Silahkan link videonya anda kumpulkan disini.
Forum Analisis Jurnal
Dari jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia. Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif.Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia
secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia.Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu.
Oleh karena itu Pancasila dalam ilmu filsafat, dapat memberikan peran dan fungsi yang signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman dalam nilai-nilai Pancasila. Pancasila juga dapat menjadi wadah suara bagi para pembaca
Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia
secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan umat manusia.Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu.
Oleh karena itu Pancasila dalam ilmu filsafat, dapat memberikan peran dan fungsi yang signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman dalam nilai-nilai Pancasila. Pancasila juga dapat menjadi wadah suara bagi para pembaca
Nama : Ghita Melia Aufa Zahrah
NPM : 2315012037
Kelas : Arsitektur A
Kajian ini menekankan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks nasional Indonesia melalui perspektif filsafat keilmuan. Sejarah filsafat ilmiah dimulai pada zaman Yunani kuno, dimana filsafat ilmiah muncul karena munculnya ilmu pengetahuan Barat. Namun dalam proses perkembangannya, ternyata ilmu pengetahuan pada abad ke-17 mengalami perpecahan, yang mana ilmu pengetahuan dan filsafat dibedakan.
Sejumlah persoalan patut mendapat perhatian, seperti perpecahan masyarakat akibat perbedaan aliran agama dan semakin mewabahnya korupsi. Menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai weltanschauung atau pandangan hidup bangsa Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara.
Dengan demikian, kandungan ideologi Pancasila sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang mendasari permasalahan sosial. Bila Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu. Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan bangsa, termasuk perpecahan dan korupsi.
Perkembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merefleksikan dan mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam berbagai aspek kehidupan, dimana perguruan tinggi, ilmuwan dan cendekiawan mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pemahaman akan pentingnya Pancasila sebagai sarana pancasila. kehidupan dan nilai-nilai yang dianutnya dalam masyarakat.
NPM : 2315012037
Kelas : Arsitektur A
Kajian ini menekankan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks nasional Indonesia melalui perspektif filsafat keilmuan. Sejarah filsafat ilmiah dimulai pada zaman Yunani kuno, dimana filsafat ilmiah muncul karena munculnya ilmu pengetahuan Barat. Namun dalam proses perkembangannya, ternyata ilmu pengetahuan pada abad ke-17 mengalami perpecahan, yang mana ilmu pengetahuan dan filsafat dibedakan.
Sejumlah persoalan patut mendapat perhatian, seperti perpecahan masyarakat akibat perbedaan aliran agama dan semakin mewabahnya korupsi. Menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai weltanschauung atau pandangan hidup bangsa Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara.
Dengan demikian, kandungan ideologi Pancasila sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang mendasari permasalahan sosial. Bila Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu. Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan bangsa, termasuk perpecahan dan korupsi.
Perkembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merefleksikan dan mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam berbagai aspek kehidupan, dimana perguruan tinggi, ilmuwan dan cendekiawan mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pemahaman akan pentingnya Pancasila sebagai sarana pancasila. kehidupan dan nilai-nilai yang dianutnya dalam masyarakat.
nama : keisya alicea pramudya
npm : 2355012001
kelas : A
npm : 2355012001
kelas : A
Berdasarkan pernyataan dalam jurnal tersebut maka dapat dijelaskan bahwa keberadaan filsafat di perguruan tinggi dan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Hal ini dicapai melalui pengajaran filsafat ilmu di semua bidang disiplin ilmu di tingkat sarjana, magister dan doktoral.
Filsafat juga dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan nasional secara ilmiah sehingga menyebabkan melemahnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan menghidupkan dan memperbarui nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini Pancasila menghargai ilmu pengetahuan dan hakikat ilmu yang dapat dipelajari melalui filsafat ilmu.
Nama: Nasywa Ellysia A.P
NPM: 2315012013
Kelas: Reguler A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Pancasila sebagai alat yang sangat relevan
untuk menangani permasalahan bangsa
nasional, terutama korupsi, dengan
menggunakan nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat
pengetahuan yang dapat dikaji melalui
filsafat ilmu, yaitu secara ontologi,
epistemologi, dan secara aksiologi.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila
dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. ilmu
dari filsafat dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan kebangsaan
secara ilmiah yang bermuara pada
melemahnya pemahaman masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila.
NPM: 2315012013
Kelas: Reguler A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Pancasila sebagai alat yang sangat relevan
untuk menangani permasalahan bangsa
nasional, terutama korupsi, dengan
menggunakan nilai-nilai Pancasila yang
memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat
pengetahuan yang dapat dikaji melalui
filsafat ilmu, yaitu secara ontologi,
epistemologi, dan secara aksiologi.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila
dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. ilmu
dari filsafat dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan kebangsaan
secara ilmiah yang bermuara pada
melemahnya pemahaman masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila.
Nama: Rista Medina
NPM: 2315012077
Filsafat ilmu adalah kajian tentang sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Dalam konteks Pancasila, filsafat ilmu dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang landasan epistemologis (teori pengetahuan) yang mendasari nilai-nilai Pancasila. Beberapa analisis dan relevansi dari hubungan antara filsafat ilmu dan Pancasila dalam mengatasi persoalan kebangsaan adalah sebagai berikut:
Dasar Pemikiran: Filsafat ilmu dapat membantu dalam memahami cara manusia memperoleh pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang Pancasila. Ini penting untuk membentuk pemikiran yang rasional dan kritis dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan.
Relevansi Nilai-Nilai Pancasila: Filsafat ilmu dapat membantu menjelaskan bagaimana metode ilmiah dan rasionalitas mendukung nilai-nilai Pancasila seperti keadilan, persatuan, dan demokrasi. Ini bisa menjadi dasar untuk mempromosikan dan memahami nilai-nilai tersebut dalam konteks kebangsaan.
Penyelidikan Masalah Kebangsaan: Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menganalisis persoalan kebangsaan secara kritis. Dengan metode ilmiah dan pendekatan rasional, kita dapat lebih baik memahami akar permasalahan kebangsaan dan merancang solusi yang efektif.
Arah Pengembangan Pancasila: Filsafat ilmu juga dapat membantu dalam merumuskan arah pengembangan Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemahaman mendalam tentang cara pengetahuan berkembang, kita dapat mengaktualisasikan Pancasila dalam konteks yang relevan dan dinamis.
Dengan mengintegrasikan filsafat ilmu dan Pancasila, kita dapat lebih efektif mengatasi berbagai persoalan kebangsaan, mempromosikan nilai-nilai Pancasila, dan merancang solusi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Dasar Pemikiran: Filsafat ilmu dapat membantu dalam memahami cara manusia memperoleh pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang Pancasila. Ini penting untuk membentuk pemikiran yang rasional dan kritis dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan.
Relevansi Nilai-Nilai Pancasila: Filsafat ilmu dapat membantu menjelaskan bagaimana metode ilmiah dan rasionalitas mendukung nilai-nilai Pancasila seperti keadilan, persatuan, dan demokrasi. Ini bisa menjadi dasar untuk mempromosikan dan memahami nilai-nilai tersebut dalam konteks kebangsaan.
Penyelidikan Masalah Kebangsaan: Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menganalisis persoalan kebangsaan secara kritis. Dengan metode ilmiah dan pendekatan rasional, kita dapat lebih baik memahami akar permasalahan kebangsaan dan merancang solusi yang efektif.
Arah Pengembangan Pancasila: Filsafat ilmu juga dapat membantu dalam merumuskan arah pengembangan Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemahaman mendalam tentang cara pengetahuan berkembang, kita dapat mengaktualisasikan Pancasila dalam konteks yang relevan dan dinamis.
Dengan mengintegrasikan filsafat ilmu dan Pancasila, kita dapat lebih efektif mengatasi berbagai persoalan kebangsaan, mempromosikan nilai-nilai Pancasila, dan merancang solusi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Nama : Karina Putrie Maharani
NPM : 2315012061
Kelas : regular a
Berdasarkan jurnal tersebut Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Sejarah Filsafat Ilmu Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang gejala sistematis mengenai-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Oleh karena itu, implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup hampir sama juga dengan Pancasila yang merupakan way of life. Oleh karena itu, Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan
NPM : 2315012061
Kelas : regular a
Berdasarkan jurnal tersebut Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Sejarah Filsafat Ilmu Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat.Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang gejala sistematis mengenai-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Oleh karena itu, implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup hampir sama juga dengan Pancasila yang merupakan way of life. Oleh karena itu, Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan
Nama : Muhammad Nevlin
NPM : 2315012015
Kelas : A
Pada Jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan sudah seharusnya mampu
mengembangkan nilai-nilai Pancasila,
dengan jalan dijadikan bahan dan
kurikulum dalam pendidikan di Indonesia.
