Kiriman dibuat oleh Igha Mawardhani

MPPE B2025 -> Diskusi

oleh Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


Pengertian Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi sasaran generalisasi hasil penelitian. Populasi bisa berupa individu, kelompok, organisasi, atau peristiwa yang sesuai dengan tujuan penelitian. Artinya, semua kesimpulan penelitian pada akhirnya ditujukan untuk menggambarkan kondisi populasi tersebut.

Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili karakteristik populasi. Sampel digunakan karena meneliti seluruh populasi sering kali membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang besar. Oleh karena itu, sampel harus mampu menggambarkan kondisi populasi secara adil dan akurat.

 

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menentukan Populasi dan Sampel

  1. Kejelasan karakteristik populasi
    Peneliti harus menetapkan dengan jelas siapa atau apa yang termasuk dalam populasi, agar tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan sampel.
  2. Kesesuaian dengan tujuan penelitian
    Populasi dan sampel harus relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, sehingga data yang dikumpulkan benar-benar menjawab pertanyaan penelitian.
  3. Teknik pengambilan sampel
    Peneliti perlu memilih teknik sampling yang tepat (acak atau non-acak) agar sampel dapat mewakili populasi secara baik.
  4. Ukuran sampel
    Jumlah sampel harus memadai, tidak terlalu kecil namun juga tidak berlebihan, agar hasil penelitian dapat dianalisis secara ilmiah dan dipercaya.
  5. Keterwakilan sampel
    Sampel harus mencerminkan kondisi populasi, baik dari segi karakteristik, variasi, maupun proporsinya.

 

Hubungan Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sasaran utama penelitian, sedangkan sampel adalah wakil yang digunakan untuk memperoleh data. Oleh karena itu, ketepatan dalam menentukan populasi dan sampel sangat menentukan kualitas dan keabsahan hasil penelitian.

 


MPPE B2025 -> CASE STUDY 2

oleh Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


1. Teori yang Digunakan sebagai Landasan Teori

Beberapa teori yang relevan untuk menjelaskan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan antara lain:

  1. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
    Teori ini menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan motivasi, komitmen, dan kinerja karyawan melalui inspirasi dan dukungan, sedangkan kepemimpinan transaksional menekankan pada pengawasan dan pemberian imbalan.
  2. Teori Motivasi Kerja
    Teori ini digunakan karena motivasi merupakan faktor penting yang menghubungkan gaya kepemimpinan dengan kinerja. Cara pemimpin memimpin dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi kerja karyawan.
  3. Teori Kinerja Karyawan
    Teori ini menjelaskan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi, dan lingkungan kerja. Gaya kepemimpinan menjadi salah satu faktor lingkungan yang berperan besar dalam membentuk kinerja.

Teori-teori tersebut membantu menjelaskan mengapa perubahan gaya kepemimpinan dapat berdampak pada kinerja karyawan.

 

2. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan startup memengaruhi cara karyawan bekerja, berkomunikasi, dan mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan motivasi kerja, rasa percaya diri, dan semangat karyawan. Peningkatan motivasi dan kenyamanan kerja tersebut selanjutnya berdampak pada kinerja karyawan, baik dari segi produktivitas, kualitas kerja, maupun pencapaian target perusahaan.

Dengan demikian, gaya kepemimpinan dipandang sebagai faktor yang memengaruhi kinerja karyawan.

 

3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat diuji adalah:

Hipotesis kerja (H₁):
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan startup.

Hipotesis nol (H₀):

Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan startup.

