གནས་བསྐྱོད་བཟོ་མི་ Nadia tri utami 2213053300

Nama : Nadia Tri Utami

NPM : 2213053300

Video tersebut menggambarkan degradasi moral pelajar di era modern, di mana perilaku anak-anak mencerminkan penurunan moral. Kasus-kasus kekerasan terhadap guru dan tantangan berkelahi kepada kepala sekolah menyoroti kekhawatiran serius akan kurangnya penghargaan antarindividu. Analisis Retno Listiardi menekankan pentingnya melihat pola pengasuhan di rumah dan pendekatan guru dalam mengelola kelas untuk peserta didik dengan karakter yang beragam.

Dr. Itje Chodidjah, M.A mengingatkan bahwa guru harus memenuhi empat standar kompetensi, termasuk kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik, yang saling terkait. Menurut Vero Adesla, penting untuk memahami tingkat kognisi anak, di mana kemampuan untuk mengelola emosi menjadi faktor kritis. Ketidakmampuan anak mengelola emosi dapat berujung pada reaksi reaktif, dan kemampuan mengatasi stres atau frustasi perlu diperhatikan dan ditingkatkan.

Keseluruhan, penanganan degradasi moral pelajar memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan pengasuhan di rumah, praktek pengelolaan kelas yang inklusif, dan pemenuhan standar kompetensi guru, sambil memahami dan meningkatkan keterampilan emosional anak. Hanya melalui upaya bersama di tingkat individu, keluarga, dan pendidikan dapat diharapkan perbaikan dalam moralitas dan perilaku pelajar di masa depan.

Degradasi moral pelajar di era modern merupakan fenomena yang memprihatinkan, tergambar dari pengamatan terhadap perilaku pelajar dalam dua video. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap degradasi moral ini melibatkan pengaruh media dan teknologi yang berlebihan, kurangnya pengawasan dan pola asuh, perubahan nilai-nilai sosial, tekanan akademik dan sosial, serta kurangnya pendidikan moral formal di sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya keterlibatan orang tua yang aktif dalam mendidik nilai-nilai moral anak-anak, implementasi pendidikan moral di sekolah, penggunaan teknologi dan media yang bijak, serta membangun kesadaran sosial melalui kerjasama dengan masyarakat. Selain itu, memberikan penghargaan pada tindakan moral yang baik, memfasilitasi pendekatan positif, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung, juga menjadi langkah-langkah penting dalam memperkuat integritas moral pelajar.

Melalui upaya bersama dari orang tua, sekolah, dan masyarakat, diharapkan dapat terwujudnya generasi pelajar yang memiliki integritas moral yang kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman modern dengan bijak.

Nama : Nadia Tri Utami

NPM   : 2213053300

Video tersebut memberikan analisis berdasarkan Teori Perkembangan Moral Kohlberg, yang menjelaskan enam tahap penalaran moral yang dialami individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Kohlberg menekankan pentingnya dilema moral, seperti Dilema Heinz, untuk merangsang diskusi dan memahami perkembangan moral individu. Dalam dilema ini, responden tidak hanya dinilai berdasarkan tindakan yang mereka pilih, tetapi juga alasan-alasan di balik keputusan mereka.

Teori Kohlberg mengidentifikasi tiga level perkembangan moral, masing-masing terdiri dari dua tahap. Tahap Pra-Konvensional fokus pada hukuman dan imbalan pribadi, Tahap Konvensional memahami norma sosial, dan Tahap Pasca-Konvensional mencerminkan penalaran moral yang lebih tinggi dan mandiri.

Analisis tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg mengungkapkan bahwa individu mengalami perkembangan moral secara bertahap, dengan motivasi dan pertimbangan moral yang semakin kompleks seiring waktu. Dalam situasi dilema Heinz, tanggapan individu mencerminkan tingkat perkembangan moral mereka saat itu, mulai dari menghindari hukuman hingga mengikuti prinsip etika universal.

Pentingnya teori ini adalah untuk memahami bahwa perkembangan moral adalah proses yang kompleks, dan pendekatan yang holistik diperlukan untuk mendorong individu mencapai tingkat moralitas yang lebih tinggi. Dengan memberikan dilema moral dan merangsang diskusi tentang alasan-alasannya, kita dapat membantu individu untuk berpikir lebih mendalam tentang nilai-nilai dan moralitas, sehingga mendorong perkembangan moral mereka ke tingkat yang lebih tinggi.

Nama : Nadia Tri Utami

NPM : 2213053300

Jurnal ini berjudul PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKANTEORI KOHLBERG, Di tulis oleh Enung Hasanah.

Jurnal ini membahas perkembangan nilai moral pada siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar siswa berusia 11-12 tahun berada pada tahap pra-konvensional dalam perkembangan moral, di mana mereka membuat keputusan berdasarkan rasa takut akan hukuman daripada nilai-nilai pribadi. Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan moral dalam membentuk karakter siswa. Teori perkembangan moral Kohlberg dijelaskan, dengan menyoroti tiga level dan tahap-tahapnya masing-masing. Artikel ini menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap perkembangan moral siswa sangat penting bagi pendidik.

