Posts made by Lilin Ratnasari

MPPE B2025 -> CASE STUDY

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

1. Evaluasi teknik pengumpulan data
Menurut saya, penggunaan angket sudah sangat cocok dengan pendekatan kuantitatif yang dipakai peneliti. Soalnya penelitian kuantitatif memang membutuhkan data yang bisa diukur dengan angka, dan angket dengan skala Likert itu sangat umum dipakai untuk mengukur persepsi atau sikap, termasuk gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Selain itu, peneliti juga ingin mendapatkan data dari banyak guru, jadi angket adalah pilihan yang paling praktis dan efisien. Kalau pakai wawancara atau observasi pasti akan makan waktu dan tenaga yang jauh lebih besar, dan sulit dilakukan pada jumlah responden sebanyak itu.

2. Kelebihan dan kelemahan menggunakan angket
Kalau dari sisi kelebihan, angket itu memudahkan peneliti karena bisa dibagikan ke banyak guru sekaligus. Selain cepat, angket juga memberikan pertanyaan yang sama ke semua responden, jadi datanya lebih rapi dan mudah dibandingkan. Responden juga cenderung lebih jujur kalau angketnya anonim, apalagi karena topiknya menilai kepala sekolah. Tapi angket punya kelemahan. Misalnya, tidak semua guru membaca pertanyaan dengan serius sehingga jawabannya mungkin tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Ada juga kemungkinan interpretasi setiap guru berbeda, karena kata-kata dalam angket mungkin dipahami tidak sama. Selain itu, angket tidak bisa menggali jawaban lebih dalam, jadi kalau ada nilai yang tinggi atau rendah kita tidak tahu alasannya apa.

3. Teknik analisis statistik yang tepat
Untuk pertanyaan pertama, yaitu apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja, menurut saya analisis yang paling tepat adalah regresi linier. Analisis ini bisa menunjukkan apakah variabel gaya kepemimpinan benar-benar mempengaruhi motivasi, sekaligus seberapa kuat pengaruhnya. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, karena peneliti ingin membandingkan motivasi kerja berdasarkan tingkat pendidikan guru, teknik yang cocok adalah ANOVA satu arah. Tingkat pendidikan itu kategorik, sedangkan motivasi kerja merupakan data numerik dari skala Likert, jadi ANOVA bisa membandingkan rata-rata motivasi dari tiap kelompok pendidikan.

4. Potensi bias dan cara mengatasinya
Dalam penelitian seperti ini ada beberapa potensi bias. Yang pertama adalah bias keinginan sosial. Guru mungkin merasa tidak enak kalau harus menilai kepala sekolah secara jujur, terutama kalau peneliti dari sekolah itu juga. Untuk mengatasi ini, angket harus dibuat benar-benar anonim. Selain itu, ada juga risiko misinterpretasi item, karena masing-masing guru bisa memahami pertanyaan dengan cara berbeda. Makanya penting untuk melakukan uji coba angket agar bahasanya jelas dan mudah dipahami. Ada juga kemungkinan guru menjawab angket terburu-buru atau asal-asalan karena banyaknya item. Untuk mengatasi ini, jumlah item sebaiknya tidak terlalu banyak dan harus disusun secara singkat dan langsung pada intinya. Terakhir, peneliti harus melakukan uji validitas dan reliabilitas supaya instrumen yang digunakan benar-benar layak dan bisa dipercaya.

MPPE B2025 -> Diskusi

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Seorang peneliti harus menentukan teknik pengumpulan data yang tepat karena teknik tersebut akan menentukan kualitas, keakuratan, dan relevansi data yang diperoleh. Jika teknik pengumpulan data tidak sesuai, maka data yang terkumpul bisa tidak valid, tidak reliabel, dan tidak mampu menjawab rumusan masalah penelitian.
Beberapa alasan pentingnya pemilihan teknik yang tepat:
1. Menjamin Validitas dan Reliabilitas Data
Teknik yang tepat memastikan data benar-benar menggambarkan fenomena yang diteliti. Misalnya, penelitian tentang persepsi lebih cocok menggunakan kuesioner atau wawancara, bukan dokumentasi.
2. Menyesuaikan dengan Karakteristik Variabel
Setiap variabel punya cara terbaik untuk diukur. Variabel perilaku memerlukan observasi, variabel pendapat memerlukan angket, dan variabel historis memerlukan studi dokumen.
3. Efisiensi Waktu, Biaya, dan Tenaga
Pemilihan teknik yang tepat mencegah pemborosan sumber daya. Misalnya, survei online lebih efisien untuk populasi besar daripada wawancara langsung.
4. Menghindari Bias Data
Teknik yang tidak sesuai dapat menimbulkan bias, misalnya respons bias dalam wawancara atau missing data dalam observasi.
5. Menjamin Kesesuaian dengan Desain Penelitian
Penelitian kuantitatif, kualitatif, atau mixed methods menuntut teknik pengumpulan data yang berbeda.

Keterkaitan Teknik Pengumpulan Data dengan Masalah dan Tujuan Penelitian
Ada keterkaitan yang sangat erat.
Teknik pengumpulan data harus dipilih berdasarkan apa yang ingin dijawab oleh penelitian tersebut.
1. Keterkaitan dengan Masalah Penelitian
Rumusan masalah menentukan jenis data apa yang dibutuhkan, jika peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan, tekniknya biasanya angket. Jika ingin mengetahui proses pembelajaran, tekniknya observasi. Artinya, teknik harus selaras dengan apa yang ingin diteliti.
2. Keterkaitan dengan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menjadi dasar untuk memilih cara mengumpulkan data, jika tujuan menilai efektivitas, peneliti membutuhkan data kuantitatif (tes hasil belajar). Jika tujuannya mendeskripsikan pengalaman, tekniknya wawancara mendalam.
Dengan kata lain, teknik pengumpulan data bukan dipilih secara sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan masalah yang hendak dijawab.