Septiana_2217011069_Hadir
Posts made by Septiana Septiana
Nama ; Septiana
Npm ; 2217011069
Kelas ; Kimia D
TUGAS PEND.PANCASILA PERTEMUAN-14
Jurnal ini membahas pentingnya, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa Pancasila adalah pedoman hidup yang berakar pada budaya dan agama bangsa Indonesia. Dalam konteks iptek, Pancasila bertindak sebagai panduan moral dan norma, sehingga setiap inovasi iptek yang dikembangkan harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tujuannya adalah memastikan iptek tidak membawa dampak buruk, seperti sekularisme atau kerusakan sosial.
Ada tiga jenis nilai Pancasila yang dibahas: nilai dasar, yang bersifat universal dan tidak terikat waktu; nilai instrumental, yang merupakan panduan praktis dalam pelaksanaan kebijakan sesuai konteks zaman; dan nilai praktis, yang terlihat dalam penerapan langsung di masyarakat. Dalam pengembangan iptek, nilai-nilai ini digunakan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai budaya, religiusitas, kemanusiaan, serta keadilan sosial. Misalnya, sila pertama mendorong integrasi akal dan hati dalam iptek, sedangkan sila kelima memastikan bahwa hasil iptek bermanfaat untuk kesejahteraan bersama.
Selain itu, pada jurnal ini juga menyoroti bagaimana nilai-nilai Pancasila terintegrasi secara historis, sosiologis, dan politis. Secara historis, Pancasila sudah tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yang menekankan "mencerdaskan kehidupan bangsa." Secara sosiologis, nilai Pancasila membantu masyarakat menghadapi isu-isu iptek, seperti dampak lingkungan dari teknologi. Secara politis, beberapa kebijakan pemerintah di masa lalu hingga sekarang telah mengaitkan iptek dengan nilai Pancasila.
Oleh karena itu, pada jurnal ini menyampaikan bahwa iptek di Indonesia harus dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Pancasila agar selaras dengan budaya dan moral bangsa. Hal ini penting supaya iptek tidak hanya menjadi alat kemajuan, tetapi juga tetap menjaga martabat manusia, solidaritas, dan keadilan.
Npm ; 2217011069
Kelas ; Kimia D
TUGAS PEND.PANCASILA PERTEMUAN-14
Jurnal ini membahas pentingnya, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa Pancasila adalah pedoman hidup yang berakar pada budaya dan agama bangsa Indonesia. Dalam konteks iptek, Pancasila bertindak sebagai panduan moral dan norma, sehingga setiap inovasi iptek yang dikembangkan harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tujuannya adalah memastikan iptek tidak membawa dampak buruk, seperti sekularisme atau kerusakan sosial.
Ada tiga jenis nilai Pancasila yang dibahas: nilai dasar, yang bersifat universal dan tidak terikat waktu; nilai instrumental, yang merupakan panduan praktis dalam pelaksanaan kebijakan sesuai konteks zaman; dan nilai praktis, yang terlihat dalam penerapan langsung di masyarakat. Dalam pengembangan iptek, nilai-nilai ini digunakan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai budaya, religiusitas, kemanusiaan, serta keadilan sosial. Misalnya, sila pertama mendorong integrasi akal dan hati dalam iptek, sedangkan sila kelima memastikan bahwa hasil iptek bermanfaat untuk kesejahteraan bersama.
Selain itu, pada jurnal ini juga menyoroti bagaimana nilai-nilai Pancasila terintegrasi secara historis, sosiologis, dan politis. Secara historis, Pancasila sudah tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yang menekankan "mencerdaskan kehidupan bangsa." Secara sosiologis, nilai Pancasila membantu masyarakat menghadapi isu-isu iptek, seperti dampak lingkungan dari teknologi. Secara politis, beberapa kebijakan pemerintah di masa lalu hingga sekarang telah mengaitkan iptek dengan nilai Pancasila.
Oleh karena itu, pada jurnal ini menyampaikan bahwa iptek di Indonesia harus dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Pancasila agar selaras dengan budaya dan moral bangsa. Hal ini penting supaya iptek tidak hanya menjadi alat kemajuan, tetapi juga tetap menjaga martabat manusia, solidaritas, dan keadilan.