Dalam teori Kohlberg, terdapat tiga level perkembangan moral, yaitu pre-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Pada level konvensional, terdapat tahap 3 yang fokus pada hubungan interpersonal dan tahap 4 yang fokus pada menjaga ketertiban sosial. Pada level pasca-konvensional, terdapat tahap 5 yang fokus pada kontrak sosial dan hak perorangan, serta tahap 6 yang fokus pada prinsip universal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan melibatkan siswa SD berusia 11-12 tahun sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tahap 1 dalam perkembangan moral.

Jurnal ini membahas perkembangan moral anak-anak berusia 11-12 tahun berdasarkan teori Kohlberg. Dinyatakan bahwa sebagian besar anak pada usia ini berada pada level pra-konvensional, di mana mereka bertindak karena takut akan hukuman. Namun, mungkin ada pengecualian di mana beberapa anak menunjukkan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi. Artikel ini juga menyebutkan pentingnya pendidikan karakter di sekolah.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan melibatkan siswa SD berusia 11-12 tahun sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tahap 1 dalam perkembangan moral. Jurnal ini juga menyebutkan pentingnya pendidikan karakter di sekolah dalam membantu siswa mengembangkan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.

Dalam penelitian ini, beberapa contoh kasus diberikan untuk menggambarkan bagaimana siswa membuat keputusan moral. Misalnya, dalam satu kasus, seorang siswa harus memutuskan apakah akan pergi ke rumah temannya untuk belajar kelompok atau tetap di rumah menjaga adiknya yang masih kecil. Mayoritas siswa memilih untuk pergi ke rumah temannya karena takut dicap sebagai pembohong oleh teman-temannya. Namun, ada juga beberapa siswa yang menunjukkan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi, seperti menunjukkan perhatian pada orang lain.

Nama : Nadia Tri Utami
NPM : 2213053300

Jurnal ini berjudul PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL
yang ditulis oleh Sudiati ,FBS Universitas Negeri Yogyakarta .

Jurnal ini membahas tentang isu pendidikan nilai moral dari perspektif global. Artikel ini menekankan pentingnya pendidikan nilai moral dalam mengatasi masalah global seperti terorisme dan krisis. Artikel ini juga menjelajahi perbedaan dan kesamaan dalam pendidikan nilai moral di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, dan China.

Pada bagian pertama, artikel ini membahas tentang pendidikan nilai moral di Indonesia. Artikel ini menyatakan bahwa pendidikan nilai moral di Indonesia masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Pendidikan agama lebih didominasi oleh transfer ilmu pengetahuan agama dan kurang menyentuh aspek sosial.

Jurnal ini membahas pendidikan nilai moral di India. Di India, pendidikan nilai lebih populer dan dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan. Pendidikan agama tidak diajarkan secara khusus, namun nilai agama menjadi prioritas pengembangan nilai di sekolah swasta. Kemudian, jurnal ini membahas pendidikan nilai moral di Malaysia. Di Malaysia, pendidikan nilai dilakukan secara langsung melalui pendidikan moral dan agama, serta tidak langsung melalui mata pelajaran lain dan kegiatan kokurikuler. Namun, masih ada beberapa kendala dalam sistem pendidikan, seperti pendekatan pembelajaran yang preskriptif dan kurangnya alat evaluasi yang sesuai.

Selanjutnya, jurnal ini membahas pendidikan nilai moral di China. Di Cina, pendidikan nilai moral memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Namun, pendidikan nilai moral dihadapkan pada tantangan seperti fokus pada peningkatan akademik yang mengabaikan pengembangan moralitas dan kurangnya kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Secara umum, pendidikan nilai moral di empat negara tersebut memiliki persamaan dan perbedaan karena adanya perbedaan ideologi. Perkembangan moral dipahami sebagai proses internalisasi norma-norma.

Jurnal ini juga membahas pentingnya pendidikan nilai moral dalam mengatasi masalah global seperti terorisme dan krisis. Pendidikan nilai moral dianggap sebagai solusi untuk membangun kehidupan manusia yang berdasarkan pandangan hidup sistemik dan utuh, bukan pendekatan individualistik.

Jurnal ini juga menjelajahi berbagai pendekatan dan metode untuk mengimplementasikan pendidikan nilai moral. Metode yang disebutkan antara lain adalah metode induktif, yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran tanpa mempersoalkan hakikat kebaikan dan kebenaran itu sendiri, dan metode deduktif, yang menguraikan konsep tentang kebenaran dan menghubungkannya dengan kasus-kasus terapan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, jurnal ini membahas pentingnya pendidikan nilai moral dalam konteks global dan menjelajahi perbedaan dan kesamaan dalam pendidikan nilai moral di beberapa negara. Artikel ini juga memberikan wawasan tentang pendekatan dan metode yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan pendidikan nilai moral.