Membuat summary e journal

Membuat summary e journal

Membuat summary e journal

Number of replies: 23

Tulislah disini summary isi jurnal di atas maksimal 300 kata. Tidak boleh sama dengan teman. 

In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Suci Tri Wahyuni 2313031012 -
Nama : Suci Tri Wahyuni
NPM : 2313031012
Kelas : A

Jurnal dengan judul Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts yang ditulis oleh Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini memberikan wawasan mendalam mengenai konsep paradigma penelitian dan pentingnya pemahaman paradigma dalam konteks penelitian pendidikan. Paradigma penelitian didefinisikan sebagai kerangka filosofis yang membentuk cara seorang peneliti memandang dunia, menginterpretasikan data, serta melakukan penelitian. Artikel ini menjelaskan empat elemen utama dalam paradigma penelitian: epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), ontologi (sifat realitas yang diteliti), metodologi (proses pengumpulan dan analisis data), dan aksiologi (nilai-nilai yang dipegang peneliti selama penelitian).

Pemahaman terhadap keempat elemen tersebut sangat penting, khususnya bagi mahasiswa riset tingkat lanjut yang sedang menyusun proposal penelitian. Peneliti perlu menempatkan penelitian mereka dalam paradigma tertentu karena pilihan paradigma akan memengaruhi seluruh pendekatan penelitian. Misalnya, paradigma positivis mengedepankan metode empiris dan objektif yang sering menggunakan pendekatan kuantitatif. Di sisi lain, paradigma interpretivis atau konstruktivis berfokus pada pemahaman makna dari pengalaman manusia melalui pendekatan kualitatif, yang mencoba memahami realitas sosial yang bersifat subyektif.

Jurnal ini juga menelusuri tentang evolusi historis dari paradigma-paradigma ini, serta perdebatan yang muncul di antara para peneliti terkait penggunaan dan definisi paradigma. Paradigma penelitian bukan hanya memengaruhi metode pengumpulan data, tetapi juga bagaimana peneliti menafsirkan hasil penelitian serta mengaitkannya dengan teori yang ada. Setiap paradigma membawa perspektif yang berbeda dalam memahami dunia dan menetapkan standar untuk pengujian kebenaran.

Pada bagian akhir, penulis mendorong para peneliti untuk memilih paradigma yang paling sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian mereka. Pilihan paradigma akan sangat menentukan metodologi, teknik analisis, dan cara peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Dengan memilih paradigma yang tepat, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mereka terstruktur dengan baik, relevan, serta memberikan kontribusi yang bermakna bagi ilmu pengetahuan dan praktik pendidikan. Jurnal ini menjadi panduan komprehensif untuk memahami bagaimana paradigma penelitian dapat diterapkan dalam penelitian pendidikan, sekaligus membantu peneliti menyusun desain penelitian yang efektif.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Annisa Luthfiyyah -
Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM : 2313031010

Hasil summary tentang Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts.
Artikel ini membahas pentingnya pemahaman paradigma penelitian dalam konteks pendidikan. Paradigma dipahami sebagai kerangka berpikir atau cara pandang peneliti terhadap realitas dan bagaimana pengetahuan dapat diperoleh. Penulis menekankan bahwa paradigma bukan hanya aspek filosofis, tetapi juga memengaruhi pilihan metodologi, desain penelitian, teknik analisis data, dan interpretasi hasil.

Tiga paradigma utama yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah positivisme, interpretivisme, dan kritis. Paradigma positivisme berlandaskan keyakinan bahwa realitas bersifat objektif dan dapat diukur secara kuantitatif, biasanya dengan eksperimen atau survei. Paradigma interpretivisme melihat realitas sebagai konstruksi sosial yang perlu dipahami melalui perspektif partisipan, sehingga metode kualitatif seperti wawancara dan observasi menjadi pilihan utama. Sementara itu, paradigma kritis menekankan pada perubahan sosial dan pembebasan, dengan tujuan tidak hanya memahami realitas tetapi juga mengubahnya.

Artikel ini juga menekankan bahwa peneliti pemula sering kebingungan memilih paradigma. Oleh karena itu, penulis memberikan panduan praktis bagaimana menghubungkan masalah penelitian, tujuan, metode, dan paradigma agar konsisten. Misalnya, penelitian yang ingin mengukur hubungan antar variabel lebih tepat menggunakan paradigma positivistik, sedangkan penelitian yang ingin memahami pengalaman guru atau siswa sebaiknya memakai paradigma interpretif.

Di samping itu, artikel ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya, batas antar paradigma kadang fleksibel. Banyak peneliti menggunakan mixed methods dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian secara lebih komprehensif. Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan bahwa pemahaman terhadap paradigma penelitian sangat penting agar peneliti mampu merancang penelitian yang relevan, konsisten, dan bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis dalam dunia pendidikan.
In reply to Annisa Luthfiyyah

Re: Membuat summary e journal

by Dela Novita -
Nama : Dela Novita
NPm: 2313031023
Kelas : A

Hasil resume understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts karya Kivunja & Kuyini (2017):

Artikel ini membahas konsep paradigma penelitian yang kerap dianggap sulit dipahami oleh mahasiswa pascasarjana maupun peneliti pemula. Paradigma penelitian dipahami sebagai worldview atau kerangka berpikir yang mencerminkan keyakinan dasar peneliti tentang realitas, pengetahuan, serta cara memperoleh dan menafsirkan data. Mengacu pada Kuhn (1962), paradigma dimaknai sebagai pola pikir filosofis yang membentuk cara peneliti memandang dan menafsirkan dunia.

Lincoln dan Guba (1985) menjelaskan bahwa paradigma terdiri atas empat elemen penting, yaitu epistemologi (hakikat pengetahuan dan cara memperolehnya), ontologi (hakikat realitas), metodologi (cara sistematis untuk memperoleh data), dan aksiologi (pertimbangan etika dalam penelitian). Pemahaman keempat elemen ini menentukan arah penelitian, mulai dari rumusan masalah, pemilihan metode, hingga interpretasi data.

Artikel ini juga menyoroti adanya kontroversi dalam sejarah perkembangan paradigma, misalnya “paradigm wars” pada ilmu sosial yang memperdebatkan keabsahan paradigma positivis versus interpretif. Namun, dewasa ini terdapat kesepakatan bahwa ada empat paradigma dominan dalam penelitian pendidikan, yakni: Positivis/Postpositivis (berbasis metode ilmiah dan kuantitatif), Interpretivis/Konstruktivis (menekankan makna subjektif dan realitas majemuk), Kritis/Transformatif (berorientasi pada keadilan sosial dan perubahan), serta Pragmatis (fleksibel menggunakan metode campuran sesuai kebutuhan penelitian).

