Nama : Arief Darmawan
NPM : 2353053033
Kelas : 3G
Perbedaan pendidikan dasar di Jepang dan Indonesia memiliki sejumlah perbedaan mencolok. Di Jepang, siswa sejak dini diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan sekolah, termasuk membersihkan kelas mereka sendiri. Kebiasaan ini bertujuan mengajarkan kerja sama dan kepedulian terhadap lingkungan, sebuah hal yang relevan untuk diterapkan di Indonesia mengingat besarnya permasalahan sampah di negara ini. Selain itu, di Jepang, kegiatan makan siang dilakukan bersama antara guru dan siswa, menciptakan kesempatan untuk membangun hubungan yang positif. Sebaliknya, di Indonesia, siswa cenderung makan secara terpisah, dan pengawasan terhadap kualitas gizi makanan sering kali kurang diperhatikan.
Dari segi kurikulum, Jepang menggunakan pendekatan yang lebih sederhana dengan mengurangi jumlah mata pelajaran, sehingga waktu untuk setiap mata pelajaran lebih banyak dan materi dapat diajarkan secara mendalam. Di Indonesia, jumlah mata pelajaran lebih banyak, dengan beberapa mata pelajaran diulang dalam seminggu, yang terkadang membuat proses pembelajaran terasa tergesa-gesa. Pendidikan karakter juga menjadi fokus utama di Jepang selama tiga tahun pertama pendidikan dasar, tanpa adanya ujian, yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan nilai-nilai sosial dan sikap yang baik. Di Indonesia, ujian sudah menjadi bagian integral dari evaluasi siswa sejak dini.
Jepang juga memiliki kebiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai, di mana siswa diberi waktu khusus untuk membaca buku, sehingga minat baca di negara ini tergolong tinggi. Hal ini berbeda dengan Indonesia, yang memiliki minat baca rendah, kemungkinan karena kurangnya penekanan pada kebiasaan membaca di sekolah. Selain itu, perlengkapan sekolah di Jepang diseragamkan untuk mendorong kesetaraan di antara siswa dan mengurangi perbedaan status sosial. Di Indonesia, perlengkapan sekolah sering kali bervariasi dan mencerminkan kemampuan ekonomi orang tua, yang dapat memengaruhi rasa percaya diri siswa.