Kiriman dibuat oleh Annisa Luthfiyyah

ASP A2025 -> Summary

oleh Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM   : 2313031010

kesimpulan materi tentang pengukuran kinerja sektor publik yang penting dilakukan untuk menilai seberapa baik instansi pemerintah atau lembaga publik dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan utama dari pengukuran kinerja ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Dalam pengukuran kinerja, terdapat beberapa indikator utama, yaitu input, output, outcome, dan impact. Input menggambarkan sumber daya yang digunakan, output menunjukkan hasil yang dicapai, outcome menunjukkan manfaat yang dirasakan masyarakat, dan impact adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap kehidupan masyarakat.

Selain itu, salah satu model yang sering digunakan adalah Balanced Scorecard (BSC), yang menilai kinerja dari empat sisi, yaitu keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Metode lain yang juga digunakan antara lain Key Performance Indicators (KPI), benchmarking, dan audit kinerja untuk membandingkan hasil serta mencari perbaikan. Namun, pengukuran kinerja sektor publik sering menghadapi tantangan, seperti sulitnya menilai hasil yang bersifat non-moneter (misalnya kepuasan masyarakat), keterbatasan data, serta adanya resistensi dari pegawai. Secara keseluruhan, pengukuran kinerja sangat penting agar pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih tepat, transparan, dan dapat dipercaya masyarakat. Dengan pengukuran yang baik, kinerja sektor publik dapat terus ditingkatkan demi tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

MPPE A2025 -> ACTIVITY: RESUME

oleh Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM   : 2313031010 

Bab 4: Metode Penelitian dalam Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus

Bab 4 membahas tentang cara memilih dan menggunakan metode penelitian yang tepat dalam penelitian pendidikan berbasis kasus. Tujuannya agar hasil penelitian bisa dipercaya, sesuai dengan tujuan, dan memberikan pemahaman yang mendalam terhadap suatu kasus.

Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami suatu masalah secara mendalam melalui wawancara, observasi, atau dokumen. Pendekatan ini cocok digunakan jika peneliti ingin menggali makna, pengalaman, dan konteks dari suatu kasus.

Kelebihan: lebih fleksibel dan dapat menggambarkan keadaan secara rinci. Kekurangan: hasilnya sulit digeneralisasi dan tergantung pada kemampuan peneliti dalam menganalisis data.

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif menggunakan angka, data statistik, dan perhitungan untuk menguji hipotesis. Misalnya dengan survei atau kuesioner.

Kelebihan: hasilnya objektif dan bisa digeneralisasi. Kekurangan: kurang bisa menjelaskan konteks mendalam dari suatu kasus.

Pendekatan Campuran (Mixed Methods)

Pendekatan campuran menggabungkan kualitatif dan kuantitatif agar hasil penelitian lebih lengkap dan kuat. Misalnya, peneliti bisa menggunakan wawancara untuk memahami pengalaman peserta, lalu menyebar kuesioner untuk memperkuat data. Pendekatan ini dapat dilakukan secara bertahap (sequential) atau bersamaan (concurrent).

Desain Penelitian Berbasis Kasus

Penelitian berbasis kasus dilakukan dengan meneliti satu atau beberapa kasus secara mendalam, misalnya satu sekolah, satu program, atau satu kelompok siswa.

Ada tiga jenis desain:

1. Single-case: satu kasus saja.

2. Multiple-case: beberapa kasus untuk dibandingkan.

3. Embedded-case: satu kasus besar dengan bagian-bagian kecil di dalamnya.

Langkah-langkahnya meliputi pemilihan kasus, pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan.

Pengumpulan Data

Data dapat dikumpulkan dengan berbagai cara, seperti wawancara, observasi, dokumen, dan survei. Peneliti sebaiknya menggunakan lebih dari satu teknik agar data lebih akurat (disebut triangulasi).

Selain itu, peneliti harus menjaga etika seperti meminta izin, menjaga kerahasiaan, dan bersikap jujur dalam proses penelitian.

Analisis Data

Analisis dilakukan sesuai pendekatan yang digunakan:Kualitatif: menganalisis kata atau teks untuk menemukan pola dan tema.Kuantitatif: menggunakan statistik untuk menghitung dan membandingkan data. Campuran: menggabungkan hasil keduanya agar lebih lengkap.

Validitas dan Reliabilitas

Validitas berarti data benar-benar mengukur hal yang dimaksud, sedangkan reliabilitas berarti hasilnya konsisten bila diulang.

Untuk meningkatkan kepercayaan hasil penelitian, peneliti dapat melakukan triangulasi, meminta konfirmasi dari responden (member checking), dan mencatat proses penelitian secara rinci.

MPPE A2025 -> ACTIVITY: RESUME

oleh Annisa Luthfiyyah -
Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM : 2313031010

Resume Bab 3 membahas tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis yang menjadi dasar penting dalam penelitian.

