Posts made by Rhahel maryam Al adda wiyah

Pengertian Folklore:
Folklore merujuk pada warisan budaya lisan, seperti cerita rakyat, legenda, nyanyian rakyat, kepercayaan, dan tradisi lisan lainnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Folklore mencerminkan identitas dan nilai-nilai suatu komunitas.

Ciri-Ciri Folklore:
1. Lisan: Sebagian besar folklore disampaikan secara lisan, diwariskan melalui cerita, nyanyian, atau tuturan.
2. Tradisional: Folklore berkembang dalam masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun.
3. Variabilitas: Cerita atau tradisi sering mengalami variasi dalam penyampaian antarberbagai komunitas atau individu.
4. Beraneka Ragam Bentuk: Folklore dapat berupa cerita rakyat, legenda, mitos, nyanyian rakyat, tarian, atau kepercayaan.

Jenis-Jenis Folklore:
1. Cerita Rakyat (Folktales): Naratif tradisional yang mengandung unsur-unsur fantastis atau moral, sering kali melibatkan karakter mitologis.
2. Legenda: Cerita yang sering kali berdasarkan pada kisah nyata, meskipun dapat mengandung unsur-unsur legendaris atau ajaib.
3. Mitos: Cerita yang menjelaskan asal-usul atau makna keberadaan alam semesta, dewa-dewi, atau kejadian alam tertentu.
4. Nyanyian Rakyat (Ballads): Puisi yang dinyanyikan, sering kali mengisahkan kisah cinta atau kejadian dramatis.
5. Tarian dan Ritual: Gerakan tubuh atau aksi simbolis yang diwariskan sebagai bagian dari tradisi budaya.
6. Peribahasa dan Pepatah: Ungkapan bijak atau nasihat yang diwariskan melalui kata-kata yang berkesan.
7. Pantun: Puisi pendek yang sering kali berupa kelompok dua baris yang berima.
1. Identifikasi Tujuan Wawancara:
Tentukan tujuan utama wawancara dan apa yang ingin Anda capai melalui pertanyaan.
2. Pahami pembaca
Kenali pembaca yang dituju oleh wawancara untuk mengarahkan gaya dan tingkat kedalaman pertanyaan.
3. Rancang Pertanyaan Terstruktur:
Susun daftar pertanyaan terstruktur yang mencakup berbagai aspek topik yang akan dibahas.
4. Tentukan urutan pertanyaan berdasarkan kompleksitas dan relevansi untuk membangun alur wawancara yang lancar.
5. Gunakan Pertanyaan Terbuka dan Spesifik:
Gabungkan pertanyaan terbuka untuk memulai diskusi dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan detail lebih lanjut.
6. Hindari Pertanyaan Ganda:
Pastikan setiap pertanyaan hanya mengandung satu inti pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang fokus.
Teknik wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari seseorang melalui pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini salah satu hal penting terkait wawancara:
1. Mempelajari atau memahami tentang latar belakang narasumber yang akan diwawancarai.
2. Mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan tema yang telah dipilih.
3. Pada saat wawancara harus fokus serta mencatat atau merekam sesi wawancara.
4. Saaat wawancara hindari memotong pembicaraan narsumber ketika menjelaskan sesuatu.
Persiapkan diri sebelum wawancara: sebelum melakukan wawancara, persiapkan diri dengan baik. Lakukan riset tentang narasumber dan topik yang akan dibahas. Siapkan daftar pertanyaan yang relevan dan sesuai dengan topik yang akan dibahas. Jangan lupa untuk berdoa dan meminta restu orang tua agar wawancara berjalan lancar.
5. Buat suasana nyaman: buat suasana yang nyaman dan ramah agar narasumber merasa nyaman dan terbuka dalam memberikan informasi. Jangan terlalu formal dan kaku dalam melakukan wawancara.
6. Gunakan teknik wawancara yang tepat: gunakan teknik wawancara yang tepat seperti teknik mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan terbuka, dan mengajukan pertanyaan tertutup. Teknik wawancara yang tepat dapat membantu narasumber memberikan informasi yang lebih detail dan akurat.
7. Hindari pertanyaan yang terlalu umum: hindari pertanyaan yang terlalu umum dan tidak relevan dengan topik yang dibahas. Usahakan pertanyaan yang diajukan spesifik dan terkait dengan topik yang dibahas.
Catat atau rekam wawancara dengan benar: catat atau rekam wawancara dengan benar agar informasi yang diberikan oleh narasumber dapat terdokumentasi dengan baik
jenis-jenis wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
-Wawancara terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan diikuti secara teratur
- Wawancara tidak terstruktur: jenis wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan lebih mengikuti alur percakapan
- Wawancara semi-terstruktur: jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, namun memberikan kebebasan pada pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan lebih lanjut

Selain itu, terdapat beberapa teknik wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber sejarah lisan
- Teknik mendengarkan aktif: teknik yang dilakukan dengan cara mendengarkan dengan seksama dan memberikan respons yang tepat pada pengkisah
- Teknik mengajukan pertanyaan terbuka: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang panjang dan detail
- Teknik mengajukan pertanyaan tertutup: teknik yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang memungkinkan pengkisah memberikan jawaban yang singkat dan jelas.

Sartono Kartodirdjo (1991) merumuskan sejarah lisan sebagai cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan. Salah satu metode dalam penelitian sejarah dapat menggunakan metode penelitian sejarah lisan, yang mana metode ini biasanya digunakan dalam historiografi kontemporer.

Tradisi lisan adalah segala wacana yang disampaikan secara lisan, mengikuti cara atau adat istiadat yang telah memola dalam suatu masyarakat.
Contoh sejarah lisan sebagi berikut
1. Peristiwa Perumusan Supersemar
Peristiwa perumusan Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret. Isi Supersemar adalah kesaksian dari Jenderal M. Yusuf, Dr. Subandrio, serta kesaksian dari mahasiswa yang ikut demokrasi Tritura
2.Berbentuk Legenda, Mitos, Cerita Rakyat, serta Dongeng
Misalnya, saat hari sudah malam, anak-anak tidak diperbolehkan untuk bermain di luar rumah sebab akan diculik oleh hantu yang jahat.