Posts made by Ajeng Akmala Sari

Nama : Ajeng Akmala Sari
Npm : 2253053022

Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
Volume :6
Nomor : 2
Halaman : 131- 145
Tahun Terbit : 2019
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
Nama penulis : Enung Hasanah
Kata kunci: teori kohlberg, SD, moral
Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran

dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan
membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Ini
menjadi sangat penting terutama bagi para siswa di wilayah Indonesia
yang secara umum masyarakatnya adalah masyarakat religius yang
meyakini bahwa moral merupakan pondasi terpenting bagi
keberhasilan seseorang baik dalam karir maupun kehidupan
pribadinya. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang
dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilemma
moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih. Hal itu
merupakan esensi utama sebuah proses pendidikan

Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur
cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul
dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan
sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat
diperlukan untuk aktualisai diri

Oleh karena
itu pembentukan moral anak dijadikan sebagai salah satu tujuan dasar
dari pendidikan formal. Selain itu, masyarakat semakin sadar bahwa
lingkungan dan masyarakat memainkan peran penting untuk melatih
anak tentang norma-norma moral dan sosial yang mengatur kehidupan
manusia.

Teori Kohlberg
Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang
mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang
definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari
moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah
relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata
yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Relativisme moral
adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan
masyarakat dan karenanya tidak universal (Naito, 2013).
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal
disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada
karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan
afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral
merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

- Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan
Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Pra-konvensional •
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap awal perkembangan moral
terutama terjadi pada anak-anak kecil, tetapi orang dewasa juga
mampu mengekspresikan jenis penalaran .
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Pada tahap
perkembangan moral ini, anak-anak menjelaskan sudut pandang
individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka
melayani kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak
berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling baik
memenuhi kebutuhan Heinz.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan
Interpersonal. Seringkali disebut sebagai orientasi "good boy-good girl",
tahap perkembangan moral ini difokuskan pada memenuhi harapan
dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik,"
dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap perkembangan moral
ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika
membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban
dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan
menghormati otoritas.

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial
dan Hak Perorangan. Pada tahap ini, orang mulai memperhitungkan
perbedaan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain. Aturan hukum penting untuk mempertahankan masyarakat, tetapi anggota
masyarakat harus menyetujui standar-standar ini.; Tahap 6 - Prinsip
Universal. Tingkat penalaran moral terakhir Kolhberg didasarkan pada
prinsip-prinsip etika universal dan penalaran abstrak.

KeSimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori
perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang
masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu
karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini,
responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki
tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada
pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat
perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
Nama : Ajeng Akmala Sari
Npm : 2353053022

Judul jurnal "PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
Sudiati FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Indonesia merupakan negara

Pancasila yang mayoritas Islam, India
merupakan negara federal yang tetap
mempertahankan nilai-nilai agama sebagai nilai universal. Malaysia merupakan representasi negara yang memiliki
bangsa mayoritas Islam sebagaimana
negara Indonesia, sedangkan Cina
merupakan perwakilan negara sosialis
komunis.
Uraian singkat ini dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman bahwa
karakteristik keempat negara itu berbeda, khususnya jika dilihat berdasarkan ideologinya karena perbedaan
ideologi itu di antaranya berpengaruh
terhadap sistem pendidikan nilai.
a. Indonesia
Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak
menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif
global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum
nasional dan lokal yang belum pernah
tuntas.

b. India
Pendidikan nilai di India tampak
lebih populer dibandingkan dengan di
negara lain. Dalam pendidikan nasional
India, pendidikan nilai dikembangkan
sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan ke warganegaraan yang tidak secara
khusus dikembangkan melalui satu
sudut pandangan agama. Ini tidak
berarti mengabaikan pentingnya pendidikan agama sebagai kekuatan dalam
membangun karakter bangsa, melainkan untuk menempatkan pendidikan
nilai dalam konteks pemahaman nilai
agama yang universal (Mulyana, 2004:
230).

c. Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung pendidikan
nilai diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara
langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti
program pendidikan kewarganegaraan
dan melalui kegiatan kokurikuler.

d. Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban
moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting
dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada
beberapa tantangan berikut. Harapan
masyarakat dan orang tua siswa akan
kemampuan akademik diandalkan dapat memacu konsentrasi peningkatan
akademik yang kemudian berakibat tergesernya pengembangan sentimental,
perasaan, dan moralitas.

Tampaknya, pendidikan nilai moral
yang dilaksanakan di empat negara tersebut (Indonesia, Malaysia, India, dan
Cina) memiliki persamaan dan perbedaan. Hal itu terjadi karena masingmasing negara memiliki ideologi yang
berbeda. Pendidikan nilai moral pada
jenjang pendidikan dasar menunjukkan
beberapa kesamaan. Fokus pendidikan
nilai moral pada jenjang pendidikan
tersebut berkaitan dengan nilai tata
kepribadian diri dan tata hidup berbangsa dan bernegara

-Dimensi Pendidikan Nilai Moral
Dalam rangka mengkaji pendidikan
nilai moral secara luas, berikut ini di kemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan
nilai moral, dan strategi pendidikan
nilai moral.

a.Teori Perkembangan Moral
b.Pendidikan Nilai Moral
c. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
d.Metode dan Teknik Pendidikan
Nilai Moral
Nama : Ajeng Akmala Sari
NPM : 2253053022

Dari vidio tersebut dapat saya simpulkan bahwasannya dijaman sekarang ini sangat amat miris dg adanya moral.Dari kasus diatas juga dpt diketahui penyebab maslaah tersebut seperti kurangnya pengawasan dari orang tua, pengaruh budaya luar, serta rendahnya nilai keagamaan pada remaja sekarang.Kurangnya pendidikan moral yang diterima remaja di sekolah mengakibatkan proses sosialisasi kurang seimbang, kurangnya rasa solidaritas dan banyaknya remaja yang membantah perkataan guru. untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dari lingkungannya”.Kita sebagai pendidik harus bisa menekankan bahwasannya nilai dan moral itu sangat amat penting.Ada beberapa point nilai dan moral yg harus diterapkan pada remaja saat ini yaitu diantaranya adalah menanamkan pendidikan karakter di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat .
Nama : Ajeng Akmala Sari
NPM : 2253053022

Menurut saya dari vidio tersebut menjelaskan bahwa Lawrence Kohlberg melakukan penelitian di Amerika untuk merumuskan perkembangan moral dibagi menjadi 3 level setiap level memiliki 2thap
1.Pra-konveksional yang terdiri dari tahap (1) menghindari hukuman yaitu seseorang yang memiliki alasan untuk bertindak sesuatu karena untuk menghindari hukuman,(2) keuntungan dan minat pribadi yaitu tindakan dilakukan dengan memperhitunhkan apa yang akan didapatkan olehnya.

2. Konvensional terdiri dari tahap (3) menjaga sikap orang baik yaitu memikirkan bagaimana kesepatakan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadap nya,(4) memelihara peraturan yaitu jika peraturan tidak ada yang mematuhinya maka keadaan akan menjadi kacau karena peraturan harus selalu dipatuhi

3. Pasca-konvensional terdiri dari (5) orientasi kontrak sosial yaitu setiap orang memiliki latar belakang dan situasi yang berbeda.Hak hak individu harus bersamaan diliat dengan hukum yang ada (6)prinsip etika eniversal yaitu yang menggambarkan intrinsik seseorang