Nama: Syila Melfa
NPM: 2315012071
•Nilai-nilai Pancasila
nilai-nilai dalam konteks Pancasila dan pengamalannya dalam masyarakat Indonesia yaitu:
1. Nilai Sebagai Ide atau Konsep: Nilai adalah konsep yang penting dalam hidup seseorang, dan dapat dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kognitif dan afektif. Nilai mencerminkan apa yang dianggap penting oleh seseorang, dan terkadang tidak selalu tampak dalam pengalaman, tetapi nyata dalam jiwa manusia.
2. Studi Nilai dalam Estetika dan Etika: Studi tentang nilai dapat dibagi menjadi dua bidang, estetika dan etika. Estetika berkaitan dengan keindahan dan apa yang disukai oleh manusia, sedangkan etika berkaitan dengan aturan dan bagaimana manusia berperilaku. Etika membahas pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah, baik dan buruk.
3. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Moral: Bangsa Indonesia sepakat untuk memegang Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai, dan moral bangsa. Pancasila dianggap sebagai hasil sublimasi dan kritalisasi sistem nilai budaya dan agama bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila mencerminkan keyakinan dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4. Pelaksanaan Nilai-nilai Pancasila: Nilai-nilai Pancasila diimplementasikan melalui berbagai jalur, termasuk keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pelaksanaan ini mencakup pengamalan objektif, yang melibatkan bidang kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dengan dasar hukum yang hierarkis, dan pengamalan subjektif, yang melibatkan individu dalam tingkah laku dan sikap sehari-hari.
5. Etika Pancasila: Nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari hakikat Tuhan, manusia, satu rakyat, dan adil dijabarkan dalam konsep Etika Pancasila. Ini menggarisbawahi hakikat manusia Indonesia yang mengikuti prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Uraian tersebut menunjukkan pentingnya Pancasila dalam membentuk nilai-nilai dan moral dalam masyarakat Indonesia dan bagaimana nilai-nilai ini diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan negara.
•Hubungan antara Filsafat Pancasila dan pendidikan di Indonesia
Pendidikan adalah upaya terencana untuk membantu perkembangan potensi individu, dan dalam konteks universal, berbagai komunitas manusia memberikan makna yang beragam dalam pendidikan. Pendidikan di Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila ini harus ditanamkan pada peserta didik melalui semua tingkat dan jenis pendidikan. Filsafat pendidikan nasional memandang manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, individu dengan hak dan kewajiban, serta makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat pluralistik. Pendidikan dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan lembaga sosial lainnya dalam masyarakat. Terdapat berbagai pandangan tentang perkembangan manusia dalam pendidikan, seperti empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Pancasila dianggap sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia, dan pendidikan diarahkan untuk mengikuti ideologi nasional. Filsafat pendidikan Pancasila dianggap sebagai tuntutan nasional dan menjadi sub-sistem dari sistem negara.
Pendekatan ini menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem pendidikan nasional untuk mencerminkan pandangan hidup dan filosofi bangsa Indonesia.
•Filsafat Pancasila dalam pembangunan karakter bangsa
Karakter mengacu pada berbagai aspek seperti sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Ini mencerminkan budi pekerti dan kepribadian seseorang. Pendidikan karakter adalah proses penanaman perilaku berdasarkan budi pekerti yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak-anak menjadi warga masyarakat dan negara yang baik.
Pendekatan filosofi Pancasila digunakan sebagai dasar untuk pendidikan karakter. Pancasila dilihat dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
- Landasan Ontologis Pancasila: Pancasila mengakui pentingnya hubungan antara negara dan warga negara. Kualitas negara bergantung pada kualitas warga negara, yang dipengaruhi oleh pendidikan.
- Demokrasi Pancasila: Prinsip demokrasi Pancasila menegaskan pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk masyarakat dan bangsa. Hal ini menjadi ciri khas hidup kemanusiaan dalam Pancasila.
- Ciri-Ciri Kemanusiaan dalam Filsafat Pendidikan Pancasila:
a. Integral Kemanusiaan: Mengakui manusia sebagai entitas jiwa dan raga, individu dan makhluk sosial secara bersamaan.
b. Etis: Mempromosikan kebebasan yang bertanggung jawab.
c. Religius: Mengakui keberadaan Tuhan dan nilai religius dalam masyarakat serta menghormati kebebasan beragama.
Pembahasan ini menekankan pentingnya pendidikan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila untuk membentuk generasi muda yang baik dan warga negara yang berkarakter mulia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa. Pancasila bukan hanya sebagai kerangka konstitusi, tetapi juga sebagai filsafat yang mempengaruhi cara berpikir masyarakat dan anggota.
