah pendekatan dalam akuntansi yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan. Teori ini dikembangkan terutama oleh Watts dan Zimmerman untuk menggantikan pendekatan normatif yang bersifat idealistis dan sulit diuji secara empiris. PAT tidak memberi aturan tentang apa yang seharusnya dilakukan, melainkan menjelaskan mengapa manajemen memilih metode akuntansi tertentu dalam kondisi tertentu. PAT memiliki tiga hipotesis utama, yaitu hipotesis perencanaan bonus, yang menunjukkan manajer mengelola laba agar mendapatkan bonus lebih besar; hipotesis perjanjian utang, yang menyatakan manajer menyesuaikan laporan laba guna menghindari pelanggaran ketentuan utang; serta hipotesis biaya politik, yang menjelaskan perusahaan besar melaporkan laba lebih konservatif untuk mengurangi beban pajak dan resistensi dari pihak pemerintah.

Teori ini berlandaskan asumsi bahwa para manajer dan pemangku kepentingan lain bertindak secara rasional untuk memaksimalkan keuntungan atau manfaat mereka. PAT menggunakan metode empiris untuk menguji bagaimana perilaku manajemen dan pilihan akuntansi saling mempengaruhi. Selain memberikan pola yang sistematis dalam pemilihan metode akuntansi, PAT juga menjadi dasar untuk memahami dampak ekonomi dari kebijakan akuntansi terhadap berbagai pihak, seperti investor, kreditur, dan pemerintah.

Namun, teori ini juga mendapat kritik terkait keterbatasan metodologi dan pendekatannya yang terlalu fokus pada individu tanpa mempertimbangkan konteks sosial yang lebih luas. Meski demikian, PAT tetap menjadi paradigma penting dalam perkembangan teori dan praktik akuntansi modern karena dapat memprediksi dan menjelaskan fenomena akuntansi yang terjadi secara nyata.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Susan Ti -
NAMA:SUSANTI
NPM:2413031034

Approaches and criticisms of positive accounting theory and its economic consequences

Jurnal tersebut membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan perilaku manajer dan kondisi perusahaan. Teori ini, yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman sejak tahun 1978 dan 1990, menggeser paradigma akuntansi dari normatif ke positif dengan fokus pada empiris dan fenomena nyata. PAT menggunakan tiga hipotesis utama: hipotesis bonus plan (manajer memanipulasi laba untuk bonus), hipotesis debt covenant (manajer mempengaruhi pelaporan keuangan untuk memenuhi persyaratan utang), dan hipotesis political cost (perusahaan melaporkan laba konservatif untuk mengurangi biaya politik seperti pajak).

Jurnal juga memaparkan kritik terhadap PAT dari aspek metodologi, filsafat, dan pendekatan ekonomi, seperti kelemahan dalam menangani keputusan kolektif dan asumsi maksimisasi individu yang terlalu sederhana. Selanjutnya, konsep konsekuensi ekonomi dijelaskan sebagai dampak kebijakan akuntansi terhadap keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur, yang menambah kompleksitas dalam penetapan standar akuntansi.

Kesimpulannya, PAT tidak memberikan aturan baku, tetapi menyediakan kerangka untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi berdasarkan perilaku manajemen dan hubungan kontraktual. PAT secara signifikan berkontribusi dalam penelitian akuntansi dengan menekankan analisis empiris yang membantu menjelaskan fenomena akuntansi dunia nyata dan dampak ekonominya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Rahmi Taqiya Darmawanti -
Rahmi Taqiya Darmawanti
2413031006

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi nyata berdasarkan perilaku manajerial. PAT muncul sebagai respons atas keterbatasan teori normatif yang bersifat preskriptif dan sulit diuji secara empiris. Teori ini diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman yang mengusulkan tiga hipotesis utama: bonus plan, debt covenant, dan political cost, yang menjelaskan bagaimana manajer memilih teknik akuntansi untuk mengoptimalkan kepentingan mereka, seperti memanipulasi laba agar mendapat bonus, mengurangi risiko pelanggaran perjanjian utang, dan menghindari beban pajak atau kritik publik.