Dengan begitu, masyarakat harus
memahami bahwa Pancasila yang memiliki
nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan
karakter yang sesuai dengan bangsa
Indonesia. Karena itu, perguruan tinggi
harus mampu mengembangkan dan
menanamkan sejak dini di dalam pikiran
masyarakat Indonesia.
Ilmu dari filsafat dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan kebangsaan
secara ilmiah yang bermuara pada
melemahnya pemahaman masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila.
Kemudian, melemahnya pemahaman dan
penghayatan masyarakat dapat diatasi
dengan melakukan revitalisasi dan
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam hal ini, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila.
NPM : 2315012015
Kelas : A
Pada Jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan sudah seharusnya mampu
mengembangkan nilai-nilai Pancasila,
dengan jalan dijadikan bahan dan
kurikulum dalam pendidikan di Indonesia.
Dengan begitu, masyarakat harus
memahami bahwa Pancasila yang memiliki
nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan
karakter yang sesuai dengan bangsa
Indonesia. Karena itu, perguruan tinggi
harus mampu mengembangkan dan
menanamkan sejak dini di dalam pikiran
masyarakat Indonesia.
Ilmu dari filsafat dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan kebangsaan
secara ilmiah yang bermuara pada
melemahnya pemahaman masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila.
Kemudian, melemahnya pemahaman dan
penghayatan masyarakat dapat diatasi
dengan melakukan revitalisasi dan
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam hal ini, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila.
Nama: Syila Melfa
NPM:2315012071
Dari jurnal tersebut dapat diambil intisari bahwasanya,Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu.
secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia.
Secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
NPM:2315012071
Dari jurnal tersebut dapat diambil intisari bahwasanya,Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu.
secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia.
Secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki sumbangan berarti bagi kehidupan umat manusia, nilai-nilai luhur untuk saling membantu dan memberikan rasa keadilan sosial harus diejawantahkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Nama : Ghita Melia aufa Zahrah
NPM : 2315012037
Kelas : Arsitektur A
Jurnal ini menyoroti pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui perspektif filsafat ilmu. Sejarah Filsafat ilmu berawalkan pada zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus, seperti adanya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan aliran keagamaan dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Dalam menghadapi masalah ini, penyadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dianggap menjadi kunci penyelesaiannya karena Pancasila dijadikan weltanschauung atau
pandangan hidup bangsa Indonesia, sekaligus prinsip-prinsip dasar
negara. Dengan demikian, isi pemikiran Pancasila sangat
berhubungan dengan nilai-nilai yang mendasari urusan
kemasyarakatan. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai pandangan
hidup, berarti Pancasila itu sendiri memiliki ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai
petunjuk (guidance) di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Analisis dalam jurnal ini dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologi : dalam konteks ontologi, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mencakup nilai-nilai kebijaksanaan reflektif yang menggambarkan idealisasi mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai ini mencerminkan landasan moral yang menjadi inti dari Pancasila.
2. Aspek Epistemologi : dari sudut pandang epistemologi, Pancasila dianggap sebagai hasil dari harmonisasi berbagai paham, termasuk paham Barat sekuler, kebangsaan, Islam, dan pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini memiliki fleksibilitas dalam penafsiran dan konteks, namun tetap memiliki kekuatan mengikat dalam konteks hukum dan moral.
3. Aspek Aksiologi : dalam konteks aksiologi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, dianggap sebagai landasan moral yang harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, tolong-menolong, serta penghargaan terhadap hak-hak individu. Implementasi nilai-nilai ini dianggap mampu mengatasi masalah kebangsaan, termasuk perpecahan dan korupsi.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan, dengan perguruan tinggi, ilmuwan, dan akademisi memegang peran penting dalam menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
NPM : 2315012037
Kelas : Arsitektur A
Jurnal ini menyoroti pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks bangsa Indonesia melalui perspektif filsafat ilmu. Sejarah Filsafat ilmu berawalkan pada zaman Yunani Kuno, di mana
filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri.
Terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus, seperti adanya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan aliran keagamaan dan meningkatnya korupsi sebagai budaya yang merajalela. Dalam menghadapi masalah ini, penyadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dianggap menjadi kunci penyelesaiannya karena Pancasila dijadikan weltanschauung atau
pandangan hidup bangsa Indonesia, sekaligus prinsip-prinsip dasar
negara. Dengan demikian, isi pemikiran Pancasila sangat
berhubungan dengan nilai-nilai yang mendasari urusan
kemasyarakatan. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai pandangan
hidup, berarti Pancasila itu sendiri memiliki ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia sebagai
petunjuk (guidance) di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Analisis dalam jurnal ini dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologi : dalam konteks ontologi, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mencakup nilai-nilai kebijaksanaan reflektif yang menggambarkan idealisasi mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai ini mencerminkan landasan moral yang menjadi inti dari Pancasila.
2. Aspek Epistemologi : dari sudut pandang epistemologi, Pancasila dianggap sebagai hasil dari harmonisasi berbagai paham, termasuk paham Barat sekuler, kebangsaan, Islam, dan pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini memiliki fleksibilitas dalam penafsiran dan konteks, namun tetap memiliki kekuatan mengikat dalam konteks hukum dan moral.
3. Aspek Aksiologi : dalam konteks aksiologi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, dianggap sebagai landasan moral yang harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, tolong-menolong, serta penghargaan terhadap hak-hak individu. Implementasi nilai-nilai ini dianggap mampu mengatasi masalah kebangsaan, termasuk perpecahan dan korupsi.
Pengembangan Pancasila dijelaskan sebagai upaya untuk memahami, merenungkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam berbagai aspek kehidupan, dengan perguruan tinggi, ilmuwan, dan akademisi memegang peran penting dalam menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat.
Nama: SOBRIYA AZHAR AS-SAJJAD
Npm: 2315012003
Kelas: A
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah: suatu telaah krisis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Adapun poin yang menurut saya penting untuk di bahas dalam jurnal di antaranya adalah:
1. Relevansi filsafat ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah di Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila.
2. Konsep-konsep nasionalisme dan sumber-sumber pengetahuan dalam Pancasila yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial Indonesia.
3. Melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila dan bagaimana revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
4. Tantangan persatuan kebangsaan dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi tantangan tersebut.
5. Korupsi sebagai masalah nasional dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi korupsi.
6. Tiga hal penting dan mendasar yang harus dipertimbangkan dalam kerangka penyelidikan dan representasi pandangan dalam ilmu pengetahuan, yaitu kecakapan cipta, sebab-akibat, dan keadaban etika.
7. Pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah sebagai dua macam pengetahuan yang berbeda.
8. Ilmu pengetahuan sebagai rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang gejala sistematis mengenai-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, misalnya melakukan penerapan.
Npm: 2315012003
Kelas: A
Filsafat ilmu pada dasarnya adalah: suatu telaah krisis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Adapun poin yang menurut saya penting untuk di bahas dalam jurnal di antaranya adalah:
1. Relevansi filsafat ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah di Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila.
2. Konsep-konsep nasionalisme dan sumber-sumber pengetahuan dalam Pancasila yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial Indonesia.
3. Melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila dan bagaimana revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
4. Tantangan persatuan kebangsaan dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi tantangan tersebut.
5. Korupsi sebagai masalah nasional dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat membantu mengatasi korupsi.
6. Tiga hal penting dan mendasar yang harus dipertimbangkan dalam kerangka penyelidikan dan representasi pandangan dalam ilmu pengetahuan, yaitu kecakapan cipta, sebab-akibat, dan keadaban etika.
7. Pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah sebagai dua macam pengetahuan yang berbeda.
8. Ilmu pengetahuan sebagai rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang gejala sistematis mengenai-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, misalnya melakukan penerapan.
Nama: Novilia Silady Syawaleta
NPM: 2315012023
Setelah saya membaca jurnal, banyak hal yang saya dapat simpulkan terkhusus pentingnya ilmu filsafat dalam kehidupan. Filsafat sendiri telah berdiri sejak lama dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin luas pemikiran masyarakat saat ini.
Keterkaitan filsafat ilmu dengan Pancasila dilihat dari nilai-nilai positif Pancasila yang dijadikan sebagai pandangan hidup masyarakat untuk berperilaku yang baik. Nilai-nilai positif tersebut juga bisa dijadikan sebagai landasan pengetahuan yang perlu dikembangkan secara ilmiah. Sehingga, pengembangan landasan pengetahuan Pancasila dapat digunakan sebagai petunjuk bagi kehidupan masyarakat.
