Posts made by Nawang Lutfia Sani 2213053287

Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
Nama jurnal : JIPSINDO
Volume : 6
Nomor : 2
Halaman : 131 - 145
Tahun Terbit : 2019
Judul : Perkembangan Moral Siswa Sekolah dasar Berdasarkan Teori Kohlberg
Nama penulis : Enung Hasanah

Analisis Jurnal
-Judul: jurnal ini berjudul “Perkembangan Moral Siswa Sekolah dasar Berdasarkan Teori Kohlberg”. Judul tersebut berjumlah 8 kata dan judul tersebut sudah sesuai dengan isi dari jurnal yang ditulis karena isi jurnal sudah membahas mengenai perkembangan moral dan tahapan perkembangan teori Kohlberg.
-Penulis: Jurnal ini ditulis oleh seorang penulis yang bernama “Enung Hasanah” penulisan nama pada jurnal ini sudah benar karena nama penulis ditulis tanpa gelar.
-Korespondensi: Dalam jurnal ini nama dari penulis dilengkapi dengan adanya alamat email penulis “enung.hasanah@mp.uad.ac.id”.
-Abstrak: dalam jurnal ini, abstrak ditulis menggunakan 2 bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dalam abstrak ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari jurnal. Penulisan abstrak sudah menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan abstrak terdiri dari satu paragraph.
-Kata Kunci: Dalam jurnal ini kata kunci yang ditulis menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kata kunci terdiri dari 3 istilah yaitu “teori kohlberg, SD, moral” “kohlberg theory, elementary school, mora”. Istilah yang digunakan pada kata kunci ini mengacu padaperkembangan moral siswa SD menurut teori Kohlberg. Menurut pendapat saya kata kunci yang digunakan ini sudah benar dan sesuai dengan isi jurnal.

Pendahuluan:
Pada pendahuluan menjelaskan bahwa perkembangan moral siswa sekolah dasar berusia 11-12 tahun dapat diukur berdasarkan teori Kohlberg. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam perkembangan kemahiran siswa dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Selain itu, penulis menyebutkan bahwa moralitas dan pendidikan moral dapat dilihat dari sisi luar dan sisi dalam, yaitu mengatur cara bergaul dengan orang lain dan mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Pentingnya memahami perkembangan moral siswa dan kemampuan dalam mengukur tahap-tahap penalaran moral. Penulis menyebutkan bahwa penelitian ini menggunakan angket dengan jawaban terbuka untuk menentukan keputusan moral siswa.

Pembahasan:
pembahasan inti berfokus pada perkembangan moral siswa sekolah dasar berdasarkan teori Kohlberg. Penulis menjelaskan bahwa perkembangan moral siswa dapat diukur berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan melibatkan 10 siswa SD kelas VI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, siswa-siswa usia 11-12 tahun berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti oleh tahap 2 dan 2/3. Mereka cenderung melakukan sesuatu bukan karena membutuhkan hasil, tetapi karena takut dihukum.
Pembahasan juga mencakup pentingnya pendidikan karakter dan pengembangan moral siswa dalam konteks pendidikan formal. embahasan juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap perkembangan moral siswa dan kemampuan untuk mengukur tahap-tahap perkembangan moral. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg dibagi menjadi tiga level, yaitu :
-Pada tahap pra-konvensional, anak-anak cenderung melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut. Mereka mematuhi aturan karena takut dihukum dan menghindari hukuman fisik atau kerusakan hak milik. Tahap ini terdiri dari tahap 1, yaitu ketaatan dan hukuman, dan tahap 2, yaitu individualisme dan pertukaran.
-Pada tahap konvensional, anak-anak mulai mempertimbangkan hubungan interpersonal dan menjaga ketertiban sosial. Tahap ini terdiri dari tahap 3, yaitu hubungan interpersonal, dan tahap 4, yaitu menjaga ketertiban sosial.
Pada tahap pasca-konvensional, individu mulai mempertimbangkan hak-hak individu dan prinsip-prinsip keadilan yang lebih luas. Tahap ini terdiri dari tahap 5, yaitu kontrak sosial dan hak individu, dan tahap 6, yaitu prinsip universal.