Sejumlah riset mendukung hipotesis PAT, menunjukkan bahwa manajer sering bertindak oportunistik dengan menggunakan kebijakan akuntansi untuk keuntungan pribadi. Namun, PAT juga mendapat kritik, terutama dari segi metode penelitian, filosofi, dan pendekatan ekonomi yang dianggap terlalu individualistik dan mengabaikan konteks sosial yang lebih luas.

Konsep konsekuensi ekonomi dalam PAT menyoroti dampak kebijakan akuntansi terhadap pengambilan keputusan berbagai pihak, termasuk pengelolaan sumber daya ekonomi secara efisien. PAT memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi, bergeser dari pendekatan normatif ke pendekatan empiris yang lebih aplikatif dalam dunia nyata.

Singkatnya, PAT merupakan teori yang mengaitkan praktik akuntansi dengan perilaku manajemen dan konsekuensi ekonominya, memberikan pemahaman yang lebih realistis tentang dinamika pelaporan keuangan di berbagai perusahaan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Alya Khoirun Nisa -
Nama : Alya Khoirun Nisa
NPM : 2413031019

Artikel ini membahas teori akuntansi positif dan kritik terhadap teori tersebut, terutama terkait dengan dampaknya dalam dunia ekonomi. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) menggambarkan bagaimana praktik akuntansi berlangsung di dunia nyata serta mengapa perusahaan memilih kebijakan akuntansi tertentu. Berbeda dengan teori normatif yang menjelaskan apa yang seharusnya terjadi, PAT berusaha menjelaskan apa yang benar-benar terjadi berdasarkan tindakan manajer dan kondisi perusahaan yang nyata. Menurut Watts dan Zimmerman, teori ini menekankan tiga hipotesis utama, yaitu hipotesis bonus plan, hipotesis debt covenant, dan hipotesis political cost. Ketiga hipotesis ini menjelaskan alasan manajer memilih kebijakan akuntansi tertentu, baik untuk kepentingan pribadi maupun perusahaan. Meski demikian, teori ini juga mendapat kritik dari para ahli. Beberapa menganggap metode penelitian dalam PAT belum mampu menjelaskan dengan lengkap keputusan akuntansi karena faktor manusia dan konteks sosial sulit dipisahkan dari data. Kritik lain menyebutkan bahwa teori ini terlalu fokus pada kepentingan manajer dan investor, dan tidak mencakup aspek sosial secara menyeluruh. Selain itu, pendekatan ekonomi yang digunakan dalam teori ini dinilai membatasi ruang analisis karena mengasumsikan semua keputusan penuh dengan logika dan keuntungan pribadi. Meski begitu, teori ini tetap memiliki nilai penting karena mampu menjelaskan fenomena yang terjadi di dunia nyata, terutama terkait insentif yang diberikan kepada manajer. Dari segi manfaat, PAT memberikan kontribusi besar dalam memahami hubungan antara kebijakan akuntansi, insentif manajer, serta dampak ekonomi yang dihasilkan. Teori ini juga membantu menjelaskan mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu untuk merespons tekanan dari pihak eksternal seperti investor, kreditur, atau pemerintah. Kesimpulannya, meskipun teori ini memiliki kelemahan, ia memberikan perspektif baru dalam penelitian akuntansi dengan menekankan pentingnya data empiris. Teori ini merupakan dasar untuk memahami realitas akuntansi dan dampaknya terhadap dunia ekonomi, serta mendorong penelitian lanjutan untuk memperbaiki kekurangannya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Vina Nailatul Izza -
Nama : Vina Nailatul Izza
NPM : 2413031007

Positive Accounting Theory (PAT) muncul untuk menjawab kelemahan pendekatan normatif dalam akuntansi. PAT berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi nyata, bukan memberi arahan tentang bagaimana akuntansi seharusnya dilakukan. Watts dan Zimmerman melalui karya mereka tahun 1978 dan 1990 memperkenalkan hipotesis utama PAT: bonus plan, debt covenant, dan political cost. Ketiganya menjelaskan perilaku manajer dalam memilih metode akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya, misalnya melalui manajemen laba, pelanggaran perjanjian utang, atau penghindaran pajak.

