Posts made by Khoirun Nisa

MPPE A2025 -> Diskusi

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

Dalam penelitian, skala pengukuran merupakan dasar penting untuk menentukan bagaimana variabel diidentifikasi, diklasifikasikan, dan dianalisis. Skala pengukuran berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan dapat diproses menggunakan metode statistik yang tepat. Secara umum, terdapat empat jenis skala pengukuran, yaitu:
1. Skala Nominal
Digunakan untuk membedakan kategori tanpa adanya urutan. Contohnya: jenis kelamin, kelompok kelas, atau model pembelajaran (PBL dan Inkuiri).
2. Skala Ordinal
Menunjukkan peringkat atau urutan tetapi tidak menggambarkan jarak yang sama antar peringkat. Contohnya: kategori kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
3. Skala Interval
Memiliki jarak angka yang sama tetapi tidak memiliki titik nol absolut. Contohnya: skor angket skala Likert 1–5 atau 1–7.
4. Skala Rasio
Memiliki jarak yang sama, urutan, dan nol absolut. Contohnya: jumlah kehadiran, skor tes kemampuan berpikir kritis jika nol berarti tidak ada kemampuan.

Mengacu pada judul penelitian saya, yaitu “Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Menggunakan Model Problem Based Learning dan Inkuiri pada Siswa SMA Negeri 1 Liwa”, maka rancangan data dan skala pengukurannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X): Model Pembelajaran (PBL dan Inkuiri)
Variabel ini digunakan untuk membedakan dua kelompok perlakuan dalam penelitian. Karena hanya menunjukkan kategori tanpa urutan, maka skala yang digunakan adalah skala nominal.
2. Variabel Terikat (Y): Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kemampuan berpikir kritis diukur menggunakan tes atau instrumen penilaian tertentu yang menghasilkan skor, misalnya 0–100. Skor tersebut memiliki jarak yang sama sehingga dapat dikategorikan sebagai skala interval. Jika nilai memiliki titik nol absolut (nol berarti tidak memiliki kemampuan), maka dapat dikategorikan sebagai skala rasio.

Dengan penggunaan skala nominal untuk variabel bebas dan interval/rasio untuk variabel terikat, maka teknik analisis yang sesuai untuk penelitian ini adalah uji perbandingan seperti uji t (independent sample t-test) atau ANOVA, tergantung jumlah kelas atau kelompok perlakuan. Penentuan skala ini penting karena memastikan jenis analisis statistik yang digunakan tepat dan hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara valid.

MPPE A2025 -> Penugasan mandiri

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

Teknik sampling merupakan elemen kunci dalam metodologi penelitian karena menentukan sejauh mana sampel dapat merepresentasikan populasi secara tepat. Berbagai literatur metodologi penelitian, seperti Creswell (2012), Sugiyono (2018), dan Fraenkel, Wallen, & Hyun (2015), mengelompokkan teknik sampling ke dalam dua kategori besar, yakni probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih, sehingga lebih sesuai digunakan pada penelitian kuantitatif yang menekankan validitas eksternal dan kemampuan generalisasi. Sebaliknya, non-probability sampling digunakan ketika populasi sulit diakses atau penelitian bersifat kualitatif, eksploratif, dan menekankan kedalaman data.

Dalam konteks penelitian pendidikan ekonomi, teknik sampling yang paling banyak digunakan adalah Stratified Random Sampling. Hal ini disebabkan oleh karakteristik populasi pendidikan yang secara alami terbagi ke dalam beberapa strata, seperti tingkat kelas, jurusan, kemampuan akademik, serta karakteristik demografis. Menurut Kerlinger (2000), stratifikasi diperlukan ketika populasi bersifat heterogen tetapi memiliki homogenitas internal dalam setiap strata. Dengan demikian, pemilihan sampel berdasarkan strata akan meningkatkan presisi estimasi dan mengurangi sampling error.
Fraenkel dan Wallen (2015) juga menegaskan bahwa stratified sampling menghasilkan sampel yang lebih representatif karena setiap subkelompok dalam populasi memperoleh peluang proporsional untuk terwakili. Hal ini sangat penting dalam penelitian pendidikan ekonomi, mengingat variabel-variabel seperti hasil belajar ekonomi, literasi ekonomi, dan motivasi belajar sering dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik antarsiswa. Berbagai studi metodologis dalam pendidikan menunjukkan bahwa teknik stratifikasi memberikan akurasi lebih tinggi dibanding simple random sampling, terutama ketika struktur populasi bersifat berjenjang.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Stratified Random Sampling merupakan teknik sampling yang paling tepat dan paling sering digunakan dalam penelitian pendidikan ekonomi. Teknik ini tidak hanya mendukung representativitas dan mengurangi bias, tetapi juga memperkuat validitas eksternal serta memungkinkan generalisasi hasil penelitian dilakukan secara lebih akurat.