Kesimpulan:
Kesimpulan menunjukkan adanya hasil analisis data dengan menggunkan teori perkembangan moral Kohlberg yaitu anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
Nama jurnal : Cakrawala Pendidikan
Volume :-
Nomor : 2
Halaman : 209 - 221
Tahun Terbit : 2009
Judul : Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global
Nama penulis : sudiati

Analisis Jurnal
Judul: jurnal ini berjudul “Pendidikan Nilai Moral Ditinjau Dari Perspektif Global”. Judul tersebut berjumlah 6 kata dan judul tersebut sudah sesuai dengan isi dari jurnal yang ditulis karena isi jurnal sudah membahas mengenai pentingnya Pendidikan nilai moral dalam perspektig global.

Penulis: Jurnal ini ditulis oleh seorang penulis yang bernama “Sudiati” penulisan nama pada jurnal ini sudah benar karena nama penulis ditulis tanpa gelar.

-Korespondensi: Dalam jurnal ini nama dari penulis dilengkapi dengan adanya Lembaga Pendidikan “FBS Universitas Negeri Yogyakarta”.

-Abstrak: dalam jurnal ini, abstrak ditulis hanya dengan menggunakan Bahasa Inggris. Dalam abstrak ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari jurnal. Penulisan abstrak sudah menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan abstrak terdiri dari satu paragraph.

-Kata Kunci: Dalam jurnal ini kata kunci yang ditulis menggunakan Bahasa Inggris. Kata kunci terdiri dari dua istilah yaitu “moral value education, global perspective”. Istilah yang digunakan pada kata kunci ini mengacu pada Pendidikan moral dan perspektif global. Menurut pendapat saya kata kunci yang digunakan ini sudah benar dan sesuai dengan isi jurnal.

Pendahuluan:
Analisis pendahuluan jurnal ini membahas tentang kompleksitas kehidupan manusia dalam konteks global. Hal ini menyoroti munculnya berbagai permasalahan global seperti pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba. Analisis tersebut juga menyebutkan kemajuan teknologi dan komunikasi yang memudahkan aktivitas di berbagai bidang. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa globalisasi dapat menimbulkan persaingan tidak sehat dan merugikan pihak-pihak yang tidak mampu bersaing. Analisis lebih lanjut menyebutkan gelombang kesadaran nilai di Eropa setelah Perang Dunia I, dimana kehancuran akibat perang menyebabkan fokus pada nilai, moral, dan etika. Analisis tersebut menyimpulkan bahwa era baru tidak menjamin kehidupan yang lebih baik, karena diperkirakan akan terjadi konflik dan bentrokan antar peradaban.

Pembahasan:
Analisis dalam jurnal tersebut membahas mengenai isu pendidikan nilai moral dalam perspektif global. Hal ini menyoroti kompleksitas kehidupan manusia dalam konteks global, dengan berbagai permasalahan global seperti pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba. Pada pembahasan juga menekankan perlunya sistem pendidikan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Menggali pendekatan dan metode pendidikan nilai moral, meliputi pendekatan penanaman, pemodelan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan, serta metode dogmatik, deduktif, induktif, dan reflektif. Analisis ini mengkaji lebih lanjut persoalan pendidikan nilai moral di empat negara: india, Malaysia, India, dan Tiongkok, mengingat latar belakang ideologi mereka yang berbeda. Juga menyinggung pentingnya mengintegrasikan komponen pribadi dalam pendidikan nilai moral. Jurnal tersebut menyimpulkan dengan menekankan pentingnya pendidikan nilai moral dalam membangun pendekatan holistik dan sistemik dalam kehidupan manusia.