Nama : Septiana
Npm : 2217011069
Matkul : Analisis Jurnal Pertemuan 13 Pendidikan Pancasila
Latar belakang
Jurnal ini menyoroti bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Globalisasi mendorong dunia menjadi semakin terbuka dan saling terhubung, yang pada gilirannya mempercepat penyebaran informasi. Teknologi informasi, sebagai pendorong utama globalisasi, membawa pengaruh besar pada masyarakat, baik positif maupun negatif. Bagi Indonesia, yang memiliki budaya dan nilai-nilai yang tertanam kuat dalam Pancasila, tantangan terbesar adalah mempertahankan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh budaya asing. Latar belakang ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang berbasis nilai-nilai Pancasila untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi perkembangan teknologi tanpa kehilangan jati diri bangsa. Pendidikan Pancasila dianggap penting dalam memberikan panduan moral dan etika agar generasi muda dapat menyikapi perubahan dengan bijak dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila terhadap kemampuan mahasiswa dalam merespon kemajuan IPTEK.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum memiliki sikap yang baik dalam menyikapi perkembangan IPTEK, yang terlihat dari skor kuesioner yang melebihi angka 80. Data tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila memiliki pemahaman yang cukup baik tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Dari analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi , yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dengan sikap mahasiswa terhadap IPTEK. Nilai signifikansi sebesar 0,000, yang lebih kecil dari 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh ini signifikan. Koefisien determinasi (R²) sebesar 28,2% mengindikasikan bahwa 28,2% variabilitas kemampuan mahasiswa dalam menyikapi perkembangan teknologi dapat dijelaskan oleh pemahaman mereka tentang Pancasila, sedangkan sisanya 71,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar cakupan penelitian.
Pembahasan hasil ini menggarisbawahi pentingnya mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam membentuk karakter generasi muda yang mampu memfilter pengaruh negatif dari luar dan tetap memegang nilai-nilai nasional. Pendidikan Pancasila membantu mahasiswa untuk tidak hanya memahami perkembangan teknologi, tetapi juga memanfaatkannya secara positif. Mereka lebih cenderung menggunakan teknologi untuk kegiatan akademis, bisnis, dan transaksi yang produktif, serta berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Hasil penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendidikan berbasis Pancasila efektif dalam membentengi generasi muda dari pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Indonesia, sekaligus memanfaatkan teknologi sebagai sarana pembangunan nasional.
Npm : 2217011069
Matkul : Analisis Jurnal Pertemuan 13 Pendidikan Pancasila
Latar belakang
Jurnal ini menyoroti bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Globalisasi mendorong dunia menjadi semakin terbuka dan saling terhubung, yang pada gilirannya mempercepat penyebaran informasi. Teknologi informasi, sebagai pendorong utama globalisasi, membawa pengaruh besar pada masyarakat, baik positif maupun negatif. Bagi Indonesia, yang memiliki budaya dan nilai-nilai yang tertanam kuat dalam Pancasila, tantangan terbesar adalah mempertahankan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh budaya asing. Latar belakang ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang berbasis nilai-nilai Pancasila untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi perkembangan teknologi tanpa kehilangan jati diri bangsa. Pendidikan Pancasila dianggap penting dalam memberikan panduan moral dan etika agar generasi muda dapat menyikapi perubahan dengan bijak dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila terhadap kemampuan mahasiswa dalam merespon kemajuan IPTEK.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum memiliki sikap yang baik dalam menyikapi perkembangan IPTEK, yang terlihat dari skor kuesioner yang melebihi angka 80. Data tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila memiliki pemahaman yang cukup baik tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Dari analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi , yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dengan sikap mahasiswa terhadap IPTEK. Nilai signifikansi sebesar 0,000, yang lebih kecil dari 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh ini signifikan. Koefisien determinasi (R²) sebesar 28,2% mengindikasikan bahwa 28,2% variabilitas kemampuan mahasiswa dalam menyikapi perkembangan teknologi dapat dijelaskan oleh pemahaman mereka tentang Pancasila, sedangkan sisanya 71,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar cakupan penelitian.
