Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017
1. Analisis Praktik Manajemen Laba:
Indikator dugaan earnings management berbasis akrual di PT Karya Sentosa meliputi kenaikan piutang usaha signifikan, penurunan cadangan kerugian piutang yang tidak wajar, dan peningkatan pendapatan yang tidak didukung arus kas operasi. Ini mengindikasikan kemungkinan penggunaan discretionary accrual untuk menaikkan laba secara artifisial, misalnya dengan menunda pengakuan kerugian piutang dan meningkatkan estimasi piutang tidak tertagih.
2. Perbandingan Dua Jurnal Ilmiah Terkini:
Studi A menggunakan model Modified Jones untuk mengukur discretionary accrual dengan analisis regresi kuantitatif, fokus pada determinan internal perusahaan seperti ukuran dan leverage. Temuan menunjukkan akrual diskresioner cukup signifikan mempengaruhi laba yang dilaporkan.
Studi B membandingkan earnings management berbasis akrual dan real activities (perusahaan mengatur laba lewat aktivitas riil seperti biaya produksi). Studi ini menunjukkan manajemen lebih sering menggunakan aktivitas riil yang lebih sulit dideteksi auditor.
Perbedaan utama adalah pendekatan metodenya (akuntansi vs aktivitas operasional) dan fokus variabel yang dianalisis, tapi keduanya menunjukkan earnings management sebagai strategi untuk mengatur laba.
3. Apakah Earnings Management Selalu Negatif?
Tidak selalu. Earnings management dapat bersifat positif jika digunakan untuk mengkomunikasikan informasi yang lebih tepat waktu atau memitigasi volatilitas laba, sesuai teori signaling dan smoothing. Namun, praktik yang manipulatif untuk menipu investor berdampak negatif pada transparansi dan kredibilitas. Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa earnings management bisa meningkatkan nilai perusahaan jangka pendek, tapi berisiko merusak reputasi jangka panjang.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi:
Stakeholder perlu waspada terhadap tanda-tanda earnings management, terutama yang berdampak pada kredibilitas laporan keuangan. Direkomendasikan audit yang lebih ketat, transparansi dalam pengungkapan asumsi akuntansi, dan penerapan corporate governance yang kuat termasuk peran dewan komisaris independen dan komite audit. Investor juga harus melakukan analisis mendalam terhadap kualitas laba, tidak hanya jumlah laba.