Setiap paradigma memiliki implikasi metodologis yang berbeda, baik dalam pemilihan instrumen, teknik pengumpulan data, maupun kriteria validitas. Misalnya, paradigma positivis mengutamakan validitas dan reliabilitas, sedangkan interpretivis menekankan kredibilitas dan transferabilitas. Paradigma kritis lebih menonjolkan keberpihakan pada kelompok terpinggirkan, sementara pragmatis berfokus pada apa yang paling efektif untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Kesimpulannya, pemahaman mendalam tentang paradigma sangat penting karena akan memandu peneliti dalam menentukan pendekatan, metode, serta etika penelitian. Dengan demikian, penelitian tidak hanya sistematis tetapi juga konsisten dengan keyakinan filosofis yang mendasarinya.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Catur Febriyan -
Nama : Catur Febriyan
NPM : 2313031018

Jurnal dengan judul Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts berisi tentang pemahaman mengenai paradigma penelitian dalam konteks pendidikan menjadi hal yang sangat penting karena paradigma berfungsi sebagai kerangka berpikir yang mendasari seluruh proses penelitian. Paradigma tidak hanya bersifat filosofis, melainkan juga memengaruhi pilihan metodologi, desain penelitian, instrumen yang digunakan, teknik analisis data, hingga cara peneliti menafsirkan hasil. Dengan kata lain, paradigma menentukan arah dan konsistensi penelitian dari awal hingga akhir.

Paradigma dapat dipahami sebagai cara pandang peneliti terhadap realitas dan bagaimana pengetahuan dapat diperoleh. Dalam penelitian pendidikan, realitas bisa dimaknai berbeda tergantung pada paradigma yang digunakan. Tiga paradigma utama yang sering dipakai adalah positivisme, interpretivisme, dan kritis.

Paradigma positivisme berpandangan bahwa realitas bersifat objektif dan dapat diukur secara kuantitatif. Penelitian dengan paradigma ini biasanya bertujuan menemukan hubungan sebab-akibat antar variabel. Metode yang digunakan cenderung berupa eksperimen, survei, serta analisis statistik yang menghasilkan data numerik. Contohnya, penelitian yang mengukur pengaruh media digital interaktif terhadap motivasi belajar siswa sangat sesuai menggunakan paradigma ini, karena variabel-variabelnya dapat diukur dengan angka.

Berbeda dengan positivisme, paradigma interpretivisme memandang realitas sebagai sesuatu yang bersifat subjektif dan dikonstruksi melalui pengalaman sosial individu. Fokus penelitian dengan paradigma ini adalah memahami makna yang dialami partisipan, misalnya pengalaman guru dalam menerapkan media pembelajaran digital atau perasaan siswa selama pembelajaran daring. Metode yang digunakan biasanya kualitatif, seperti wawancara mendalam, observasi, dan analisis naratif.

Sementara itu, paradigma kritis menekankan pada perubahan sosial dan pembebasan dari struktur yang dianggap mengekang. Penelitian dengan paradigma kritis tidak hanya berusaha memahami realitas, tetapi juga mengupayakan transformasi. Dalam konteks pendidikan, paradigma ini dapat digunakan untuk meneliti ketidakadilan dalam akses pendidikan atau praktik diskriminasi yang terjadi di sekolah.

Artikel yang dibahas juga menekankan bahwa peneliti pemula kerap merasa bingung menentukan paradigma yang sesuai. Hal ini wajar karena setiap paradigma memiliki orientasi, asumsi, dan metode yang berbeda. Untuk itu, penting bagi peneliti pemula memahami keterkaitan antara masalah penelitian, tujuan, metode, dan paradigma. Penelitian yang ingin mengukur hubungan antar variabel sebaiknya menggunakan paradigma positivisme. Sebaliknya, penelitian yang berfokus memahami pengalaman atau persepsi lebih tepat menggunakan paradigma interpretif. Sedangkan jika peneliti memiliki tujuan kritis untuk mendorong perubahan sosial, maka paradigma kritis menjadi pilihan yang sesuai.

Dengan memahami perbedaan dan fungsi masing-masing paradigma, peneliti dapat menyusun penelitian yang konsisten dan relevan dengan tujuan. Pemahaman ini juga membantu peneliti menghindari kesalahan umum, seperti memilih metode yang tidak sesuai dengan orientasi masalah penelitian. Pada akhirnya, pemilihan paradigma yang tepat tidak hanya memperkuat validitas dan reliabilitas penelitian, tetapi juga memastikan hasil penelitian mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan praktik dan kebijakan pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Muhammad rizqi Alfiah -
Nama : Muhammad Rizqi Alfiah
Npm :2313031008

Jurnal “Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017) membahas secara mendalam pentingnya pemahaman paradigma penelitian bagi mahasiswa pascasarjana serta peneliti baru di bidang pendidikan. Paradigma digambarkan sebagai cara pandang menyeluruh atau worldview yang membentuk cara peneliti memahami realitas, merumuskan pertanyaan penelitian, memilih metode, hingga menafsirkan temuan. Pemahaman tentang paradigma sangat penting karena menjadi fondasi bagi konsistensi logis dalam desain penelitian.
Penulis juga menguraikan bahwa paradigma penelitian mencakup empat elemen kunci. Ontologi menjelaskan apa yang dianggap sebagai realitas. Epistemologi berhubungan dengan cara pengetahuan diperoleh. Metodologi merujuk pada strategi dan prosedur penelitian yang digunakan, sedangkan aksiologi menyoroti nilai, etika, dan tanggung jawab peneliti dalam proses penelitian. Keempat elemen ini merupakan hal penting karena saling terkait dan menentukan arah penelitian sejak awal hingga akhir.
jurnal ini juga menjelaskan ada empat paradigma utama penting yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Pertama, positivisme dan post-positivisme menekankan bahwa realitas bersifat objektif, dapat diobservasi, serta diukur, sehingga cocok untuk pendekatan kuantitatif seperti eksperimen dan survei. Kedua, interpretivisme atau konstruktivisme melihat realitas sebagai konstruksi sosial yang subjektif, sehingga metode kualitatif seperti wawancara, narasi, atau etnografi lebih sesuai. Ketiga, paradigma kritis atau transformasional menekankan isu kekuasaan, ketidakadilan, dan keadilan sosial, dengan pendekatan yang partisipatif dan dialogis. Keempat, pragmatisme menekankan fleksibilitas dalam memilih metode berdasarkan tujuan penelitian, sering kali menghasilkan desain mixed methods.
Penulis juga menegaskan bahwa pemilihan paradigma bukan sekadar formalitas akademik, tetapi merupakan keputusan fundamental yang memengaruhi keseluruhan desain penelitian. Paradigma menentukan cara peneliti mengajukan pertanyaan, memilih partisipan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Oleh sebab itu, mahasiswa dan peneliti disarankan untuk menyatakan secara eksplisit paradigma yang mereka gunakan, sekaligus memberikan justifikasi filosofis yang meyakinkan.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan panduan konseptual dan praktis yang membantu peneliti pendidikan memahami peran paradigma, sehingga penelitian yang dilakukan agar lebih konsisten, kredibel, dan bermakna.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by IRFAN A SUKI -
Nama : Irfan A Suki
Npm : 2313031013


