Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal 1
NPM : 2353053020
Konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat abad ke-21, di mana kepentingan individu sering kali bertentangan dengan kepentingan umum, seperti dalam kasus pembebasan tanah atau politik yang dipengaruhi oleh "money politics". Konflik ini mempengaruhi kepemimpinan, sosial, dan moralitas masyarakat. Kesadaran moral dan etika sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara keduanya, dengan moral yang bersifat universal dan etika yang kontekstual.
Pandangan Timur menekankan gotong royong, sementara pandangan Barat lebih mengedepankan kebebasan individu. Kedua pandangan ini saling melengkapi, di mana individu berkembang melalui hubungan sosial dan masyarakat berkembang melalui kontribusi individu.
Pendidikan berperan penting dalam membentuk kesadaran moral, mengajarkan nilai-nilai etika, dan menciptakan individu yang berkontribusi pada kemajuan sosial. Revolusi moral melalui pendidikan menjadi solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Dengan pendidikan yang mendidik, individu yang memiliki moral dan etika yang baik akan tercipta, membawa masyarakat menuju keadilan dan kemajuan.
Teks ini mengajak pembaca untuk melihat hubungan antara individu dan masyarakat dalam konteks moral dan etika. Dalam kehidupan modern, konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat menciptakan ketidakseimbangan yang merugikan, namun dengan kesadaran moral dan pendidikan yang baik, keseimbangan dapat dicapai. Pendidikan yang membina moral dan etika memainkan peran penting dalam menciptakan individu yang bertanggung jawab dan masyarakat yang adil.
2313053205
jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" Jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Penulis menyoroti bahwa potensi individualisme sering kali berujung pada keserakahan, sementara kolektivisme terhambat oleh kurangnya semangat kebersamaan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat manusia dan masyarakat untuk menilai konflik ini secara konstruktif .Kesadaran moral menjadi komponen kunci dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Setiap individu harus menyadari keterbatasan mereka dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, sehingga potensi individual dapat disatukan dalam sistem kerja sama yang kuat . Jurnal ini menekankan bahwa kesadaran moral dapat memfasilitasi saluran bagi kebebasan dan kreativitas individu, sekaligus memperkuat identitas kolektivisme dalam masyarakat .Pendidikan diidentifikasi sebagai alat penting untuk membangun kesadaran moral dan etika, yang akan mendukung terciptanya masyarakat yang berkeadilan dan berbudaya. Penulis mengusulkan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme seharusnya dikelola dengan nilai-nilai moral, bukan dengan penyeragaman atau pembatasan kreativitas individu , .
NPM : 2313053220
Jurnal ini membahas tentang konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat, yang diidentifikasi sebagai sifat dasar manusia. Konflik ini, menurut pandangan filsafat moral, bukan untuk dihapuskan tetapi dikelola demi menciptakan keseimbangan. Berikut adalah analisis isi dan maknanya:
1. Inti Konflik Sosial
Terdapat dua kepentingan yang saling bertentangan: kepentingan individu (individualisme) dan kepentingan kolektif masyarakat (kolektivisme). Konflik ini sering dipahami sebagai tantangan yang melahirkan dinamika sosial, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat merusak tatanan masyarakat, terutama ketika korupsi dan kepentingan pribadi menjadi dominan.
2. Kesadaran Moral sebagai Solusi
Penulis menekankan pentingnya kesadaran moral yang bertindak sebagai pengendali konflik ini. Kesadaran moral menciptakan individu yang kreatif dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Dalam hal ini, kesadaran moral menjadi dasar etika untuk memastikan harmoni antara kepentingan individu dan masyarakat.
3. Pendidikan sebagai Kunci
Pendidikan dianggap sebagai sarana utama untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan formal, informal, dan non-formal harus diarahkan untuk membangun individu yang sadar akan tanggung jawab sosialnya. Dengan pendidikan yang baik, diharapkan muncul individu yang tidak hanya produktif, tetapi juga etis.
4. Hubungan Individualisme dan Kolektivisme
Jurnal ini mengusulkan bahwa individualisme dan kolektivisme sebaiknya tidak dipertentangkan, melainkan disinergikan. Individualisme memberikan ruang untuk kreativitas dan kebebasan, sedangkan kolektivisme menjamin solidaritas dan tujuan bersama.
5. Peran Kepemimpinan dan Politik
Krisis moralitas dalam kepemimpinan digambarkan sebagai penyebab melemahnya dinamika sosial. Pemimpin yang korup menciptakan stagnasi dalam masyarakat. Sebaliknya, pemimpin dengan kesadaran moral dan komitmen etis mampu mengelola konflik sosial untuk kesejahteraan bersama.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Dalam kehidupan sosial, hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Ketidakseimbangan antara keduanya, misalnya dalam bentuk korupsi atau eksploitasi sumber daya alam, merusak harmoni masyarakat.
Makna dari jurnal ini adalah pentingnya moralitas sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral tidak hanya menjadi kekuatan untuk mengatasi konflik, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang adil, berkeadilan, dan harmonis. Kombinasi individualisme yang kreatif dengan kolektivisme yang solidaritas dapat menjadi kekuatan transformasi sosial. Pendekatan filsafat moral yang digunakan jurnal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah sosial hanya dapat diatasi dengan membangun nilai-nilai fundamental yang bermuara pada kesejahteraan bersama.
NPM: 2313053217
Jurnal "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan"
Jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat. Konflik ini sering terjadi ketika kepentingan individu bertentangan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, pembebasan tanah untuk pelebaran jalan dapat menyebabkan konflik jika hak individu atas tanah tersebut tidak dihormati.
Dalam masyarakat modern, teknologi komunikasi dan kemajuan ekonomi negara-negara maju telah menciptakan keinginan untuk mencapai kemakmuran material dengan cepat. Namun, banyak orang di negara berkembang tidak memiliki pendidikan yang memadai untuk mencapai hal tersebut secara etis. Akibatnya, ketika individu mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan, mereka cenderung terlibat dalam korupsi.
Konflik antara kepentingan individu dan masyarakat kini telah berubah menjadi persaingan antar individu atau kelompok untuk mendapatkan kekuasaan. Proses demokrasi sering kali dikendalikan oleh politik uang, yang tidak menghasilkan pemimpin yang memperjuangkan kepentingan umum. Sebaliknya, pemimpin sibuk mencari keuntungan pribadi melalui korupsi, yang menyebabkan krisis kepemimpinan dan melemahkan dinamika sosial.
Jurnal ini menekankan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu diakhiri, tetapi dapat dikelola dengan kesadaran moral dan perilaku etis. Kesadaran moral dipandang sebagai sumber kebebasan dan kreativitas individu, sementara norma-norma etika dapat membimbing kreativitas individu untuk memajukan perkembangan masyarakat.
Masyarakat yang didasarkan pada kesadaran moral individu akan tumbuh dan berkembang, sementara masyarakat yang berpegang pada norma-norma etika akan teratur. Dalam pandangan filsafat moral, masyarakat adalah sistem komunikasi sosial antar individu untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, konflik antara individualisme dan kolektivisme seharusnya menjadi potensi bagi eksistensi masyarakat itu sendiri.