Penelitian pendukung PAT, seperti Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991), menunjukkan bukti empiris bahwa manajer sering mengatur pelaporan laba sesuai kepentingan pribadi atau tekanan eksternal. Namun, teori ini juga menuai kritik. Lawrence (1992) menyoroti kelemahan metodologi, pemisahan sosial dan individu yang tidak realistis, serta pendekatan ekonomi yang terlalu menyederhanakan perilaku pengambil keputusan. Kritik ini menegaskan bahwa PAT kadang gagal menangkap kompleksitas fenomena sosial dan politik yang memengaruhi standar akuntansi.

Konsep economic consequences, seperti dijelaskan Zeff (1978), menunjukkan bahwa kebijakan akuntansi berdampak luas pada keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur. Oleh karena itu, penentuan standar akuntansi harus mempertimbangkan keseimbangan antara efisiensi pasar dan kepentingan politik. Kesimpulannya, PAT memberikan kerangka penting untuk memahami pola pilihan akuntansi, memprediksi respons perusahaan terhadap standar baru, dan menyoroti peran biaya kontrak. Meski bukan tanpa kelemahan, PAT memperluas wawasan tentang bagaimana kebijakan akuntansi memengaruhi perilaku ekonomi dan keputusan strategis manajemen.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Tantowi Jauhari -
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Jurnal ini mengulas tentang Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978. Teori ini hadir untuk menjawab kelemahan pendekatan normatif yang dianggap sulit diuji secara empiris, terlalu berfokus pada kesejahteraan investor individu, serta tidak efektif dalam alokasi sumber daya ekonomi. PAT bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi nyata, khususnya bagaimana manajer memilih metode akuntansi dalam kondisi tertentu.

Dalam perkembangannya, PAT menghasilkan tiga hipotesis utama. Pertama, bonus plan hypothesis yang menyatakan manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan bonus. Kedua, debt covenant hypothesis yang menjelaskan upaya manajer meningkatkan laba agar terhindar dari pelanggaran perjanjian utang. Ketiga, political cost hypothesis yang menyoroti kecenderungan perusahaan besar menurunkan laba yang dilaporkan guna mengurangi beban pajak atau tekanan politik. Ketiga hipotesis ini menekankan bahwa kebijakan akuntansi sering kali dipengaruhi oleh insentif ekonomi.

Meski memberikan kontribusi signifikan, PAT juga banyak menuai kritik. Kritik diarahkan pada kelemahan metodologis yang belum mampu menggambarkan perilaku multi-individu dan multi-periode, keterbatasan filosofis karena kurang menekankan argumen ilmiah, serta pendekatan ekonomi yang terlalu individualistis.

Selain itu, jurnal ini menyoroti konsep economic consequences, yakni dampak pelaporan akuntansi terhadap perilaku manajemen, pemerintah, dan kreditur. Dengan adanya konsekuensi ekonomi, penyusunan standar akuntansi menjadi lebih kompleks karena harus mempertimbangkan kepentingan politik maupun ekonomi.

Secara keseluruhan, PAT memberikan kerangka sistematis dalam memahami pilihan kebijakan akuntansi dan mampu memprediksi fenomena akuntansi di masa depan, meskipun masih menyisakan ruang kritik dan pengembangan. Teori ini sekaligus membuka peluang penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan praktik akuntansi modern.

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nayla Andara -
Makalah tersebut membahas mengenai teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang awalnya bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Teori ini diperkenalkan secara signifikan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978, yang menggeser paradigma penelitian akuntansi dari pendekatan normatif ke positif. PAT fokus pada bagaimana praktik akuntansi digunakan dalam berbagai situasi oleh perusahaan dan menjelaskan alasan di balik pilihan-pilihan kebijakan akuntansi.
Teori akuntansi positif mencakup tiga hipotesis utama: hipotesis bonus, yang menyatakan manajer cenderung memilih kebijakan untuk memaksimalkan bonus; hipotesis perjanjian utang, yang menunjukkan manajer bermotivasi meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran utang; dan hipotesis biaya politik, yang menjelaskan pelaporan laba konservatif untuk menghindari pajak tinggi dan intervensi pemerintah. Beberapa penelitian telah memberikan bukti empiris yang mendukung hipotesis ini.
Namun, makalah juga mengulas kritik terhadap PAT, seperti keterbatasan metode penelitian yang tidak menggambarkan dinamika multi-periode dan multi-persona, serta kritik filosofis tentang objektivitas dan pendekatan ekonomi yang terlalu individualistik. Kritik juga menyoroti ketergantungan PAT pada asumsi ekonomi neoklasik.
Konsep konsekuensi ekonomi dijelaskan sebagai dampak pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan dari bisnis, pemerintah, dan kreditor. Konsekuensi ini mempersulit proses penetapan standar akuntansi karena adanya intervensi pihak ketiga dan pertimbangan politik selain aspek teknis akuntansi. PAT menekankan pentingnya penelitian empiris untuk memahami praktik akuntansi yang sebenarnya dan dampak ekonomi dari pilihan kebijakan tersebut.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by MUHAMMAD ARIFIN ILHAM -
Nama: Muhammad Arifin Ilham
NPM : 2413031003