NPM: 2315012071
•Nilai-nilai Pancasila
nilai-nilai dalam konteks Pancasila dan pengamalannya dalam masyarakat Indonesia yaitu:
1. Nilai Sebagai Ide atau Konsep: Nilai adalah konsep yang penting dalam hidup seseorang, dan dapat dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kognitif dan afektif. Nilai mencerminkan apa yang dianggap penting oleh seseorang, dan terkadang tidak selalu tampak dalam pengalaman, tetapi nyata dalam jiwa manusia.
2. Studi Nilai dalam Estetika dan Etika: Studi tentang nilai dapat dibagi menjadi dua bidang, estetika dan etika. Estetika berkaitan dengan keindahan dan apa yang disukai oleh manusia, sedangkan etika berkaitan dengan aturan dan bagaimana manusia berperilaku. Etika membahas pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah, baik dan buruk.
3. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Moral: Bangsa Indonesia sepakat untuk memegang Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai, dan moral bangsa. Pancasila dianggap sebagai hasil sublimasi dan kritalisasi sistem nilai budaya dan agama bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila mencerminkan keyakinan dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4. Pelaksanaan Nilai-nilai Pancasila: Nilai-nilai Pancasila diimplementasikan melalui berbagai jalur, termasuk keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pelaksanaan ini mencakup pengamalan objektif, yang melibatkan bidang kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dengan dasar hukum yang hierarkis, dan pengamalan subjektif, yang melibatkan individu dalam tingkah laku dan sikap sehari-hari.
5. Etika Pancasila: Nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari hakikat Tuhan, manusia, satu rakyat, dan adil dijabarkan dalam konsep Etika Pancasila. Ini menggarisbawahi hakikat manusia Indonesia yang mengikuti prinsip-prinsip seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Uraian tersebut menunjukkan pentingnya Pancasila dalam membentuk nilai-nilai dan moral dalam masyarakat Indonesia dan bagaimana nilai-nilai ini diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan negara.
•Hubungan antara Filsafat Pancasila dan pendidikan di Indonesia
Pendidikan adalah upaya terencana untuk membantu perkembangan potensi individu, dan dalam konteks universal, berbagai komunitas manusia memberikan makna yang beragam dalam pendidikan. Pendidikan di Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila ini harus ditanamkan pada peserta didik melalui semua tingkat dan jenis pendidikan. Filsafat pendidikan nasional memandang manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, individu dengan hak dan kewajiban, serta makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat pluralistik. Pendidikan dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan lembaga sosial lainnya dalam masyarakat. Terdapat berbagai pandangan tentang perkembangan manusia dalam pendidikan, seperti empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Pancasila dianggap sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia, dan pendidikan diarahkan untuk mengikuti ideologi nasional. Filsafat pendidikan Pancasila dianggap sebagai tuntutan nasional dan menjadi sub-sistem dari sistem negara.
Pendekatan ini menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem pendidikan nasional untuk mencerminkan pandangan hidup dan filosofi bangsa Indonesia.
•Filsafat Pancasila dalam pembangunan karakter bangsa
Karakter mengacu pada berbagai aspek seperti sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Ini mencerminkan budi pekerti dan kepribadian seseorang. Pendidikan karakter adalah proses penanaman perilaku berdasarkan budi pekerti yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak-anak menjadi warga masyarakat dan negara yang baik.
Pendekatan filosofi Pancasila digunakan sebagai dasar untuk pendidikan karakter. Pancasila dilihat dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
- Landasan Ontologis Pancasila: Pancasila mengakui pentingnya hubungan antara negara dan warga negara. Kualitas negara bergantung pada kualitas warga negara, yang dipengaruhi oleh pendidikan.
- Demokrasi Pancasila: Prinsip demokrasi Pancasila menegaskan pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk masyarakat dan bangsa. Hal ini menjadi ciri khas hidup kemanusiaan dalam Pancasila.
- Ciri-Ciri Kemanusiaan dalam Filsafat Pendidikan Pancasila:
a. Integral Kemanusiaan: Mengakui manusia sebagai entitas jiwa dan raga, individu dan makhluk sosial secara bersamaan.
b. Etis: Mempromosikan kebebasan yang bertanggung jawab.
c. Religius: Mengakui keberadaan Tuhan dan nilai religius dalam masyarakat serta menghormati kebebasan beragama.
Pembahasan ini menekankan pentingnya pendidikan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila untuk membentuk generasi muda yang baik dan warga negara yang berkarakter mulia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa. Pancasila bukan hanya sebagai kerangka konstitusi, tetapi juga sebagai filsafat yang mempengaruhi cara berpikir masyarakat dan anggota.