Jurnal “Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” yang ditulis oleh Kivunja & Kuyini (2017) menyoroti secara mendalam konsep paradigma penelitian yang seringkali menjadi tantangan serius bagi mahasiswa tingkat pascasarjana maupun peneliti pemula. Paradigma dipandang bukan sekadar istilah teoretis, melainkan seperangkat keyakinan, kerangka berpikir, serta sudut pandang filosofis yang menentukan cara peneliti memahami realitas, membangun pengetahuan, memilih metode penelitian, serta mempraktikkan nilai dan etika dalam proses ilmiah. Dengan kata lain, paradigma berfungsi sebagai fondasi yang memengaruhi hampir seluruh aspek penelitian, mulai dari perumusan masalah, penentuan variabel, strategi pengumpulan data, hingga cara peneliti menginterpretasikan hasil.
Penulis menegaskan bahwa setiap paradigma mencakup empat pilar utama. Ontologi berhubungan dengan pertanyaan tentang hakikat realitas atau “apa yang ada” dalam dunia penelitian. Epistemologi berfokus pada bagaimana pengetahuan diperoleh, apa yang dapat dianggap benar, dan hubungan antara peneliti dengan objek yang diteliti. Metodologi merujuk pada strategi, desain, dan prosedur penelitian yang dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sementara aksiologi berkaitan erat dengan nilai moral, pertimbangan etis, serta sikap peneliti dalam menghormati hak dan martabat partisipan penelitian. Keempat unsur ini saling terkait dan secara bersama-sama membentuk kerangka filosofis yang membimbing jalannya penelitian.
Lebih jauh, Jurnal ini menguraikan empat paradigma utama yang kerap digunakan dalam penelitian pendidikan. Positivisme menekankan pada metode ilmiah dengan karakteristik objektif, berbasis eksperimen, serta berorientasi pada generalisasi temuan. Interpretivisme atau Constructivisme melihat realitas sebagai hasil konstruksi sosial yang hanya bisa dipahami melalui pengalaman subjektif, sehingga lebih cocok menggunakan pendekatan kualitatif. Paradigma Kritis atau Transformatif menitikberatkan pada persoalan ketidakadilan, relasi kuasa, dan isu sosial-politik, dengan tujuan untuk mencapai perubahan serta emansipasi melalui penelitian partisipatif. Sedangkan Pragmatisme menawarkan pendekatan yang lebih luwes karena mengombinasikan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kebutuhan penelitian yang sedang dilakukan.
Selain menjelaskan kerangka paradigma tersebut, jurnal ini juga menyoroti kontroversi panjang yang muncul di kalangan akademisi, terutama terkait perbedaan definisi dan pemahaman mengenai paradigma. Hal ini tampak jelas dalam fenomena paradigm wars yang sempat mendominasi diskursus ilmu sosial, di mana terjadi perdebatan tajam mengenai paradigma mana yang dianggap paling tepat. Walaupun terdapat berbagai pandangan, penulis menekankan bahwa yang paling penting bagi seorang peneliti adalah memiliki kejelasan dalam menentukan paradigma yang digunakan, sebab konsistensi tersebut akan menentukan kekuatan filosofis, validitas metodologis, sekaligus integritas etis penelitian.
Kesimpulannya, Jurnal ini menegaskan bahwa penguasaan paradigma penelitian merupakan keterampilan mendasar yang wajib dimiliki oleh setiap calon peneliti. Pemahaman yang baik akan memungkinkan peneliti merancang proposal yang kokoh, menyusun metodologi yang relevan, serta menghasilkan penelitian yang tidak hanya sahih secara akademis, tetapi juga berkontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pendidikan dan transformasi sosial yang lebih berkeadilan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

Artikel Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017) menjelaskan secara komprehensif tentang konsep paradigma penelitian dan urgensinya dalam penelitian pendidikan. Paradigma dipahami sebagai kerangka filosofis yang menentukan cara peneliti memandang realitas, memperoleh pengetahuan, serta melaksanakan penelitian. Empat elemen utama yang membentuk paradigma adalah epistemologi (sumber dan validitas pengetahuan), ontologi (hakikat realitas), metodologi (cara penelitian dilakukan), dan aksiologi (nilai serta etika peneliti). Pemahaman mendalam terhadap keempat elemen ini sangat penting karena memengaruhi kejelasan tujuan penelitian, pemilihan metode, hingga interpretasi hasil.

Artikel ini juga menegaskan bahwa peneliti perlu menempatkan penelitiannya dalam kerangka paradigma yang konsisten, karena paradigma akan memengaruhi keseluruhan proses penelitian, mulai dari perumusan masalah, penentuan variabel, pengumpulan data, hingga analisis. Empat paradigma utama yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah positivisme, interpretivisme (atau konstruktivisme), kritis, dan pragmatisme. Paradigma positivis menekankan pendekatan kuantitatif yang objektif untuk menguji hubungan sebab-akibat. Paradigma interpretivis berfokus pada pemahaman makna subjektif pengalaman manusia melalui pendekatan kualitatif. Paradigma kritis digunakan untuk menganalisis struktur ketidakadilan sosial sekaligus mendorong transformasi, sementara paradigma pragmatis bersifat fleksibel dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai kebutuhan penelitian.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan panduan praktis bagi mahasiswa riset maupun peneliti pemula untuk memahami dan memilih paradigma yang tepat. Pemilihan paradigma yang konsisten akan menghasilkan penelitian yang terarah, valid, dan mampu memberikan kontribusi nyata baik pada pengembangan ilmu pengetahuan maupun pada pemecahan masalah dalam praktik pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Ni Wayan Vara Wulandari -
Nama: Ni Wayan Vara Wulandari
NPM: 2313031017