Positive Accounting Theory (PAT) pertama kali diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 sebagai respons terhadap kelemahan pendekatan normatif. Pendekatan normatif dianggap sulit diuji secara empiris, terlalu menekankan pada kepentingan investor individu, serta kurang efektif dalam mendukung alokasi sumber daya. PAT hadir dengan tujuan utama untuk menjelaskan sekaligus memprediksi praktik akuntansi yang benar-benar terjadi di lapangan, terutama terkait pilihan manajer dalam menggunakan metode akuntansi tertentu pada situasi tertentu.

Dalam perkembangannya, PAT melahirkan tiga hipotesis utama. Bonus plan hypothesis menjelaskan bahwa manajer cenderung mengelola laba untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima. Debt covenant hypothesis menggambarkan perilaku manajer yang menaikkan laba agar perusahaan tidak dianggap melanggar perjanjian utang. Sementara itu, political cost hypothesis menyoroti kecenderungan perusahaan besar melaporkan laba lebih rendah untuk mengurangi beban pajak atau tekanan politik. Ketiga hipotesis tersebut menunjukkan bahwa kebijakan akuntansi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh insentif ekonomi yang melekat pada manajer maupun perusahaan.

Meski memberi sumbangan besar dalam memahami praktik akuntansi, PAT tidak luput dari kritik. Kritik tersebut antara lain berkaitan dengan kelemahan metodologis yang belum mampu menjelaskan perilaku kolektif secara menyeluruh, keterbatasan filosofis karena kurang menekankan aspek ilmiah, serta pendekatan ekonomi yang dinilai terlalu individualistis.

Jurnal ini juga menyoroti konsep economic consequences, yaitu dampak laporan akuntansi terhadap perilaku manajemen, pemerintah, maupun kreditur. Hal ini membuat penyusunan standar akuntansi menjadi lebih kompleks karena harus memperhitungkan aspek politik dan ekonomi sekaligus.

Secara keseluruhan, PAT menyediakan kerangka yang berguna untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi, meskipun masih menyisakan ruang untuk kritik dan pengembangan lebih lanjut.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nashita Shafiyah -
Nama : Nashita Shafiyah
NPM : 2413031009

Positive Accounting Theory (PAT) hadir sebagai respons terhadap keterbatasan pendekatan normatif dalam akuntansi. Fokus utama PAT adalah menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi yang benar-benar terjadi di dunia nyata, bukan menetapkan aturan tentang bagaimana akuntansi seharusnya diterapkan. Melalui karya mereka pada tahun 1978 dan 1990, Watts dan Zimmerman memperkenalkan tiga hipotesis utama PAT, yaitu bonus plan, debt covenant, dan political cost. Ketiga hipotesis ini menggambarkan bagaimana manajer memilih metode akuntansi untuk memperoleh keuntungan atau mengurangi beban, misalnya dengan manajemen laba, penghindaran pajak, atau upaya menghindari pelanggaran perjanjian utang.

Berbagai penelitian mendukung keberadaan PAT. Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991) membuktikan secara empiris bahwa manajer kerap melakukan pengaturan laba sesuai kepentingan pribadi maupun tekanan eksternal. Meski demikian, teori ini tidak luput dari kritik. Lawrence (1992) menilai bahwa PAT memiliki kelemahan metodologis, mengabaikan dimensi sosial dan individu, serta terlalu menekankan pada faktor ekonomi dalam menjelaskan perilaku pengambil keputusan. Kritik ini menegaskan bahwa PAT belum sepenuhnya mampu menangkap kompleksitas aspek sosial dan politik dalam penyusunan standar akuntansi.

