Terkait dengan merdeka belajar yang digaungkan oleh Kemendikbud, apakah saudara-saudara sudah memahami bagaimana nanti penerapannya di sekolah? Apakah saudara-saudara mengikuti perkembangan terkait dengan merdeka belajar bagi siswa sekolah?
Jika ya, bagaimana pandangan saudara sebagai mahasiswa magister Pendidikan IPA terhadap kebijakan merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kemdikbud...?
Posts made by Sunyono Sunyono
Sampai sore ini, belum ada yang mendiskusikan lima masalah yang saya lontarkan...
Itu bukan PR, yang harus dikerjakan seperti tugas, tapi bagaimana pandangan saudara sebagai mahasiswa setelah mempelajari artikel dan mengkaji video yang saya berikan. Jadi seharusnya langsung bisa memberikan pandangan...
Disini bukan masalah benar dan salah, tapi bagaimana Anda berpikir dan menuangkan pemikiran Anda terkait permasalah tersebut.
Ingat Kurikulum 2013 itu bukan model pembelajaran, tetapi kurikulum. jangan mencampuradukkan antara kurikulum dengan model pembelajaran. Sebenarnya yang perlu menjadi perhatian guru adalah bagaimana mengajar agar murid mudah menerima dan memahi materi serta mampu berpikir dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Apapun kurikulumnya mestinya itu yang menjadi pijakan.
mengapa guru sekarang lebih mengagungkan kurikulum ketimbang bagaimana mengajar dengan baik, selalu saja yang diributkan adalah karna K-13 menghendaki mengajar seperti ini dst. Padahal mengajar dengan model-model yang sekarang diterapkan, belajar sambil bermain, belajar berkelompok, dst, sudah dilaksanakan sejak tahun 1986. Dulu waktu saya menjadi guru di MI Darussalam Tegineneng, mengajar matematika. Jika ke sekolah saya pasti bawa karet, bawa kelereng, dan seterusnya (kontekstual). jadi ketika mengajar kelas 4, anak-anak saya ajak bermain karet untuk yang perempuan dan anak laki-laki saya ajak bermain kelereng. Jika siswa A pada permainan tsb punya karet 10 lalu setelah bermain karetnya menjadi 13, dan siswa B juga awalnya punya karet 8 lalu setelah main karetnya tinggal 6, dan siswa C punya karet 7 dan setelah main karetnya tinggal 6. Demikian pula siswa yang laki-laki ketika main kelereng. Lalu siswa dikelompokkan menjadi kelompok laki-laki (2 kelompok @ 5 - 6 orang) dan kelompok perempuan (3 kelompok @ 5 - 6 orang). Maklum sekolah agama, jadi harus dipisah antara laki-laki dan perempuan. Mereka saya minta mendiskusikan siapa yang menang dan siapa yang kalah lalu berapa menangnya dan berapa kalahnya. Kemudian siswa diberi masalah, bagaimana jika satu karet harganya Rp. 5,- maka pertanyaannya berapa rupiah modal siswa A, B, dan C, lalu berapa rupiah uang (karet) siswa tersebut setelah main. begitu pula untuk kelompok laki-laki, diberikan harga untuk satu kelereng Rp. 10,-. Jadi disini siswa diajak memecahkan masalah perhitungan (soal cerita) perkalian dan penjumlahan/pengurangan. Bukan soalnya dari buku, tetapi mereka membuat sendiri berdasarkan permainan yang kontekstual. Jadi bukan hny skrg mengajar harus kontekstual... hehehe....
Nah, waktu itu belum ada kurikulum 2013. mengapa sekarang pada ribut? Seakan-akan seperti mendewakan K-13, padahal itu hanyalah kurikulum (pedoman dalam melaksanakan pendidikan, khususnya dalam pembelajaran). Apa sih kurikulum itu? kan sudah dapat mata kuliah tentang kurikulum di semester satu..... hehehe...
Discovery Learning, PjBL, PBL, Inquiry, model-model tersebut kan hanya rekomendasi bukan suatu kewajiban yang harus diikuti. Bahkan model sosi-saintifik juga sangat jelas, jauh lebih baik ketimbang discovery learning. Demikian pula quantum teaching and learning dengan prinsip TANDUR nya.... Sangat cocok.
Apa sih yang ingin dicapai pada K-13? itu kuncinya, jangan terpaku model yang direkomendasikan atau di Panduan K-13 Lampiran buku 3, malah disebut bahwa model-model tersebut hanya contoh...
Sekarang ini isu merdeka belajar sudah berkembang bahkan sudh dicanangkan oleh mas Menteri. Ada rencana kurikulum diubah menyesuaikan dengan konsep merdeka belajar.
Anda mengikuti perkembangan tidak??
Jangan terpaku dengan model yang tercantum di K-13, itu kan hanya rekomendasi. Bukan berarti model lain tidak cocok...
Di samping itu, bagaimana jika K-13 diganti dengan kurikulum merdeka belajar (bisa jadi loh). Ini kan Anda mahasiswa S2, harus mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan, karna munculnya kebijakan-kebijakan baru....
Sedikit peka lah terhadap isu yang berkembang...