Metode analisis dan sintesis digunakan dalam jurnal ini untuk mengurai objek pemikiran dan merajutnya kembali menjadi pengetahuan baru. Misalnya, analisis tentang kepentingan individual menghasilkan pemahaman baru tentang kesejahteraan umum yang dapat mendorong dinamika sosial ke arah kemajuan tanpa merusak kehidupan masyarakat.
Filsafat moral menekankan bahwa masyarakat adalah sistem interaksi sosial yang dibangun atas dasar kesadaran moral. Kesadaran moral ini berfungsi sebagai pengendali perilaku individu, mendorong kejujuran, kesabaran, dan keikhlasan. Tanpa kesadaran moral yang kuat, nafsu negatif bisa menghalangi tindakan baik dan mengarah pada kejahatan seperti korupsi.
Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran moral dan etika individu. Pendidikan dilihat sebagai proses untuk mencapai kedewasaan, pematangan, dan pencerdasan tiga potensi kejiwaan manusia: rasa, cipta, dan karsa. Pendidikan yang berhasil membina ketiga kecerdasan ini akan menghasilkan individu yang terdidik dan bermoral, yang mampu menjalani kehidupan dengan kreatif dan produktif serta bersikap adil.
Kesimpulannya, kesadaran moral dan etika adalah fondasi yang diperlukan untuk mengelola konflik antara individualisme dan kolektivisme. Dengan kesadaran moral, kebebasan dan kreativitas individu akan menemukan saluran yang tepat, dan kolektivisme akan mendapatkan jati dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika ini, sehingga masyarakat dapat berkembang secara berkelanjutan dan mencapai kesejahteraan umum.
NPM: 2313053195
Pada jurnal ini "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme yang menjadi persoalan mendasar dalam kehidupan sosial. Konflik ini terjadi ketika kepentingan individu berbenturan dengan kepentingan masyarakat, yang diperparah oleh fenomena korupsi dalam pemerintahan. Penulis menekankan pentingnya kesadaran moral dan norma etika sebagai landasan untuk menyelaraskan kedua kepentingan tersebut.
Kesadaran moral dipandang sebagai dasar untuk membangun perilaku individu yang selaras dengan norma sosial, sementara etika berfungsi sebagai panduan dalam menciptakan masyarakat yang adil. Dalam konteks ini, pendidikan memegang peranan penting untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan yang mencakup kecerdasan spiritual, intelektual, dan moral diyakini mampu membentuk individu yang kreatif, produktif, dan bermoral, yang pada gilirannya mendukung terciptanya masyarakat yang berkeadilan.
Selain itu, kreativitas individu menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kreativitas ini harus didorong dan diarahkan melalui kesadaran moral, sehingga tidak hanya menghasilkan kemajuan tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan. Kesimpulannya, melalui kesadaran moral dan norma etika, konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat dikelola secara konstruktif untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
Npm:2353053017
Jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme, terutama ketika kepentingan individu bertentangan dengan kepentingan masyarakat, seperti dalam pembebasan tanah. Modernisasi dan kemajuan teknologi menciptakan ambisi material, tetapi kurangnya pendidikan etis di negara berkembang sering memicu korupsi, terutama di pemerintahan. Konflik ini berubah menjadi persaingan kekuasaan, dengan demokrasi kerap dikuasai politik uang, menghasilkan pemimpin yang lebih fokus pada keuntungan pribadi daripada kepentingan umum.
Jurnal ini menegaskan bahwa konflik tersebut tidak perlu diakhiri, tetapi dikelola melalui kesadaran moral dan etika. Kesadaran moral mendukung kebebasan dan kreativitas individu, sedangkan etika membimbing kreativitas untuk kemajuan masyarakat.
NPM : 2313053215
Kelas : 3/G
Jurnal 1: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat : Satu Pemikiran Kefilsafatan
Jurnal ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung. Kualitas individu dan masyarakat saling mempengaruhi, di mana perkembangan kepribadian individu berkontribusi pada kesempurnaan masyarakat.
Terdapat ketegangan antara individualisme (penekanan pada kebebasan dan potensi individu) dan kolektivisme (kepentingan bersama). Jurnal ini menunjukkan bahwa meskipun individu memiliki keunikan, mereka tetap terikat dalam kebersamaan yang memerlukan keseimbangan.
Dalam manajemen pendidikan, terdapat dua pendekatan: penyeragaman dan pembebasan kreativitas. Penyeragaman dapat mengancam kreativitas individu, sedangkan pembebasan dapat mengganggu stabilitas sosial. Oleh karena itu, keseimbangan antara keduanya sangat penting.
Jurnal ini menyimpulkan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme harus dikelola dengan nilai-nilai moral dan etika. Jika ketiga pilar moral dan etika ditanamkan melalui pendidikan, konflik ini dapat menjadi energi positif untuk menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis.
Jurnal ini relevan dalam konteks pendidikan dan pengembangan masyarakat, menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai moral dalam kurikulum pendidikan. Implikasinya adalah perlunya pendekatan pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengembangan individu, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan kolaborasi dalam masyarakat.
NPM : 2313053214
Jurnal yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” oleh Suparlan Suhartono membahas tentang perbedaan antara pandangan individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat. Perbedaan tersebut sebaiknya tidak dijadikan sebagai konflik, melainkan diurus dengan bijaksana berdasarkan nilai-nilai moral dan etika, sehingga mampu menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial.
Terdapat tiga komponen moral dan etika dalam bermasyarakat yang perlu diperkuat agar dapat berkembang secara berkelanjutan. Pertama, pentingnya memiliki kesadaran moral. Kesadaran moral mendorong timbulnya ikatan sosial melalui kolaborasi dalam kehidupan bersama. Kedua penting untuk menumbuhkan kreativitas dalam reproduksi. Pemahaman akan hal tersebut kemudian menginspirasi masyarakat untuk mengembangkan kreativitas dan produktivitas dalam kehidupan berkelompok. Ketiga, kita perlu mengontrol perilaku saat melakukan produksi. Dalam kehidupan bersama, baik secara individual maupun dalam lembaga sosial, penting bagi kita untuk mempertimbangkan tanggung jawab moral dan etika terhadap perilaku berproduksi.
Dengan kesadaran moral yang kuat, kreativitas didorong untuk berproduksi sesuai dengan norma-norma etika, agar terbentuk kehidupan masyarakat yang harmonis. Maka, penting bagi setiap individu untuk menanamkan, memperkuat, dan mengembangkan tiga pilar moralitas dan etika melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan tercapainya kesejahteraan umum, maka konflik sosial tidak meledak merusak kehidupan masyarakat, tetapi justru mendorong dinamika sosial ke arah kemajuan.
NPM: 2313053209
Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran KeFilasatan
Kehidupan masyarakat pada masa ini banyak sekali konfliknya. Konflik antara kepentingan umum dan kepentingan pribadi. Akan tetapi, konflik tersebut sudah jarang terlihat yang terlihat justru konflik antara individu atau group untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan yang disebabkan oleh berkembangnya ekonomi global.