Pembahasan hasil ini menggarisbawahi pentingnya mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila dalam membentuk karakter generasi muda yang mampu memfilter pengaruh negatif dari luar dan tetap memegang nilai-nilai nasional. Pendidikan Pancasila membantu mahasiswa untuk tidak hanya memahami perkembangan teknologi, tetapi juga memanfaatkannya secara positif. Mereka lebih cenderung menggunakan teknologi untuk kegiatan akademis, bisnis, dan transaksi yang produktif, serta berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Hasil penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendidikan berbasis Pancasila efektif dalam membentengi generasi muda dari pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Indonesia, sekaligus memanfaatkan teknologi sebagai sarana pembangunan nasional.
Nama : Septiana
Npm : 2217011069
Matkul : Tugas Pertemuan 13 Resume Analisis Jurnal Video
Pancasila berperan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memberikan arah dan panduan dalam pemanfaatan IPTEK. Berikut penjelasan mengenai peran Pancasila dalam pengembangan IPTEK:
1. Nilai Ketuhanan (Sila Pertama): Pengembangan IPTEK di Indonesia harus tetap menghormati nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. IPTEK diharapkan tidak hanya memajukan aspek material, tetapi juga mempertimbangkan nilai spiritual dan moralitas, sehingga hasilnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan dan tidak merusak tatanan kehidupan yang beragama.
2. Nilai Kemanusiaan (Sila Kedua): Dalam pengembangan IPTEK, Pancasila menekankan pentingnya mengutamakan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Teknologi dan ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia, menghindari eksploitasi, diskriminasi, dan ketidakadilan. Penelitian dan pengembangan IPTEK harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan etika, serta mengedepankan kesejahteraan dan martabat manusia.
3. Nilai Persatuan (Sila Ketiga): IPTEK di Indonesia harus dikembangkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Penggunaan teknologi harus mendorong integrasi sosial dan kebangsaan, bukan memicu perpecahan atau konflik. Teknologi informasi, misalnya, harus dipakai untuk mempererat hubungan antarwilayah dan mempromosikan keragaman budaya Indonesia, bukan untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.
4. Nilai Kerakyatan (Sila Keempat): Pengembangan IPTEK harus melibatkan partisipasi rakyat dan menghormati prinsip musyawarah untuk mufakat. Pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat harus bekerjasama dalam merumuskan kebijakan IPTEK yang sesuai dengan kepentingan bersama. Pengambilan keputusan dalam pengembangan teknologi harus demokratis dan memperhatikan aspirasi masyarakat luas, sehingga kebijakan IPTEK benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
5. Nilai Keadilan (Sila Kelima): Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pemanfaatan IPTEK. Teknologi dan pengetahuan harus digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk pemerataan pembangunan, akses teknologi yang adil, serta memperhatikan kepentingan masyarakat kecil dan daerah tertinggal.
Secara keseluruhan, peran Pancasila dalam IPTEK adalah sebagai landasan etis, moral, dan filosofis yang memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkeadilan untuk kemajuan bangsa Indonesia, tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan kebersamaan. Pancasila memastikan IPTEK tidak hanya menjadi alat modernisasi, tetapi juga sarana untuk mencapai kesejahteraan yang berkeadilan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Npm : 2217011069
Matkul : Tugas Pertemuan 13 Resume Analisis Jurnal Video
Pancasila berperan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memberikan arah dan panduan dalam pemanfaatan IPTEK. Berikut penjelasan mengenai peran Pancasila dalam pengembangan IPTEK:
1. Nilai Ketuhanan (Sila Pertama): Pengembangan IPTEK di Indonesia harus tetap menghormati nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. IPTEK diharapkan tidak hanya memajukan aspek material, tetapi juga mempertimbangkan nilai spiritual dan moralitas, sehingga hasilnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan dan tidak merusak tatanan kehidupan yang beragama.
2. Nilai Kemanusiaan (Sila Kedua): Dalam pengembangan IPTEK, Pancasila menekankan pentingnya mengutamakan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Teknologi dan ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia, menghindari eksploitasi, diskriminasi, dan ketidakadilan. Penelitian dan pengembangan IPTEK harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan etika, serta mengedepankan kesejahteraan dan martabat manusia.