Kesimpulan::
Pendidikan nilai moral merupakan tuntutan dan keniscayaan dalam konteks global agar umat manusia dapat hidup bersama, berbangsa dan bernegara, dalam kaitannya dengan tatanan global yang ditandai dengan berbagai permasalahan yang luas, kompleks, dan global. Pendidikan nilai moral memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan lokal, regional, nasional, dan internasional. Konsep pendidikan nilai moral di beberapa negara (india, Malaysia, India, dan China) menunjukkan perbedaan dan persamaan. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan ideologi nasional.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Degradasi Moral Pelajar Jaman Modern
Guru dianiaya oleh siswa di sebuah SMA di Jawa Timur. Miris sekali moral anak bangsa ini, tindakan kekerasan terhadap guru adalah pelanggaran yang serius terhadap hukum dan norma-norma sekolah yang harus diatasi dengan tegas. Selain itu perlu juga memberikan konseling kepada siswa yang melakukan Tindakan kekerasan ini agar ia paham bahwa hal yang dilakukan adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Kasus ini juga mungkin akan melibatkan guru termasuk pelatihan guru dalam menghadapi situasi serupa di masa depan dan peningkatan kesadaran siswa tentang pentingnya menghormati guru dan teman.

Kasus seorang murid SMP yang mengajak duel kepada kepala sekolahnya adalah contoh perilaku yang sangat tidak pantas dan tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang seharusnya dipegang oleh anak-anak bangsa yang menjadi calon penerus masa depan kita. Kasus ini menunjukkan adanya kekurangan dalam pendidikan moral dan etika yang diberikan kepada murid tersebut. Pendidikan moral adalah bagian penting dalam membentuk karakter anak-anak dan mendorong perilaku yang baik. Sikap arogan dan mengajak duel kepada kepala sekolah menunjukkan ketidakpatuhan terhadap otoritas dan norma-norma yang berlaku di lingkungan sekolah. Hal ini bisa mencerminkan kurangnya pemahaman tentang hierarki sosial dan pentingnya menghormati figur guru. Dalam kasus ini, peran orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai etika dan moral kepada anak mereka menjadi pertanyaan. Bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua dirumah merupakan salah satu sebab anak melakukan Tindakan seperti itu.

Data yang dijelaskan oleh KPAI bahwa kasus kekerasan cukup tinggi baik yang dilakukan anak maupun anak sebagai korban dan pada tahun 2014 kasusnya meningkat. Ada sebab penyebab anak melakukan kekerasan salah satunya muncul karena pola pengasuhan dari rumah. Kemudian bagaimana guru melakukan pengelolaan kelas dan sikap guru dalam menghadapi anak-anak seperti itu. Guru harus memahami cara menghadapi anak yang bermasalah yaitu dengan menguasai atau memiliki standar kompetensi utama yang terdiri dari kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik. Namun ke empath al ini belum dilakukan secara holistik. Jadi guru juga perlu melakukan pelatihan sebelum menjadi guru dengan dilakukan skrining psikologi supaya Ketika masuk ke dunia Pendidikan guru sudah siap mendidik. Hal-hal tersebut perlu dilakukan karena anak belum bisa mengelola emosi yang mendorongnya untuk bereaksi seketika dan tidak memikirkan konsekuensi. Oleh karena itu guru juga perlu memiliki kemampuan mengelola emosi yang juga harus dilatihkan kepada anak.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