Terdapat tiga aspek filsafat ilmu dalam pengembangan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan,yaitu: ontologi,Pancasila sebagai dasar negara yang memiliki nilai-nilai perilaku positif dalam masyarakat; epistemologi,Pancasila merupakan kumpulan dari berbagai paham dan sumber pengetahuan yang membentuk kesatuan; aksiologi, Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur sudah semestinya untuk dapat dipahami oleh masyarakat. Dari tiga cara tersebut perlunya dukungan dan kesadaran dari masyarakat agar aspek tersebut dapat diimplementasikan dengan baik.
Dari analisis saya, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua yang kita lakukan saat ini bersumber dari filosofi. Tanpa adanya filosofi ilmu maka kita tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup tanpa adanya tujuan dan kebenaran. Dengan begitu, filosofi dijadikan sebagai prosedur dalam mengumpulkan pemahaman untuk menerapkan sesuatu.
NPM: 2315012023
Setelah saya membaca jurnal, banyak hal yang saya dapat simpulkan terkhusus pentingnya ilmu filsafat dalam kehidupan. Filsafat sendiri telah berdiri sejak lama dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin luas pemikiran masyarakat saat ini.
Keterkaitan filsafat ilmu dengan Pancasila dilihat dari nilai-nilai positif Pancasila yang dijadikan sebagai pandangan hidup masyarakat untuk berperilaku yang baik. Nilai-nilai positif tersebut juga bisa dijadikan sebagai landasan pengetahuan yang perlu dikembangkan secara ilmiah. Sehingga, pengembangan landasan pengetahuan Pancasila dapat digunakan sebagai petunjuk bagi kehidupan masyarakat.
Terdapat tiga aspek filsafat ilmu dalam pengembangan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan,yaitu: ontologi,Pancasila sebagai dasar negara yang memiliki nilai-nilai perilaku positif dalam masyarakat; epistemologi,Pancasila merupakan kumpulan dari berbagai paham dan sumber pengetahuan yang membentuk kesatuan; aksiologi, Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur sudah semestinya untuk dapat dipahami oleh masyarakat. Dari tiga cara tersebut perlunya dukungan dan kesadaran dari masyarakat agar aspek tersebut dapat diimplementasikan dengan baik.
Dari analisis saya, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua yang kita lakukan saat ini bersumber dari filosofi. Tanpa adanya filosofi ilmu maka kita tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup tanpa adanya tujuan dan kebenaran. Dengan begitu, filosofi dijadikan sebagai prosedur dalam mengumpulkan pemahaman untuk menerapkan sesuatu.
Nama: Muhammad Habibi Al Haqqi
Npm : 2315012055
Kelas : Arsitektur A
Berdasarkan jurnal yang saya baca, menurut analisis saya jurnal tersebut membahas terkait relevansi filsafat ilmu
pengetahuan dalam mengatasi masalah nasional, khususnya korupsi, dengan
memahami nilai-nilai Pancasila.
Pancasila menekankan nilai-nilai mulia seperti saling menghormati dan menyayangi. Pancasila
menjadi sumber pengetahuan kebangsaan yang harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia dengan mengedepankan keadilan sosial. filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani kuno di mana filsafat ilmu lahir Karena munculnya sebuah pengetahuan dari barat akan tetapi pada perkembangannya ternyata ilmu
pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van person yang mengemukakan bahwa dahulu ini merupakan bagian dari filsafat sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Npm : 2315012055
Kelas : Arsitektur A
Berdasarkan jurnal yang saya baca, menurut analisis saya jurnal tersebut membahas terkait relevansi filsafat ilmu
pengetahuan dalam mengatasi masalah nasional, khususnya korupsi, dengan
memahami nilai-nilai Pancasila.
Pancasila menekankan nilai-nilai mulia seperti saling menghormati dan menyayangi. Pancasila
menjadi sumber pengetahuan kebangsaan yang harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia dengan mengedepankan keadilan sosial. filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani kuno di mana filsafat ilmu lahir Karena munculnya sebuah pengetahuan dari barat akan tetapi pada perkembangannya ternyata ilmu
pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van person yang mengemukakan bahwa dahulu ini merupakan bagian dari filsafat sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Nama: Cahyo Tubagus Inta
Npm: 2315012025
Dari jurnal tersebut dapat saya simpulkan bahwa:
Di dalam Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Npm: 2315012025
Dari jurnal tersebut dapat saya simpulkan bahwa:
Di dalam Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional.
Bangsa Indonesia ini kadang juga menyalahkan Pancasila, di mana semua kesalahan mengenai persoalan kebangsaan itu dijatuhkan pada ideologi Pancasila. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri.
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.
Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu.
Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan.
Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia.
Nama : Faizah Salsabila
NPM : 2315012035
bedasarkan jurnal yang saya baca berjudul Filsafat Ilmu
dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasj Persoalan Kebangsaan oleh : Syahrul Kirom1
dapat dianalisis bahwa filsafat dalam kehidupan sangat lah penting filsafat sendiri memiliki definisi sebagai pandangan hidup hal ini sejalan dengan pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. melalui filsafat ilmu dan nilai nilai pancasila dapat diterapkan dalam masyarakat serta menyelasaikan masalah masalah yang terjadi terutama dalam isu penting seperti korupsi. pancasila dianggap sebagai pedoman hidup bangsa indonesia yang memiliki nilai nilai luhur.
Nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dapat dipelajari melalui filsafat ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi., dalam jurnal ini menekankan bahwa seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran penting dalam mengimplementasikan pemahamanan nilai nilai pancasila dalam pendidikan dan akademik
NPM : 2315012035
bedasarkan jurnal yang saya baca berjudul Filsafat Ilmu
dan Arah Pengembangan Pancasila : Relevansinya Dalam Mengatasj Persoalan Kebangsaan oleh : Syahrul Kirom1
dapat dianalisis bahwa filsafat dalam kehidupan sangat lah penting filsafat sendiri memiliki definisi sebagai pandangan hidup hal ini sejalan dengan pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. melalui filsafat ilmu dan nilai nilai pancasila dapat diterapkan dalam masyarakat serta menyelasaikan masalah masalah yang terjadi terutama dalam isu penting seperti korupsi. pancasila dianggap sebagai pedoman hidup bangsa indonesia yang memiliki nilai nilai luhur.
Nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dapat dipelajari melalui filsafat ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi., dalam jurnal ini menekankan bahwa seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran penting dalam mengimplementasikan pemahamanan nilai nilai pancasila dalam pendidikan dan akademik
Nama : Alya Janeeta Mawabagja Iswadi
NPM : 2315012033
Jurnal tersebut membahas seputar ilmu filsafat mampu menyelesaikan problematika kehidupaan kebangsaan Indonesia yang berujung pada kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai nilai pancasila.
Terdapat beberapa cara filsafat dalam mengkaji nilai-nilai pancasila yang isinya adalah ilmu ilmu pengetahuan untuk membangun cara berpikir masyarakat, diantaranya yaitu ontologis, pancasila berperan menjadi suatu sistem asas, lalu, epistemologis, Pancasila berperan sebagai hasil keselarasan berbagai paham, dan aksiologis, nilai-nilai luhur Pancasila dianggap sebagai landasan moralitas.
Dijelaskan juga bahwa seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pemahaman atas nilai nilai pancasila.
NPM : 2315012033
Jurnal tersebut membahas seputar ilmu filsafat mampu menyelesaikan problematika kehidupaan kebangsaan Indonesia yang berujung pada kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai nilai pancasila.
Terdapat beberapa cara filsafat dalam mengkaji nilai-nilai pancasila yang isinya adalah ilmu ilmu pengetahuan untuk membangun cara berpikir masyarakat, diantaranya yaitu ontologis, pancasila berperan menjadi suatu sistem asas, lalu, epistemologis, Pancasila berperan sebagai hasil keselarasan berbagai paham, dan aksiologis, nilai-nilai luhur Pancasila dianggap sebagai landasan moralitas.
Dijelaskan juga bahwa seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pemahaman atas nilai nilai pancasila.
Nama : Alfi Nabil Rifki
NPM : 2315012017
Kelas : Arsitektur A
Dari jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Analisis dalam ulasan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dalam tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis :
3. Aspek aksiologis :
NPM : 2315012017
Kelas : Arsitektur A
Dari jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu, baik itu secara empiris maupun rasional. Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Filsafat sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Analisis dalam ulasan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dalam tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis :
Ontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani yang berarti Ontos dan logos , yang artinya jika di artikan ontologi adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan Ontologi mengkaji sesuai yang ada, Ontologi juga sebagai ilmu pertama yang sudah ada membahas tentang yang ada Studi ini juga di anggap untuk semua orang Termasuk Allah dan semua yang diciptakanya ontologi juga mendasari teologi dan fisika.