3. Nilai Persatuan (Sila Ketiga): IPTEK di Indonesia harus dikembangkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Penggunaan teknologi harus mendorong integrasi sosial dan kebangsaan, bukan memicu perpecahan atau konflik. Teknologi informasi, misalnya, harus dipakai untuk mempererat hubungan antarwilayah dan mempromosikan keragaman budaya Indonesia, bukan untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.
4. Nilai Kerakyatan (Sila Keempat): Pengembangan IPTEK harus melibatkan partisipasi rakyat dan menghormati prinsip musyawarah untuk mufakat. Pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat harus bekerjasama dalam merumuskan kebijakan IPTEK yang sesuai dengan kepentingan bersama. Pengambilan keputusan dalam pengembangan teknologi harus demokratis dan memperhatikan aspirasi masyarakat luas, sehingga kebijakan IPTEK benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
5. Nilai Keadilan (Sila Kelima): Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pemanfaatan IPTEK. Teknologi dan pengetahuan harus digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk pemerataan pembangunan, akses teknologi yang adil, serta memperhatikan kepentingan masyarakat kecil dan daerah tertinggal.
Secara keseluruhan, peran Pancasila dalam IPTEK adalah sebagai landasan etis, moral, dan filosofis yang memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkeadilan untuk kemajuan bangsa Indonesia, tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan kebersamaan. Pancasila memastikan IPTEK tidak hanya menjadi alat modernisasi, tetapi juga sarana untuk mencapai kesejahteraan yang berkeadilan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.
NAMA: SEPTIANA
NPM : 2217011069
TUGAS ANALISIS VIDEO PERTEMUAN 11
Pancasila sebagai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran fundamental nilai-nilai Pancasila dalam membentuk moralitas dan kebijakan publik di Indonesia. Pancasila, yang terdiri dari lima sila, berfungsi sebagai pedoman etis yang mencerminkan filosofi bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari individu, masyarakat, hingga pemerintahan. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menggarisbawahi pentingnya nilai spiritual dan religiusitas dalam membentuk karakter individu yang jujur, adil, dan berintegritas. Ini mendorong penghormatan terhadap keberagaman agama dan keyakinan, yang menjadi fondasi untuk membangun harmoni di tengah masyarakat yang plural.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menegaskan bahwa setiap kebijakan dan tindakan harus menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan kemanusiaan. Sila ini mengajak masyarakat dan pemerintah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang universal, seperti menghormati perbedaan, menjaga martabat manusia, serta menghindari diskriminasi dan kekerasan. Dalam konteks ini, Pancasila mengajarkan bahwa etika publik harus berdasarkan pada penghargaan terhadap sesama dan mendorong tindakan yang adil serta beradab dalam segala aspek kehidupan.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, memiliki peran penting dalam membangun solidaritas nasional. Etika yang diambil dari sila ini mendorong setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Ini menekankan pentingnya semangat kebersamaan, persatuan, dan toleransi dalam menghadapi perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Dengan mengedepankan persatuan sebagai nilai etis, potensi konflik dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menekankan pentingnya musyawarah dan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Nilai etis yang diambil dari sila ini adalah menghargai proses deliberatif yang inklusif dan menghormati pendapat semua pihak. Hal ini mendorong etika politik yang mengutamakan kejujuran, transparansi, dan partisipasi aktif masyarakat. Dalam praktiknya, pemerintah dan pemimpin diharapkan dapat membuat keputusan yang bijaksana dan adil dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, bukan hanya kelompok mayoritas atau pihak yang memiliki kekuasaan.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan puncak dari prinsip-prinsip etika yang diusung Pancasila. Sila ini menggarisbawahi pentingnya distribusi keadilan yang merata, pemerataan kesejahteraan, dan penghapusan kesenjangan sosial-ekonomi. Etika yang terinspirasi dari sila ini menekankan bahwa setiap kebijakan publik harus didasarkan pada prinsip keadilan sosial dan keberpihakan kepada kelompok rentan. Hal ini memastikan bahwa tidak ada kelompok yang terpinggirkan dalam proses pembangunan dan bahwa kesejahteraan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, Pancasila sebagai etika menghubungkan norma-norma moral dan hukum dalam rangka menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera. Pengintegrasian Pancasila ke dalam etika publik dan kebijakan negara menjadi landasan bagi praktik pemerintahan yang tidak hanya sah secara hukum tetapi juga bermoral. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan publik, karena kebijakan yang hanya didasarkan pada kekuatan hukum tanpa landasan etika cenderung menciptakan ketidakadilan dan potensi penyalahgunaan kekuasaan. Dengan demikian, memahami dan mengimplementasikan Pancasila sebagai etika akan membantu mewujudkan cita-cita negara yang adil, makmur, dan berdaulat serta menjaga keutuhan dan kestabilan bangsa di tengah tantangan global.