Selain itu, konsep economic consequences yang dikemukakan Zeff (1978) menegaskan bahwa kebijakan akuntansi memiliki dampak luas, tidak hanya terhadap perusahaan, tetapi juga terhadap pemerintah dan kreditur. Oleh sebab itu, penyusunan standar akuntansi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara efisiensi pasar dan kepentingan politik.

Secara keseluruhan, PAT menawarkan kerangka penting untuk memahami pola pemilihan metode akuntansi, memprediksi reaksi perusahaan terhadap penerapan standar baru, serta mengungkap peran biaya kontraktual. Walaupun terdapat kelemahan, PAT memberikan kontribusi signifikan dalam memperluas pemahaman tentang bagaimana kebijakan akuntansi memengaruhi perilaku ekonomi serta strategi manajerial.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Reyhta Putri Herdian -
NAMA : REYHTA PUTRI HERDIAN
NPM : 2413031035

Ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman sebagai pergeseran dari teori akuntansi normatif menuju pendekatan positif. PAT bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang nyata, bukan memberi arahan normatif mengenai bagaimana akuntansi seharusnya dilakukan. Fokus PAT adalah melihat bagaimana manajer memilih metode akuntansi dalam situasi tertentu dan apa konsekuensinya terhadap keputusan ekonomi.

PAT didukung oleh tiga hipotesis utama:
1. Bonus Plan Hypothesis: Manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk mendapatkan bonus yang lebih besar.
2. Debt Covenant Hypothesis: Manajer meningkatkan laba agar perusahaan terlihat lebih sehat secara finansial dan mengurangi risiko pelanggaran perjanjian utang.
3. Political Cost Hypothesis: Perusahaan besar cenderung menurunkan laba agar mengurangi pajak atau tekanan politik.

Penelitian empiris mendukung teori ini, misalnya Healy (1985) tentang manipulasi akrual untuk bonus, Sweeney (1994) tentang pelanggaran perjanjian utang, serta Jones (1991) dan Lev (1979) terkait perilaku oportunistik manajer.

Meskipun demikian, PAT juga mendapat kritik, di antaranya:

Metodologi yang dinilai lemah dalam menggambarkan kondisi multi-periode dan multi-aktor.

Filosofis, karena terlalu menekankan perbedaan positif-normatif tanpa dukungan argumentasi ilmiah yang kuat.

Ekonomi, karena terlalu individualistik dan mengasumsikan maksimisasi manfaat secara terbatas.

Konsep economic consequences yang diperkenalkan oleh Zeff (1978) juga dibahas, yaitu dampak laporan keuangan terhadap perilaku manajer, pemerintah, dan kreditur. Dengan demikian, PAT menegaskan bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki dampak nyata terhadap ekonomi, baik dalam aspek efisiensi maupun oportunisme manajer.

Kesimpulannya, PAT berkontribusi besar dalam pengembangan teori akuntansi dengan memberikan pemahaman tentang pola sistematis dalam pilihan kebijakan akuntansi, menjelaskan peran biaya kontrak, serta membantu memprediksi fenomena akuntansi. Walaupun tidak lepas dari kritik, PAT tetap menjadi paradigma penting dalam penelitian akuntansi modern.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Refamei Kudadiri -
Nama: Refamei Kudadiri
Nom: 2413031914

Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) sebagai pendekatan yang menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi berdasarkan fenomena nyata. PAT lahir sebagai kritik terhadap pendekatan normatif yang dinilai lemah secara empiris, terlalu berfokus pada kepentingan investor, dan tidak efisien dalam alokasi sumber daya ekonomi. Watts dan Zimmerman memperkenalkan PAT pada 1978 dan mengembangkan tiga hipotesis utama: bonus plan, debt covenant, dan political cost. Ketiganya menjelaskan perilaku manajer dalam memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan kepentingan, seperti menaikkan laba guna memperoleh bonus, mengurangi biaya perjanjian utang, atau menekan laba demi mengurangi pajak.PAT menekankan penelitian empiris untuk memahami alasan di balik pilihan kebijakan akuntansi dan dampak ekonominya. Konsep economic consequences menunjukkan bahwa pelaporan akuntansi memengaruhi keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur, sehingga standar akuntansi harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan politik dan ekonomi.Meski berkontribusi besar dalam pengembangan teori akuntansi, PAT juga mendapat kritik. Kritik mencakup kelemahan metodologi penelitian, keterbatasan filosofi yang memisahkan peneliti dari objek kajian, dan pendekatan ekonomi yang terlalu menekankan keputusan individu. Namun, PAT tetap penting karena memberikan kerangka untuk memahami pola pilihan kebijakan akuntansi, memprediksi respons perusahaan terhadap standar baru, serta menghubungkan praktik akuntansi dengan konsekuensi ekonomi secara sistematis.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Salsabila Labibah -
Nama : Salsabila Labibah
NPM : 2413031002

Jurnal ini membahas Positive Accounting Theory (PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman sebagai pendekatan baru dalam penelitian akuntansi, menggantikan teori normatif yang lebih bersifat preskriptif. PAT berfokus pada penjelasan dan prediksi praktik akuntansi nyata melalui penelitian empiris. Teori ini menekankan bahwa pilihan kebijakan akuntansi manajer dipengaruhi oleh kepentingan pribadi maupun perusahaan, sehingga menimbulkan konsekuensi ekonomi.

Tiga hipotesis utama dalam PAT adalah: bonus plan hypothesis, yang menyatakan manajer cenderung mengatur laba untuk memaksimalkan bonus; debt covenant hypothesis, yang menjelaskan kecenderungan manajer meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang; serta political cost hypothesis, di mana perusahaan besar cenderung menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi tekanan politik dan pajak. Berbagai penelitian seperti Healy (1985), Sweeney (1994), dan Jones (1991) memberikan bukti empiris mendukung hipotesis ini.

Meski demikian, PAT mendapat kritik dari sisi metodologi, filsafat, dan pendekatan ekonomi. Kritik utamanya adalah keterbatasan dalam menggambarkan realitas sosial secara utuh serta ketergantungan pada asumsi individualistik yang terlalu sederhana.

Secara keseluruhan, PAT berkontribusi besar dalam perkembangan akuntansi dengan memberikan kerangka untuk memahami dan memprediksi perilaku manajemen dalam pemilihan kebijakan akuntansi. Teori ini juga menegaskan bahwa praktik akuntansi tidak hanya berfungsi menyajikan informasi, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi bagi manajer, investor, kreditor, maupun pemerintah.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Saskia Kanesa Dinia -
Nama : Saskia Kanesa Dinia
NPM : 2413031021

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang berfungsi untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi dalam berbagai situasi. Teori ini diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada 1978, yang menggeser paradigma penelitian akuntansi dari pendekatan normatif ke pendekatan positif. Berbeda dengan teori normatif yang lebih menekankan apa yang seharusnya dilakukan akuntan, PAT berfokus pada penjelasan mengapa praktik akuntansi dilakukan dan bagaimana dampaknya secara nyata.

PAT menjelaskan perilaku manajer dalam memilih kebijakan akuntansi melalui tiga hipotesis utama: bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Pada bonus plan, manajer cenderung melakukan manajemen laba untuk memperoleh bonus. Pada debt covenant, manajer menaikkan laba atau aset agar terlihat sehat di mata kreditur. Sedangkan political cost hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan besar cenderung menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi beban pajak atau tekanan politik.

Selain itu, jurnal ini memuat penelitian yang mendukung PAT, misalnya Healy (1985) terkait bonus plan, Sweeney (1994) pada debt covenant, serta Jones (1991) mengenai intervensi politik dalam laporan laba. Namun, PAT juga mendapat kritik, baik dari sisi metodologi penelitian, landasan filosofis, maupun penggunaan pendekatan ekonomi yang dianggap terlalu menekankan keputusan individual dan mengabaikan konteks sosial. Konsep economic consequences juga dibahas, yakni dampak pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan oleh perusahaan, pemerintah, maupun kreditur. Hal ini menunjukkan bahwa standar akuntansi tidak hanya persoalan teknis, tetapi juga berimplikasi luas secara politik dan ekonomi.