2. Aspek Epistimologi :
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan “Logos”. “Episteme” berarti pengetahuan “logos” berarti teori. Bisa di artikan epistemologi secara etimologis berarti teori pengetahuan. Epistimologi yaitu yang di dalam nya membahas tentang mengkaji mengenai kesungguhan ilmu , dan darimana ilmu itu pertama kali muncul dan bagaimana proses terjadinya.
Akologis berasal dari Yunani Kuno, yaitu (Aksols) Yang berarti nilai Dan kata (Logos) Berarti Aksiologi Merupakn Cabang Filsafat yang mempelajari Nilai. Dengan Kata lain , Aksiologi Adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia. Kajian tentang nilai kususnya etika. Aksiologi juga dapat menjadi pedoman dalam berpengetahuan di dalam filsafat.
Nama: Selvia Yuliaini
NPM: 2315012067
Jurnal ini membahas tentang relevansi filsafat ilmu dalam penyelesaian permasalahan bangsa melalui nilai-nilai Pancasila.
Terdapat tiga pertimbangan penting dan fundamental dalam menjadikan Pancasila sebagai landasan dan pandangan hidup dalam menentukan sikap ketika menyelidiki dan menyampaikan pandangan dalam ilmu pengetahuan adalah: kecakapan
cipta untuk mencapai kenyataan, sebab-akibat dan hubungan antara
ilmu pengetahuan, dan keadaban etika.
Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang patut dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila dapat membawa perubahan pada kepribadian setiap individu, termasuk pejabat pemerintahan agar tidak terlibat dalam korupsi.
NPM: 2315012067
Jurnal ini membahas tentang relevansi filsafat ilmu dalam penyelesaian permasalahan bangsa melalui nilai-nilai Pancasila.
Terdapat tiga pertimbangan penting dan fundamental dalam menjadikan Pancasila sebagai landasan dan pandangan hidup dalam menentukan sikap ketika menyelidiki dan menyampaikan pandangan dalam ilmu pengetahuan adalah: kecakapan
cipta untuk mencapai kenyataan, sebab-akibat dan hubungan antara
ilmu pengetahuan, dan keadaban etika.
Pancasila mempunyai sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang patut dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila dapat membawa perubahan pada kepribadian setiap individu, termasuk pejabat pemerintahan agar tidak terlibat dalam korupsi.
Nama: Chynthia Surya Winata
NPM: 2315012005
Kelas: Arsitektur A
Setelah saya membaca dan memahami jurnal tersebut. Saya dapat menyimpulkan mengenai pentingnya filsafat dalam kehidupan masyarakat.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem. Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam
suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-silanya tersebut.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat Manusia), dasar
Epistemologis (Pengetahuan), dasar Aksiologis (Pengamalan Nilai-Nilainya).
NPM: 2315012005
Kelas: Arsitektur A
Setelah saya membaca dan memahami jurnal tersebut. Saya dapat menyimpulkan mengenai pentingnya filsafat dalam kehidupan masyarakat.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem. Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam
suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-silanya tersebut.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat Manusia), dasar
Epistemologis (Pengetahuan), dasar Aksiologis (Pengamalan Nilai-Nilainya).
Nama : Rian Panghurian
NPM : 2315012041
Kelas : A
Dari jurnal yg saya baca menurut saya kajian ini menekankan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks nasional Indonesia dalam perspektif filsafat ilmu. Namun dalam perkembangannya, terlihat jelas bahwa ilmu pengetahuan terpecah menjadi dua pada abad ke-17, ketika ilmu pengetahuan dan filsafat dipisahkan. Ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian, seperti perpecahan masyarakat akibat perbedaan aliran agama dan maraknya korupsi. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai gaya hidup atau way of life masyarakat Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara. Kandungan ideologi Pancasila dengan demikian erat kaitannya dengan nilai-nilai inti permasalahan sosial. Jika Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Menganalisis versi ini, Pancasila dilihat dari tiga sudut pandang utama:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mengandung nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi kebaikan, kebenaran, keindahan dan kebaikan umat manusia. Dari sudut pandang epistemologis, kemunculan Pancasila dipandang sebagai hasil konvergensi berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya. Pancasila dianggap benar berdasarkan konsensus yang dicapai melalui diskusi panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya, namun tetap mengikat secara hukum dan etika. Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas, dan kebajikan harus diamalkan dalam banyak hal. Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi. Perkembangan Pancasila dijelaskan oleh upaya untuk memahami, merefleksikan dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam berbagai bidang kehidupan, dimana perguruan tinggi, peneliti dan intelektual berperan penting dalam menyampaikan makna Pancasila sebagai alat kerja Pancasila. tentang kehidupan dan nilai-nilai sosial.
NPM : 2315012041
Kelas : A
Dari jurnal yg saya baca menurut saya kajian ini menekankan pentingnya pengembangan Pancasila dalam konteks nasional Indonesia dalam perspektif filsafat ilmu. Namun dalam perkembangannya, terlihat jelas bahwa ilmu pengetahuan terpecah menjadi dua pada abad ke-17, ketika ilmu pengetahuan dan filsafat dipisahkan. Ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian, seperti perpecahan masyarakat akibat perbedaan aliran agama dan maraknya korupsi. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai gaya hidup atau way of life masyarakat Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara. Kandungan ideologi Pancasila dengan demikian erat kaitannya dengan nilai-nilai inti permasalahan sosial. Jika Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Menganalisis versi ini, Pancasila dilihat dari tiga sudut pandang utama:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mengandung nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi kebaikan, kebenaran, keindahan dan kebaikan umat manusia. Dari sudut pandang epistemologis, kemunculan Pancasila dipandang sebagai hasil konvergensi berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya. Pancasila dianggap benar berdasarkan konsensus yang dicapai melalui diskusi panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya, namun tetap mengikat secara hukum dan etika. Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas, dan kebajikan harus diamalkan dalam banyak hal. Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi. Perkembangan Pancasila dijelaskan oleh upaya untuk memahami, merefleksikan dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam berbagai bidang kehidupan, dimana perguruan tinggi, peneliti dan intelektual berperan penting dalam menyampaikan makna Pancasila sebagai alat kerja Pancasila. tentang kehidupan dan nilai-nilai sosial.
Nama: Dinda Atika Rahmah
NPM: 2315012051
Pada jurnal tersebut, membahas tentang Filsafat Ilmu
dan Arah Pengembangan Pancasila :
Relevansinya dalam Mengatasi
Persoalan Kebangsaan
Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Pancasila, di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman.
Dewasa ini, pancasila hanya dijadikan sebagai sebuah identitas saja, tetapi
tidak pernah diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila. Sebab hanya
dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat
dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Dikatakan Notonagoro, memiliki pengetahuan dan ilmu mengenai Pancasila pun belum cukup. Oleh
karena itu, hal yang penting adalah mengetahui, kemudian
meresapi, menghayati dan akhirnya mengamalka pancasila dalam
setiap aspek kehidupan umat manusia.
NPM: 2315012051
Pada jurnal tersebut, membahas tentang Filsafat Ilmu
dan Arah Pengembangan Pancasila :
Relevansinya dalam Mengatasi
Persoalan Kebangsaan
Filsafat ilmu merupakan satu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Pancasila, di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Nilai luhur dan nilai
dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai instrumentalnya
harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan tuntutan
zaman.
Dewasa ini, pancasila hanya dijadikan sebagai sebuah identitas saja, tetapi
tidak pernah diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dibutuhkan rasa atau kemauan untuk
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila. Sebab hanya
dengan kemauan, kemampuan tersebut dapat berguna bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat
dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Dikatakan Notonagoro, memiliki pengetahuan dan ilmu mengenai Pancasila pun belum cukup. Oleh
karena itu, hal yang penting adalah mengetahui, kemudian
meresapi, menghayati dan akhirnya mengamalka pancasila dalam
setiap aspek kehidupan umat manusia.
Nama: Malika Kurnia
NPM: 2315012059
Menanggapi jurnal tentang apakah agama adalah musuh pancasila.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara dengan ras yang sangat beragam. Tetapi, mayoritas masyarakat Indonesia adalah Islam. Dijelaskan dari zaman sebelum kemerdekaan, kalangan nasionalis dan religius bersikeras menginginkan negara sesuai dengan pendapat mereka. Seiring berjalannya waktu dan banyaknya pertimbangan dihasilkan bahwa sila pertama menjadi ketuhanan yang maha esa. Indonesia berdiri bukan semata-mata perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang diraih, juga hasil dari banyakknya bangsa Indonesia yang berdoa dan percaya kepada Tuhan mereka. Apakah agama adalah musuh negara? Tentu tidak.
