Izin menambahkan mengenai quasi experiments atau eksperimen semu. Dalam pendidikan, banyak situasi eksperimental terjadi di mana peneliti perlu menggunakan kelompok utuh. Hal ini mungkin terjadi karena ketersediaan peserta atau karena pengaturan melarang pembentukan kelompok peserta buatan. Eksperimen kuasi meliputi penugasan. tetapi bukan penugasan acak peserta ke kelompok. Misalnya, mempelajari IPA kelas 7 mungkin memerlukan penggunaan kelas 7 yang ada dan menunjuk satu sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Secara acak menugaskan siswa ke dua kelompok akan mengganggu pembelajaran di kelas, maka pendidik sering menggunakan kelompok utuh (sekolah, perguruan tinggi, atau distrik sekolah) dalam eksperimen, sehingga desain eksperimen semu sering digunakan.
Dalam kuasi eksperimen ini, peneliti memberikan kelompok utuh perlakuan eksperimental dan kontrol, memberikan pretest untuk kedua kelompok, melakukan kegiatan perlakuan eksperimental dengan kelompok eksperimen saja, dan kemudian memberikan posttest untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok. Variasi pada pendekatan ini, mirip dengan eksperimen sejati (Creswell, 2012)
Untuk kuasi eksperimen yang menggunakan pretes-postes secara umum dapat dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu: Pertama, peneliti memilih dua kelompok subyek yang sedapat mungkin tidak mempunyai perbedaan kondisi yang berarti. Kedua, peneliti memberikan pretes kepada kedua kelompok subyek untuk mengontrol perbedaan kondisi awal keduanya. Langkah ketiga, peneliti memberikan perlakuan eksperimental (X) kepada salah satu kelompok dan membiarkan kelompok lain (kontrol) tanpa perlakuan. Keempat, setelah perlakuaan eksperimental diberikan, kedua kelompok subyek diberi postes dengan menggunakan tes yang sama sebagaimana yang digunakan pada pretes. Kelima, peneliti membandingkan perubahan/perbedaan antara skor pretes dan postes antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol (Hasnunidah, 2017)