Artikel Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017) menjelaskan bahwa:
1. Paradigma Penelitian dan Elemen-elemennya
Para peneliti sering kali kesulitan memahami dan menerapkan konsep paradigma penelitian. Paradigma ini mendefinisikan orientasi filosofis seorang peneliti. Istilah ini pertama kali digunakan oleh filsuf Amerika, Thomas Kuhn (1962), untuk menjelaskan "cara berpikir filosofis". Dalam riset pendidikan, "paradigma" digunakan untuk menggambarkan "pandangan dunia" (Mackenzie & Knipe, 2006) peneliti. Ini adalah perspektif atau kumpulan keyakinan yang memengaruhi cara data penelitian diinterpretasikan.
2. Unsur-unsur Penting dari Paradigma Penelitian
Menurut Lincoln dan Guba (1985), paradigma penelitian terdiri dari empat elemen utama:
a. Epistemologi : Dalam penelitian, epistemologi adalah cara kita memperoleh pengetahuan atau mengetahui suatu kebenaran. Ini berkaitan dengan dasar-dasar pengetahuan, sifat dan bentuknya, cara memperolehnya, dan cara menyampaikannya kepada orang lain.
b. Ontologi: Ontologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asumsi yang kita buat untuk percaya bahwa sesuatu itu nyata atau masuk akal. Ini adalah studi filosofis tentang sifat keberadaan atau realitas.
c. Metodologi: Metodologi mencakup pengumpulan data, partisipan, instrumen yang digunakan, dan analisis data. Metodologi merumuskan logika dan alur dari proses sistematis yang diikuti dalam melakukan proyek penelitian untuk mendapatkan pengetahuan.
d. Aksiologi: Aksiologi mengacu pada isu-isu etika yang perlu dipertimbangkan saat merencanakan proposal penelitian. Ini melibatkan penentuan, evaluasi, dan pemahaman konsep perilaku benar dan salah terkait penelitian.
Terdapat banyak paradigma yang diusulkan oleh para peneliti, tetapi semuanya dapat dikelompokkan ke dalam tiga taksonomi utama: Positivis, Interpretivis, dan Kritis. Paradigma keempat, Pragmatis, juga diusulkan, yang meminjam elemen-elemen dari ketiganya.
a. Paradigma Positivis: bahwa eksperimen, observasi, dan penalaran berbasis pengalaman harus menjadi dasar untuk memahami perilaku manusia.
b. Paradigma Interpretivis/Konstruktivis: Paradigma ini bertujuan untuk memahami dunia subjektif dari pengalaman manusia. Penekanan ditempatkan pada pemahaman individu dan interpretasi mereka terhadap dunia di sekitar mereka.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Sela Ayu Irawati -
Nama:Sela Ayu Irawati
Npm:2313031015

Paradigma adalah keyakinan dan prinsip abstrak yang membentuk cara peneliti melihat, menafsirkan, dan bertindak di dunia. Paradigma penting karena memberikan keyakinan dan arahan yang mempengaruhi apa yang ilmuwan dalam studi lapangan tertentu, bagaimana mereka belajar, dan bagaimana mereka memahami hasil penelitian. Paradigma mendefinisikan orientasi filosofis peneliti. Seperti yang akan kami bahas di akhir ini, ini memiliki makna penting untuk semua keputusan yang dibuat dalam proses penelitian, termasuk pilihan metodologi dan metode. Oleh karena itu, paradigma memberi tahu kita bagaimana makna dibangun dari data yang kita kumpulkan berdasarkan pengalaman pribadi kita (yaitu, dari mana kita berasal). Oleh karena itu, sangat penting jika Anda ingin menulis proposal. Para peneliti telah mengusulkan sejumlah paradigma, tetapi Candy (1989), salah satu tokoh terkemuka di lapangan, telah mengklasifikasikannya menjadi tiga taksonomi utama: positif, interpretatif, atau kritis, yang menunjukkan bahwa mereka dapat memahami ke dalam paradigma. Namun, peneliti lain seperti Tashakkori dan Teddlie (2003a; 2003b) telah mengusulkan paradigma keempat yang meminjam dari tiga elemen.

Karena berlakunya metodologi pemilihan paradigma, hubungan kritis antara paradigma dan metodologi memahami pertanyaan penelitian, pemilihan peserta, alat dan prosedur pengumpulan data, dan analisis data. Misalnya, dalam hal analisis data, memilih paradigma positif berarti data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif dan kemungkinan besar dianalisis menggunakan teknik kuantitatif. Sebaliknya, pilihan interpretasi paradigma konsisten dengan metodologi dan metode penelitian dalam mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif. Misalnya, pendekatan naratif untuk analisis data didasarkan pada aliran pemikiran konstruktif sosial (Polkinghorne, 1988) dan memungkinkan kita untuk menjelaskan pilihan moral dan etika yang kita buat saat menceritakan sebuah cerita atau narasi. Proses ini berpotensi mengubah pengalaman manusia. Data dianalisis secara kritis dalam konteks sejarah, sosial, dan budaya dari narasi, memungkinkan peneliti untuk memeriksa wacana yang ada dan isu-isu kekuasaan (Fouucault, 1982; 1987
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Diah Arum Sari Nawang Ulan -
Nama : Diah Arum Sari Nawang Ulan
NPM : 2313031021

Artikel ini membahas pentingnya pemahaman mengenai paradigma penelitian dalam konteks pendidikan. Paradigma penelitian dipandang sebagai kerangka filosofis yang menjadi dasar cara seorang peneliti melihat realitas, memperoleh pengetahuan, serta menentukan metode penelitian yang digunakan.
Empat elemen utama paradigma menurut Lincoln & Guba adalah:
1) ontologi yang menyoroti hakikat realitas
2) epistemologi yang menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh
3) metodologi yang mengatur prosedur pengumpulan serta analisis data
4) aksiologi yang menekankan nilai serta etika penelitian.

Penulis menguraikan empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan:
1. paradigma positivis/postpositivis yang menganggap realitas bersifat objektif dan biasanya menggunakan metode kuantitatif dengan penekanan pada validitas.
2. paradigma interpretivis/konstruktivis yang memandang realitas sebagai konstruksi sosial sehingga cenderung memakai pendekatan kualitatif.
3. paradigma kritikal/transformative yang berorientasi pada keadilan sosial, pemberdayaan, dan perubahan struktural melalui metode seperti penelitian tindakan.
4. paradigma pragmatis yang menekankan fleksibilitas dengan memilih metode penelitian sesuai kebutuhan dan tujuan penelitian.

Artikel ini menekankan bahwa pemilihan paradigma tidak hanya berhubungan dengan teknik penelitian, tetapi juga memengaruhi perumusan masalah, penentuan peserta, metode analisis, hingga interpretasi hasil. Oleh karena itu, peneliti khususnya mahasiswa perlu memahami setiap paradigma agar dapat memilih kerangka yang konsisten dengan tujuan dan konteks penelitiannya.

Dengan memahami perbedaan paradigma ini, peneliti pemula akan lebih mampu menyusun proposal penelitian yang kokoh, memiliki justifikasi metodologis yang jelas, serta menghasilkan temuan yang relevan dengan konteks pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by TAZKI ALFIKRI -
NAMA : Tazki Alfikri
NPM : 231301028

Jurnal "Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts" oleh Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini membahas pentingnya pemahaman paradigma penelitian bagi mahasiswa pascasarjana dan peneliti muda. Artikel ini menekankan bahwa paradigma penelitian terdiri dari empat elemen kunci: epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi, yang semuanya memengaruhi cara peneliti memahami dan menginterpretasikan data.