Kerangka teoritis adalah dasar pemikiran yang digunakan peneliti untuk memahami dan menjelaskan masalah penelitian. Di dalamnya terdapat konsep, yaitu gambaran umum tentang suatu hal, dan proposisi, yaitu hubungan antara konsep-konsep tersebut. Teori berfungsi untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, membantu peneliti membuat hipotesis dan alat penelitian, serta menjadi pedoman dalam membahas hasil penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan untuk memperkuat alat dan hasil penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk menggali dan menafsirkan data agar ditemukan makna yang lebih mendalam.

Kerangka pikir merupakan alur pemikiran logis yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian. Kerangka pikir membantu peneliti memahami arah penelitian dan menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis. Penyusunan kerangka pikir dilakukan dengan menentukan dasar teori yang relevan, menjelaskan hubungan antar variabel secara logis, serta menyusunnya dalam bentuk model atau bagan agar mudah dipahami. Dengan adanya kerangka pikir, peneliti dapat melihat keterkaitan antara teori dengan masalah yang diteliti secara lebih terstruktur.

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani “hupo” yang berarti sementara dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk diuji dengan data. Ada tiga jenis hubungan dalam hipotesis, yaitu asimetris (satu variabel memengaruhi variabel lain), simetris (dua variabel saling berhubungan tanpa sebab-akibat), dan timbal balik atau reciprocal (hubungan dua arah antara variabel). Hipotesis berfungsi sebagai pedoman penelitian, pembatas ruang lingkup, serta alat untuk menguji teori dan menarik kesimpulan.

Ketiga unsur tersebut saling berkaitan. Kerangka teoritis menjadi landasan dalam menyusun kerangka pikir, dan dari kerangka pikir inilah muncul hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dengan kata lain, teori digunakan untuk menyusun kerangka berpikir yang logis, lalu dari sana dirumuskan hipotesis yang bisa dibuktikan melalui penelitian. Hubungan ini menggambarkan alur penelitian yang runtut: teori melahirkan kerangka pikir, kerangka pikir menghasilkan hipotesis, dan hipotesis diuji dengan data untuk memperoleh kesimpulan yang dapat memperkuat teori.

MPPE A2025 -> ACTIVITY: RESUME

oleh Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah 

NPM   :  2313031010 


Bab 2: Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

A. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah adalah langkah awal untuk menemukan hal yang perlu diteliti. Masalah muncul karena ada perbedaan antara kenyataan dengan harapan. Sumber masalah bisa berasal dari pengalaman pribadi, hasil bacaan, diskusi dengan orang lain, atau data yang sudah ada. 

Masalah yang baik harus spesifik, bisa diukur, realistis, relevan, dan punya batas waktu (SMART). Dalam penelitian berbasis kasus, masalah biasanya ditemukan dari kejadian nyata di sekolah atau dunia pendidikan, misalnya kesulitan belajar siswa atau cara mengajar guru yang kurang efektif.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah adalah cara menyusun masalah menjadi pertanyaan penelitian yang jelas. Rumusan bisa berbentuk pertanyaan (apa, bagaimana, mengapa) atau pernyataan tergantung jenis penelitiannya. Rumusan harus memuat variabel utama, hubungan antar variabel, dan batasan penelitian.

Dalam penelitian berbasis kasus, rumusan masalah harus sesuai dengan latar belakang kasus, siapa yang terlibat, dan apa akibatnya.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menjelaskan apa yang ingin dicapai dari penelitian. Ada dua jenis tujuan: tujuan umum, menjelaskan gambaran besar penelitian dan tujuan khusus, menjelaskan hal-hal yang lebih rinci.

Gunakan kata kerja aktif seperti mengidentifikasi, menganalisis, atau menguji. Dalam penelitian berbasis kasus, tujuan biasanya untuk memahami suatu kasus dan mencari solusi agar bisa diterapkan di tempat lain.

D. Manfaat Penelitian

- Manfaat teoritis: menambah pengetahuan atau teori baru di bidang pendidikan.

- Manfaat praktis: membantu guru, siswa, atau sekolah dalam memecahkan masalah nyata.

- Manfaat bagi peneliti: menambah pengalaman dan kemampuan dalam meneliti.

- Dalam penelitian berbasis kasus, manfaatnya lebih fokus pada perbaikan masalah di dunia pendidikan.

E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup menjelaskan sejauh mana penelitian dilakukan, seperti tempat, waktu, dan siapa yang diteliti. Batasan penelitian menjelaskan keterbatasan yang dihadapi, misalnya waktu, biaya, atau data yang tidak lengkap.

Menentukan ruang lingkup penting agar penelitian tidak terlalu luas atau sempit. Pada penelitian berbasis kasus, ruang lingkup sering hanya satu atau dua kasus agar hasilnya lebih mendalam.

F. Kerangka Pemikiran (Theoretical Framework)

Kerangka pemikiran adalah dasar teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Fungsinya untuk memberi arah dan dasar dalam menganalisis data. Komponennya meliputi teori yang relevan, konsep penting, dan hubungan antar variabel. Dalam penelitian berbasis kasus, kerangka ini biasanya menggabungkan teori pendidikan seperti teori belajar atau teori motivasi.