Berdasarkan jurnal, agama membutuhkan sebuah negara untuk bisa mengimplementasikan aturan dan syariatnya. Sebaliknya, negara juga membutuhkan agama sebagai pedoman, membentuk kerangka etika dan moral. Agama dan negara saling membutunkan dan melengkapi satu sama lain. Untuk bisa menciptakan negara yang seimbang, tidak bisa kita pisahkan agama dan negara. Karena untuk bisa membangun pondasi negara yang kokoh, membutuhkan agama. Korelasi agama dan negara mengajarkan kita untuk tidak sombong dan semena-mena. Bahwa kedaulatan, selain karena upaya bangsa juga ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
NPM: 2315012059
Menanggapi jurnal tentang apakah agama adalah musuh pancasila.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara dengan ras yang sangat beragam. Tetapi, mayoritas masyarakat Indonesia adalah Islam. Dijelaskan dari zaman sebelum kemerdekaan, kalangan nasionalis dan religius bersikeras menginginkan negara sesuai dengan pendapat mereka. Seiring berjalannya waktu dan banyaknya pertimbangan dihasilkan bahwa sila pertama menjadi ketuhanan yang maha esa. Indonesia berdiri bukan semata-mata perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang diraih, juga hasil dari banyakknya bangsa Indonesia yang berdoa dan percaya kepada Tuhan mereka. Apakah agama adalah musuh negara? Tentu tidak.
Berdasarkan jurnal, agama membutuhkan sebuah negara untuk bisa mengimplementasikan aturan dan syariatnya. Sebaliknya, negara juga membutuhkan agama sebagai pedoman, membentuk kerangka etika dan moral. Agama dan negara saling membutunkan dan melengkapi satu sama lain. Untuk bisa menciptakan negara yang seimbang, tidak bisa kita pisahkan agama dan negara. Karena untuk bisa membangun pondasi negara yang kokoh, membutuhkan agama. Korelasi agama dan negara mengajarkan kita untuk tidak sombong dan semena-mena. Bahwa kedaulatan, selain karena upaya bangsa juga ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
Nama: Luh Dwi Prastiwi
NPM: 2315012021
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar metode ilmiah mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya lunturnya nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini, filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan yang punya nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan aspek ontologis, epistemologi, aksiologis.
Ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal
yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan
kedua, filsafat sebagai suatu pandangan. Filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan dijadikan sebagai pandangan hidup Pancasila , artinya nilai-nilai filsafat sudah terkandung didalamnya.
Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis, artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan
(science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan
tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pertama,
secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem
nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia.
Kedua, secara epistemologis, Pancasila yang mengandung
kebenaran konsensus adalah sistem terbuka yang dapat ditafsir
dalam berbagai bagai arti, dinilai kelemahan dan kelebihannya dan
dikontekstualisasikan dengan semangat perubahan.
Ketiga, secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan
hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-
silanya. Nilai-nilai luhur tersebut sudah
seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
NPM: 2315012021
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar metode ilmiah mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya lunturnya nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini, filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan yang punya nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan aspek ontologis, epistemologi, aksiologis.
Ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal
yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan
kedua, filsafat sebagai suatu pandangan. Filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan dijadikan sebagai pandangan hidup Pancasila , artinya nilai-nilai filsafat sudah terkandung didalamnya.
Pancasila merupakan sistem nilai-nilai
ideologis, artinya di dalamnya terkandung nilai
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
Filsafat ilmu sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan
(science of knowledge) dapat mengembangkan Pancasila dengan
tiga cara, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pertama,
secara ontologi, Pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem
nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia.
Kedua, secara epistemologis, Pancasila yang mengandung
kebenaran konsensus adalah sistem terbuka yang dapat ditafsir
dalam berbagai bagai arti, dinilai kelemahan dan kelebihannya dan
dikontekstualisasikan dengan semangat perubahan.
Ketiga, secara aksiologi, Pancasila sebagai pandangan
hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-
silanya. Nilai-nilai luhur tersebut sudah
seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
Nama : Hariz Fadhila Rais
NPM : 2315012057
Kelas : A
Berdasarkan jurnal yang telah diberikan, jurnal tersebut membahas kajian tentang sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Dalam konteks Pancasila, filsafat ilmu dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang landasan epistemologis (teori pengetahuan) yang mendasari nilai-nilai Pancasila.
Filsafat juga adalah sebuah ilmu pengetahuan sudah seharusnya mampu mengembangkan nilai-nilai Pancasila, dengan jalan dijadikan bahan dan kurikulum dalam pendidikan di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat harus memahami bahwa Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia. Karena itu, Pancasila sebagai ilmu pengetahuan sudah seharusnya juga dikembangkan di dalam struktur masyarakat, bahkan mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan bahkan di tingkat pejabat negara. Pancasila, epistemologi Pancasila, aksiologi Pancasila, dapat dijadikan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia dan umat manusia.
Pada hakikatnya, sebagaimana dikatakan Notonagoro, memiliki pengetahuan dan ilmu mengenai Pancasila pun belum cukup. Oleh karena itu, hal yang penting adalah mengetahui, kemudian meresapi, menghayati dan akhirnya mengamalkan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan umat manusia. Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang merupakan perwujudan dari jiwa bangsa dalam sikap mental dan tingkah laku adalah dasar filsafat hidup, ideologi, dan moral negara yang harus dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia.
Analisis dalam jurnal ini juga dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologi : dalam konteks ontologi, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mencakup nilai-nilai kebijaksanaan reflektif yang menggambarkan idealisasi mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai ini mencerminkan landasan moral yang menjadi inti dari Pancasila.
2. Aspek Epistemologi : dari sudut pandang epistemologi, Pancasila dianggap sebagai hasil dari harmonisasi berbagai paham, termasuk paham Barat sekuler, kebangsaan, Islam, dan pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini memiliki fleksibilitas dalam penafsiran dan konteks, namun tetap memiliki kekuatan mengikat dalam konteks hukum dan moral.
3. Aspek Aksiologi : dalam konteks aksiologi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, dianggap sebagai landasan moral yang harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, tolong-menolong, serta penghargaan terhadap hak-hak individu. Implementasi nilai-nilai ini dianggap mampu mengatasi masalah kebangsaan, termasuk perpecahan dan korupsi.
Serta melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakikat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia.
NPM : 2315012057
Kelas : A
Berdasarkan jurnal yang telah diberikan, jurnal tersebut membahas kajian tentang sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Dalam konteks Pancasila, filsafat ilmu dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang landasan epistemologis (teori pengetahuan) yang mendasari nilai-nilai Pancasila.
Filsafat juga adalah sebuah ilmu pengetahuan sudah seharusnya mampu mengembangkan nilai-nilai Pancasila, dengan jalan dijadikan bahan dan kurikulum dalam pendidikan di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat harus memahami bahwa Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia. Karena itu, Pancasila sebagai ilmu pengetahuan sudah seharusnya juga dikembangkan di dalam struktur masyarakat, bahkan mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan bahkan di tingkat pejabat negara. Pancasila, epistemologi Pancasila, aksiologi Pancasila, dapat dijadikan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia dan umat manusia.
Pada hakikatnya, sebagaimana dikatakan Notonagoro, memiliki pengetahuan dan ilmu mengenai Pancasila pun belum cukup. Oleh karena itu, hal yang penting adalah mengetahui, kemudian meresapi, menghayati dan akhirnya mengamalkan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan umat manusia. Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang merupakan perwujudan dari jiwa bangsa dalam sikap mental dan tingkah laku adalah dasar filsafat hidup, ideologi, dan moral negara yang harus dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia.
Analisis dalam jurnal ini juga dilakukan dengan memandang Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologi : dalam konteks ontologi, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan prinsip. Sistem ini mencakup nilai-nilai kebijaksanaan reflektif yang menggambarkan idealisasi mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai ini mencerminkan landasan moral yang menjadi inti dari Pancasila.
2. Aspek Epistemologi : dari sudut pandang epistemologi, Pancasila dianggap sebagai hasil dari harmonisasi berbagai paham, termasuk paham Barat sekuler, kebangsaan, Islam, dan pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini memiliki fleksibilitas dalam penafsiran dan konteks, namun tetap memiliki kekuatan mengikat dalam konteks hukum dan moral.
3. Aspek Aksiologi : dalam konteks aksiologi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, dianggap sebagai landasan moral yang harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, tolong-menolong, serta penghargaan terhadap hak-hak individu. Implementasi nilai-nilai ini dianggap mampu mengatasi masalah kebangsaan, termasuk perpecahan dan korupsi.
Serta melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka ini, nilai-nilai Pancasila yang memiliki ilmu pengetahuan dan hakikat pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologi, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, di mana Tuhan mempunyai peranan dalam memberikan petunjuk pada umat manusia.