Penulis menjelaskan bahwa paradigma adalah pandangan dunia peneliti yang mendasari keputusan penelitian, termasuk pemilihan metode dan analisis data. Kebingungan mengenai istilah "paradigma" sering muncul di kalangan peneliti, disebabkan oleh perbedaan penggunaan istilah dalam konteks sehari-hari dibandingkan dengan akademik.

Empat elemen kunci dari paradigma penelitian yang diidentifikasi penulis adalah:

1. Epistemologi: Menyangkut cara peneliti memahami dan memperoleh pengetahuan.
2. Ontologi: Berfokus pada asumsi tentang realitas dan keberadaan fenomena sosial.
3. Metodologi: Merujuk kepada rancangan dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data.
4. Aksiologi: Mempertimbangkan aspek etika dalam penelitian, termasuk nilai dan hak peserta.

Selanjutnya, penulis mengkategorikan paradigma penelitian menjadi empat jenis: Positivis, Interpretivis, Kritis, dan Pragmatik, masing-masing dengan karakteristik yang unik. Jurnal ini bertujuan membantu mahasiswa pascasarjana merumuskan proposal penelitian yang efektif dengan memahami dan memilih paradigma yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan relevansi penelitian mereka. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang paradigma penelitian menjadi krusial bagi pengembangan penelitian yang berkualitas dalam konteks pendidikan.
In reply to TAZKI ALFIKRI

Re: Membuat summary e journal

by Saqila Rahma Andini -
saqila rahma andini
2313031020

Paradigma yang merupakan keyakinan dan prinsip abstrak yang membentuk cara seorang peneliti memandang dunia, dan bagaimana dia menafsirkan dan bertindak dalam dunia tersebut. Menurut Lincoln dan Guba (1985), paradigma terdiri dari empat unsur, yaitu sbb:
1. Epistemologi. Digunakan untuk menggambarkan bagaimana kita mengetahui sesuatu, bagaimana kita mengetahui kebenaran atau kenyataan, atau seperti yang dikatakan Cooksey dan McDonald (2011), apa yang dianggap sebagai pengetahuan di dunia.
2. Ontologi. Cabang filsafat yang berkaitan dengan asumsi yang di buat untuk meyakini bahwa sesuatu itu masuk akal atau nyata (Scotland, 2012).
3. Metodologi. Rancangan penelitian, metode, pendekatan dan prosedur yang digunakan dalam suatu penyelidikan yang terencana dengan baik untuk mengetahui sesuatu (Keeves, 1997).
4. Aksiologi. Permasalahan etika yang perlu diperhatikan ketika merencanakan proposal penelitian yang mempertimbangkan pendekatan filosofis untuk membuat keputusan yang bernilai atau keputusan yang tepat (Finnis, 1980).

Paradigma telah diajukan oleh para peneliti salah satunya Candy (1989) yang mengemukakan bahwa paradigma dapat dikelompokkan ke dalam tiga taksonomi utama, yaitu paradigma Positivis, Interpretivis, atau Kritis. Namun peneliti lain seperti Tashakkori dan Teddlie (2003a; 2003b) mengusulkan paradigma keempat yang meminjam unsur dari ketiga paradigma tersebut dan dikenal sebagai paradigma Pragmatis.
1. Paradigma Positivis. Mendefinisikan pandangan dunia terhadap penelitian, yang didasarkan pada apa yang dikenal dalam metode penelitian sebagai metode penyelidikan ilmiah
2. Paradigma Interpretivis/ Paradigma Konstruktivis. Memahami dunia subjektif dari pengalaman manusia (Guba & Lincoln, 1989). Pendekatan ini berrupaya untuk ‘memahami subjek yang sedang dipelajari’, dan untuk memahami serta menafsirkan apa yang dipikirkan subjek atau makna yang ia buat mengenai konteksnya.
3. Paradigma Kritis/ Paradigma Transformatif. Menempatkan penelitiannya pada isu-isu keadilan sosial dan berupaya untuk mengatasi isu-isu politik, sosial dan ekonomi, yang mengarah pada penindasan sosial, konflik, pertikaian, dan struktur kekuasaan pada tingkat apa pun yang mungkin terjadi.
4. Paradigma Pragmatis.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Dwi Apriyana -
Nama: Dwi Apriyana
NPM: 2313031022
Kelas: 2023 A

Judul jurnal "Memahami dan Menerapkan Paradigma Penelitian dalam Konteks Pendidikan” (Charles Kivunja & Ahmed Bawa Kuyini, 2017)

Artikel ini membahas tentang paradigma penelitian. Paradigma penelitian diartikan sebagai sekumpulan keyakinan filosofis yang mempengaruhi cara pandang peneliti terhadap dunia, memilih pendekatan penelitian, serta teknik yang digunakan untuk menganalisis data. Lincoln dan Guba (1985) menyatakan bahwa paradigma terdiri dari empat komponen utama, yaitu epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi.
-Epistemologi mendeskripsikan cara peneliti memperoleh pengetahuan dan apa yang dianggap sebagai kebenaran.
-Ontologi berkaitan dengan pandangan mengenai esensi dari realitas dan eksistensi.
-Metodologi menjelaskan desain serta prosedur sistematis dalam penelitian untuk meraih pengetahuan.
-Aksiologi membahas nilai dan etika dalam proses penelitian, termasuk tanggung jawab moral terhadap partisipan dan hasil penelitian.

Jurnal ini juga menjelaskan empat paradigma utama dalam riset pendidikan, yaitu:
1. Paradigma Positivis yang menekankan pendekatan ilmiah, kuantitatif, dan objektif untuk menemukan hubungan sebab akibat.
2. Paradigma Interpretivis atau Paradigma Konstruktivis yang berfokus pada pemahaman subjektif atas pengalaman manusia melalui metode kualitatif.
3. Paradigma Kritis yang berorientasi pada keadilan sosial, pembebasan, dan pemberdayaan kelompok yang terpinggirkan.
4. Paradigma Pragmatik yang mengombinasikan metode kuantitatif dan kualitatif dengan penekanan pada penerapan praktis dan relevansi dalam konteks penelitian.
Artikel ini juga menegaskan bahwa pemilihan paradigma memengaruhi seluruh proses penelitian, mulai dari rumusan masalah, pemilihan partisipan, instrumen, hingga analisis data. Paradigma bukan hanya dasar teoritis, tetapi juga menentukan validitas, keandalan, serta kredibilitas hasil penelitian.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Mar'atus Shalihah Mar'atus Shalihah -
Nama : Mar'atus Shalihah
NPM : 2313031025