Konflik-konflik tersebut jika dapat diatur dengan menyesuaikan nilai moral dan etika justru dapat menjadi kekuatan sosial untuk kehidupan bermasyarakat. komponen moral dan etika bermasyarakat yang sangat penting untuk dikembangkan secara lanjut melalui kehidupan bermasyarakat itu ada tiga yaitu
1. Kesadaran moral. Ketika seorang individu itu memiliki kesadaran moral maka akan mendorong individu tersebut untuk membuktikan bahwa ia memiliki potensi yang terbatas dan harus mempertahankan eksistensinya sebagai manusia. Dengan kesadaran moral tersebut akan menciptakan kerjasama antar individu satu dengan individu lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Secara tidak langsung moral akan mendorong untuk membentuk suatu keterikatan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Kreativitas dalam reproduksi. Dengan memiliki kreativitas akan dapat membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik karena dapat produktif, mandiri sehingga akan menjadi masyarakat yang tidak bergantung.
3. Pengendalian perilaku dalam produksi. Karena kreativitas dalam produksi dapat dilakukan kapan saja sebab itu sebagai seorang manusia kita harus memiliki tanggung jawab agar tetap dapat menjaga kehidupan bermasyarakat yang damai dan juga sejahtera. Karena sejatinya moral dan etika dalam kreativitas adalah untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera.
Melalui ketiga hal tersebut yaitu memiliki kesadaran moral, kreativitas dalam produksi, dan juga pengendalian dalam produksi akan tercipta masyarakat yang damai dan sejahtera.
Npm:2313053211
Analisis jurnal 1 "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan"
berdasarkan jurnal tersebut secara umum diyakini bahwa terdapat dua konfli diantaranya individualisme dan kolektivisme, manajemen pendidikan dihadapkan pada pilihan antara menyeragamkan atau membebaskan kreativitas individual. Penyeragaman berisiko meredam kreativitas individu, sementara pembebasan dapat mengancam kemapanan sosial.
Tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang penting adalah kesadaran moral, pembangunan eksistensi kehidupan manusia menuju tujuan bersama, dan pencapaian kesejahteraan umum baik secara kolektif maupun untuk setiap individu. Kesadaran moral mendorong kerja sama dalam mengatasi keterbatasan potensi individual, menciptakan kekuatan sosial untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Kesadaran moral menjadi pendorong utama terbentuknya keterikatan sosial dan kerjasama dalam masyarakat. Ini memunculkan wawasan bagi individu, meningkatkan kreativitas dan produktivitas, terutama dari golongan tengah yang kompeten dalam pemberdayaan IPTEK. Kreativitas mereka membantu meningkatkan produksi pangan, sandang, papan, dan perlengkapan hidup lainnya. Potensi kreatif ini memajukan masyarakat menuju kemandirian, bukan ketergantungan. Pengendalian perilaku dalam berproduksi menjadi krusial untuk menghindari eksploitasi sumber daya alam yang merugikan ekosistem.
Kesadaran moral dan etika mendorong produksi yang berkelanjutan, menjaga kesejahteraan umum, dan membentuk masyarakat berkeadilan. Tiga pilar moralitas dan etika ini harus ditanam dalam individu melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat, menghasilkan dinamika positif antara individualisme dan kolektivisme. Hasilnya adalah masyarakat berkeadilan yang memungkinkan setiap individu mengoptimalkan potensinya, menciptakan suatu sistem manajemen sosial yang berjalan harmonis
NPM : 2313053196
Artikel yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatat" ini membahas mengenai hubungan dinamis antara individu dan masyarakat, menyoroti pentingnya kesadaran moral dan etika dalam menciptakan keseimbangan antara individualisme dan kolektivisme. Sebagai makhluk sosial, manusia bergantung satu sama lain, sehingga kesempurnaan sebuah masyarakat bergantung pada pengembangan kepribadian setiap individu.
Namun, terdapat ketegangan yang sering muncul antara nilai-nilai individualisme dan kolektivisme. Konflik ini dapat dikelola melalui kesadaran moral dan etika, yang berperan penting dalam membangun hubungan sosial yang adil dan harmonis. Kesadaran moral menjadi elemen kunci, terutama dalam dunia pendidikan, untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya, adil, dan sejahtera.
Tiga komponen utama kesadaran moral dan etika ditekankan sebagai kerangka untuk membangun keharmonisan sosial:
-Kesadaran Moral, yang mendorong kerja sama demi kesejahteraan bersama.
-Kreativitas dalam Reproduksi, yang memastikan masyarakat mampu mengelola sumber daya secara mandiri dan inovatif.
-Pengendalian Perilaku dalam Berproduksi, yang menekankan pentingnya tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
Dengan fondasi moral yang kuat, keseimbangan antara hak individu dan tanggung jawab sosial dapat terwujud. Hal ini memungkinkan terciptanya harmoni dalam masyarakat, di mana potensi individu dan kesejahteraan bersama tetap terjaga tanpa saling mengorbankan.
2353053019
Konflik antara individualisme dan kolektivisme di abad ke-21 memengaruhi kepemimpinan, sosial, dan moralitas masyarakat, terutama dalam konteks kepentingan individu versus kepentingan umum. Kesadaran moral dan etika yang seimbang penting untuk mengatasi hal ini, dengan pandangan Timur yang menekankan gotong royong, sedangkan pandangan Barat lebih fokus pada kebebasan individu. Pendidikan berperan krusial dalam membentuk kesadaran moral dan nilai-nilai etika, menghasilkan individu yang berkontribusi pada kemajuan sosial. Melalui pendidikan yang baik, diharapkan tercipta keseimbangan antara hak dan kewajiban, menjadikan masyarakat lebih adil dan bertanggung jawab.
NPM: 2313053212
Mencerminkan pembahasan tentang bagaimana nilai-nilai moral menjadi landasan kehidupan bersama, dianalisis melalui pendekatan filsafat. Kesadaran moral merujuk pada kemampuan individu atau kelompok untuk memahami dan menghayati nilai-nilai yang menentukan apa yang dianggap baik atau buruk dalam interaksi sosial. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, moralitas tidak hanya berperan sebagai pedoman individu, tetapi juga sebagai fondasi bagi terbentuknya harmoni, solidaritas, dan keteraturan sosial.
Pemikiran kefilsafatan yang disebutkan mengindikasikan pendekatan kritis dan reflektif untuk mengkaji moralitas. Pendekatan ini memungkinkan eksplorasi lebih dalam tentang asal-usul, peran, dan pengaruh moralitas terhadap dinamika sosial. Filsafat menyediakan kerangka konseptual untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti apa yang menjadi dasar moralitas dan bagaimana nilai-nilai moral dipertahankan atau ditantang dalam konteks modern. Ini mengisyaratkan bahwa tulisan tersebut akan menggali hubungan antara moralitas dan kehidupan sosial secara mendalam, dengan mempertimbangkan teori-teori etika dan filsafat sosial. Topik ini sangat relevan, terutama di era globalisasi dan digitalisasi, di mana nilai-nilai tradisional sering kali berhadapan dengan perubahan budaya dan teknologi. Pendekatan filsafat menawarkan cara untuk memahami tantangan ini dan memberikan solusi yang lebih reflektif dan universal.