Nama : Dian Reno Farisha
Npm : 2315012075
Kelas : Arsitektur A
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat.
Lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya .
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Akan tetapi, pada perkembangan nya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Jadi sebelum abad ke-17 ilmu itu identik dengan filsafat.
Npm : 2315012075
Kelas : Arsitektur A
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat.
Lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya .
Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Akan tetapi, pada perkembangan nya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Jadi sebelum abad ke-17 ilmu itu identik dengan filsafat.
Hasil dari analisis jurnal dapat kita simpulkan bahwa kehadiran filsafat dalam pendidikan tinggi sangatlah penting bahkan dalam kehidupan manusia. Hal ini terlihat dalam pengajaran filsafat ilmu di semua disiplin ilmu pada tingkat sarjana, pascasarjana, dan doktoral. Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan bangsa secara ilmiah yang berujung pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan kebangkitan dan realisasi kembali nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka itu, nilai-nilai keilmuan Pancasila dan hakikat ilmu pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, secara ontologis Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti peran Tuhan dalam membimbing umat manusia dan menumbuhkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama manusia. Kedua, Pancasila memuat sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang patut diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai Pancasila mempunyai kontribusi yang besar terhadap kehidupan umat manusia, dan nilai-nilai luhur gotong royong serta menciptakan rasa keadilan sosial berlaku dalam setiap aspek kehidupan manusia, dan harus dikonkritkan. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat didasarkan pada filsafat ilmu. Dalam konteks ini, para ilmuwan dan cendekiawan mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting sebagai perantara pemahaman nilai-nilai Pancasila. Penelitian filosofis untuk pengembangan Pancasila melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dilaksanakan secara bertanggung jawab, sangatlah penting dan perlu segera ‘disuarakan’ oleh dunia pendidikan tinggi.
Nama : Aurel Vanessa Putri
NPM : 2315012007
Berdasarkan jurnal yang saya baca yang berjudul “FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN” Oleh : Syahrul Kirom1. Saya dapat menyimpulkan betapa pentingnya filsafat dalam kehidupan.
Pengetahuan ilmiah itu dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah.Untuk memecahkan problem-problem ilmiah maka diperlukan sikap ilmiah, disini filsafat ilmu berperan untuk mengkaji masalah ilmiah.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya.
Pancasila hanya dijadikan sebuah simbol sulit untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Perlu adanya kesadaran pada diri kita masing-masing untuk menerapkannya. Hanya ilmu saja yang kita punya tidak cukup karena kita harus menerapkan pancasila pada setiap aspek dalam kehidupan.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat Manusia), dasar
Epistemologis (Pengetahuan), dasar
Aksiologis (Pengamalan Nilai-Nilainya).
NPM : 2315012007
Berdasarkan jurnal yang saya baca yang berjudul “FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN” Oleh : Syahrul Kirom1. Saya dapat menyimpulkan betapa pentingnya filsafat dalam kehidupan.
Pengetahuan ilmiah itu dibangun dengan tujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah.Untuk memecahkan problem-problem ilmiah maka diperlukan sikap ilmiah, disini filsafat ilmu berperan untuk mengkaji masalah ilmiah.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam yang berkelanjutan, serta bencana kemanusiaan lainnya.
Pancasila hanya dijadikan sebuah simbol sulit untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Perlu adanya kesadaran pada diri kita masing-masing untuk menerapkannya. Hanya ilmu saja yang kita punya tidak cukup karena kita harus menerapkan pancasila pada setiap aspek dalam kehidupan.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat Manusia), dasar
Epistemologis (Pengetahuan), dasar
Aksiologis (Pengamalan Nilai-Nilainya).
Nama: Hosea Hugo Pamase
NPM: 2315012053
Sesuai dengan jurnal tersebut, bahwa pengembangan Pancasila dan relevansinya dalam mengatasi persoalan kebangsaan sangatlah penting. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia. Sikap ilmiah ini sangat penting dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentattif. (Bahm, 1985:45).
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan Kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono, 1995:126).
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia.
NPM: 2315012053
Sesuai dengan jurnal tersebut, bahwa pengembangan Pancasila dan relevansinya dalam mengatasi persoalan kebangsaan sangatlah penting. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia. Sikap ilmiah ini sangat penting dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentattif. (Bahm, 1985:45).
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan Kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Di samping itu, Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (science of knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segi segi ontologik, epistemologi, dan aksiologinya sebagai raison d’etre bagi Pancasila sebagai suatu faham atau aliran filsafati (Wibisono, 1995:126).
Pancasila mengandung prinsip-prinsip mulia. Kehendak untuk menegakkan negara Indonesia pastilah didasari oleh niat dan pedoman yang baik. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya merangkum kebijaksanaan bangsa Indonesia atas konteks budaya dan agama yang berabad lamanya disimpan sebagai norma etis. Unsur-unsur kebaikan tercantum dan menjadi pedoman masyarakat Indonesia.
Nama : Muhammad Fachri Affandi
NPM : 2315012073
Kelas : Arsitektur A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu.
NPM : 2315012073
Kelas : Arsitektur A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu.
Nama : Muhammad Fachri Affandi
NPM : 2315012073
Kelas : Arsitektur A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu.
NPM : 2315012073
Kelas : Arsitektur A
Jurnal tersebut membahas mengenai
pengkajian Pancasila dengan
menggunakan pisau analisis filsafat ilmu
dan relevansinya dalam mengatasi
persoalan kebangsaan. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia. Pancasila adalah filsafat bangsa yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem
filsafat yang kredibel.
Analisis dalam tinjauan ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila dari tiga aspek utama:
1. Aspek Ontologis:
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai suatu sistem nilai dan asas. Sistem ini mencakup nilai-nilai intelektual reflektif yang menggambarkan idealisasi terhadap sesuatu yang dianggap baik, benar, indah, dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan inti etika Pancasila.
2. Aspek Epistemologis:
Dari segi epistemologis, Pancasila dianggap sebagai hasil keselarasan berbagai paham, termasuk paham sekuler Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam penafsiran dan konteksnya namun tetap mengikat dalam konteks hukum dan etika.
3. Aspek aksiologis:
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas.Kebajikan harus diamalkan dalam berbagai aspek. kehidupan. Mereka menekankan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan menghormati hak-hak individu.
Nama: Nayla Dwi Arsanda
Npm: 2315012069
Kelas: Arsitektur A
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari cara berfikir. Selain itu, juga diajarkan bagaimana meformulasikan dan mengokohkan pandanganmu secara merdeka tentang suatu permasalahan di dunia ini. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia.
Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat.
Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai pancasila bias dengan cara, seperti
1. Pendekatan budaya
2. Internalisasi di semua level pendidikan
3. Penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pancasila
Kesimpulannya, filsafat sangat penting perannya bagi mahasiswa untuk terus terbiasa berpikir secara sistematis dan kristis. Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek 1)ontology, secara ontolog, pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia; 2) epistemology, yaitu upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan; 3) dan aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam silasilanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut sudah seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
Npm: 2315012069
Kelas: Arsitektur A
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari cara berfikir. Selain itu, juga diajarkan bagaimana meformulasikan dan mengokohkan pandanganmu secara merdeka tentang suatu permasalahan di dunia ini. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan umat manusia.
Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat.
Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai pancasila bias dengan cara, seperti
1. Pendekatan budaya
2. Internalisasi di semua level pendidikan
3. Penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pancasila
Kesimpulannya, filsafat sangat penting perannya bagi mahasiswa untuk terus terbiasa berpikir secara sistematis dan kristis. Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek 1)ontology, secara ontolog, pancasila pada hakekatnya adalah sebuah sistem nilai atau prinsip yang mendasari bentuk negara Indonesia; 2) epistemology, yaitu upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan; 3) dan aksiologi, Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam silasilanya, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan serta keadilan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut sudah seharusnya mampu diserap oleh masyarakat Indonesia.
Nama : Fahri Ramadhan
NPM : 2315012019
Berdasarkan pernyataan yang dimuat di jurnal tersebut, dapat dijelaskan bahwa keberadaan filsafat dalam perguruan tinggi dan kehidupan manusia sangatlah penting. Tujuan ini dicapai melalui pengajaran filsafat ilmu.
Analisis penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila melalui tiga bidang utama:
1. Aspek Ontologis:
Secara ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip. Proses ini mencakup prinsip-prinsip kognitif yang menggambarkan kualitas dari apa yang dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan prinsip moral dasar Pancasila.
2. Aspek epistemologis:
Dari sudut pandang epistemologis, Pancasila dianggap sebagai keselarasan berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam definisi dan konteksnya namun tetap terkait dengan kerangka hukum dan peraturan.