Hasil summary (ringkasan) dari Jurnal berjudul “Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017)

Pada jurnal menjelaskan bahwa pemahaman terhadap paradigma penelitian merupakan hal yang mendasar bagi peneliti, terutama dalam bidang pendidikan. Paradigma berfungsi sebagai kerangka berpikir yang menjadi dasar dalam menentukan arah penelitian, mulai dari perumusan masalah, pemilihan metode, teknik pengumpulan data, hingga cara peneliti menafsirkan hasil. Dengan demikian, paradigma tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga berperan praktis dalam menjaga konsistensi dan keutuhan suatu penelitian dari awal sampai akhir.
Paradigma pada dasarnya menggambarkan cara pandang peneliti terhadap realitas dan bagaimana pengetahuan dapat diperoleh. Dalam konteks penelitian pendidikan, perbedaan cara pandang ini melahirkan berbagai pendekatan penelitian. Kivunja dan Kuyini (2017) membedakan tiga paradigma utama yang umum digunakan, yaitu positivisme, interpretivisme, dan kritis. Paradigma positivisme berpijak pada anggapan bahwa realitas bersifat objektif dan dapat diukur secara kuantitatif. Penelitian dalam paradigma ini biasanya bertujuan menguji hubungan sebab-akibat antar variabel melalui metode eksperimen, survei, maupun analisis statistik.
Berbeda dengan itu, paradigma interpretivisme menekankan bahwa realitas bersifat subjektif dan terbentuk dari pengalaman sosial individu. Penelitian dengan paradigma ini berupaya memahami makna di balik tindakan atau pengalaman partisipan melalui metode kualitatif seperti wawancara mendalam, observasi, atau studi kasus. Sementara itu, paradigma kritis memiliki tujuan untuk mendorong perubahan sosial dan menghapus ketidakadilan. Paradigma ini sering digunakan untuk meneliti isu-isu ketimpangan atau diskriminasi dalam dunia pendidikan.
Jurnal ini juga menegaskan bahwa peneliti pemula sering merasa kesulitan menentukan paradigma yang tepat untuk penelitiannya. Oleh sebab itu, peneliti perlu memahami hubungan antara paradigma, tujuan penelitian, dan metode yang digunakan agar hasil penelitian relevan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pemilihan paradigma yang tepat tidak hanya memperkuat validitas dan reliabilitas hasil penelitian, tetapi juga memastikan penelitian memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan praktik dan kebijakan pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Nida Yasmin -
Nama : Nida Yasmin Sofiyah
NPM : 2313031026

Jurnal ini membahas tentang paradigma penelitian dalam konteks pendidikan yang sering membingungkan mahasiswa maupun peneliti pemula. Paradigma penelitian dipahami sebagai cara pandang atau kerangka berpikir yang memengaruhi bagaimana peneliti melihat realitas, memilih metode, serta mengumpulkan dan menganalisis data. Artikel ini menjelaskan empat elemen utama paradigma, yaitu epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), ontologi (hakikat realitas), metodologi (cara penelitian dilakukan), dan aksiologi (nilai dan etika dalam penelitian).
Empat paradigma utama yang dibahas meliputi: Positivis, yang berfokus pada metode ilmiah dan data kuantitatif; Interpretivis, yang menekankan realitas sosial yang bersifat subjektif melalui metode kualitatif; Kritis, yang berorientasi pada perubahan sosial dan pembongkaran struktur kekuasaan; serta Pragmatik, yang menggabungkan metode dari berbagai paradigma sesuai kebutuhan penelitian
Jurnal ini juga mengamati bagaimana pemilihan paradigma berpengaruh terhadap validitas, keabsahan, dan makna hasil penelitian, serta memberikan contoh metodologi yang sesuai dengan masing-masing paradigma. Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa memahami paradigma penelitian sangat penting agar rancangan penelitian menjadi konsisten, valid, dan bermakna, sekaligus membantu mahasiswa memahami konsep filosofis yang sering dianggap rumit.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Rieke Nindita Sari - -
Nama : Rieke Nindita Sari
NPM : 2313031019

Jurnal ini membahas secara mendalam tentang konsep paradigma penelitian, yang seringkali membingungkan mahasiswa pascasarjana dan peneliti pemula dalam menyusun proposal penelitian. Paradigma penelitian dijelaskan sebagai cara pandang filosofis atau “worldview” yang memengaruhi bagaimana peneliti memahami realitas, memperoleh pengetahuan, dan menafsirkan data penelitian. Menurut Kivunja dan Kuyini, paradigma merupakan seperangkat keyakinan dasar (beliefs) yang membimbing seluruh proses penelitian, mulai dari pemilihan metode hingga analisis data.
Mengacu pada pemikiran Guba dan Lincoln (1985), penulis menekankan bahwa paradigma terdiri dari empat unsur utama, yaitu epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi. Epistemologi membahas bagaimana pengetahuan diperoleh dan divalidasi, ontologi membahas hakikat realitas yang diteliti, metodologi menguraikan pendekatan dan prosedur penelitian, sedangkan aksiologi berkaitan dengan nilai dan etika yang harus dijunjung dalam proses penelitian. Keempat elemen ini saling berhubungan dan menentukan arah penelitian secara keseluruhan.
Jurnal ini juga menjelaskan empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan, yaitu positivisme, interpretivisme (konstruktivisme), kritis, dan pragmatis. Paradigma positivisme berfokus pada pengukuran objektif dan data kuantitatif, sedangkan interpretivisme menekankan pemahaman makna dan pengalaman subjektif. Paradigma kritis bertujuan menciptakan perubahan sosial dan memberdayakan pihak yang terpinggirkan, sementara pragmatisme memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan penelitian.
Penulis menegaskan bahwa pemilihan paradigma bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan keyakinan filosofis peneliti terhadap realitas dan pengetahuan. Dengan memahami paradigma secara komprehensif, mahasiswa dan peneliti dapat merancang penelitian yang lebih terarah, etis, dan relevan dengan tujuan ilmiah maupun sosial.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Syifa Hesti Pratiwi -
Nama: Syifa Hesti Pratiwi
NPM: 2313031003

Penelitian ini merupakan studi action research yang bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana calon guru bahasa Inggris membangun dan mengembangkan identitas profesional mereka selama masa pelatihan mengajar. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami persepsi, pengalaman, dan proses reflektif para mahasiswa calon guru terhadap peran mereka sebagai pendidik profesional. Penelitian dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa pendidikan bahasa Inggris di Turki yang sedang menjalani program microteaching dan praktik mengajar di sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan identitas profesional calon guru tidak bersifat statis, melainkan dinamis dan terus berkembang seiring pengalaman praktik mengajar. Selama pelatihan, para calon guru mengalami perubahan cara pandang terhadap profesi mengajar, dari sekadar melihatnya sebagai pekerjaan menjadi melihatnya sebagai peran sosial yang bermakna. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan identitas ini meliputi interaksi dengan mentor, umpan balik dari rekan sejawat, pengalaman langsung di kelas, serta proses refleksi diri. Melalui refleksi terhadap pengalaman mereka, para calon guru mulai memahami nilai-nilai profesionalisme, tanggung jawab sosial, dan peran etis seorang pendidik.