NPM : 2217011069
TUGAS ANALISIS VIDEO PERTEMUAN 11
Pancasila sebagai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran fundamental nilai-nilai Pancasila dalam membentuk moralitas dan kebijakan publik di Indonesia. Pancasila, yang terdiri dari lima sila, berfungsi sebagai pedoman etis yang mencerminkan filosofi bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari individu, masyarakat, hingga pemerintahan. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menggarisbawahi pentingnya nilai spiritual dan religiusitas dalam membentuk karakter individu yang jujur, adil, dan berintegritas. Ini mendorong penghormatan terhadap keberagaman agama dan keyakinan, yang menjadi fondasi untuk membangun harmoni di tengah masyarakat yang plural.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menegaskan bahwa setiap kebijakan dan tindakan harus menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan kemanusiaan. Sila ini mengajak masyarakat dan pemerintah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang universal, seperti menghormati perbedaan, menjaga martabat manusia, serta menghindari diskriminasi dan kekerasan. Dalam konteks ini, Pancasila mengajarkan bahwa etika publik harus berdasarkan pada penghargaan terhadap sesama dan mendorong tindakan yang adil serta beradab dalam segala aspek kehidupan.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, memiliki peran penting dalam membangun solidaritas nasional. Etika yang diambil dari sila ini mendorong setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Ini menekankan pentingnya semangat kebersamaan, persatuan, dan toleransi dalam menghadapi perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Dengan mengedepankan persatuan sebagai nilai etis, potensi konflik dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menekankan pentingnya musyawarah dan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Nilai etis yang diambil dari sila ini adalah menghargai proses deliberatif yang inklusif dan menghormati pendapat semua pihak. Hal ini mendorong etika politik yang mengutamakan kejujuran, transparansi, dan partisipasi aktif masyarakat. Dalam praktiknya, pemerintah dan pemimpin diharapkan dapat membuat keputusan yang bijaksana dan adil dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, bukan hanya kelompok mayoritas atau pihak yang memiliki kekuasaan.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan puncak dari prinsip-prinsip etika yang diusung Pancasila. Sila ini menggarisbawahi pentingnya distribusi keadilan yang merata, pemerataan kesejahteraan, dan penghapusan kesenjangan sosial-ekonomi. Etika yang terinspirasi dari sila ini menekankan bahwa setiap kebijakan publik harus didasarkan pada prinsip keadilan sosial dan keberpihakan kepada kelompok rentan. Hal ini memastikan bahwa tidak ada kelompok yang terpinggirkan dalam proses pembangunan dan bahwa kesejahteraan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, Pancasila sebagai etika menghubungkan norma-norma moral dan hukum dalam rangka menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera. Pengintegrasian Pancasila ke dalam etika publik dan kebijakan negara menjadi landasan bagi praktik pemerintahan yang tidak hanya sah secara hukum tetapi juga bermoral. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan publik, karena kebijakan yang hanya didasarkan pada kekuatan hukum tanpa landasan etika cenderung menciptakan ketidakadilan dan potensi penyalahgunaan kekuasaan. Dengan demikian, memahami dan mengimplementasikan Pancasila sebagai etika akan membantu mewujudkan cita-cita negara yang adil, makmur, dan berdaulat serta menjaga keutuhan dan kestabilan bangsa di tengah tantangan global.