NPM : 23113053206
Saya menganalisi bahwasanya jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat, yang merupakan sifat dasar manusia dan harus dikelola untuk mencapai keseimbangan. Konflik ini muncul karena adanya kepentingan individu yang sering bertentangan dengan kepentingan kolektif masyarakat. Jika tidak dikelola dengan baik, konflik ini dapat merusak tatanan sosial, terutama ketika kepentingan pribadi dan korupsi mendominasi. Kesadaran moral diidentifikasi sebagai kunci untuk mengendalikan konflik ini, menciptakan individu yang bertanggung jawab dan harmonis dengan masyarakat.
Pendidikan dianggap sebagai sarana penting untuk menanamkan nilai moral dan etika pada individu. Dengan pendidikan yang baik, diharapkan dapat lahir individu yang etis dan produktif. Jurnal ini juga mengusulkan agar individualisme dan kolektivisme disinergikan, dengan individualisme memberikan ruang untuk kreativitas dan kebebasan, sementara kolektivisme memperkuat solidaritas dan tujuan bersama. Kepemimpinan dengan kesadaran moral sangat penting untuk menjaga keseimbangan hak dan kewajiban dalam masyarakat, serta mengelola konflik sosial demi kesejahteraan bersama.
Arianti Chandra
2313053210
3/G
Analisis Jurnal 1: KESADARAN MORAL KEHIDUPAN BERMASYARAKAT : SUATU PEMIKIRAN KEFILSAFATAN
Jurnal ini mengidentifikasi bahwa konflik antara kepentingan individu dan kolektivisme dalam kehidupan masyarakat merupakan fenomena alami dalam kehidupan manusia. Penulis menyoroti bahwa potensi individualisme sering kali berujung pada keserakahan, sementara kolektivisme terhambat oleh kurangnya semangat kebersamaan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat manusia dan masyarakat untuk menilai konflik ini secara konstruktif. Kesadaran moral menjadi komponen kunci dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Setiap individu harus menyadari keterbatasan mereka dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, sehingga potensi individual dapat disatukan dalam sistem kerja sama yang kuat.
Penulis menekankan bahwa pendidikan moral adalah sarana penting untuk menanamkan kesadaran moral dan etika, sehingga individu mampu berperilaku secara bertanggung jawab dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang ideal harus mencakup pencerdasan spiritual, intelektual, dan moral untuk membentuk individu yang berkepribadian baik serta masyarakat yang berbudaya dan berkeadilan.
NPM : 2313053222
Artikel yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat" yang ditulis oleh Suparlan Suhartono membahas pentingnya kesadaran moral dalam mengelola konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat. Penulis menjelaskan bahwa filsafat moral berfungsi sebagai sistem komunikasi sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pendahuluan, penulis mengidentifikasi konflik antara kepentingan individu dan kolektif sebagai potensi bagi eksistensi masyarakat, di mana kesadaran moral dan etika menjadi kunci untuk mencapai keadilan dalam interaksi sosial. Metode yang digunakan adalah analisis dan sintesis yang dipadukan secara dialektik verifikatif, yang bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan baru yang dapat mendorong kesejahteraan umum dan mengurangi konflik sosial.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kesempurnaan kehidupan bersama bergantung pada pengembangan kepribadian individu dan kualitas sistem komunikasi dalam masyarakat. Penulis menekankan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme seharusnya tidak dibenturkan, melainkan dikelola dengan nilai-nilai moral dan etika, sehingga menciptakan kekuatan sosial yang positif. Meskipun dokumen ini memiliki kekurangan, seperti kurangnya data empiris dan contoh praktis, kelebihannya terletak pada pendekatan filsafat yang mendalam dan relevansi dengan isu sosial kontemporer.
Secara keseluruhan, dokumen ini memberikan wawasan berharga tentang peran kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat dan pentingnya mengharmoniskan kepentingan individu dan kolektif untuk mencapai kesejahteraan bersama.
NPM : 2313053202
Artikel "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat" karya Suparlan Suhartono membahas pentingnya kesadaran moral dalam mengelola konflik antara kepentingan individu dan kolektif. Penulis menjelaskan bahwa filsafat moral berfungsi sebagai alat komunikasi sosial untuk mencapai tujuan bersama, dengan kesadaran moral dan etika sebagai kunci keadilan dalam interaksi sosial.
Melalui analisis dialektik, artikel ini menunjukkan bahwa kehidupan bermasyarakat yang harmonis bergantung pada pengembangan individu dan kualitas komunikasi sosial. Konflik antara individualisme dan kolektivisme tidak seharusnya dipertentangkan, tetapi dikelola dengan nilai moral untuk menciptakan kekuatan sosial yang positif.
Meskipun kurangnya data empiris menjadi kelemahan, artikel ini tetap relevan dengan isu sosial modern, menawarkan wawasan tentang pentingnya kesadaran moral dalam menciptakan kesejahteraan bersama.
NMP: 2313053197
Jurnal berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan membahas tentang kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat dari perspektif filsafat dan etika. Terdapat konflik individualisme (kepentingan individu) dan kolektivisme (kepentingan masyarakat) yang merupakan bagian alami dari kehidupan manusia yang masih berlangsung hingga kini. Lalu korupsi memperparah konflik ini dan menyebabkan krisis kepemimpinan serta melemahkan dinamika sosial. Dari sudut pandang filsafat moral, konflik tersebut tidak perlu diakhiri tetapi perlu dikelola melalui kesadaran moral individu dan norma-norma etika yang adil. Kesadaran moral dianggap sebagai dorongan untuk berbuat baik dan merupakan sumber kreativitas individu, sementara normal etika mengarahkan perilaku individu untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi, kenapa disimpulkan bahwa pendidikan, baik formal maupun non formal, memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Dengan demikian, konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat dimanfaatkan sebagai energi sosial untuk mendorong kemajuan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
NPM : 2313053208
Jurnal ini mengulas konflik antara individualisme dan kolektivisme yang sering menjadi tantangan utama dalam kehidupan sosial. Ketegangan ini muncul ketika kepentingan pribadi berbenturan dengan kepentingan masyarakat, yang semakin diperumit oleh masalah korupsi dalam pemerintahan. Penulis menyoroti pentingnya kesadaran moral dan norma etika sebagai fondasi untuk menyelaraskan kedua kepentingan tersebut. Kesadaran moral dianggap mampu mendorong individu bertindak sesuai norma sosial, sementara etika menjadi panduan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan harmonis.