Penelitian ini juga menemukan bahwa calon guru menghadapi berbagai tantangan dalam membangun identitas profesional, seperti rasa kurang percaya diri, kecemasan saat mengajar, serta kesulitan menyeimbangkan teori dengan praktik. Namun, kegiatan reflektif seperti menulis jurnal dan diskusi kelompok terbukti membantu mereka dalam mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Selain itu, kolaborasi dengan dosen pembimbing dan rekan sejawat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan profesional.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa pembentukan identitas profesional guru merupakan proses berkelanjutan yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman reflektif dan konteks sosial tempat mereka belajar. Pengembangan kesadaran diri dan refleksi kritis menjadi kunci dalam membantu calon guru memahami siapa mereka sebagai pendidik dan bagaimana mereka ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan. Peneliti merekomendasikan agar program pendidikan guru lebih banyak menekankan pada praktik reflektif dan pengalaman lapangan yang nyata untuk memperkuat identitas profesional calon guru bahasa Inggris.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Tria Meilisma -

NAMA: Tria Meilisma

NPM: 2313031029

Jurnal berjudul“Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts, Jurnal ini membahas pentingnya memahami dan menerapkan paradigma penelitian dalam konteks pendidikan. Paradigma dijelaskan sebagai seperangkat kepercayaan filosofis yang memandu peneliti dalam memahami realitas, memperoleh pengetahuan, dan menentukan pendekatan penelitian. Penulis menyoroti bahwa banyak mahasiswa pascasarjana dan peneliti pemula kesulitan membedakan antara berbagai paradigma serta memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian mereka. Ada Empat elemen utama paradigma dijelaskan secara rinci:

1.     ontologi (apa yang dianggap nyata),

2.     epistemologi (hubungan antara peneliti dan pengetahuan),

3.     metodologi (cara untuk memperoleh pengetahuan), dan

4.     aksiologi (peran nilai dalam proses penelitian). Pemahaman atas elemen-elemen ini penting agar peneliti dapat memilih pendekatan yang konsisten secara filosofis.

Jurnal ini mengulas empat paradigma utama yang umum digunakan dalam penelitian pendidikan, yaitu:

  1. Positivistik/postpositivistik: berdasarkan logika ilmiah, berfokus pada objektivitas dan dapat diukur secara kuantitatif.
  2. Interpretivistik/konstruktivistik: berorientasi pada pemahaman subjektif dan makna sosial dalam konteks tertentu.
  3. Kritis/transformative: bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial, sering melibatkan partisipasi aktif dari responden.
  4. Pragmatik:fleksibel dan menggabungkan berbagai metode berdasarkan kebutuhan praktis penelitian.

Penulis menekankan bahwa pemilihan paradigma sangat memengaruhi desain dan metode penelitian, termasuk bagaimana data dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk memahami dan menyatakan paradigma yang digunakan secara eksplisit dalam proposal atau laporan penelitian mereka agar penelitian tersebut memiliki koherensi filosofi dan metodologis. Kesimpulannya, jurnal ini memberikan panduan praktis dan teoritis yang kuat bagi mahasiswa dan peneliti dalam merancang penelitian yang konsisten dengan paradigma pilihan mereka.

Kesimpulannya, pemahaman yang jelas tentang paradigma penelitian sangat penting bagi mahasiswa, akademisi, dan peneliti pendidikan. Paradigma bukan sekadar istilah filosofis, melainkan fondasi utama yang memengaruhi seluruh proses penelitian mulai dari cara pandang terhadap realitas, pendekatan dalam memperoleh pengetahuan, hingga pemilihan metode yang digunakan. Dengan memahami elemen-elemen paradigma seperti ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi.


In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Selvidar Armalia -
Nama : Selvidar Armalia
NPM : 2313031014

Artikel “Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini menjelaskan pentingnya memahami paradigma penelitian dalam konteks pendidikan. Paradigma penelitian merupakan cara pandang atau kerangka berpikir ilmiah yang mendasari seluruh proses penelitian. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) sebagai suatu pola berpikir ilmiah yang membentuk keyakinan dan prinsip dasar seorang peneliti.
Menurut Lincoln dan Guba (1985), paradigma terdiri atas empat unsur utama yaitu epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi. Epistemologi menjelaskan bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan dan kebenaran, sedangkan ontologi membahas hakikat realitas yang diteliti. Metodologi berkaitan dengan cara atau pendekatan penelitian yang digunakan, dan aksiologi menyangkut nilai serta etika dalam penelitian.
Artikel ini juga mengulas empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan, yaitu positivis, interpretif (konstruktivis), kritis, dan pragmatis. Paradigma positivis menekankan pendekatan ilmiah dengan data kuantitatif yang objektif. Paradigma interpretif berfokus pada pemahaman makna subjektif pengalaman manusia melalui pendekatan kualitatif. Paradigma kritis bertujuan mengungkap ketidakadilan sosial dan memberdayakan kelompok tertindas. Sedangkan paradigma pragmatis menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan penelitian.
Penulis menegaskan bahwa pemilihan paradigma sangat penting karena memengaruhi setiap aspek penelitian, mulai dari perumusan masalah, pemilihan metode, hingga interpretasi hasil. Dengan memahami paradigma, peneliti dapat menyusun proposal yang logis, sistematis, dan sesuai dengan tujuan ilmiah penelitian.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Aulya Syifa Zulkarnaen -
Nama : Aulya Syifa Zukarnaen
NPM : 2313031009

Jurnal ini membahas betapa pentingnya memahami paradigma penelitian dalam dunia pendidikan, yang sering membuat bingung mahasiswa dan peneliti pemula. Paradigma penelitian sebenarnya adalah cara berpikir atau sudut pandang peneliti tentang bagaimana mereka mengumpulkan dan menafsirkan data. Ada empat elemen penting dalam paradigma ini yaitu epistemologi, yang berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui sesuatu dan apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang sah, ontologi, yang berbicara tentang pemahaman kita tentang realitas, apakah hal-hal di sekitar kita nyata atau hanya persepsi, metodologi, yaitu metode atau cara yang kita gunakan untuk meneliti, dan aksiologi, yang berhubungan dengan nilai-nilai etika seperti kejujuran dan rasa hormat terhadap partisipan penelitian.