6 tahap perkembangan moral menurut Kohlberg
Lawrence Kohlberg melakukan penelitian di Amerika untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai modal untuk merumuskan tentang tahapan perkembangan moral. Menurut nya tahap perkembangan moral dibagi menjadi 3 level setiap level memiliki 2 tahap sehingga menjadi 6 tahap, yaitu:
1. Level Pra-Konvensional
- Tahap 1, menghindari hukuman. Seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak terhadap sesuatu untuk menghindari hukuman. Contoh ketika seseorang tidak menerobos lampu merah karena tidak ingin seorang polisi menilangnya.
-Tahap 2, keuntungan dan minat pribadi. Ttindakan dilakukan dengan memperhitungkan apa yang akan di dapatkannya.
2. Level konvensional
-Tahap 3, Menjaga sikap orang baik. Seseorang menghindari pertengkaran bagaimana kesepakatan sosial yang ada, ia tidak bertengkar karena itu tidak baik. Dan orang baik tidak akan melakukannya.
-Tahap 4, memelihara peraturan. Jika peraturan tidak ada yang mematuhinya maka keadaan akan menjadi kacau, oleh karena itu peraturan harus dipelihara dan dipatuhi.
3. Level konvensional
- tahap 5, Orientasi Kontrak Sosial. Seseorang menyadari bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan situasi berbeda, ia berfisikir tidak ada yang pasti ketika melihat suatu kasus. Hal hal individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yang ada.
- Tahap 6, prinsip etika universal. Menggambarkan prinsip internal seseorang ia melakukan yang dianggap nya benar walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.

Kohlberg menggunakan cerita dilema Heinz untuk penelitian. Kemudian berdasarkan cerita dilemma Heinz muncul pertanyaan " apa yang harus di lakukan Heinz? apakah Heinz harus mencuri obat itu untuk menyelamatkan istrinya?"
Heinz menghadapi dilema moral, yaitu apakah ia harus mencuri obat tersebut atau tidak. Di satu sisi, dia ingin menyelamatkan nyawa istrinya, yang merupakan tindakan baik. Di sisi lain, mencuri dianggap sebagai tindakan yang salah menurut hukum. Dalam cerita ini, pertimbangan etika adalah apakah tindakan moral untuk menyelamatkan nyawa seseorang dapat melegitimasi tindakan ilegal seperti mencuri. Kita bisa menganalisis dilema Heinz sesuai dengan tahap perkembangan moral berikut ini:
-Tahap 1 (menghindari hukuman), Jika Heinz mencuri obat, maka dia akan dihukum.
-Tahap 2 (keuntungan dan minat pribadi), dalam cerita Heinz, mencuri obat mungkin dianggap sebagai tindakan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan Heinz untuk menyelamatkan istrinya.
-Tahap 3 (Menjaga sikap orang baik), Heinz tidak akan mencuri karena menjaga sikap sosial yang ada dan orang baik tidak akan mencuri.
-Tahap 4 (memelihara peraturan), Heinz mungkin akan mempertimbangkan apakah mencuri obat melanggar hukum dan dampaknya pada ketertiban sosial.
-Tahap 5 (Orientasi Kontrak Sosial), Heinz mungkin akan mempertimbangkan apakah hak istrinya untuk hidup lebih penting daripada hukum yang melarang mencuri.
-Tahap 6 ( prinsip etika universal), Heinz mungkin akan mempertimbangkan apakah tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang mendasar, seperti prinsip menghormati kehidupan.
Analisis tingkatan perkembangan moral Kohlberg dapat membantu kita memahami bagaimana Heinz mungkin memandang dilema moralnya.
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Analisis Jurnal
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Dinamika Pendidikan
Volume : -
Nomor : 2
Halaman : 63-75
Tahun Terbit : 2008
Judul : Pentingnya Pendidikan Nilai Di Era Globalisasi.
Nama penulis : Hidayati

Judul: Jurnal ini berjudul “ Pentingnya Pendidikan Nilai Di Era Globalisasi”. Judul berjumlah 6 kata dan judul tersebut sudah sesuai dengan isi jurnal yang ditulis karena membahas mengenai pentingnya Pendidikan nilai dan moral di era globalisasi.

Penulis : Jurnal ini ditulis oleh Hidayati. penulisan nama jurnal sudah benar karena nama penulis ditulis tanpa gelar.