Dalam hal ini, pendidikan memiliki peran strategis untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan yang terintegrasi dengan pengembangan kecerdasan spiritual, intelektual, dan moral diyakini mampu menciptakan individu yang kreatif, produktif, dan bermoral. Selain itu, kreativitas individu harus diarahkan melalui kesadaran moral agar kemajuan yang dihasilkan tidak hanya berdampak positif secara pribadi, tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan. Dengan demikian, konflik antara individualisme dan kolektivisme dapat dikelola secara konstruktif untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
NPM : 2353053018
Jurnal ini membahas konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan bermasyarakat yang sering terjadi karena benturan kepentingan individu dengan kepentingan umum. Dalam sejarahnya, konflik ini dianggap alami dan sering diperumit oleh korupsi, sehingga menghambat pembangunan sosial. Pendekatan filsafat moral menggarisbawahi bahwa solusi bukan menghilangkan konflik, melainkan mengelolanya melalui kesadaran moral dan norma etika.
Kesadaran moral adalah dorongan batin untuk berbuat baik yang menjadi dasar kreativitas individu. Kreativitas ini perlu diarahkan oleh norma etika agar tujuan bersama tercapai tanpa mengorbankan potensi individu. Masyarakat ideal, menurut jurnal ini, adalah yang menyeimbangkan potensi individual dan sosial, sehingga kolektivisme tidak menekan individu, dan individualisme tidak merugikan masyarakat.
Pendidikan dianggap sebagai cara paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika ini. Dalam kehidupan bermasyarakat, proses pendidikan membantu individu memahami tanggung jawab sosial mereka, memadukan potensi kreatif individu ke dalam kerja sama kolektif, dan mendukung kesejahteraan bersama. Pada akhirnya, kesadaran moral yang kuat dapat memotivasi individu untuk berkontribusi positif, menciptakan masyarakat yang adil dan dinamis.
NPM: 2313053201
Kelas: 3/G
Analisis Jurnal 1: Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Jurnal ini membahas tentang konflik antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat, yang merupakan bagian alami dari kehidupan sosial manusia. Konflik ini sering muncul ketika individu merasa haknya bertentangan dengan kebutuhan umum, misalnya dalam kasus pengambilalihan tanah untuk pembangunan. Jurnal ini menyarankan bahwa konflik tersebut sebenarnya dapat menjadi sumber kemajuan, jika dikelola dengan kesadaran moral dan etika.
Moralitas mendorong individu untuk bertindak dengan rasa tanggung jawab dan peduli pada kepentingan orang lain, sementara etika menjadi panduan norma dalam berperilaku. Pendidikan menjadi peran kunci dalam menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki integritas dan tanggung jawab sosial. Melalui pendidikan yang baik, individu diharapkan mampu menyeimbangkan hak pribadi dengan kewajiban terhadap masyarakat.
Jurnal ini juga mengkritik budaya materialisme dan korupsi yang sering menghambat kesejahteraan umum, menekankan bahwa perubahan sosial hanya dapat dicapai melalui "revolusi moral" yang diperkuat oleh pendidikan.
Jadi kesimpulannya, konflik antara kepentingan pribadi dan kolektif tidak perlu dihindari, melainkan dikelola agar menjadi energi positif bagi masyarakat. Dengan moral dan etika yang kuat, masyarakat dapat mencapai keseimbangan yang adil di mana setiap individu memiliki kebebasan untuk berkembang dan tetap mendukung kesejahteraan bersama.
NPM: 2313053216
Kelas: 3G
Jurnal ini berjudul Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan
Pada bagian awal jurnal ini membahas mengenai kehidupan masyarakat di abad ke 21 yang di penuhi dengan konflik. Akibat lemahnya moralitas dan etika, terutama di kalangan pemimpin. Oleh karena itu kunci dari konflik yang terjadi ini adalah dengan mempunyai kesadaran moral dan etika sehingga kepentingan akan terselenggarakan dengan secara berkeadilan.
Selanjutnya jurnal ini menjelaskan mengenai filsafat, di mana filsafat itu berarti cinta dan kearifan. Di mana cinta dan kearifan ini melibatkan nilai-nilai aksiologia, keindahan, kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu, filsafat tidak hanya mencakup pemikiran teoritis, tetapi juga sistem perilaku yang berlandaskan moralitas dan etika, menjadikannya panduan dalam mencapai kehidupan yang bijaksana dan bernilai.
Selanjutnya jurnal ini membahas arti dari moral dan etika, di mana moral adalah dorongan atau semangat batin untuk melakukan perbuatan baik. Sedangkan etika diartikan sebagai filsafat moral. jurnal ini juga menekankan bahwa moral dan etika memiliki tujuan yang sama, yaitu memandu perilaku manusia untuk hidup baik dalam konteks individu maupun masyarakat. moral menyediakan dorongan abstrak untuk kebaikan, sedangkan etika memberikan kerangka konkret untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam kehidupan sosial.
Selanjutnya membahas tentang pemikiran filosofis tentang manusia dan masyarakat, kehidupan bermasyarakat adalah sistem manajemen untuk mengorganisasi kemampuan individu menjadi kekuatan sosial, saling memberi dan menerima manfaat seperti yang dijelaskan Ki Ageng Suryomentaram. Kehidupan masyarakat bergantung pada hubungan harmonis antara individu dan masyarakat. Masyarakat mengorganisir potensi individu untuk mencapai tujuan bersama, dan sebaliknya, individu juga membutuhkan masyarakat untuk berkembang. Veeger menyoroti saling ketergantungan antara individu dan masyarakat, dengan kehidupan bermasyarakat yang berkeadilan sebagai tujuan utamanya
Mengenai moral dan etika bermasyarakat dalam pendidikan, didalam pendidikan terkandung benih moral, berupa dorongan untuk setiap orang berbuat baik. pentingnya pendidikan dalam membentuk manusia yang berkepribadian matang dan berperilaku adil dalam masyarakat. Manusia secara alami memiliki sifat labil, yang jika tidak dibina dengan tepat, dapat merusak kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan mendasar, dengan tujuan untuk menumbuhkan tiga potensi kejiwaan manusia: rasa, cipta, dan karsa, yang dapat membawa individu menuju kedewasaan dan kehidupan yang lebih baik.
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai proses untuk menuntun potensi anak agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan intelektual, tetapi juga mencerdaskan spiritual dan moral, agar individu dapat hidup adil dan produktif.
Terakhir jurnal ini membahas mengenai komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan, yang pertama adalah, kesadaran moral. kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat. Kedua adalah kreativitas dalam reproduksi, dan yang terakhir pengendalian perilaku dalam berproduksi.
NPM : 2313053213
Analisis jurnal 1 :
Jurnal tersebut menjelaskan bahwa konflik antara individualisme dan kolektivisme merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat manusia. Meskipun konflik ini telah ada sepanjang sejarah dan masih berlanjut hingga saat ini, keberadaan korupsi semakin memperburuk dinamika tersebut. Pendekatan filsafat moralitas menunjukkan bahwa, alih-alih mengakhiri konflik tersebut, penting untuk mencari cara untuk menggabungkan kedua potensi yang bertentangan ini, dengan hati nurani dan perilaku etis sebagai kunci solusi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kesadaran moralitas dan norma etika memegang peranan penting. Hati nurani yang mencerminkan kebebasan individu dan kreativitas dapat menjadi sumber daya yang kuat untuk menyelesaikan konflik ini. Di sisi lain, norma etika yang baik dapat mengarahkan kreativitas individu untuk berkontribusi pada perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, membangun masyarakat yang memiliki kesadaran moralitas individu yang tinggi serta norma-norma etika yang baik adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan dan berkembang.