Penelitian dalam pendidikan biasanya mengikuti empat paradigma utama. Positivisme menggunakan metode ilmiah dan data kuantitatif untuk menemukan kebenaran objektif. Interpretivisme lebih fokus pada pemahaman pengalaman subjektif individu, menggunakan metode kualitatif seperti studi kasus atau wawancara. Paradigma Kritis bertujuan untuk mengatasi ketidakadilan sosial dan struktur kekuasaan yang tidak adil melalui penelitian yang bersifat partisipatif. Pragmatisme memungkinkan penggunaan metode campuran, menggabungkan kuantitatif dan kualitatif, sesuai kebutuhan penelitian.

Pemilihan paradigma penelitian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap metode yang digunakan dalam suatu studi. Peneliti yang berorientasi pada paradigma positivistik umumnya menerapkan metode eksperimen atau survei, sedangkan peneliti dengan pendekatan interpretivistik cenderung menggunakan wawancara mendalam atau analisis naratif. Sementara itu, paradigma kritis sering mengandalkan penelitian tindakan sebagai upaya untuk memberdayakan partisipan dalam proses penelitian. Adapun paradigma pragmatis bersifat lebih fleksibel, karena memungkinkan peneliti untuk memilih metode yang paling sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian. Jadi, pemahaman yang mendalam terhadap paradigma yang digunakan sangat penting agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan menghasilkan temuan yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Najwa Ayudia Aura Rachim -
Nama: Najwa Ayudia Aura Rachim
NPM: 2313031027
Kelas: A

“Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” karya Kivunja & Kuyini (2017).

Paradigma penelitian dipahami sebagai worldview atau cara pandang filosofis peneliti terhadap realitas, pengetahuan, dan cara memperoleh pengetahuan. Pemahaman paradigma diperlukan karena memengaruhi keseluruhan proses penelitian, termasuk pemilihan metodologi, teknik pengumpulan data, hingga cara analisis dan interpretasi temuan penelitian.

Penulis menjelaskan empat elemen utama paradigma menurut Guba dan Lincoln:
• Epistemologi berkaitan dengan bagaimana peneliti mengetahui sesuatu serta apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang sah. Empat sumber pengetahuan dijelaskan: intuitif, otoritatif, logis, dan empiris.
• Ontologi membahas hakikat realitas: apakah realitas bersifat objektif atau konstruksi subjektif. Pemahaman ontologi penting untuk menentukan bagaimana peneliti memaknai fenomena sosial.
• Metodologi merujuk pada pendekatan, strategi, dan prosedur sistematis untuk memperoleh data. Metodologi dipilih berdasarkan kesesuaian dengan asumsi epistemologis dan ontologis penelitian.
• Aksiologi berfokus pada nilai, etika, dan pertimbangan moral dalam penelitian, misalnya prinsip privasi, akurasi, kepemilikan data, dan aksesibilitas.

terdapat kesepakatan umum bahwa empat paradigma dominan digunakan dalam penelitian pendidikan.
Pertama, paradigma Positivis, berakar pada metode ilmiah yang menekankan realitas objektif, pengukuran, eksperimen, serta hubungan sebab-akibat. Asumsinya mencakup determinisme, empirisisme, parsimoni, dan generalisasi. Paradigma ini menggunakan logika deduktif dan metode kuantitatif.
Kedua, paradigma Interpretivis/Constructivist, yang memandang realitas sebagai konstruksi sosial dan menekankan pemahaman mendalam terhadap pengalaman subjektif individu. Paradigma ini menggunakan metodologi naturalistik seperti wawancara, observasi, dan studi kasus, serta memvalidasi temuan melalui kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas.
Ketiga, paradigma Kritikal/Transformative, yang fokus pada isu keadilan sosial, ketimpangan, dominasi, dan pemberdayaan kelompok tertindas. Penelitian dalam paradigma ini bersifat dialogis dan sering menggunakan metodologi seperti action research, teori feminis, dan critical race theory.
Keempat, paradigma Pragmatik, yang muncul sebagai upaya mengakhiri debat antara positivis dan interpretivis. Paradigma ini menekankan pendekatan “apa yang bekerja”, menggabungkan metode kualitatif-kuantitatif (mixed methods), serta memandang realitas sebagai beragam dan kontekstual.
Penulis menegaskan bahwa pilihan paradigma akan menentukan pilihan metodologi, jenis data, proses analisis, serta interpretasi temuan. Oleh karena itu, pemahaman paradigma sangat penting bagi mahasiswa dan peneliti untuk merancang proposal penelitian yang konsisten dan kokoh secara filosofis.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Intan Ruliana -
Nama: Intan Ruliana
NPM: 2313031016

Paradigma penelitian dipahami sebagai seperangkat keyakinan dasar yang membimbing peneliti dalam memandang realitas, memperoleh pengetahuan, serta memilih metode penelitian. Paradigma terdiri atas empat unsur utama: ontologi (hakikat realitas), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), aksiologi (peran nilai dalam penelitian), dan metodologi (cara sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis data). Pemahaman terhadap empat komponen ini membantu peneliti menentukan desain penelitian yang konsisten secara filosofis.

Paradigma Positivisme menekankan realitas objektif yang dapat diukur. Pengetahuan diperoleh melalui observasi terkontrol, eksperimen, dan pengukuran statistik. Pendekatan ini berorientasi pada hubungan sebab-akibat, generalisasi hasil, serta penggunaan variabel yang terukur dengan jelas.

Paradigma Interpretivisme memandang realitas sebagai sesuatu yang dibangun secara sosial dan bersifat subjektif. Fokus penelitian diarahkan pada makna, pengalaman, dan pemahaman individu dalam konteks tertentu. Validitas diukur melalui kredibilitas, keteralihan, dependabilitas, dan konfirmabilitas, bukan melalui statistik.

Paradigma Kritis berangkat dari keyakinan bahwa realitas dipengaruhi struktur kekuasaan. Penelitian berfungsi untuk mengungkap ketidakadilan, memberdayakan kelompok yang tertindas, dan mendorong perubahan sosial. Proses penelitian bersifat partisipatif, reflektif, dan menekankan transformasi.

Paradigma Pragmatis menolak keharusan memilih antara kuantitatif atau kualitatif secara tunggal. Pengetahuan dipandang sebagai hasil pemecahan masalah praktis. Pendekatan mixed methods digunakan ketika gabungan teknik dianggap paling efektif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Fokus utamanya pada “apa yang bekerja paling baik” dalam konteks tertentu.

Pemahaman paradigma membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian, menentukan desain, memilih teknik pengumpulan data, hingga menafsirkan hasil. Konsistensi antara asumsi filosofis dan metode sangat penting agar penelitian memiliki keberterimaan akademik dan ketegasan metodologis.