3. Aspek aksiologis:
Secara aksiologis, nilai-nilai positif dalam Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan dianggap sebagai landasan moralitas. Perbuatan baik harus dilakukan di berbagai bidang. memimpin. Mereka menekankan rasa hormat, saling mendukung dan menghormati hak-hak individu. Penerapan prinsip-prinsip ini dipandang sebagai solusi potensial terhadap permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi.
Oleh karena itu, Pancasila dan Filsafat dapat berperan penting sebagai mediator untuk memperlancar pemahaman asas Pancasila. Pancasila juga bisa menjadi suara bagi pembaca.
NPM : 2315012019
Berdasarkan pernyataan yang dimuat di jurnal tersebut, dapat dijelaskan bahwa keberadaan filsafat dalam perguruan tinggi dan kehidupan manusia sangatlah penting. Tujuan ini dicapai melalui pengajaran filsafat ilmu.
Analisis penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan Pancasila melalui tiga bidang utama:
1. Aspek Ontologis:
Secara ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip. Proses ini mencakup prinsip-prinsip kognitif yang menggambarkan kualitas dari apa yang dianggap baik, benar, indah dan bermanfaat bagi manusia. Nilai-nilai tersebut mencerminkan prinsip moral dasar Pancasila.
2. Aspek epistemologis:
Dari sudut pandang epistemologis, Pancasila dianggap sebagai keselarasan berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya. Pancasila dianggap sebagai kebenaran berdasarkan konsensus yang dibangun melalui perdebatan panjang. Nilai-nilai konsensus ini bersifat fleksibel dalam definisi dan konteksnya namun tetap terkait dengan kerangka hukum dan peraturan.
3. Aspek aksiologis:
Secara aksiologis, nilai-nilai positif dalam Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan dianggap sebagai landasan moralitas. Perbuatan baik harus dilakukan di berbagai bidang. memimpin. Mereka menekankan rasa hormat, saling mendukung dan menghormati hak-hak individu. Penerapan prinsip-prinsip ini dipandang sebagai solusi potensial terhadap permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi.
Oleh karena itu, Pancasila dan Filsafat dapat berperan penting sebagai mediator untuk memperlancar pemahaman asas Pancasila. Pancasila juga bisa menjadi suara bagi pembaca.
Nama: Anisa Tasyakuroh
NPM: 2315012027
Judul Artikel: FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Tujuan Penelitian: Merumuskan Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) yang menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Metode Penelitian: Kualitatif dengan pendekatan kepustakaan
Hasil Penelitian: Hasil kajian tentang nilai-nilai Pancasila dari filsafat ilmu, yaitu : pertama, ontologi yang dimiliki Pancasila ajaran dan nilai-nilai, seperti mengembangkan sikap hormat di antara manusia; kedua, epistemologi yang dimiliki Pancasila sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang seharusnya dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia; ketiga, itu aksiologi, nilai-nilai Pancasila mempunyai kontribusi dalam kehidupan Bangsa Indonesia melalui nilai-nilai luhur dalam keadilan sosial dan kemanusiaan.
NPM: 2315012027
Judul Artikel: FILSAFAT ILMU
DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:
RELEVANSINYA DALAM MENGATASI
PERSOALAN KEBANGSAAN
Tujuan Penelitian: Merumuskan Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) yang menjadi tugas dari disiplin filsafat ilmu untuk mengkaji secara ilmiah dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah secara komprehensif.
Metode Penelitian: Kualitatif dengan pendekatan kepustakaan
Hasil Penelitian: Hasil kajian tentang nilai-nilai Pancasila dari filsafat ilmu, yaitu : pertama, ontologi yang dimiliki Pancasila ajaran dan nilai-nilai, seperti mengembangkan sikap hormat di antara manusia; kedua, epistemologi yang dimiliki Pancasila sumber pengetahuan dan konsep nasionalisme yang seharusnya dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia; ketiga, itu aksiologi, nilai-nilai Pancasila mempunyai kontribusi dalam kehidupan Bangsa Indonesia melalui nilai-nilai luhur dalam keadilan sosial dan kemanusiaan.
Nama: Dian Puspita Handayani
NPM: 2315012029
Filsafat ilmu tidak hanya membahas tentang pengalaman manusia dan alam semesta melaikan memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu tindakan dan keyakinan. Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu. Filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya (Gie, 1997:57).
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing).
Dengan menguak secara filosofis nilai-nilai Pancasila diharapkan memunculkan suatu pengetahuan baru dan pengembangan baru terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan dapat menggugah manusia-manusia Indonesia untuk kembali setia dan konsisten meresapi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Karena itu, untuk menyelesaikan problem Pancasila agar tidak dijadikan alat kepentingan politik, dan tidak menyebabkan manusia-manusia Indonesia menjadi apatis, masyarakat Indonesia harus dapat menempatkan ideologi Pancasila sebagai sebuah sistem ilmu pengetahuan sehingga upaya untuk mengikis anggapan negatif atas ideologi Pancasila menjadi lebih memungkinkan. Namun demikian, masyarakat Indonesia itu juga harus mampu menempatkan daya kritis dari cipta karsa pikir manusia terhadap nilai-nilai Pancasila.
NPM: 2315012029
Filsafat ilmu tidak hanya membahas tentang pengalaman manusia dan alam semesta melaikan memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu tindakan dan keyakinan. Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu. Filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya (Gie, 1997:57).
Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing).
Dengan menguak secara filosofis nilai-nilai Pancasila diharapkan memunculkan suatu pengetahuan baru dan pengembangan baru terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan dapat menggugah manusia-manusia Indonesia untuk kembali setia dan konsisten meresapi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Karena itu, untuk menyelesaikan problem Pancasila agar tidak dijadikan alat kepentingan politik, dan tidak menyebabkan manusia-manusia Indonesia menjadi apatis, masyarakat Indonesia harus dapat menempatkan ideologi Pancasila sebagai sebuah sistem ilmu pengetahuan sehingga upaya untuk mengikis anggapan negatif atas ideologi Pancasila menjadi lebih memungkinkan. Namun demikian, masyarakat Indonesia itu juga harus mampu menempatkan daya kritis dari cipta karsa pikir manusia terhadap nilai-nilai Pancasila.
Nama: Zahra Adelia Putri
NPM: 2315012009
Dari jurnal tersebut membahas tentang filsafat dapat dipelajari dan dapat berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang terpacu pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Dengan lemahnya nilai-nilai tersebut akan membuat masyarakat tidak acuh dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, kelemaham itu dapat diatasi dengan rekontruksi dan penerapan ulang terhadap nilai-nilai pancasila.
Pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah
- Ontologist,
- Epistemologis,
-Aksiologis.
NPM: 2315012009
Dari jurnal tersebut membahas tentang filsafat dapat dipelajari dan dapat berguna untuk menyelasaikan permasalahan kebangsaan yang terpacu pada lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang nilai-nilai pancasila. Dengan lemahnya nilai-nilai tersebut akan membuat masyarakat tidak acuh dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, kelemaham itu dapat diatasi dengan rekontruksi dan penerapan ulang terhadap nilai-nilai pancasila.
Pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks pendidikan, seorang akademis dan ilmuwan memiliki peran dan fungsi sebagai mediator untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila. Pemberian materi tesebut dapat melalui kebebasan pendapat yang dikembangkan secara bertanggung jawab.
Adapun yang mendasari Pancasila adalah
- Ontologist,
- Epistemologis,
-Aksiologis.
NAMA;ELKANA SAM GEMILANG SIREGAR
NPM:2315012031
Jurnal tersebut membahas tentang FILSAFAT ILMU.Pengertian filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,pengetahuan,nilai,akal,pikiran,dan bahasa. Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan,kesimpulan dan implikasi.Jurnal tersebut juga membahas tentang sikap ilmiah,pengetahuan ilmiah.Sikap ilimiah yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah,dengan syarat haru memiliki rasa ingin tahu,lspekulatif dan objektif.Sedangkan pengetahuan ilmiah bertujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah.
Dalam jurnal tersebut juga mencantumkan beberapa saran atau pendapat para ahli ,seperti Koento Wibisono,Archie,Bahm,Francis Bacon,dll. Di sisi lain, ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup. Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa filsafat sangat penting dalam pendidikan,dan kehidupan manusia. Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi
NPM:2315012031
Jurnal tersebut membahas tentang FILSAFAT ILMU.Pengertian filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,pengetahuan,nilai,akal,pikiran,dan bahasa. Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan,kesimpulan dan implikasi.Jurnal tersebut juga membahas tentang sikap ilmiah,pengetahuan ilmiah.Sikap ilimiah yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah,dengan syarat haru memiliki rasa ingin tahu,lspekulatif dan objektif.Sedangkan pengetahuan ilmiah bertujuan untuk memecahkan problem-problem ilmiah.