Abstrak: Dalam jurnal ini abstrak ditulis dengan menggunakan Bahasa Inggris saja. Dalam abstrak ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi dari jurnal. Penulisan abstrak sudah menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

Hasil analisis yang saya dapatkan setelah membaca dan memahami jurnal tersebut yaitu pendahuluan jurnal ini membahas tentang krisis multidimensi pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang etika dan moral. Hal tersebut menyoroti kegagalan sistem pendidikan dalam membentuk individu yang berkarakter kuat, beriman, menghargai perbedaan, dan berakhlak mulia. Pada bagian ini juga menyebutkan degradasi nilai-nilai moral dan dampak negatif globalisasi terhadap perilaku budaya dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa penekanan pada perkembangan kognitif dan konatif dalam pendidikan telah berkontribusi pada pengabaian pendidikan moral.

Nilai adalah sesuatu yang bernilai, indah, bermanfaat, memperkaya jiwa, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai berfungsi untuk mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku. Ada dua jenis nilai: nilai ideal yang merupakan cita-cita setiap individu, dan nilai aktual yang diungkapkan dalam perilaku sehari-hari. Max Scheler mengkategorikan nilai-nilai ke dalam empat kelompok hierarki: nilai-nilai spiritual-religius, nilai-nilai psikologis, nilai-nilai kehidupan, dan nilai-nilai kesenangan.

Secara keseluruhan, globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat, termasuk degradasi moral dan nilai-nilai budaya. Persepsi terhadap budaya asing seringkali dianut tanpa pemahaman yang lebih mendalam terhadap nilai-nilainya sehingga menimbulkan pola perilaku yang menyimpang. Penting untuk membimbing dan mendorong individu untuk membuat keputusan yang bijaksana dan menggunakan akal sehat serta hati mereka untuk menghadapi tantangan globalisasi.

Jurnal tersebut membahas tentang kegagalan pendidikan nilai karena mengakui adanya degradasi nilai moral dalam sistem pendidikan. Hal ini menyoroti dampak negatif kurangnya nilai moral dalam pendidikan terhadap pengembangan karakter generasi muda. Jurnal tersebut juga mengakui bahwa kemerosotan nilai moral tidak hanya terjadi di sekolah saja, namun juga terjadi di masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan lebih fokus pada pengembangan intelektual, mengabaikan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual. Jurnal ini menekankan perlunya mengatasi kegagalan dalam pendidikan nilai untuk menumbuhkan generasi dengan nilai-nilai moral dan karakter yang kuat.

Pentingnya nilai dan moral bagi anak ditekankan dalam jurnal tersebut, karena semakin meningkatnya penyimpangan moral dan kegagalan pendidikan dalam mengembangkan nilai dan moral di kalangan siswa. Meluasnya globalisasi telah menimbulkan dampak negatif bagi generasi muda, seperti menurunnya nilai-nilai moral, individualisme, dan kurangnya kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Jurnal ini juga membahas perlunya pendidikan nilai untuk melawan pengaruh negatif ini dan untuk membantu anak-anak mengembangkan rasa nasionalisme, nilai-nilai budaya, dan perilaku etis yang kuat. Hal ini menekankan bahwa nilai-nilai tidak hanya diajarkan secara kognitif tetapi juga diinternalisasikan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal tersebut juga menyebutkan peran guru dalam membimbing siswa menggunakan akal dan hati mereka dalam pengambilan keputusan serta menghadapi globalisasi dengan bijak.

Penutup: Penutup pada jurnal ini membahas kesimpulan materi dan dampak yang ditimbulkan globalisasi yaitu transformasi nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. Selain itu pada bagian ini juga membahas permasalahan krisis pendidikan nilai di Indonesia yang pada kenyataannya pendidikan nilai banyak terjadi karena adanya keterpaksaan sehingga tidak sampai menyentuh hati. Pada bagian penutup juga membahas solusi-solusi yang dugunakan untuk mendorong anak menjalani hidup dengan menggunakan nalar dan hati agar dapat mempertimbangkan segala perbuatan, tingkah laku, dan keputusan yang diambil.pada bagian akhir jurnal ini mengandung pesan untuk selalu membekali anak didik dengan nalar dan hati, norma dan agama yang kuat dan rasa nasionalisme untuk menghindarkan anak dari arus globalisasi.