NPM : 2313053198
Jurnal ini membahas tentang konflik antara kepentingan individu dan kolektif dalam masyarakat. Konflik ini muncul ketika individu terlalu fokus pada kebutuhan pribadi, atau sebaliknya, ketika kepentingan masyarakat mengesampingkan hak individu. Untuk mengatasi ketegangan ini, pentingnya kesadaran moral dan etika sebagai panduan perilaku, yang memungkinkan individu dan masyarakat mencapai keseimbangan dan keadilan.
Keterikatan individu dengan masyarakat yang bersifat saling bergantung menunjukkan bahwa kolaborasi dan komunikasi yang baik menjadi fondasi dalam mengelola keberagaman kepentingan. Selain itu, perdebatan antara individualisme dan kolektivisme tidak perlu menjadi kontradiksi, tetapi dikelola melalui nilai-nilai moral dan etika untuk menciptakan harmoni. Sistem kerja sama yang efektif juga menjadi solusi untuk memanfaatkan potensi individu guna mencapai tujuan bersama.
Jurnalini juga menekankan peran moral yang abstrak dan etika yang lebih konkret dalam mengarahkan perilaku individu. Dengan dorongan moral yang kuat dan prinsip etika normatif, potensi konflik dalam masyarakat dapat diminimalkan. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat yang sejahtera membutuhkan pengelolaan konflik dengan nilai-nilai moral, kerja sama, dan kesadaran bersama.
NPM : 2313053219
Jurnal ini berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan" oleh Suparlan Suhartono. Fokus utama jurnal ini adalah konflik antara individualisme (kepentingan individu) dan kolektivisme (kepentingan masyarakat) yang menjadi tantangan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik tersebut sering kali diperburuk oleh perilaku korupsi yang semakin merajalela, terutama di sektor pemerintahan. Konflik ini muncul karena kepentingan individu sering kali berbenturan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Di sisi lain, kolektivisme yang berlebihan juga dapat menekan kebebasan individu. Konflik ini telah bergeser menjadi perebutan kekuasaan politik yang sering diwarnai oleh praktik politik uang, sehingga pemimpin yang terpilih tidak lagi aspiratif terhadap kepentingan umum.
Sehingga perlu ditekankan bahwa kesadaran moral diperlukan untuk menyelaraskan kedua kepentingan tersebut. Kesadaran moral adalah dorongan batin untuk melakukan hal yang baik dan bernilai guna. Pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, dipandang sebagai jalan utama untuk menanamkan kesadaran moral. Pendidikan yang efektif dapat membantu individu mengembangkan tiga potensi utama: rasa, cipta, dan karsa.
Penulis mengidentifikasi tiga pilar utama yang perlu dibangun untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan: Kesadaran moral, kreativitas dalam reproduksi, dan pengendalian perilaku.
NPM: 2313053207
Moralitas sebagai Fondasi Interaksi Sosial
Jurnal ini mengeksplorasi moralitas sebagai sistem fundamental yang menentukan kualitas kehidupan bermasyarakat. Kesadaran moral merupakan kemampuan kolektif untuk membedakan, memahami, dan menghayati nilai-nilai etis yang mengatur interaksi antarmanusia.
Dalam perspektif filosofis, moralitas tidak sekadar seperangkat aturan abstrak, melainkan mekanisme dinamis yang membentuk struktur sosial. Ia berperan sebagai kompas yang mengarahkan individu untuk berinteraksi secara bermartabat, membangun harmoni, dan menciptakan solidaritas dalam keragaman.
Pendekatan kritis filosofis memungkinkan penelaahan mendalam terhadap kompleksitas moral. Fokusnya bukan sekadar mengidentifikasi baik-buruk, melainkan mengupas akar, fungsi, dan transformasi nilai moral dalam konteks sosial yang terus berubah.
Era globalisasi dan digitalisasi menimbulkan tantangan signifikan bagi sistem moral tradisional. Teori filosofis menawarkan kerangka konseptual untuk memahami dan merespons pergeseran ini, dengan mempertahankan prinsip-prinsip universal sambil mengakomodasi dinamika kontemporer.
Filsafat menghadirkan ruang refleksi kritis untuk mempertanyakan:
- Dasar-dasar pembentukan moralitas
- Mekanisme reproduksi nilai-nilai etis
- Strategi mempertahankan integritas moral di tengah perubahan sosial
Signifikansi jurnal ini terletak pada kemampuannya menyediakan perspektif komprehensif tentang moralitas. Bukan sekadar mendefinisikan benar-salah, namun menghadirkan pemahaman mendalam tentang bagaimana nilai moral menopang kehidupan sosial.
Kesimpulannya, moralitas adalah sistem dinamis yang terus berkembang, membutuhkan refleksi berkelanjutan untuk memahami perannya dalam membentuk masyarakat yang berkeadaban, inklusif, dan bermartabat.
NPM : 2313053221
Jurnal “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” oleh Suparlan Suhartono membahas tentang menekankan pentingnya kesadaran moral dan norma etika dalam mengatasi konflik antara individualisme dan kolektivisme di masyarakat. Suhartono mengemukakan bahwa konflik ini merupakan bagian dari sifat dasar manusia, yang semakin buruk karena perilaku korup. Pembelajaran nilai-nilai moral dan etika dianggap sebagai solusi untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan perorangan dan kepentingan masyarakat.
Dengan meningkatkan kesadaran moral, setiap individu dapat bertindak lebih bertanggung jawab, yang pada gilirannya akan memperkuat norma-norma sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan bersama. Kesadaran moral yang kuat dalam diri individu bisa mengurangi konflik serta membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
NPM:2313053223
Jurnal ini menyoroti konflik yang terus berlangsung antara kepentingan individu (individualisme) dan masyarakat (kolektivisme). Konflik ini dianggap alami dalam kehidupan sosial, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan ketimpangan, seperti perilaku egois, eksploitasi sumber daya, hingga korupsi. Penulis menyatakan bahwa konflik tersebut tidak perlu dihilangkan, tetapi harus dikelola berdasarkan kesadaran moral dan etika.
Kesadaran moral diartikan sebagai kemampuan individu untuk memahami nilai-nilai kebaikan dan bertindak sesuai dengan norma sosial. Kesadaran ini menjadi dasar perilaku yang bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pandangan filsafat, individu tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri, tetapi juga memiliki kewajiban terhadap masyarakat. Sebaliknya, masyarakat memberikan ruang kepada individu untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya.
