Posts made by Lilin Ratnasari

ASP B2025 -> CASE STUDY 2

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem IzinCerdas diawali dengan identifikasi dan pemetaan risiko utama yang menghambat pencapaian tujuan program, yaitu percepatan layanan dan transparansi. Risiko utama yang muncul antara lain risiko operasional (keterlambatan penerbitan izin), risiko sistem informasi (status izin tidak jelas), dan risiko integritas (penyalahgunaan wewenang). Dari pemetaan ini, auditor menetapkan area berisiko tinggi sebagai prioritas audit, seperti proses verifikasi izin, tahapan persetujuan, dan pengelolaan hak akses pengguna sistem.

Tahap berikutnya adalah penetapan kriteria kinerja, misalnya standar waktu pelayanan, kejelasan alur proses perizinan, serta kepatuhan terhadap prosedur dan regulasi. Auditor kemudian membandingkan kriteria tersebut dengan kondisi aktual melalui analisis data sistem IzinCerdas. Data yang dianalisis meliputi durasi penyelesaian izin, jumlah izin yang tertahan di tahap tertentu, serta pola perubahan status izin dalam sistem.

Dalam mendeteksi potensi penyimpangan, auditor dapat memanfaatkan teknologi digital dan data analytics. Log aktivitas pengguna dianalisis untuk mengidentifikasi akses tidak wajar, perubahan data tanpa otorisasi, atau pola persetujuan izin yang menyimpang dari prosedur. Selain itu, dashboard kinerja dapat digunakan untuk memantau keterlambatan secara real time dan mengidentifikasi bottleneck layanan. Auditor juga dapat menggunakan red flag analysis untuk mendeteksi izin yang diproses terlalu cepat atau terlalu lama dibandingkan standar.

Hasil audit kinerja berbasis risiko ini digunakan untuk menyusun rekomendasi perbaikan, seperti penguatan pengendalian internal sistem, pembatasan dan pemisahan kewenangan digital, penyempurnaan alur proses perizinan, serta pemanfaatan teknologi pengawasan berkelanjutan (continuous auditing) agar sistem IzinCerdas benar-benar mampu meningkatkan kinerja dan integritas pelayanan publik.

ASP B2025 -> CASE STUDY

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Rendahnya efektivitas implementasi SehatMandiri terutama disebabkan oleh ketidaksiapan SDM, lemahnya integrasi data, dan proses layanan yang belum disesuaikan dengan sistem digital. Banyak Puskesmas belum memanfaatkan platform secara penuh karena keterbatasan kemampuan teknis, minimnya pelatihan, serta resistensi terhadap perubahan cara kerja. Selain itu, data yang tidak sinkron antar fasilitas menunjukkan belum adanya standar data dan pengendalian sistem informasi yang kuat. Peningkatan pengaduan masyarakat mengindikasikan bahwa digitalisasi belum mampu mempercepat layanan, bahkan berpotensi menambah beban kerja karena sistem digital berjalan bersamaan dengan prosedur manual.

Audit kinerja sebaiknya dilakukan dengan pendekatan berbasis data dan value for money. Auditor perlu menganalisis tingkat pemanfaatan sistem di setiap Puskesmas, konsistensi dan kualitas data, waktu tunggu pelayanan, serta tren pengaduan masyarakat sebelum dan sesudah implementasi. Selanjutnya, auditor menilai keterkaitan antara output (penggunaan aplikasi, jumlah layanan digital) dengan outcome (kecepatan layanan dan kepuasan masyarakat). Hasil audit digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan, seperti peningkatan pelatihan SDM, penguatan integrasi data, penyederhanaan alur layanan, dan pemantauan kinerja sistem secara berkala agar SehatMandiri benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.

ASP B2025 -> Diskusi

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Pengembangan laporan audit kinerja sektor publik dilakukan melalui beberapa langkah sistematis agar hasil audit objektif, relevan, dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Pertama, perencanaan audit, yaitu menetapkan tujuan audit, ruang lingkup, kriteria kinerja (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas), serta memahami program atau kegiatan yang diaudit. Kedua, pengumpulan dan pengujian bukti, dilakukan melalui studi dokumen, wawancara, observasi, dan analisis data untuk menilai kinerja berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Ketiga, analisis dan evaluasi temuan, yaitu membandingkan kondisi aktual dengan kriteria untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, dan tingkat signifikansi permasalahan kinerja. Keempat, penyusunan simpulan dan rekomendasi, yang berisi penilaian auditor terhadap pencapaian kinerja serta saran perbaikan yang konstruktif dan dapat ditindaklanjuti. Kelima, penyusunan dan penyajian laporan audit, dengan bahasa yang jelas, objektif, dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan. Terakhir, tindak lanjut hasil audit, di mana auditee dan pihak terkait memantau serta melaksanakan rekomendasi guna meningkatkan kinerja dan akuntabilitas sektor publik.

ASP B2025 -> Diskusi

by Lilin Ratnasari -
Nama: Lilin Ratnasari
NPM: 2313031056

Audit value for money (VfM) memiliki peran yang sangat penting dalam sektor publik karena menilai sejauh mana pengelolaan keuangan pemerintah telah memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Audit ini tidak hanya berfokus pada kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga pada pencapaian tiga prinsip utama, yaitu ekonomi (pengadaan input dengan biaya terendah dan kualitas memadai), efisiensi (hubungan terbaik antara input dan output), serta efektivitas (tingkat pencapaian tujuan atau outcome program). Melalui audit value for money, pemerintah dapat mengidentifikasi pemborosan, ketidakefisienan, serta kelemahan dalam pelaksanaan program publik. Selain itu, hasil audit VfM menjadi dasar penting bagi pengambilan keputusan, perbaikan kebijakan, dan peningkatan kinerja organisasi sektor publik. Dengan adanya audit value for money, akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana publik dapat diperkuat, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga meningkat.