Dalam jurnal tersebut juga mencantumkan beberapa saran atau pendapat para ahli ,seperti Koento Wibisono,Archie,Bahm,Francis Bacon,dll. Di sisi lain, ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup. Terkait dengan Pancasila, Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup sudah tentu memiliki nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya, dan bahkan Pancasila telah memiliki ilmu pengetahuan.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa filsafat sangat penting dalam pendidikan,dan kehidupan manusia. Filsafat ilmu juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan secara ilmiah yang bermuara pada melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan dengan filsafat ilmu. Dalam konteks ini, seorang ilmuwan dan akademisi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan sebagai mediator untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Melalui kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang dikembangkan secara bertanggung jawab, telaah filsafati mengenai pengembangan Pancasila itu sangat relevan dan urgen untuk “disuarakan” oleh dunia perguruan tinggi
Nama : Muhammad Rifat Fattah Wibowo
NPM : 2355012003
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai gaya hidup masyarakat Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara.
Jika Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip.
Dari sudut pandang epistemologis, kemunculan Pancasila dipandang sebagai hasil konvergensi berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya.
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas, dan kebajikan harus diamalkan dalam banyak hal.
Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi. Tentang kehidupan dan nilai-nilai sosial.
NPM : 2355012003
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, mengetahui nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai kunci penyelesaiannya, karena Pancasila dianggap sebagai gaya hidup masyarakat Indonesia, serta sebagai prinsip dasar negara.
Jika Pancasila dihadirkan sebagai visi hidup, berarti Pancasila sendiri mempunyai ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks ontologis, Pancasila dipahami sebagai sistem nilai dan prinsip.
Dari sudut pandang epistemologis, kemunculan Pancasila dipandang sebagai hasil konvergensi berbagai ideologi, antara lain sekularisme Barat, nasionalisme, Islam, dan ilmu-ilmu lainnya.
Dalam konteks aksiologis, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan sosial dianggap sebagai landasan moralitas, dan kebajikan harus diamalkan dalam banyak hal.
Penerapan nilai-nilai tersebut dinilai berpotensi mengatasi permasalahan negara, termasuk perpecahan dan korupsi. Tentang kehidupan dan nilai-nilai sosial.
NAMA : Bintang Nata Hafara
NPM : 2315012049
Setelah analisis yang telah saya lakukan terhadap jurnal tersebut saya mendapatkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang bisa
mengembangkan nilai Pancasila, dengan salah satu cara dijadikan materi dalam pendidikan di Indonesia.
Oleh Karena itu,
masyarakat harus memahami bahwa Pancasila yang memiliki
nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan
karakter yang sesuai dengan bangsa
Indonesia. Karena itu, Semua sekolah di indonesia
harus mampu mengembangkan dan
menanamkan sejak dini di dalam pikiran seluruh
masyarakat Indonesia.
NPM : 2315012049
Setelah analisis yang telah saya lakukan terhadap jurnal tersebut saya mendapatkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang bisa
mengembangkan nilai Pancasila, dengan salah satu cara dijadikan materi dalam pendidikan di Indonesia.
Oleh Karena itu,
masyarakat harus memahami bahwa Pancasila yang memiliki
nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan
karakter yang sesuai dengan bangsa
Indonesia. Karena itu, Semua sekolah di indonesia
harus mampu mengembangkan dan
menanamkan sejak dini di dalam pikiran seluruh
masyarakat Indonesia.
Nama:Nikytha Anakampun
NPM:2315012043
Kelas: A
"Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan"
oleh Syahrul Kirom
membahas tentang pentingnya filsafat ilmu dalam mengatasi permasalahan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu analisis merupakan dan deskripsi tentang ilmu dari berbagai sudut pandang, termasuk logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia juga memiliki nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui filsafat ilmu. Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, serta nilai-nilai keadilan sosial yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pengkajian Pancasila dengan menggunakan analisis filsafat ilmu dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap nilai-nilai Pancasila dan dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan persoalan kebangsaan, khususnya dalam hal korupsi.
Dalam jurnal ini juga dijelaskan bahwa filsafat ilmu memiliki tiga aspek penting, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi, Pancasila memiliki ajaran dan nilai-nilai luhur yang mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, dengan Tuhan sebagai pemberi petunjuk
. Secara epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
. Sedangkan secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi berarti bagi kehidupan umat manusia, seperti nilai-nilai keadilan sosial yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
NPM:2315012043
Kelas: A
"Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan"
oleh Syahrul Kirom
membahas tentang pentingnya filsafat ilmu dalam mengatasi permasalahan kebangsaan di Indonesia. Filsafat ilmu analisis merupakan dan deskripsi tentang ilmu dari berbagai sudut pandang, termasuk logika, metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia juga memiliki nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui filsafat ilmu. Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, serta nilai-nilai keadilan sosial yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pengkajian Pancasila dengan menggunakan analisis filsafat ilmu dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap nilai-nilai Pancasila dan dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan persoalan kebangsaan, khususnya dalam hal korupsi.
Dalam jurnal ini juga dijelaskan bahwa filsafat ilmu memiliki tiga aspek penting, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi, Pancasila memiliki ajaran dan nilai-nilai luhur yang mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi sesama manusia, dengan Tuhan sebagai pemberi petunjuk
. Secara epistemologi, Pancasila memiliki sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
. Sedangkan secara aksiologi, nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi berarti bagi kehidupan umat manusia, seperti nilai-nilai keadilan sosial yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
NAMA : Callysta Hasfizahira
NPM : 2315012039
Hasil analisis saya dalam jurnal FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA adalah Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan.
Adanya filsafat di dunia Pendidikan bahkan kehidupan manusia sangat penting, karena filsafat diajarkan dalam jenjang s1 s2 dan s3, filsafat juga bisa menjadi kunci dalam memecahkan masalah dalam pemahaman Masyarakat.
NPM : 2315012039
Hasil analisis saya dalam jurnal FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA adalah Pengkajian Pancasila dengan menggunakan pisau analisis filsafat ilmu adalah hal yang menarik karena di dalam nilai-nilai Pancasila secara genuine sudah terkandung juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan.
Adanya filsafat di dunia Pendidikan bahkan kehidupan manusia sangat penting, karena filsafat diajarkan dalam jenjang s1 s2 dan s3, filsafat juga bisa menjadi kunci dalam memecahkan masalah dalam pemahaman Masyarakat.
Gabriella Angelina (2315012063)
Filsafat di perguruan tinggi sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan yang ada. dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan yang ada terutama permasalahan mengenai lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang Pancasila sehingga patut kita pelajari. Yang berperan penting untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan biasanya adalah seorang akademis dan ilmuwan melalui pendapat-pendapat yang sudah dikembangkan.
Filsafat di perguruan tinggi sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan yang ada. dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan yang ada terutama permasalahan mengenai lemahnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang Pancasila sehingga patut kita pelajari. Yang berperan penting untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan biasanya adalah seorang akademis dan ilmuwan melalui pendapat-pendapat yang sudah dikembangkan.
Filsafat Pendidikan adalah teori atau ideologi Pendidikan yang muncul dari sifat seorang pendidik dari pengalaman-pengalamannya dalam Pendidikan dan kehidupan yang didapat dari kajian tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan Pendidikan. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat juga memberikan arah kepada ilmu pengetahuan dalam merumuskan konsep dan teori untuk membangun konsep ilmiah. Dengan bantuan filsafat berbagai ilmu baru berkembang bagi kelangsungan dan perabdaban manusia di bumi. Sedangkan filsafat Pendidikan adalah teori atau ideologi Pendidikan yang muncul dari sifat seorang pendidik dari pengalaman-pengalamannya dalam Pendidikan dan kehidupan yang didapat dari kajian tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan Pendidikan. Filsafat pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalam dan dianggap telah dipercaya serta diyakni sebagai suatu kesatuan dari norma dan nilai yang paling dianggap benar, adil, bijaksana, paling baik dan paling sesuai dengan kaidah didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapu oleh bangsa Indonesia Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai dan penerapan nilai- nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan ari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Dengan demikian, dapatdikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmubergantung pada sistem filsafat yang dianut.Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang secara subur.
Filsafat ilmu dengan dasar-dasar dan metode ilmiahnya mampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang dihadapu oleh bangsa Indonesia Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai dan penerapan nilai- nilai Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan. Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena munculnya sebuah pengetahuan ari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Dengan demikian, dapatdikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmubergantung pada sistem filsafat yang dianut.Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang secara subur.