Penulis juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat utama untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, harus mencakup tiga aspek utama:
1. Pencerdasan spiritual, yang membantu individu memahami tujuan hidup.
2. Pencerdasan intelektual, untuk menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan.
3. Pencerdasan moral, yang membimbing perilaku individu agar bernilai baik bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Selain itu, jurnal ini juga menyoroti kreativitas individu sebagai kunci kemajuan masyarakat. Kreativitas harus diarahkan oleh norma etika agar tidak menjadi destruktif. Dalam kehidupan bermasyarakat, kolaborasi antara individu dan komunitas diperlukan untuk mencapai kesejahteraan umum. Kesadaran moral mendorong kerja sama ini, menciptakan harmoni antara kebebasan individu dan kebutuhan kolektif.
Penulis mengusulkan revolusi moral" untuk memperbaiki kondisi sosial saat ini. Revolusi ini harus dilakukan melalui pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesyukuran, kesabaran, dan keikhlasan. Dengan kesadaran moral yang tinggi, norma-norma etika dan hukum akan lebih mudah diikuti oleh semua pihak, terutama oleh pemimpin masyarakat. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi landasan untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya, berkeadilan, dan berkepribadian ideal.
jurnal ini menawarkan pandangan bahwa harmoni antara individualisme dan kolektivisme tidak harus menjadi konflik. Sebaliknya, keduanya dapat saling melengkapi jika didasarkan pada kesadaran moral yang kuat. Dalam masyarakat yang berkeadilan, individu dapat mengoptimalkan potensi dirinya tanpa mengorbankan keseimbangan sosial. Dengan demikian, kesadaran moral dan etika bukan hanya dasar perilaku individu, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membangun kehidupan masyarakat yang maju, produktif, dan berkeadilan.
NPM: 2313053218
Kelas: 3G
Hasil analisis dari jurnal yang berjudul "Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan."
Jurnal ini membahas tentang bagaimana pada abad ke-21 kehidupan masyarakat manusia masih diliputi dengan berbagai macam konflik. Ada dua macam jenis konflik kepentingan yaitu diantaranya kepentingan umum keseluruhan masyarakat dan kepentingan khusus bagi setiap individu.
Namun kini tradisi konflik antara kepentingan individu dan masyarakat melemah dan bahkan cenderung tidak muncul ke permukaan, sedangkan yang muncul adalah konflik antara individu atau grup untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Seperti proses demokrasi untuk meraih suatu kekuasaan semakin dikendalikan sepenuhnya dengan sistem money politik. Hal ini yang dapat menghasilkan pemimpin yang tidak aspiratif bagi kepentingan umum. Di sepanjang masa jabatannya mereka sibuk dengan menciptakan kesempatan berkorupsi akibat dari hal tersebut maka nantinya terjadi krisis kepemimpinan, jika demikian maka dinamika sosial untuk meraih tujuan umum telah melemah. Jika tradisi konflik kepentingan individu dan masyarakat itu menggairahkan kehidupan masyarakat, maka gairah itu kini berubah menjadi sebuah kesibukan yang menghabiskan energi untuk memerangi para koruptor. Akibatnya jalan menuju pencapaian tujuan umum menjadi buntu, padahal jika para penguasa memiliki komitmen moral dan etika yang kuat maka mengelola tradisi konflik kepentingan justru memberikan keuntungan bagi seluruh individu dan masyarakat dan otomatis bagi para pemimpin. Karena di dalam diri individu terdapat potensi sosial dan di dalam masyarakat juga terdapat potensi individu tetapi para pemimpin justru memanfaatkan tradisi konflik sosial sebagai alat penyelamatan diri bagi mereka.
Hal tersebut mencari kejelasan kembali tentang hakikat manusia dan masyarakatnya agar kemudian bisa menilai kelayakan konflik antara individualisme dan kolektivisme di dalam kehidupan bermasyarakat.
Di dalam jurnal ini juga dijelaskan bagaimana arti dan isi dari filsafat. Jadi filsafat itu berarti cinta kearifan. Pada dasarnya dalam ungkapan cinta dan kearifan terkandung suatu pengetahuan mendalam (hakikat). Kata cinta menunjukkan adanya hubungan menyatukan antara subjek dan objek, di mana subjek melakukan suatu kebaikan terhadap objek. Untuk itu maka tanpa pengetahuan mendalam mengenai sifat hakikat objek tidak mungkin subjek bisa melakukan kebaikan terhadap objek, begitu pula halnya di balik istilah kearifan juga terdapat suatu pengetahuan mendalam berupa nilai-nilai. Moral juga ikut dibahas dalam jurnal ini yaitu arti moral dan etika, moral dan etika memiliki hubungan yang dapat dirumuskan bahwa moral lebih bersifat abstrak universal sedangkan etika lebih bersifat konkrit khusus (objektif).
Di dalam jurnal juga membahas bagaimana pemikiran fisiologis tentang manusia dan masyarakat. Jadi pemikiran filosofis tentang manusia, pada umumnya pandangan "Timur" menitikberatkan sifat hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ki Ageng Suryomentaram (1974)
misalnya, berpendapat bahwa: “manusia termasuk jenis yang cara hidupnya berkelompok, jadi
serupa dengan jenis lebah. Dalam kelompok, orang saling memberi dan mengambil kefaedahan
masing-masing. Tindakan tersebut dinamakan gotong -royong atau kemasyarakatan.
Kesadaran moral dan dasar etika bermasyarakat juga dibahas dalam jurnal ini secara langsung atau tidak langsung moralitas dan etika hanya bisa dilakukan secara sempurna dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang hidup dengan mengisolasi diri di tengah hutan seolah-olah tidak memiliki moral dan etika, tetapi ketika mulai memanfaatkan sumber daya hutan dengan cara pemanfaatannya yang cenderung merusak maka perilakunya sudah masuk dalam lingkup moral dan etika. Karena memiliki sifat yang universal, maka pemikiran tentang moral dan etika lebih menyoal pada masalah keadaan moral yang berkedudukan pada awal dari seluruh kegiatan hidup atas kesadaran moralnya seseorang tergolong untuk melakukan perbuatan yang baik dan juga bernilai guna bagi kelangsungan dan tujuan hidup. Kesadaran moral juga sangat berfungsi sebagai pengendalian perilaku sedemikian rupa sehingga seseorang mampu berperilaku jujur menurut moralitas bersyukur, bersabar, dan berikhlas. Sebenarnya kesadaran moral selalu ada di dalam setiap orang, namun sering sekali terhalang oleh hawa nafsu negatif yang mendorong suatu perbuatan yang dilakukan. Sehingga kesadaran moral memiliki kekuatan memposisikan dan membuktikan segala potensi individu untuk social eforcement. Sedangkan masyarakat difungsikan sebagai sistem proses mencapai kesejahteraan umum, maka dari itu tidak perlu lagi terjadi saling menyudutkan antara paham individualisme dan kolektivisme. Dengan kesadaran moral kebebasan dan kreativitas individu mendapat saluran yang tepat dan sebaliknya kolektivisme bisa mendapatkan jati diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Ikatan sosial di moral dan etika bermasyarakat dalam pendidikan, ikatan sosial dapat saling mendidik hal ini menunjukkan bahwa di dalam pendidikan terkandung benih moral berupa dorongan sosial setiap orang untuk saling berbuat baik dengan sistem hubungan ko-eksistensial saling mendidik, berarti nilai kebenaran menyebar dan berkembang sehingga kehidupan bermasyarakat akan menjadi lebih dinamis ke arah kemajuan. Hal itu berarti di balik dorongan moral saling mendidik juga menunjukkan adanya keadilan sosial. Kemudian nilai keadilan sosial itu di dalam pendidikan dikembangkan menjadi suatu sistem filsafat yaitu disebut dengan etika.
