NAMA:SUSANTI
NPM:2413031034
Perbandingan Metode FIFO dan LIFO terhadap Laba Bersih dalam Perubahan Harga
Dalam dunia akuntansi untuk persediaan, metode FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out) dipakai untuk menentukan harga nilai persediaan serta biaya pokok penjualan (HPP). Pilihan atas metode ini mempengaruhi secara langsung laba bersih perusahaan, khususnya saat terjadi fluktuasi harga barang di pasar.
1. Pengaruh pada Periode Harga Meningkat
Ketika harga barang mengalami kenaikan (inflasi), metode FIFO menunjukkan bahwa barang yang pertama kali diperoleh adalah yang pertama dijual. Ini berarti, HPP dihitung berdasarkan harga lama yang lebih rendah, sementara persediaan akhir dicatat dengan harga yang lebih baru dan lebih tinggi. Situasi ini membawa dampak:
Harga Pokok Penjualan (HPP) menjadi lebih rendah. Laba Kotor dan Laba Bersih meningkat. Nilai Persediaan Akhir pada neraca lebih tinggi, mencerminkan harga terbaru.
Di sisi lain, metode LIFO menetapkan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah yang pertama dijual. Dalam kondisi harga yang meningkat, HPP akan dihitung berdasarkan harga terbaru yang lebih tinggi, sedangkan persediaan akhir diisi oleh harga lama yang lebih rendah. Sebagai imbasnya:
HPP menjadi lebih tinggi. Laba Bersih menjadi lebih rendah. Nilai Persediaan Akhir menurun.
Dengan kata lain, pada periode inflasi, metode LIFO menghasilkan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan FIFO, karena LIFO mencatat biaya yang lebih tinggi pada penjualan. Namun, laba yang lebih rendah setara dengan beban pajak yang lebih ringan, sehingga dalam situasi inflasi, LIFO kerap dimanfaatkan untuk mengurangi beban pajak perusahaan.
2. Pengaruh pada Periode Harga Menurun
Sebaliknya, ketika harga barang mengalami penurunan (deflasi), dampak yang dirasakan akan berkebalikan. Metode FIFO memanfaatkan harga lama yang lebih tinggi sebagai dasar untuk HPP, sementara metode LIFO memakai harga baru yang lebih rendah. Dalam hal ini:
FIFO menghasilkan HPP yang lebih tinggi dan laba bersih lebih rendah. LIFO menghasilkan HPP yang lebih rendah dan laba bersih lebih tinggi.
Dengan demikian, selama masa penurunan harga, metode LIFO menunjukkan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan FIFO, karena biaya yang dicatat lebih kecil.
3. Kesimpulan Komparatif
Secara umum, efek dari metode penentuan biaya persediaan pada laba bersih dapat disimpulkan sebagai berikut:
Selama kondisi harga meningkat (inflasi): FIFO → Laba bersih lebih tinggi. LIFO → Laba bersih lebih rendah. Selama kondisi harga menurun (deflasi): FIFO → Laba bersih lebih rendah. LIFO → Laba bersih lebih tinggi.
Pilihan antara FIFO dan LIFO tidak hanya tentang perhitungan teknis, tetapi juga berkaitan dengan strategi manajemen dalam menghadapi perubahan harga serta kebijakan pajak. Perusahaan yang ingin menunjukkan performa laba yang lebih besar biasanya akan lebih cenderung memilih FIFO, sedangkan perusahaan yang ingin mengurangi pajak di masa inflasi lebih sering menggunakan LIFO.