Nama: Aldila Seprina
NPM: 2213053207
Nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
Volume :6
Nomor : 2
Halaman : 131- 145
Tahun Terbit : 2019
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
Teori perkembangan moral Kohlberg terinspirasi dari hasil kerja psikologi Swiss yaitu Jean Piaget (1896 –1980) tentang perkembangan moral kognitif, selain Piaget, pemikiran –pemikiran Kohlberg melalui tahap –tahap yang syarat dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, dan Emile Durkheim.
Perkembangan moral menurut Kohlberg adalah fenomena kognitif yang merupakan bagian dari penalaran (reasoning), oleh karena itu ia pun sering menyebut moralitas individu sebagai penalaran moral (moral reasoning). Penalaran atau pertimbangan tersebut berkenaan dengan keluasaan wawasan mengenai relasi antara diri dan orang lain, hak dan kewajiban. Relasi diri dengan orang lain didasarkan atas prinsip equality yang artinya orang lain sama derajatnya dengan diri, sehingga antara diri sendiri dengan orang lain dapat dipertukarkan, ini disebut dengan prinsip reciprocity.
Ketika dilahirkan, anak tidak memiliki moral dalam dirinya namun dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk di kembangkan, berinteraksi dengan orang lain seorang anak akan belajar memahami tentang perilaku mana yang patut ditiru, boleh dilakukan dan dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Secara formal, teori Kohlberg disebut sebagai cognitive-developmental theory of moralization, yang berakar pada teori Piaget. Asumsi dasar teori Piaget adalah kognisi (nalar) dan afeksi (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Tampak jelas bahwa pengaruh Piaget amatlah kuat pada pemikiran Kohlberg. Belum lagi, pada masa itu, kebanyakan ahli psikologi lain berasumsi bahwa pikiran moral adalah proses psikososial.
Dalam mengembangkan teori moralnya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral. Artinya, apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis dan mendasar yang mendasari studi perkembangan moral. Misalnya, mempertanyakan definisi konstruksi yang adil secara budaya pada suatu komunitas. Hal ini karena menurutnya psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativitas moral atau netralitas nilai.
Relativitas moral adalah perbedaan nilai-nilai moral di antara suatu budaya dan masyarakat. Pada budaya A bisa jadi hal X adalah sesuatu yang melanggar moral, namun pada budaya B hal X justru dapat dianggap sebagai perbuatan yang sangat bermoral. Dengan kata lain, moral tidaklah universal, sifatnya subjektif.