Posts made by Eris Ana Dita

AKM A2025 -> Diskusi

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Metode LIFO (Last-In, First-Out) biasanya menghasilkan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan dengan metode FIFO (First-In, First-Out) selama periode harga meningkat (inflasi). Hal ini terjadi karena LIFO mengasumsikan barang terakhir yang dibeli (dengan harga lebih tinggi saat inflasi) yang dijual terlebih dahulu, sehingga harga pokok penjualan (HPP) lebih tinggi dan laba bersihnya turun. Sebaliknya, metode FIFO mengasumsikan barang pertama yang dibeli dengan harga lebih rendah dijual dulu, sehingga HPP lebih rendah dan laba bersih lebih tinggi.

Sebaliknya, selama periode penurunan harga (deflasi), LIFO justru dapat menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan FIFO karena barang terakhir yang dibeli dengan harga lebih rendah dijual dulu, sehingga HPP lebih rendah dan laba bersih lebih tinggi. FIFO di masa penurunan harga akan menghasilkan HPP lebih tinggi dan laba bersih lebih rendah. Singkatnya Saat harga naik LIFO laba bersih lebih rendah, FIFO laba bersih lebih tinggi, saat harga turun LIFO laba bersih lebih tinggi, FIFO laba bersih lebih rendah. Ini membuat LIFO menghemat pajak penghasilan saat harga naik karena laba yang dilaporkan lebih kecil, sedangkan FIFO menunjukkan laba yang lebih besar tetapi pajak juga lebih besar. Namun, LIFO kurang mencerminkan nilai persediaan yang sesuai harga pasar saat ini, berbeda dengan FIFO yang lebih mencerminkan nilai pasar persediaan akhir.

TA2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Resume Jurnal Pertama
Jurnal ini berjudul Positive Accounting Theory Theoretical Perspectives on Accounting Policy Choice isi jurnal ini membahas teori akuntansi positif yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi perilaku pelaku akuntansi dalam memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan kepentingan manajerial. Teori ini mengandalkan pendekatan empiris dan ekonomi, mendalilkan bahwa manajemen memilih kebijakan akuntansi berdasarkan motif seperti bonus, perjanjian hutang, dan biaya politik. Jurnal mengulas tiga hipotesis utama yaitu bonus plan, debt contract, dan political cost yang menunjukkan bahwa pilihan akuntansi sering dilakukan untuk mengelola laba demi keuntungan manajer dan perusahaan. Jurnal ini juga menanggapi kritik teori ini dan menegaskan relevansinya dalam riset akuntansi dan praktik manajerial saat ini. Menurut opini saya, jurnal ini memberikan pemahaman kuat mengenai bagaimana teori akuntansi tidak hanya mengikuti standar, tapi juga dipengaruhi oleh kepentingan praktis manajemen. Pendekatan empirisnya membuat teori ini sangat aplikatif dalam menganalisis keputusan akuntansi yang sering bersifat strategis dan pragmatis.

Resume Jurnal Kedua
Jurnal ini berjudul Perbandingan Pendekatan Teori Normatif dan Positif dalam Kebijakan Akuntansi pada PT Astra International Tbk Manufaktur dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Teknologi di Indonesia jurnal ini menganalisis perbedaan pendekatan teori normatif dan positif dalam kebijakan akuntansi dua perusahaan besar di Indonesia dari dua sektor berbeda: manufaktur dan teknologi. PT Astra International lebih mengutamakan teori normatif dengan fokus pada kepatuhan standar, transparansi, dan legitimasi sosial karena karakter industrinya yang padat modal dan berisiko tinggi. Sementara, PT Telekomunikasi Indonesia lebih fleksibel dan adaptif menggunakan pendekatan positif yang memungkinkan manajemen mengelola laba dan kebijakan akuntansi sesuai dinamika bisnis teknologi yang cepat berubah. Perbedaan ini juga dipengaruhi regulasi, karakter industri, motivasi manajerial, dan tujuan pelaporan CSR. Menurut opini saya, jurnal ini menunjukkan pentingnya teori akuntansi yang pluralistik, yakni menggabungkan kepatuhan normatif dan fleksibilitas positif sesuai konteks industri dan tujuan bisnis. Pendekatan semacam ini mencerminkan realitas bisnis kontemporer yang kompleks, di mana perusahaan harus seimbang antara transparansi dan kebutuhan strategis manajemen.

Dan menurut opini saya tentang kedua jurnal tersebut adalah saling melengkapi dalam memahami bahwa kebijakan akuntansi adalah hasil negosiasi antara prinsip ideal (normatif) dan tekanan sekaligus kepentingan praktis (positif). Pendekatan empiris dan studi kasus pada kedua jurnal menambah bobot keilmuan yang bisa diterapkan dalam analisis praktik akuntansi di Indonesia maupun global.

TA2025 -> CASE STUDY

by Eris Ana Dita -
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

1. Teori akuntansi positif (PAT) menjelaskan bahwa manajemen perusahaan memilih kebijakan akuntansi, seperti pengubahan metode depresiasi, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, misalnya meningkatkan laba atau mengurangi beban pajak. Jadi, PT IndoEnergi mengubah kebijakan depresiasi karena ingin memaksimalkan nilai perusahaan dan keuntungan manajemen.

2. Di AS (GAAP) dan di bawah IFRS, perusahaan juga sering mengubah kebijakan akuntansi sesuai kondisi ekonomi selama dilakukan pengungkapan yang benar. Jadi, tindakan seperti PT IndoEnergi cukup umum dilakukan di berbagai negara, meski aturan dan batasannya bisa berbeda sesuai standar masing-masing.

3. Teori akuntansi positif kuat untuk menjelaskan motivasi manajemen dalam memilih kebijakan yang menguntungkan, tapi memiliki keterbatasan. Misalnya, tidak selalu menggambarkan aspek etika dan budaya di berbagai negara, serta kurang mempertimbangkan pengaruh sosial dan kompleksitas global. Jadi, perlu pendekatan lain untuk memahami perilaku akuntansi secara lengkap