Kesimpulannya, PAT berkontribusi besar dalam perkembangan teori akuntansi karena mampu memberikan kerangka sistematis untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi. Meski mendapat kritik, teori ini tetap relevan karena menjelaskan keterkaitan antara perilaku manajemen, biaya kontraktual, dan dampak ekonomi dari laporan keuangan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Waly Tanti Fitrani -
NAMA: WALY TANTI FITRANI
NPM: 2413031031

Artikel “Approaches and Criticisms of Positive Accounting Theory and Its Economic Consequences” membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) yang diperkenalkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 sebagai pergeseran dari pendekatan normatif ke pendekatan positif dalam penelitian akuntansi. PAT bertujuan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang sebenarnya terjadi di perusahaan, bukan menentukan bagaimana seharusnya akuntansi dilakukan. Teori ini menyoroti tiga hipotesis utama: bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis, yang menjelaskan bagaimana kepentingan manajerial dapat memengaruhi pelaporan keuangan. Berbagai penelitian mendukung PAT dengan bukti empiris mengenai perilaku manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk keuntungan tertentu. Namun, teori ini juga mendapat kritik, terutama terkait metode penelitian yang kurang menggambarkan kondisi sosial secara utuh, pandangan filosofis yang dianggap terlalu objektif, serta pendekatan ekonomi yang terlalu individualistis. Konsep economic consequences yang dikemukakan Zeff (1978) menegaskan bahwa pelaporan akuntansi berdampak pada keputusan ekonomi berbagai pihak. Secara keseluruhan, PAT berkontribusi besar terhadap pengembangan teori akuntansi dengan memberikan kerangka empiris untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi praktik akuntansi di dunia nyata.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Amara Gusti Kharisma -
Nama: Amara Gusti Kharisma

NPM: 2413031033

Jurnal ini membahas teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory, PAT) yang berfungsi untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi nyata dalam berbagai situasi perusahaan. PAT menggeser paradigma dari pendekatan normatif yang bersifat memberi arahan bagaimana akuntansi seharusnya, ke pendekatan positif yang empiris dan mencoba memahami alasan di balik praktik akuntansi yang ada. Watts dan Zimmerman mempopulerkan PAT dengan tiga hipotesis utama: bonus plan, pelanggaran perjanjian utang (debt covenant), dan biaya politik, yang menjelaskan bagaimana manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan pribadi atau mengurangi biaya tertentu.

Teori ini menganggap akuntansi sebagai alat kontrol distribusi sumber daya ekonomi yang efisien dan berfokus pada perilaku manusia dalam pengambilan keputusan terkait pilihan kebijakan akuntansi. PAT juga mengakui konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi, seperti dampak pada keputusan bisnis dan hubungan dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya. Selain mendukung teori ini, beberapa penelitian mengkritik PAT karena dianggap kurang komprehensif dalam mempertimbangkan aspek sosial dan filosofis serta metode penelitian yang terbatas.

Kesimpulan jurnal menegaskan bahwa PAT memberikan kontribusi penting dalam mengidentifikasi pola sistematis dari pemilihan kebijakan akuntansi, menjelaskan mengapa praktik tersebut ada, dan memprediksi efeknya di masa depan. PAT tidak menentukan kebijakan mana yang tepat, melainkan membantu memahami dan memperkirakan fenomena akuntansi berdasarkan perilaku nyata dalam praktik bisnis.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Alya Nurani -
Nama: ALYA NURANI
Npm: 2413031025

Jurnal ini membahas Teori Akuntansi Positif (PAT), yang diciptakan oleh Watts dan Zimmerman (1978) sebagai transformasi dari pendekatan normatif ke pendekatan positif dalam akuntansi. Melalui tiga hipotesis utama—bonus plan, debt covenant, dan political cost—PAT menjelaskan praktik akuntansi nyata dan pengaruh kepentingan manajemen. Teori ini menunjukkan bahwa kebijakan akuntansi dipilih untuk alasan ekonomi. PAT dikritik karena terlalu fokus pada aspek ekonomi individualistik dan kurang mempertimbangkan konteks sosial. Namun, PAT masih penting dalam memahami konsekuensi ekonomi praktik akuntansi.