MPPE A2025 -> ACTIVITY: RESUME

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

BAB 5. Menentukan Teknik Sampling, Desain Penelitian Dan Instrumen Penelitian
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi wilayah generalisasi penelitian. Populasi tidak hanya berupa manusia, tetapi juga benda, dokumen, aktivitas, maupun gejala tertentu. Peneliti harus memahami ciri-ciri populasi agar dapat mengambil sampel yang mewakili.

2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data penelitian. Penggunaan sampel dilakukan ketika populasi terlalu besar sehingga sulit diteliti secara keseluruhan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili (representatif) karakteristik populasi.

3. Teknik Sampling
Teknik sampling terbagi menjadi dua kelompok:
a. Probability Sampling
Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Jenisnya:
1. Simple Random Sampling
2. Stratified Random Sampling
3. Proportionate & Disproportionate Stratified Sampling
4. Area/Cluster Sampling
Teknik ini cocok untuk penelitian kuantitatif dengan populasi jelas dan homogen/heterogen terstruktur.

b. Nonprobability Sampling
Tidak semua anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih. Jenisnya:
1. Purposive Sampling
2. Snowball Sampling
3. Accidental Sampling
4. Quota Sampling
5. Sampel Jenuh
Teknik ini digunakan ketika populasi sulit diidentifikasi, akses terbatas, atau penelitian bersifat eksploratif.

B. Menentukan Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau kerangka kerja yang memandu peneliti dalam proses pengumpulan data hingga analisis. Desain yang tepat membantu penelitian berjalan sistematis, efisien, dan relevan dengan tujuan penelitian.
Komponen utama desain penelitian:
1. Identifikasi variabel dan hubungan antarvariabel : Peneliti harus memahami apakah penelitian bersifat deskriptif, korelasional, atau eksplanatif.
2. Model atau kerangka dasar penelitian : Model menggambarkan arah hubungan variabel dan menjadi dasar penyusunan hipotesis. Misalnya model hubungan X → Y atau multivariat.
3. Penarikan sampel : Menjelaskan populasi, karakteristiknya, ukuran sampel, dan teknik pengambilan sampel. Bagian ini memastikan sampel yang dipilih representatif.
Desain penelitian tidak hanya berfungsi sebagai rencana awal, tetapi juga sebagai pedoman analisis data dan evaluasi hasil penelitian.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data sesuai variabel yang diteliti. Pemilihan instrumen harus disesuaikan dengan jenis penelitian, karakteristik responden, dan tujuan pengukuran.
Jenis instrumen penelitian:
a. Tes (Digunakan untuk mengukur aspek kognitif seperti hasil belajar, kemampuan, atau bakat).
b. Non-tes (Berupa angket, pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi, dan checklist).
Syarat instrumen penelitian:
1. Validitas : Instrumen harus mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Reliabilitas : Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran jika digunakan berkali-kali. Termasuk test-retest, internal consistency, dan bentuk paralel.
3. Praktikabilitas (Kepraktisan) : Instrumen harus ekonomis, mudah digunakan, mudah diberikan skor, dan menghasilkan data yang bisa dianalisis secara tepat.

Pertimbangan dalam memilih instrumen:
• Kejelasan variabel dan masalah penelitian
• Keragaman sumber data
• Jenis data yang diharapkan
• Kemudahan penggunaan dan efektivitas waktu
• Ketepatan instrumen untuk menjawab rumusan masalah
Instrumen yang baik membantu peneliti memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.