 


MPPE B2025 -> CASE STUDY

oleh Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


1. Teori yang Relevan sebagai Landasan Teori

Untuk meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar mahasiswa, beberapa teori yang relevan antara lain:

  1. Teori Belajar Konstruktivisme
    Teori ini menjelaskan bahwa mahasiswa membangun pemahaman melalui pengalaman belajar aktif. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa dituntut lebih mandiri, aktif mencari informasi, dan mengelola proses belajarnya sendiri.
  2. Teori Pembelajaran Daring (E-learning Theory)
    Teori ini membahas karakteristik pembelajaran berbasis teknologi, seperti fleksibilitas waktu dan tempat, penggunaan media digital, serta interaksi melalui platform online yang dapat memengaruhi efektivitas belajar.
  3. Teori Motivasi Belajar
    Teori ini penting karena pembelajaran daring sangat bergantung pada motivasi internal mahasiswa. Tingkat motivasi dapat memengaruhi keseriusan mahasiswa mengikuti perkuliahan dan berdampak pada hasil belajar.

Teori-teori tersebut membantu menjelaskan bagaimana pembelajaran daring dapat memengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa.

 

2. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pembelajaran daring yang diterapkan pada masa pascapandemi memiliki karakteristik tertentu, seperti penggunaan platform digital, fleksibilitas waktu belajar, dan metode penyampaian materi secara online. Cara pembelajaran ini akan memengaruhi proses belajar mahasiswa, seperti tingkat partisipasi, pemahaman materi, dan motivasi belajar. Selanjutnya, proses belajar tersebut akan berdampak pada hasil belajar mahasiswa, yang dapat dilihat dari nilai, pemahaman konsep, atau capaian akademik lainnya.

Dengan demikian, pembelajaran daring dipandang sebagai faktor yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

 

3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

Hipotesis kerja (H₁):
Pembelajaran daring berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis nol (H₀):
Pembelajaran daring tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa di masa pascapandemi COVID-19.

Hipotesis ini bersifat dapat diuji secara ilmiah melalui pengumpulan dan analisis data, sehingga dapat diketahui apakah pembelajaran daring benar-benar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

 


MPPE B2025 -> Membuat summary e journal

oleh Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


Jurnal ini membahas secara mendalam tentang pentingnya perumusan masalah dalam penelitian sebagai tahap awal yang sangat menentukan kualitas dan arah penelitian. Perumusan masalah dipandang sebagai inti dari keseluruhan proses penelitian karena dari rumusan inilah tujuan, metode, pengumpulan data, hingga kesimpulan penelitian disusun. Tanpa rumusan masalah yang jelas dan tepat, penelitian berpotensi tidak fokus dan hasilnya menjadi kurang bermakna.

Masalah penelitian dijelaskan sebagai adanya kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kesenjangan tersebut dapat muncul dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, maupun kebijakan publik. Namun, tidak semua kesenjangan dapat dijadikan masalah penelitian. Masalah yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain memiliki kontribusi ilmiah, bersifat orisinal, dapat diteliti, serta sesuai dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, biaya, dan sumber daya.

Jurnal ini juga menguraikan sumber-sumber masalah penelitian yang sangat beragam. Masalah penelitian dapat berasal dari pengalaman pribadi peneliti, hasil penelitian sebelumnya, kajian pustaka seperti buku dan jurnal ilmiah, diskusi akademik, observasi langsung di lapangan, hingga fenomena yang berkembang di masyarakat. Selain itu, teori yang sudah ada juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menemukan masalah penelitian melalui proses deduksi.

Dalam perumusan masalah, peneliti perlu memahami jenis-jenis masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Masalah deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena, masalah komparatif digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel, sedangkan masalah asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Pemilihan jenis masalah ini harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan metode yang akan digunakan.

Tujuan penelitian dijelaskan sebagai pernyataan tentang apa yang ingin dicapai dari penelitian dan harus selaras dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif dan harus jelas serta terarah. Selain itu, jurnal ini menekankan pentingnya batasan masalah agar penelitian tidak terlalu luas dan tetap fokus pada aspek yang dapat diteliti secara mendalam.

Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa kemampuan merumuskan masalah penelitian merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh peneliti. Perumusan masalah yang baik akan membantu peneliti menghasilkan penelitian yang sistematis, relevan, dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan masalah praktis di masyarakat.