Sehingga kesimpulan dari jurnal ini yaitu konflik dua paham sosial antara individualisme dan kolonialisme tidak perlu dibenturkan tetapi justru perlu dikelola menurut nilai-nilai moral dan etika sehingga menjadi kekuatan sosial bagi kehidupan masyarakat. Adapun tiga komponen moral dan etika dalam bermasyarakat yang perlu dikembangkan dan juga dibina secara berkelanjutan.
1. Kesadaran moral, kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterkaitan sosial dalam bentuk kerja sama dalam kehidupan masyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian berfungsi menjadi suatu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
2. Kreativitas dalam reproduksi wawasan sosial tersebut selanjutnya mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas, kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh lapisan sosial golongan tengah. Golongan ini adalah kaum intelektual yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan iptek.
3. Pengendalian perilaku dalam berproduksi, teknologi dan perindustrian memiliki kekuatan pelipat gandaan dalam berproduksi. Tetapi perlu diingat bahwa karakteristik berproduksi seperti itu berakibat eksploratif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam sehingga ekosistem bisa terancam. Untuk itu maka dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individual maupun kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung jawab atas perilaku berproduksi.
Jadi kesadaran moral yang kuat mampu mendorong kreativitas untuk berproduksi secara terkendali sesuai dengan norma-norma etika ke arah terbentuknya kehidupan masyarakat yang berkeadilan.
NPM : 2313053199
Analisis Jurnal 1 : Kesadaran moral kehidupan bermasyarakat: Suatu pemikiran kefilsafatan
NPM : 2353053033
Kelas : 3G
Artikel ini yang berjudul “Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan” karya Suparlan Suhartono mengupas tentang perbedaan antara individualisme dan kolektivisme dalam masyarakat. Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi sumber konflik, tetapi dikelola dengan bijak berdasarkan prinsip moral dan etika, sehingga dapat menjadi sumber kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial.
Terdapat tiga elemen utama moral dan etika yang perlu ditingkatkan untuk keberlanjutan kehidupan bermasyarakat. Pertama, pentingnya kesadaran moral. Kesadaran ini memperkuat ikatan sosial melalui kerja sama dalam kehidupan bersama. Kedua, pentingnya membangun kreativitas dalam proses reproduksi sosial, yang mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam kehidupan kelompok. Ketiga, pengendalian perilaku dalam proses produksi. Dalam kehidupan individu maupun lembaga sosial, perilaku produktif harus didasari tanggung jawab moral dan etika.
Kesadaran moral yang kokoh mendorong kreativitas untuk berproduksi sesuai norma etika, menciptakan masyarakat yang harmonis. Oleh karena itu, setiap individu perlu menanamkan dan memperkuat ketiga pilar moral dan etika ini melalui pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, kesejahteraan bersama dapat tercapai, konflik sosial dapat diredam, dan dinamika sosial dapat diarahkan menuju kemajuan.
2313053203
membahas tentang konflik antara individualisme dan kolektivisme dalam kehidupan bermasyarakat, yang diwarnai oleh perilaku koruptif. Penulis menganalisis bahwa konflik ini dapat diatasi melalui kesadaran moral dan etika. Kesadaran moral mendorong individu untuk berbuat baik dan membangun kehidupan bersama, sementara etika memberikan kerangka norma untuk mengatur perilaku sosial.
Npm :2353053032
Dapat disimpulkan bahwa dalam jurnal tersebut membahas tentang filsafat moral dan etika itu saling berkaitan dan membuat kerangka pikiran dengan adanya filsafat sebagai morality etika adalah sebagai penentu maka bisa disebutkan bahwa saling berkaitan, lalu filosofis tentang masyarakat dan manusia adalah manusia itu adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan oleh karena itu masyarakat agar sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan Sebaliknya apabila manusia tidak bermasyarakat dan individu Maka manusia tidak dapat berkembang karena Karena manusia memiliki keterikatan Individual, kesadaran moral dan etika dalam masyarakat dapat menciptakan suatu organisasi yang saling menguntungkan karena sumber daya manusia yang ada di sekitar masyarakat lalu untuk moral dan etika di masyarakat dalam pendidikan karena ketika kita lahir kita dalam keadaan labil jadi kita perlu masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada dan belajar dengan hal-hal yang di sekitar kita seperti tentang budaya tentang kebiasaan dan sebagai nya.
Npm : 2353053031
2313053200
3G
menurut saya, jurnal tab. membahas tentang kesadaran moral dalam kehidupan bermasyarakat, yang berfokus pada hubungan antara individu dan masyarakat.
jurnal tsb. menyoroti pentingnya pemimpin yang memiliki komitmen moral dan etika yang kuat. jika pemimpin bisa mengelola konflik kepentingan dengan baik, maka semua orang, termasuk mereka sendiri, akan mendapatkan manfaat. namun, seringkali pemimpin justru memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi mereka, meskipun mereka terlihat seolah-olah membela kepentingan umum .
di jurnal tsb. juga dibahas tentang bagaimana individu dan masyarakat saling bergantung. karna setiap orang perlu mengembangkan potensi diri mereka, tetapi pada saat yang sama, masyarakat juga harus memberikan ruang bagi individu untuk tumbuh. hal ini menciptakan keseimbangan yang baik antara kebutuhan individu dan kebutuhan kolektif.
jurnal tsb. memandang bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain, mirip dengan cara kerja lebah dalam koloni. dalam masyarakat, orang saling memberi dan menerima manfaat, yang dikenal sebagai gotong royong. hal ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan perlu berkolaborasi untuk mencapai kesejahteraan bersama.
memperbaiki kualitas komunikasi dalam masyarakat merupakan hal sangat penting. jika komunikasi baik, maka individu bisa berkembang dengan baik, dan sebaliknya, masyarakat juga akan lebih baik. namun, seringkali ada kebingungan tentang apakah masyarakat harus lebih diutamakan daripada individu atau sebaliknya. hal inilah yang menjadi dilema banyak masyarakat.
jurnal tsb. juga menekankan bahwa perilaku baik, baik secara individu maupun sosial, sangat penting. dengan memahami etika dan moral, kita bisa membangun masyarakat yang lebih baik dan menghindari konflik yang merusak. jadi, filsafat moral menjadi kerangka penting dalam memahami perilaku manusia dalam konteks sosial.