CASE STUDY

CASE STUDY

Number of replies: 2

Dinas Kesehatan Kota Mandiri meluncurkan platform digital "SehatMandiri", yang bertujuan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan di seluruh Puskesmas dan Klinik milik pemerintah. Platform ini memungkinkan pasien untuk membuat janji, melihat rekam medis, dan menerima hasil lab secara online. Setelah 1 tahun implementasi, ditemukan bahwa:

  • Banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh.
  • Terdapat data yang tidak sinkron antar fasilitas kesehatan.
  • Pengaduan masyarakat terkait keterlambatan pelayanan justru meningkat.

Dewan Pengawas meminta dilakukan audit kinerja terhadap efektivitas program digitalisasi ini.

Pertanyaan:

Analisislah penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan ini, dan rancang pendekatan audit berbasis data untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri.


In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Adea Aprilia -
Nama : Adea Aprilia
Npm : 2313031034

Jika meninjau kasus “SehatMandiri”, sebenarnya gagasan ini cukup baik karena dapat membantu pasien sekaligus mempercepat pelayanan kesehatan. Namun, permasalahan timbul karena penerapannya tidak berjalan sesuai harapan. Ada beberapa faktor yang membuat efektivitasnya rendah. Pertama, sebagian besar Puskesmas belum benar-benar menggunakan sistem tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kendala dalam penerapan, seperti kurangnya pelatihan bagi tenaga kesehatan, keterbatasan fasilitas teknologi, atau masih kuatnya kebiasaan manual yang sulit diubah. Kedua, adanya data yang tidak selaras antar fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa integrasi sistem belum berjalan optimal. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh perbedaan format data, koneksi internet yang tidak stabil, atau sistem yang belum sepenuhnya kompatibel. Ketiga, meningkatnya keluhan masyarakat justru menandakan ekspektasi mereka bertambah setelah ada digitalisasi, tetapi layanan tidak sejalan dengan yang dijanjikan. Akibatnya, bukannya mempercepat proses, justru menjadi lebih lambat karena penggunaan sistem digital bercampur dengan cara manual.

Dalam melakukan audit kinerja, pendekatan yang paling tepat adalah berbasis data sehingga dapat menunjukkan gambaran nyata mengenai titik lemah sistem. Pertama, perlu dianalisis tingkat pemanfaatan platform di tiap Puskesmas maupun klinik, misalnya dengan melihat data login petugas, jumlah layanan yang diproses secara digital, serta perbandingan antara pasien yang memakai aplikasi dengan yang tetap mengandalkan layanan manual. Kedua, penting untuk meninjau kualitas data dengan melihat sejauh mana ketidaksinkronan terjadi, misalnya ada tidaknya data pasien ganda, keterlambatan dalam memperbarui hasil laboratorium, atau ketidaksesuaian catatan rekam medis. Ketiga, audit juga harus mengukur kepuasan masyarakat melalui analisis laporan pengaduan, survei pengguna, dan perbandingan waktu rata-rata pelayanan sebelum dan sesudah sistem diberlakukan.

Setelah informasi tersebut terkumpul, hasil audit bisa dijadikan dasar perbaikan sistem. Jika masalahnya terletak pada kurangnya pelatihan, maka perlu diadakan pendampingan lebih intensif bagi tenaga kesehatan. Jika kendalanya pada integrasi data, maka sistem perlu diperbaiki agar format data seragam dan proses sinkronisasi lebih cepat. Sementara itu, jika hambatannya ada pada kecepatan layanan, alur kerja harus dievaluasi agar digitalisasi benar-benar mendukung percepatan pelayanan, bukan sebaliknya. Dengan cara ini, audit berbasis data bukan hanya menilai kinerja, tetapi juga memberikan landasan yang jelas untuk langkah perbaikan, sehingga “SehatMandiri” dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan awal pembuatannya.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038
Kelas : B

Rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan melalui platform SehatMandiri terutama disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, adopsi sistem di tingkat Puskesmas masih rendah karena tidak semua fasilitas menggunakan platform secara penuh, yang dapat dipengaruhi oleh keterbatasan sarana, kurangnya pelatihan, maupun resistensi terhadap perubahan. Kedua, kualitas data yang dihasilkan tidak sinkron antar fasilitas kesehatan, sehingga integrasi layanan tidak berjalan optimal dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem. Ketiga, alur pelayanan belum sepenuhnya menyesuaikan dengan mekanisme digital sehingga bukannya mempercepat, pelayanan justru menjadi lebih lambat. Hal ini diperparah dengan meningkatnya pengaduan masyarakat yang menunjukkan bahwa transformasi digital belum benar-benar meningkatkan kualitas layanan.

Audit kinerja berbasis data dapat dirancang dengan fokus pada indikator utama, yaitu tingkat adopsi fasilitas kesehatan, integritas data antar sistem, efisiensi waktu pelayanan, dan kepuasan masyarakat. Data yang digunakan berasal dari log sistem, laporan Puskesmas, survei tenaga kesehatan, dan tren pengaduan. Analisis dilakukan dengan gap analysis untuk menilai capaian, data matching untuk memeriksa kesesuaian, serta evaluasi kepuasan masyarakat. Dari hasil tersebut, rekomendasi perbaikan dapat diarahkan pada peningkatan kualitas infrastruktur, pelatihan SDM, penyusunan SOP layanan digital, dan monitoring kinerja secara berkelanjutan. Dengan langkah ini, SehatMandiri dapat lebih efektif dalam mendukung layanan kesehatan publik.